Tiba-tiba terdengar suara dari jauh yang mendekati mereka.
"Kalian berdua tuh mendingan kawin sono deh, udah nggak ada lagi yang mau ama kalian berdua" kata suara itu.
"Abaaannggg !" teriak Lana menghampiri suara itu dan memeluknya. Ryan, kakak Lana rupanya sudah datang.
"Eh bang.. apa kabar " kata Surya menyambut Ryan, tangan mereka mengepal dan beradu, itu salam pergaulannya seperti biasa mereka lakukan bila bertemu. Ryan duduk dan seperti biasanya Lana minta pangku abang dengan manja.
"Abang pulang kerja langsung ngapel ya bang " kata Lana manyun.
"Ya iyalah Lan, gue juga kalau punya pacar pasti nggak bakalan mau anter nyokap ke rumah lo" serobot Surya.
"Dihh lo mah kalau punya pacar tetep gue suruh ke rumah gue dan awas aja kalo lo nggak mau" ancam Lana.
"Lagian kenapa kamu nggak bilang kalau pulang, tau gitu abang pulang dari tadi atau ajak Moniq kesini, makanya jangan Surya aja yang di kabarin" ledek Ryan.
"Dih Lana nggak ngasih tau dia yaa.. dia aja berkeliaran nggak jelas sampe tau Lana pulang" kata Lana sampai membuat muka Surya memerah.
Seru nih peperangan di mulai. Ryan
"Lan, lo nggak bisa apa duduk sendiri? Kasian abang lo capek, udah bangkotan juga masih gelendotan kaya anak TK keliatan jones banget lo" protes Surya.
Cemburu di balik protes. Hmmm. Batin Ryan
"Tau nih, duduk sendiri napa Lan " Ryan menggeser tubuh Lana.
"Apaan sih lo sirik aja, jones an juga elo tuh" bantah Lana ke Surya.
"Hahahaha..." tawa Ryan
"Dih gue mah kalo mau banyak Lan yang antri, besok nikah juga udah siap gue mah, udah ada jodohnya" kata Surya berusaha membela diri.
Aku akan menilai mereka berdua. Dasar pasangan bodoh. Batin Ryan
"Halaahh paling juga nggak bisa di tenteng ke kondangan" ledek Lana lagi.
"Hahahahaha " Ryan terbahak-bahak mendengar kelakuan mereka.
Lana nggak sadar kalau itu bentuk cemburunya Surya. Batin Ryan lagi.
"Yaahhh nggak tau lo Lan, cewek di kantor gue cakep-cakep Lan, kalau mau tinggal pilih. Lo tau kan Gisel adik kelas idola angkatan kita, yang dulu pernah pacaran ama Marvin, sekarang kerja di kantor gue , dia tiap hari pengennya nempel aja kaya laler kalau lihat gue " timpal Surya bikin panas hati Lana.
Kalian bener-bener pasangan yang serasi, kapan adikku menyadari perasaannya ke Surya. Ryan
"Aahh ujung-ujungnya bekasan lagi lo terima" ledek Lana lagi tidak mau kalah.
"Hahahaha" tawa Ryan lagi menyimak pertengkaran mereka.
"Setidaknya ada Lan dari pada nggak ada sama sekali kaya lo, bucin lo nggak kelar-kelar ama Marvin" kata Surya menohok hati Lana.
Aduhh.. Surya sangat ceplas ceplos, rumah kalian nanti tak akan sepi seandainya kalian hidup bersama. Ryan
"Ya udah sana pacarin sana kalau lo mau, tetep aja kan lo jones kaya gue" balas Lana tak kalah menohok.
Yakin Lan? abang nggak bisa bayangin kalau itu terjadi, kamu pasti akan menyesal. Ryan
"Kan gue bilang kalau gue mau Lan, gue nggak mau karena ada sekeping hati yang harus gue jaga Lan" kata Surya percaya diri.
Pinter juga Surya jawabnya. Ryan
"Siapa tuhh, anak mana" tanya Lana curiga.
"Kepo lo, itu rahasia lah" jawab Surya bikin kesel Lana.
Elo! bodoh. Surya
Udah pasti kamu lah adekku sayang. Ryan
"Stooopp... Stooppp.. Kalian berdua lama-lama abang kawinin lho, mumpung orang tua udah pada berkumpul di depan, gimana? Ide bagus kan" kata Ryan menengahi.
Jedeeeerr! dan mereka pun terdiam. Lana melengos dan Ryan tersenyum tipis.
Mau banget bang, aku terus menunggu keajaibanku walaupun itu bukan keajaiban buat Lana. Batin Surya menjerit.
Malam semakin merangkak naik, meniti waktu yang akan diubahnya menjadi hari esok, Surya dan Mamanya pun akhirnya pamit. Obrolan ringan kembali mewarnai keluarga Lana sebelum mereka memasuki kamar masing-masing untuk tidur karena malam benar-benar telah larut.
'Surya, besok pagi lo jemput gue aja' Lana mengirim pesan singkat ke Surya, saat mau tidur.
'Ok Non, good night and sleep tight Non' Balas Surya membuat senyum merekah terlukis di wajah Lana, mengiringinya terjun ke alam mimpi.
*****
"Laannn.. Lanaaa.... bangunnn " Ryan menggoncang-goncangkan tubuh Lana.
"Emmm.. " jawab Lana tanpa bergerak masih menikmati tidurnya.
"Laann.. Lannn.. di suruh bangun ibuuu.. ada yang nyari tuh" Ryan menarik selimut Lana.
"emmmm.. abangg ahhh" Lana meraih guling lalu memeluknya.
"Ya Tuhaann.. Kelaannaa di cariin Marvinn nohh, anak perawan susah banget bangunnya " teriak Ryan
Lana membuka mata bulatnya dan langsung duduk, melihat jam, masih jam 7 pagi.
" Serius bang?" mata Lana terbelalak, rasa kantuknya segera di usir.
" Hahaha... Tapi bo'ong" kata Ryan menggoda Lana dan beranjak membuka jendela.
"Huuuhhhhh abang mah, malesin deh aahhh" kata Lana kesal lalu merebahkan tubuhnya memeluk guling lagi menghadap tembok memunggungi jendela. Ryan pergi keluar kamar angkat tangan kalau di suruh bangunin Lana.
"Heehh Landak, lo ga bayangin tuh guling jadi Marvin kan?" suara Surya tiba-tiba jelas di telinganya.
"Sayuur, ngapain lo di sini pagi-pagi?" tanya Lana berteriak kaget dan langsung duduk kembali.
"Sarapan lahh" kata Surya ngeloyor pergi ke arah dapur.
"Hehhh Sayur kemana lo" Lana terpaksa bangun dari tempat tidur dan mengekor Surya ke arah dapur, tapi sesampainya di ruang tengah sebelum ruang keluarga Lana membelokkan badanya ke arah kamar mandi tamu untuk membersihkan dirinya.
Di pagi hari di meja makan lah, tempat berkumpul dengan spot favorit mereka diberanda dapur dekat kolam ikan yang menghadap ke pekarangan yang banyak di tanami tanaman hias, apotik hidup dan beberapa pohon buah-buahan pada umumnya.
Sudah ada Ayah, Ibu, Ryan dan Surya yang duduk santai menikmati sarapan yang di sediakan, mereka lebih suka di meja makan yang letaknya di beranda dapur, di bandingan meja makan di dalam rumah, tempat Surya dan Lana semalam adu mulut.
Biasanya meja makan di dalam rumah hanya untuk makan malam saja atau jamuan khusus. Sementara itu terlihat mbok Jum masih mondar mandir antara dapur dan ke beranda menyiapkan sarapan mereka semua.Tawa mereka pecah di pagi hari, penuh kehangatan dan keharmonisan, mereka menikmati sarapan pagi ini.
Lana pun segera bergabung, menarik kursi dan bergabung duduk di antara ayahnya dan Surya, di seberang nya ada ibu dan kakak nya, lalu Lana langsung meneguk kopi di sebelahnya dia tau itu milik Surya kemudian menyenderkan kepalanya di lengan ayahnya bermalas-malasan.
"Kopi Surya itu Lan" kata ibunya.
"Mbok Jum, tolong bikinin kopi Lana ya " sambung Ibunya lagi.
"Lagian ngapain sih lo kesini pagi-pagi Sayur" kata Lana sinis. Surya masih asik mengoles roti dengan butter dan selai coklat
"Lan itu ayah susah makannya kamu senderin gitu " kata abangnya juga.
"Gapapa nanti kalau udah nikah susah manja-manja ke ayah" kata Ayahnya belain.
"Eeett Sayurrr jawaabbb, ngapain kesini lo pagi-pagi" Lana merebut roti yang sudah di olesi butter dan coklat oleh Surya lalu memasukkan ke mulutnya, Surya mendelik melengos lalu mengambil roti lagi kemudian mengoles butter dan coklat lagi. Sementara itu mbok Jum datang dengan secangkir kopi milik Lana.
"Lan bikin sendiri dong, kasian Surya mau sarapan" omel ibunya.
"Kan lo bilang pagi Lan, Lo ga nyebutin jam berapa nya, ya gue kesinilah pagi-pagi, tuh nyokap bikinin kue sus kesukaan lo" kata Surya menikmati roti nya.
"Wow tante Laras tau banget, kesukaanku" mengembalikan roti yang udah di gigit ke piring Surya lalu mengambil kue sus.
"Tuh gue balikin, makan tuh, awas nggak lo makan" ancam Lana ke Surya menerimanya dengan bahagia.
"Jahat banget sih kamu Lan, masa di kasih bekas gigitan kamu" kata Ryan.
"Lan nggak boleh gitu ih" kata ibu nya juga.
" Ibu juga suka kok bekas gigitan ayah" kata ayah menggoda Maryam.
Mereka semua tertawa.
"Kan kalau ibu dengan kerelaan, lihat aja anak kamu itu dengan paksaan, kan kasian Suryanya" kata Maryam ke suaminya.
"Waktu masih sekolah dulu lebih parah tan, dia mah suka ngabisin jatah makan siang Surya" kata Surya menghabiskan sisa gigitan roti Lana.
"Ooh jadi lo nggak ikhlas? " kata Lana sambil memukul lengan Surya.
" Kamu nanyanya sambil mukul yaa pasti Surya bilang ikhlas, pantesan dulu Surya kerempeng" kata ayahnya tertawa, Ryan pun tertawa geli melihat tingkah adiknya itu.
"Ikhlas banget Lan, apa sih yang enggak buat lo" jawab Surya sambil mengelus lengannya menahan sakit.
"Tuh Lan kurang apa sih Surya ama kamu, coba deh perhatiin, Surya sekarang keren, mapan apalagi yang kurang, ?" kata Ryan.
Lana menoleh ke dan menatap Surya jail.
"Iya yaa.. Lo sekarang kok berubah gini sih Sur, badan lo gede banget, berisi dan kekar gini" kata Lana sambil memijat lengan pundak Surya kesana kemari dan berhasil membuat muka Surya memerah.
"Sering ngegym dia di tempat Teguh, abang sering liat, kan rumah Moniq deket tempat Gym nya Teguh" kata Ryan.
" Kenapa nggak ikutan nge gym bang" kata Surya ke Ryan.
"Nggak sempet Sur, kerjaanku keteteran" kata Ryan
" Kebanyakan pacaran juga, kamu mah bang " kata ibunya
"Udah ya ayah mau siap-siap jemput Lila ke rumah nenek, kamu mau acara kemana jadinya Lan " tanya ayahnya pada Lana yang berkutat dengan ponselnya.
"Ehm.. Lana mau ke rumah Marvin terus nongkrong di tempat biasa yah" kata Lana pelan-pelan. Semua saling pandang kecuali Surya yang tertunduk dan terpaku pada kopi, wajahnya menyiratkan kecemasan dan kesedihan.
"Lan, ayah nggak masalah kamu mau kesana tapi kamu harus menjaga sikapmu, jaga lah perasaan orang-orang di sekitarmu" kata Pak Aldi dengan hati-hati.
"Sur, tante percayain ke kamu... tante nggak mau ada cerita aneh-aneh setelah Lana kesana nanti, kamu tolong jaga dia" sambung Bu Maryam.
"Iya tan, asal Lana nya mau nurut aja" kata Surya.
"Apa mau abang temenin juga Lan?" Ryan menawarkan diri.
"Ga usah bang " kata Lana datar.
"Ya udah Lana siap-siap dulu" sambungnya pamit.
"Ayah salamin buat nenek ya " kata Lana saat bangkit dari tempat duduknya.
"Iya ntar ayah sampein" kata Ayah.
"Ehm, Lana kan udah di bookingin hotel 5 hari ama sekretaris Lana di deket kantor yang akan Lana audit, nanti kalau pulang ke sekolah atau kapan sempet mau berenang di hotel tinggal dateng aja yah, bilang aja kamarnya Lana" kata Lana lagi.
"Lho kamu nggak nginep rumah Lan?" tanya ibunya
"Itu kan fasilitas kantor bu, Lana paling nginep di hotel 5 hari dan nginep di rumah 5 hari" jawab Lana.
" Kamu minta pindah kesini gimana Lan?" tanya Ryan
"Nggak tau Lana masih bingung bang, enaknya gimana yah?" Lana kembali duduk dan malah bertanya ke ayahnya. Surya hanya diam menyimak dan merekam pembicaraan mereka.
"Terserah kamu Lan, ayah dukung kamu selalu, cuma kalau disini kan deket keluarga, kamu disana sendirian kalau sakit atau apa, ya sendiri.. kecuali kamu masih tinggal sama budhe Lastri" kata Ayahnya.
"Lana tuh males ama tetangga budhe yah, ihh norak ngejer-ngejer Lana terus" kata Lana kesal.
"Lo terlalu cantik sih Lan" kata Surya memuji.
"Woooo.. kecantikan yang di salahin" memukul lengan Surya.
Tiba-tiba telpon Lana berbunyi, Lana berdiri dan menjauh dari meja makan ke arah pekarangan.
"Halo Rob, apaan lo pagi-pagi telpon gue? " Lana semakin menjauh dan tak terdengar lagi pembicaraan mereka, hanya di kejauhan Lana terlihat bercakap-cakap dengan akrab dan sangat dekat.
Lana berjalan kesana kemari, sambil tertawa riang, hati Surya penuh selidik, siapa gerangan orang yang di panggil 'Rob' itu.
"Laaaannn" ibunya memanggil. Lana pun mendekat.
"Ayah ama ibu mau berangkat dulu jemput Lila, nanti kamu kabarin mama kamu mau pulang ke hotel atau ke rumah" tambah ibunya.
"Iyaa buuu !" kata Lana setengah teriak.
"Eeh Rob udah dulu yaa.. pokoknya koper gue lo taroh aja resepsionis aja ya, thank you lho Rob" Lana mengakhiri panggilan telponnya.
"Ya udah ayah dan ibu hati-hati ya" kata Luna lalu memeluk ayah ibunya.
"Nanti kabari ayah kalau ada apa-apa, jangan lupa ya Lan" kata Ayahnya lagi.
"Beres yah" balas Lana.
Setelah berpamitan dengan Surya dan Ryan, mereka pun bergegas pergi.
"Sapa sih tadi Lan" tanya Ryan
"Temen kantor bang, dia bawain koper Lana karena dia audit juga disini tapi beda perusahaan, dia berangkat pake pesawat makanya Lana nitip koper" jawab Lana.
"Kenapa kemaren lo ga naik pesawat aja Lan" tanya Surya.
"Sengaja.. biar berasa piknik" kata Lana polos.
"Itu temen apa temen Lan, telpon nya gitu banget" kata Surya mulai menunjukkan sikap tidak suka.
Ryan tersenyum tipis, melihat Surya yang sudah menunjukkan rasa curiga ke Lana.
"Temen beneran, padahal cakep banget anaknya, udah gitu baik hati, mapan aduhh pokoknya keren deh, badannya juga atletis kaya lo Sur" jelas Lana.
"Kaga nanyaa!" kata Surya ketus.
"Yeeee tadi nanya" kata Lana mencibir.
"Kenapa ga kamu pacarin Lan?" tanya Ryan.
"Hahahaha.. pengennya sih gitu bang, sayangnya dia homo bang" jawab Lana. Surya pun terlihat lega tapi sekilas masih tampak kuatir.
"Seriusss?" tanya Surya nggak percaya.
"Serius pake banget lahh.. pikiran lo udah aneh-aneh pasti" ledek Lana.
"Udah mandi sana, buruan jangan pake lama" kata Surya.
"Iyee baaawwaaallll" jawab Lana.
Sementara Ryan dan Surya masih melanjutkan obrolan mereka sambil menunggu Lana selesai mandi.
Bila kamu menyukai Novel ini, Jangan Lupa Dukungan Vote, Like, Komen, Koin, Poin dan Rate bintangkuu yaa Reader Tersayang. 😘😘🥰🥰💕💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Nacita
hahaha hahaha mulu bang nanti lalet masuk 🤣
2024-09-30
0
Nacita
s ryan jd tukang ngakak nya 🤣
2024-09-30
0
Nacita
wkwkwk tukang kompor nih s abang 🤣
2024-09-30
0