20 misscall
15 pesan
'Lan.. gimana besok? ke tempat biasa ya.. di lantai dua deket sekolah'
'Oo iyaa.. namanya bukan domino lagi, tapi cafe corner bentuknya masih sama, cuma isinya yang beda'
'Lan besok jam berapa?' Gue jemput apa gimana?'
'Lan lagi ngapain sih lo lama bener'
'Jawab cumii'
'Woi.. gue perlu panjat pagar samping rumah lo ga nih'
'Seeeeettt dah Landaakk.. lama bener'
'Gue perlu hubungin yang lain ga nih'
'Lan... Lann.. Landakk'
'Apa malem ini gue maen ke rumah lo ya Lan, dengan cara wajar?'
Haahaha... temen-temen gue dulu kalau mau maen selalu bilang cara wajar apa enggak.. kalau cara wajar lewat pintu artinya melewati penjagaan ayah ibu, kalau cara yang ga wajar lewat jendela, mereka akan memanjat pagar samping rumah dan masuk lewat jendela. Lana melirik ke jendela.
Ehmm.. apa perlu jendela di renovasi? di pasangin tralis atau pintu jendelanya di bikin keciĺ ga gede gini.. baru sadar pintu ama jendela gedenya saingan.
'Lan, lagi di interogasi bokap nyokap ya? atau nyokap lo pasti lagi gosipin gue di jodohin ya Lan'
Deg
Kok tau nih kunyuk, udah kaya peramal aja. batin Lana
'Lan, lo mau gue tungguin apa barengan kita nikahnya atau gue nikahin hahahaha... pilih Lan'
'Gue mau cerita banyak Lan'
'Mau gue kenalin calon gue ga sekalian besok?'
Deg.
Lana langsung keluar menu chat menelpon Surya, dan di dering pertama langsung di angkat
"Hal-. kata-kata Surya di potong
"Hehhh Sayuur.. ga ada yaa besok lo bawa-bawa calon bini lo dan inget lo nikahnya belakangannn catetttt tuh" Lana setengah berteriak.
Mulai deh nih kaleng rombeng duhhhh. Batin Surya
"Apaan sihh teriak-teriak.. Lo baca chat terakhir gue kaga? " Tanya Surya di telpon.
"Kaga" kata Luna datar.
"Yeeee.. Orang tuh kalo baca ampe selesai Non, emosian aja lo.. gimana besok gue jemput apa gimana.. sebelum jam 12 ya Non" kata Surya melembut.
Non, panggilan kesayangan Surya ke gue, kangen gue dipanggil Non. Lana.
"Gue jalan sendiri aja, kita ketemu di sana" jawab Lana.
"Gue udah ga sabar ketemu lo, apa gue ke rumah lo malem ini Lan?" tanya Surya.
"Ga usah, besok aja.. gue mau pijet terus tidur, badan gue sakit semua" kata Lana ketus.
"Ya udah deh kl gitu mimpiin gueeee ya Landaakk" pinta Surya bersemangat.
Dari SMP si kunyuk manggil gue landak kalau lagi kesel atau lagi jahil. Lana.
"Ogahhhh amat, byee" kata Lana langsung menutup telponnya tiba-tiba.
Dasar Landak.. Kebiasaan maen tutup. Gerutu Surya.
Setelah mengakhiri panggilannya, Lana pun membuka kembali chat terakhirnya Surya.
'TAPI BOHONG, LANDAAAKKK'
Dasar Sayur, nyebelin banget lo!. Batin Lana.
*****
Di Kediaman Surya.
Aku masih memandangi ponsel ku, melihat-lihat lagi chat ku dan Lana yang membuatku tersenyum sendiri, saat terakhir berbicara dengan Lana hati ku masih terasa hangat ada rasa yang mencair disana. Sejak kejadian 5 tahun lalu hatiku menjadi beku, hatiku menjadi dingin kepada siapapun, pintu hatiku pun otomatis tertutup rapat dengan ruang yang kosong, namun semua orang tahu betul bahwa ruang itu hanya aku sediakan untuk Lana, entah kapan dia mau menempatinya.
Tok.. Tokk..Tokk..
Pintu diketuk dan langsung dibuka cepat oleh sang pengetuk. Bu Laras, ibunda Surya tiba- tiba menghampiri kamar Surya.
"Surya kamu nanti jangan ada acara kemana-mana ya, kamu nanti anterin mama ke rumah teman-teman mama, cuma anter-anter cake kok, mama udah janji mau kasih tester cake, itu lho resep baru dari tante Winy yang di Holland" kata ibunya masih berdiri dekat pintu.
"Yaaellaah mama, kenapa ga nyuruh Toni aja sih ma" gerutu Surya. Hobi mamanya ini yang kadang bikin kesel, suka janji-janji ngasih kue atau cake ke temen-temen dekatnya kalau dapet resep baru, akhirnya kadang Surya atau adiknya Toni yang jadi korban di suruh anterin mamanya kemana-mana.
"Toni ngapel lah kan ini malem minggu, yang jomblo di rumah ini cuma kamu Surya, buruan jam 5 berangkat" kata ibunya sambil keluar kamar menutup pintu kembali meninggalkan Surya dengan gerutuannya.
Surya kembali memandangi ponselnya lalu membuka galeri foto, disana terpampang ribuan foto kenangan bersama gengnya, lalu dia membuka folder dengan nama LANDAK di galerinya juga. Folder itu berisi foto Lana dan dirinya, semua kenangan manis ada di ponselnya dari SMP masih singgah dengan manis di ponselnya. Perasaan yang mendalam kepada Lana dari dulu tak terbalaskan, Surya terus menscroll ponselnya dari atas sampai ke bawah, membayangkan betapa manisnya mereka dulu, rasanya ingin mengulang masa itu. Tanpa sadar Surya mencium ponselnya lalu perlahan memejamkan matanya, pikirannya terbang ke masa 5 tahun lalu, kejadian yang susah di lupakan, kejadian yang ingin dia kubur tapi selalu saja muncul dan efeknya memancing emosinya.
"Aaarrrrggghhhh.... Damn it !" umpat Surya memukul kasur lalu di meletakkan ponselnya ke meja kerjanya lalu menuju kamar mandi, dia membiarkan air dingin menghunjam kepalanya, meredakan emosinya dan juga semua hasrat yang selalu ia bendung agar tak meluap dahsyat.
*****
Jalanan terasa ramai di malam minggu, kemacetan dimana-mana maklumlah hari dimana banyak orang menghabiskan waktu mereka di luar rumah di pusat perbelanjaan, tempat kuliner atau coffee shop tak terlihat sepi selalu ramai dan padat di kunjungi hanya sekedar melewati malam minggu malam yang panjang istilahnya. Surya melajukan mobilnya bersama mamanya menuju rumah teman-teman ibunya, diseputaran kotanya. Semenjak ayahnya meninggal 10 tahun yang lalu, mamanya lebih banyak menghabiskan waktunya di toko roti yang sebelumnya di serahkan kepada Gita kakak perempuan pertamanya yang telah berkeluarga, sedangkan kakak keduanya Reno lebih memilih tinggal di luar negeri menikah dan tinggal disana. Usaha roti itu dibangun oleh nenek Surya, dengan memberi nama toko roti itu ' Denisha Bakery ' sesuai nama neneknya, yang akhirnya di teruskan oleh mamanya Surya setelah neneknya meninggal sehingga mamanya menjadi penerus usaha toko kue yang telah berkembang pesat di kota itu. Tadinya toko roti itu di kelola penuh oleh Gita, namun sejak sepeninggalan papanya, mamanya sering mengunjungi toko roti itu sebagai hiburan dan melupakan rasa kehilangannya karena laki-laki yang dicintainya.
Setelah mengantar empat tempat ke teman mamanya tinggal satu tempat lagi yang tersisa, hampir dua jam Surya berkeliling menemani mamanya, lelah dan jenuh dirasakan Surya saat menuju rumah terakhir yang akan di kunjungi.
"Hooooaammmmss " menguap untuk kesekian kali.
"Kemana lagi ma" kata Surya semakin tak bersemangat.
"Ke rumah yang bikin kamu bersemangat, ke tante Maryam" kata mamanya santai.
"Apa!" Surya kaget.
"Kok mama ga bilang sih ma kalau mau ke rumah Lana, mana Surya cuma pake celana pendek, duhhhh mamaaa " kata Surya lagi dengan sedikit kesal.
"Emang kenapa? Kan cuma ketemu tante Maryam ama om Aldi, biasanya juga kamu pake celana pendek" kata mamanya santai.
"Duh mama nih... Lana tuh lagi dirumah Ma " kata Surya memelas.
"Haahh.. Lana pulang? Kok kamu juga ga bilang ke mama kalau Lana pulang, tau gitu mama bawa kue sus juga kesukaan Lana" kata ibunya protes juga.
" Ya udahlah mau gimana lagi " kata Surya pasrah.
"Kamu tetep ganteng kok Sur, meskipun pake celana pendek, heemmmphh masih wangi juga kok" kata mamanya sambil mengendus kaos polo biru muda yang di kenakan Surya.
"Apaan sih Ma, minimal rapi gitu lho Ma mau ketemu Lana, ini pertama kalinya ketemu Lana setelah sekian lama Ma" gerutu Surya.
"Halah sudahlah, apa adanya saja Surya. Cewek itu suka yang apa adanya, yang penting kamu tuh wangi" kata mamanya Surya berusaha menenangkan.
Gedung DPR telah terlihat dan tak lama lagi akan sampai di rumah Lana, jantung Surya pun berdegup kencang membuatnya duduk tak tenang, gelisah serba salah, perasaannya berkecamuk melebur menjadi satu, antara bahagia rindu dan sakit hatinya sebentar lagi akan beradu. Tak lama merekapun sampai di depan rumah Lana dan mamanya segera turun sementara Surya memarkirkan mobilnya, dari jauh terlihat om Aldi membuka pagar dan mempersilahkan mamanya masuk.
Kenapa kaki ku susah digerakkan kaya kesemutan sih, duhhh... semoga Lana udah tidur. Harap Surya
"Woiii Suurrr, ayoo masuk" teriak Ayah Lana.
"Iyaa Om.. Sebentar Om, saya parkir dulu" jawab Surya mencari alasan. Setelah parkir sempurna Surya menyempatkan dirinya melihat kaca spion dan merapikan rambutnya. Surya pun akhirnya turun dengan sejuta rasa perasaan berkecamuk di hatinya.
"Ayo sini masuk " kata Om Aldi.
" Iya Om, apa kabar Om tambah seger aja om " sapa Surya menjabat tangan Ayah Lana dan meletakkan di dahinya dengan membungkuk.
" Baik dong, kamu juga makin gagah aja, padahal dulu kamu kerempeng banget lho" kata Om Aldi
"Ayo sana masuk " tambah om Aldi.
Surya masuk di sambut Tante Maryam ibunya Lana.
"Sur.. sini ayoo masuk, tambah keren aja kamu Sur" kata Tante Maryam.
"Aahhh tante bisa aja tan, tante apa kabar tan?" kata Surya sambil menjabat tangan Maryam dan meletakkan di dahi dengan membungkuk.
"Baik dong Sur, tuh sana masuk ke ruang tengah, Lana lagi di pijet di depan tv, sana masuk aja temuin Lana, kalian pasti saling kangen, kita mau ngrumpi dulu" usir Tante Maryam.
" Anggep rumah sendiri Sur kaya biasanya " tambah Om Aldi.
" Hehehe.. iya Om Tante, Surya permisi dulu " kata Surya grogi.
" Halaahh tadi aja udah ngantuk nguapp terus sepanjang jalan, sekarang aja semangat 45" ledek Mamanya Surya.
" ihh mama kebiasaan deh " pelotot Surya sambil ngeloyor pergi masuk ke ruang tengah.
Sesampainya di ruang tengah, Surya berdiri terpaku hatinya berdesir lembut, melihat pemandangan yang tak biasa setelah 5 tahun. Posisi badan Lana tengkurap dengan hanya memakai kain batik terbalut sampai dada, pundak dan betisnya terlihat putih mulus sedang asik di pijat bi Inah, tukang pijat langganan keluarga Lana. Surya gemetar hebat, badannya terasa panas area di bawah pusarnya terasa menggeliat tapi Surya menahannya dan mengambil nafas dalam-dalam.
" Ehemm.. La.. Lann, lagi ngapain lo ?" Surya basa basi dengan suara parau.
"Haaahhh.. kunyuk jadi lo kesini beneran?" bangun dari posisi tengkurap dan menghampiri Surya lalu memeluknya.
Lan, astaga ga pake bra pula.. Lana, please gue laki-laki normal yang ga perlu lo buktiin. Jerit Surya dalam hati, merasa tertindas.
"Sini lo, duduk... eh bentar ya gw ganti baju dulu" Lana berlari kecil menuju kamarnya. Tubuhnya tercetak samar-samar tapi terlihat jelas bentuk tubuh Lana yang tak pernah bisa Surya lupakan dan geraian rambutnya yg panjang menari-nari sampai pinggangnya.
Tambah sexy aja tuh bocah, panjang banget rambutnya pengen gue jambak rasanya. Batin Surya
"Bi pijet nya udah aja ya besok lagi" kata Lana dari kamar dan bi Inah pun berlalu dari ruang tengah. Lana keluar kamar beberapa menit kemudian dengan setelan baju tidurnya.
"Lo seriusan kesini ngapain lo? Ga sabar banget lo buat ketemu besok " Lana celingukan sambil menggulung-gulung rambutnya ke atas sehingga menampakkan leher indahnya.
Aduh Lan, leher lo... kenapa ga lo kondisikan sih, bikin jakun gue turun naik aja lo. Surya mengambil nafas dalam-dalam.
"Gue ama nyokap, ga tau juga nyokap tiba-tiba kesini ternyata udah janjian ama nyokap lu" kata Surya merebahkan diri di sofa.
"Bentar gue temuin nyokap lo dulu deh, eh lo kalau mau minum ambil aja sendiri ke dapur ya " kata Lana langsung meninggalkan Surya.
"Yeee main cabut aje" gerutu Surya.
Luna setengah berlari menuju ruang tamu menemui mamanya Surya.
"Tanteee Laraaasss... apa kabar" kata Lana mencium punggung tangan tante Laras dan berhamburan memeluknya.
"Kabar baik sayang, kamu makin cantik aja sih" menerima pelukan hangat Lana dengan penuh kasih sayang.
"Tante sehat-sehat saja kan, kok pas banget sih tan kesini pas Lana pulang, kangen dehh ama tante" kata Lana masih memegang kedua tangan Tante Laras.
"Tante sehat-sehat Lan... Tante ga tau kamu pulang Lan, ini tante emang sengaja kesini mau kasih kue ke mama kamu, biasa resep baru" kerling hangat tante Laras.
"Kalau tau kamu pulang, pasti tante bawain kue sus kesukaan kamu " tambah Tante Laras.
"Udah lah tan, kue bikinan tante udah pasti enak tiada duanya" kata Laras.
"Tadi Tante juga abis dari Tante Veronika mama nya Sita tapi ga ketemu Sita katanya ke rumah Marvin menghadiri tahlilan, bentar lagi kan mereka iparan " kata Tante Laras mengisyaratkan sesuatu.
Deg. Deg.
"Ohh yaaa Tante.. ehmmm kue nya aku minta ya tan, aku ke dapur dulu nemuin Surya mau ngobrol-ngobrol" kata Lana mengalihkan pembicaraan.
"Ya udah sana kangen-kangenan dulu" kata Tante Laras.
"Kasih minum atau suruh makan sana Lan si Surya" sambung ibunya Lana.
"iya bu beres.. dia mah udah nyomot sendiri pasti" kata Lana ngeloyor pergi.
Lana berjalan gontai menuju ruang tengah tapi Surya tak ada disana.
Kemana tuh anak, paling di dapur. Pikir Lana
Benar saja Surya berada di dapur dan duduk di beranda dapur yang sampingnya ada kolam ikannya sedang mengaduk dua cangkir kopi secara bergantian. Surya sudah dianggap keluarga sendiri jadi Surya terbiasa di rumah Lana.
" Kok muka lo loyo sih dateng-dateng, lo melukin nyokap gue kok lo ga apain gue gitu, kita baru ketemu lho ini" protes Surya.
"Kan tadi udah meluk lo gue" Lana sewot.
"Yaeellaahh itu tadi tuh cuma kaya kesamber gledek Lan, ga di tambahin apa gitu Lan?" nyodorin muka ke Lana.
"Setelah kejadian 5 tahun lalu, emang bisa ya lebih dari peluk?" tanya Lana.
"Gue sih bisa Lan" jawab Surya datar.
"Dan lo tau kan jawaban gue apa?" kata Lana lagi
Degg ! Jantung Surya berdetak cepat.
Iya Lan, lo ga bakalan bisa lebih dari itu sekedar pelukan. Muka Surya memerah.
"Nih kopi lo, bisa gitu yaa tamu bikin kopi buat tuan rumah" Surya mengalihkan pembicaraan menghindari pertanyaan Lana.
Lana menatap tajam mata Surya, Lana tahu betul kalau surya menghindarinya, Surya pun tertunduk mengamati pusaran kopi yang di aduk dengan dada bergemuruh.
"Lo tadi dari rumah Sita kan? Tapi Sita ke rumah Marvin menghadiri tahlilan, pasti sama Rima juga. Kenapa lo ga kesana juga?" tatapan Lana tajam bak pisau yang membelah hati Surya.
"Gue kan dari sore udah nemenin nyokap keliling anterin kue, lagian gue udah dateng kok ke pemakaman bokapnya Marvin" kata Surya berusaha tenang.
"Tahlilan mah ga harus, yang kesana paling sita doang, temen-temen yang lain juga ga bakalan dateng" sambung Surya lagi.
Lana menghela nafas panjang dan meraih kopi yang dibuat Surya untuknya, menyesap perlahan kemudian meletakkan cangkir kopi itu ke meja.
"Besok ada perubahan rencana, gue mau ke rumah Marvin, setelah itu kita makan siang di tempat biasa" kata Lana dengan pandang kosong.
"Lan" kata Surya setengah berteriak dengan meletakkan cangkir secara kasar.
"Lo yakin? udah lah Lan, kenapa sih lo ga coba untuk menghindar aja?" kata Surya lagi.
"Gue cuma mau ngasih ucapan bela sungkawa kok, nggak lebih dari itu" kata Lana protes.
"Lo yakin Marvin udah maafin lo, gue takut reaksinya kalau lihat lo Lan?" kata Surya.
"Gue ga perduli dia maafin gue atau enggak, yang pasti gue berniat memberi ucapan bela sungkawa walaupun itu terlambat" kata Lana penuh tekad.
Airmata Lana menggenang dan siap turun, entah sanggup atau tidak tapi Lana harus melakukannya.
Mereka saling diam dan berpikir dengan pikirannya masing- masing.
"Surya.. Marvin udah semakin jauh ya? Gue ga bakalan bisa meraihnya lagi dan ga akan ada lagi keajaiban, gue bener-bener menyedihkan" kata Lana berbisik pelan nyaris tak ada harapan.
Menyedihkan karena lo buat sendiri Lan. Batin Surya
"Lo mau gue peluk Lan?" kata Surya meraih dan menggenggam tangan Lana.
Lana pun mengangguk pelan dan berhamburan ke pelukan sahabat nya itu, orang yang selalu menjadi penerang bagi hidup Lana adalah Surya, orang yang selalu ada dan siap berkorban adalah Surya karena Surya telah mencintai Lana dari SMP, Surya menjadi bayangan Lana sejak saat itu sampai SMA, 6 tahun harus selalu menekan dan menyembunyikan perasaannya adalah waktu yang tak mudah Surya lalui tapi sejak kejadian 5 tahun lalu bayangan itu harus lepas dari sisi Lana. Bagi Lanapun Surya hanyalah seorang sahabat yang dia butuhkan dan juga bergantung kadang Lana berharap bisa mengubah perasaan sahabat menjadi perasaan cinta, tapi Marvin cukup kuat memenuhi rongga hatinya walaupun tak bisa di miliki Lana.
Surya perlahan mencium pelan dahi Lana, yang sedari tadi di pelukannya, ada perasaan hangat yang sangat ramah mengeriap di sanubarinya.
"Lo nyium gw yee barusan" kata Lana mendongakkan kepalanya ke arah Surya.
"Ge er banget lo, jidat lo di pipi gue dari tadi ternoda, gue mau liat muka lo, gue pikir lo merem, pastilah jidat lo kena bibir gue" Surya ngeles sambil melepaskan pelukan nya.
Tiba-tiba terdengar suara dari jauh yang mendekati mereka.
"Kalian berdua tuh mendingan kawin sono deh, udah ga ada lagi yang mau ama kalian berdua" kata suara itu.
Bila kamu menyukai Novel ini, Jangan Lupa Dukungan Vote, Like, Komen, Koin, Poin dan Rate bintangkuu yaa Reader Tersayang. 😘😘🥰🥰💕💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Aisilia Putri
aku baca lagi kangen thor, mudah"an outhornya masih mau lanjut karyanya udah beberapa tahun gk lanjut
2025-04-04
0
Nacita
apa sih 5 taun lalu tuh ga ngerti
2024-09-30
0
Nacita
heyyyy jgn d jambak dong 🤣
2024-09-30
0