Setelah acara selesai seperti kesepakatan mereka bersama, geng domino akan mengadakan acara perpisahan sendiri. Setelah menitipkan Laptop dan ponsel baru pemberian Surya, Lana berpamitan kepada ayah dan ibunya, untuk bergabung dengan para sahabatnya, yang telah lebih dahulu naik ke lantai atas ke kamar Surya tempat dimana mereka berdua tadi berciuman.
Lana memasuki kamar hotel yang sudah di booking Surya, dimana geng Domino sudah berada disana.
"Lanaaaa.. oh my God... pidato lo keren banget.. gue ampe nangis tauu" teriak Sita dari kamar saat Lana memasuki ruangan itu.
"Iya.. gue termehek- mehek tau" kata Teguh membuat semua tergelak.
"Hahahaha padahal biasa aja tau, dadakan tanpa persiapan sama sekali, gue nggak dikasih tau panitia kalau gue disuruh pidato" jawab Lana.
"Lana.. bisakah kita bicara sebentar" tanya Marvin. Jantung Lana berdebar.
Surya langsung keluar dari ruang ganti dengan jeans panjang tanpa memakai baju, tanpa melihat kehadiran Lana lalu mengeluarkan kemeja yang digantung di lemari, parfum spray yang disemprotkan dibadannya menyeruak sampai hidung Lana, setelah memakai baju, Surya kembali menyemprotkan parfumnya di bajunya.
"Gue mau ganti baju dulu" kata Lana menuju ke ruang ganti, semua asik sendiri sibuk bersiap- siap. Lana tak menyadari Marvin mengekor dibelakangnya ke ruang ganti.
"Aku akan membantu mu bersiap- siap, okay" kata Marvin.
"Aku akan membutuhkan perempuan bukan laki- laki" kata Lana.
"Aku hanya ingin memperhatikanmu, aku akan memperbaiki kesalahanku" kata Marvin.
"Apakah memperbaiki kesalahan bisa di kamar ganti?" Kata Lana.
"Sorry.. sorry.. ada yang kelupaan.. barang- barang gue masih didalem" kata Surya memisahkan perdebatan kecil di pintu ganti.
Surya masuk kedalam dia memperhatikan Lana dari cermin wastafel. Lana pun menggunakan kesempatan itu masuk ke kamar mandi, sementara Surya masih berkutat di depan wastafel, mengumpulkan barang- barangnya, Surya sengaja mengerjakannya lama, agar Marvin tak mengganggu Lana.
Air terdengar gemericik di iringi senandung kecil Lana, Marvin masih menunggunya di pintu dengan memainkan ponselnya, sedangkan Surya masih menyibukkan diri dengan merapikan semua bajunya di walk in closet.
Tak berapa lama Lana keluar dengan handuk terbalut dirambutnya, wajah dan tubuh freshnya yang harum menyeruak memenuhi walking in closet, Marvin tersenyum menggoda melihat tanktop putih terbalut di tubuh Lana dan rok span jeans diatas lutut.
Lana menuju wastafel yang disebelahnya ada Surya yang sok sibuk dari tadi nggak selesai- selesai.
Lana membuka handuknya lalu meraih hair dryer untuk mengeringkan rambutnya.
"Sini aku keringin" kata Marvin.
"Ehm.. nggak usah" kata Lana.
Aduh, apalagi yang harus gue kerjakan disini, semua udah selesai. Batin Surya.
"Ayolah sayang, biasanya aku yang melakukannya, kau kan tau aku suka melakukannya" kata Marvin sambil merebut hair dryer yang dipakai Lana.
Sial kenapa jadi gerah begini, Lanaa usir dia buruan. Batin Surya lagi.
"Lan.. lo ke club pake baju begini??" Kata Surya.
"Ya kaga lah.. lu bawa sisir nggak Sur.. pinjem dong" kata Lana.
Surya lalu sengaja membongkar lagi tas nya.
Bagus, jadi gue ada kesibukan masukinnya lagi. Batin Surya senang.
"Rambutmu wangi banget sih, aku rela melakukan ini sampai kita menua bersama nanti" kata Marvin.
Cih.. Gombal lo bambang bambang. Batin Surya
"Apalagi yang lo perlu'in Lan? Mau pomade? mau deodoran? mau parfum? mau parfum spray? Mau odol? Mau tisu basah? Atau apa nih buruan, celana dalam bersih juga ada nih, kalau nggak ada lagi yang loe perlu'in, gue masukin lagi ke tas nih" kata Surya sengaja mengeluarkan isi tasnya, alasan agar keberadaannya di walk in closet menjadi berguna, agar tidak ada kejadian yang tidak diinginkan.
Lana tertawa melihat tingkah Surya
"Hahahah enggak ahh, tapi pomade boleh deh" kata Lana sambil ber make up ria, sementara Marvin asik mengeringkan rambut Lana.
"Digerai gini aja yaa.. jangan diiket.. ntar banyak yang nafsu" kata Marvin.
Lo tuh yang nafsu... ehh gue juga sih.. ya yaa yaaa di gerai aja Lan. Batin Surya.
"Vinnnn.. dicariin sopir lo tuh.. kunci mobil, lo bawa katanya" teriak Dion dari luar.
"Bentar ya sayang" kata Marvin meninggalkan ruang ganti.
Surya meraih dagu Lana dan segera mencium bibir Lana. Serangan tiba- tiba ini membuat dada Lana seperti melompat ke jurang, membuatnya merasakan sensasi ciuman terlarang.
"Cuuuuuppttttt..."
"Buruan keluar dari sini atau Marvin akan merepotkanmu lagi dan pakai bajumu dengan benar" kata Surya melepaskan Lana mengangguk dengan muka yang memerah.
Marvin agak kecewa ketika Lana sudah selesai, karena dia sebenarnya ingin berduaan dulu dengan Lana.
Lana sudah menutupi tank top yang di padu rok jeans diatas lutut dengan outer rajutan berlengan pendek, perpaduan warna hitam dan silver membuat Lana semakin glamour dengan sepatu sneaker silver.
Saat mereka keluar meninggalkan kamar, Marvin menggenggam erat tangan Lana menuju lift, Lana berusaha melepaskan namun sia- sia. Mereka memasuki lift dengan posisi paling belakang dan Surya berdiri disamping Lana dengan tangan kirinya digenggam Marvin dengan erat.
Karena di dalam lift berdesakan, tangan kanan Lana menelusup masuk ke pinggang Surya yang membuat Surya menyandarkan punggunggnya ke lift, menekan tangan Lana agar aksi Lana tidak diketahui Marvin. Sungguh ironis memang, Lana hanya tak ingin ada pertengkaran diantara mereka.
"Aku berjanji padamu, tidak akan membuat kesalahan, aku akan menebus kesalahan ku dan aku akan memperbaikinya, aku mencintaimu Lana" bisik Marvin ditelinga Lana.
"Kok gue mual ya" kata Dion
Duuggg..
Marvin menendang pelan kaki Dion.
"Hahaha.. sorry bro.. sumpah gue nggak denger" kata Dion lagi.
Semua tergelak rupanya bisikan Marvin bisa di dengar semua.
"Jangankan bisik- bisik, napas lo aja kedengaran Vin" kata Putra.
Marvin memerah mukanya dan Lana kesal melihatnya.
"Kalian bukannya udah putus ya" celetuk Maya.
Jeduggg.. Sita menyikut Maya.
"Iya udah putus kok, gue anggep Marvin sahabat May, tenang aja.. kan udah gue kasih ke lo cuma- cuma" kata Lana.
"Apa- apaan kamu, mana bisa putus sepihak, pertunangan berlangsung besok, kalau perlu langsung nikah kita sayang" kata Marvin.
"Ogah" kata Lana singkat sambil memegang pinggang Surya dengan erat.
Tinggg.. Pintu lift pun terbuka. Mereka berjalan menuju parkir dan meninggalkan hotel menuju sebuah club malam. Waktu menunjukkan jam 9 malam saat itu.
Sesampainya disana Maya memberikan 8 tiket kepada penjaga dan mereka dizinkan masuk. Hiruk pikuk hingar bingar di dalam club membuat jantung semua penghuni club serasa dihempaskan speaker demi speaker yang mengeluarkan lagu- lagu remix kolaborasi sang Dj, menghentakkan tubuh semua penghuni club untuk menari seiring irama yang disugguhkan sang DJ. Suasana masih remang- remang diclub itu, karena penghuninya belom memenuhi ruangan ini, malam juga belum terlalu beranjak pergi. Waktu masih menunjukkan jam 9.30 malam, karena jarak Hotel dan Club tidak terlalu jauh.
Pelayan dengan baju seragam minim seperti kekurangan bahan dan bermake up tebal, menyambut mereka mengarahkan ke sebuah meja dengan dua sofa besar panjang yang menyambung membentuk huruf L dan dua single sofa yang berdekatan satu sama lain.
Lana memilih duduk di single sofa, menurutnya ini adalah tempat netral yang secara tidak langsung tidak berinteraksi secara dekat dengan sahabatnya. Sofa Besar yang berbentuk L di duduki Marvin di sebelah kirinya Lana dengan berjalan satu langkah kaki orang dewasa.
Disebelah Marvin ada Maya, Dion, Sita, Teguh dan Putra. Sementara disebelah kanan Lana ada Surya yang menduduki single sofa seperti Lana.
Beberapa pelayan dengan baju sexy memberikan welcome drink, 8 gelas soft drink dan 8 botol beer.
"Selamat datang di club kami, ini semua free untuk anda semua, apakah ada pesanan lain?" kata salah satu pelayan memberikan buku menu.
"Lo mau makan apa Lan? Yang lain mau pesan makan atau cemilan?" kata Surya.
"Yang ringan- ringan aja Sur, kaya french fries, calamary, nih ada sosis ama chicken wings juga nih" kata Dion menatap buku menu.
"Lo urus deh Yon" kata Surya memberi perintah ke Dion.
"Ehm... kalian udah pada makan yaa.. " tanya Lana melihat- lihat buku menu dengan menu berat.
"Lo belom makan Lan?" tanya Sita.
"Belom... nih gara- gara dia nih bikin gue kenyang.. eh sekarang deh lapernya.. ups" kata Lana keceplosan menunjuk Surya, namun Surya hanya tertawa paham yang di maksud Lana.
"Emang Surya kenapa Lan" kata Dion mengoda dengan mengernyitkan alisnya.
"Ehm.. dia nyanyi tadi lho" Mata Lana mendelik ke arah Dion yang tertawa terpingkal- pingkal mengingat kejadian di kamar, saat Dion meninggalkan Lana berdua dengan Surya.
"Sur, gue nggak nyangka lho, suara lo bagus banget.. gilaa.. lo nyanyi di acara terakhir kita.. padahal dulu sering ada banyak acara disekolah kenapa nggak nyanyi lo dari dulu- dulu..gue ampe melting tau denger suara lo" kata Maya.
"Suara gue mahal May" kata Surya dengan santainya.
"Preett.."
"Preett lo.."
"Preett.."
"Preett lo.."
Suara sahabatnya bersahutan ke arah Surya diringi gelak tawa semuanya.
"Ehm aku mau yang ini mbak, nasi goreng buntut spesial sama sop buntut dan air mineral" kata Lana kepada salah satu pelayan dan salah satu pelayan mencatat pesanan Dion untuk semua teman- temannya.
"Lo juga belom makan lho, Sur" kata Lana lagi.
"Gue kenyang makan bibir lo, dan kalau laper ada bibir lo" bisik Surya mencondongkan wajahnya ke telinga Lana karena musik di club ini terlalu keras. Padahal nanti biasanya, tengah malam volume speaker akan di naikkan.
"Iiiiiisshhhh... Pesennn nggak lo buruan!" perintah Lana dengan muka memerah.
"Hahaha okay.. okay.. aku pesen sate kambing dan soto Betawi ya mbak" kata Surya.
"Ada lagi?" kata pelayan.
"Mbak, aku mau ini, Volegi; Vodka, lemon juice, gin" kata Marvin membuat Lana dan Surya melirik kearahnya.
"Wahhh gue juga mau dong.. kayanya enak nih.. kalian mau nggak?" kata Maya disambut gelengan kepala semuanya.
"Vin, ngapain sih minum- minum kaya gitu" kata Lana kesal.
"Ada yang bikin hati ku sakit Lan, siapa tau alkohol bisa ngobatin" kata Marvin menenggak botol bir.
"Ooh yaa.. siapa aja?" tanya Lana menyindir.
Marvin meletakkan botolnya dan sekuat tenaga menarik lengan Lana dan menjatuhkannya dipangkuannya. Semua menggelengkan kepala melihat pemandangan ini. Surya mengepalkan tangannya akan bereaksi namun kedua tangan Dion memberi kode yang artinya untuk tenang.
"Aaaaaww ! Marvinnn... apaan sih lo! Lepasin nggak.. sakit tau.. lo mabuk yaa?!" kata Lana yang terjatuh dipangkuan Marvin dan kini dia telah dipeluk Marvin dari belakang.
"Cuma kamu yang bikin hati ku begini Lan, kamu satu- satunya.. biarkan aku begini sebentar saja" kata Marvin menempelkan wajahnya di punggung Lana, membuat hatinya bergejolak tak menentu.
"Hahahahah.. dari kapan entahlah, ada yang bikin sakit hati gue, tapi gue nggak lari ke alkohol tuh?" kata Lana.
"Sejak kapan seorang Marvin bisa sakit hati hahahah... yang ada dia selalu bikin sakit hati" kata Lana lagi dengan nada sindiran.
"Wah kalau gue list satu buku penuh, Lan" celetuk Putra polos, Teguh menginjak kaki Putra, Sita Maya melotot ke arah Putra. Surya mendengus kesal melihat pemandangan itu, darahnya seakan naik ke ubun- ubunya dan berkumpul disana seakan ingin segera meledak. Dia memilih untuk melihat ke arah hiruk pikuk orang berjoget sana sini.
Marvin terus memeluk Lana dengan erat, menghirup aroma tubuh Lana dari punggungnya membuat jiwa kelelakiannya berontak, bayangan Lana yang akan pergi meninggalkannya membuat buliran hangat jatuh membasahi punggung Lana.
Kehangatan airmata Marvin mencair dan menghangatkan hatinya. Seakan tak percaya dengan apa yang dirasakannya, hatinya trenyuh melihat Marvin menangis di punggungnya, Lana memutar badannya dan memeluk Marvin.
"Please jangan seperti ini, Vin" kata Lana, bagaimanapun Marvin adalah sosok cinta masa kecilnya yang membelenggunya sampai sekarang. Ingin melepaskan tapi tak sanggup menghadapi diri sendiri, tapi bila bersama hatinya akan selalu tersakiti dengan sikap dan cintanya yang terasa bertepuk sebelah tangan.
"Berjanjilah jangan pernah tinggalkan hatiku, tetaplah dihatiku selamanya" kata Marvin membenamkan wajahnya semakin dalam ke pelukan Lana.
"Janjiku tergantung pada hati dan sikapmu, Vin.. buatlah aku tetap di hatimu, kalau kau bisa" kata Lana mulai lemah.
"Aku berjanji Kelana, akan ku buat kau selalu dihatiku" kata Marvin mencium pipi Lana. Marvin melepaskan pelukannya, menatap mata Lana dengan tajam kemudian meraih dagu Lana dan memiringkan wajahnya lalu memajukan bibirnya yang setengah terbuka saat kedua bibir mereka akan menyatu, Lana mendorong kuat tubuh Marvin dan beranjak dari pangkuannya kembali ke kursinya.
Aaah balikan lagi mereka. Maya
Ooh Tuhan sudahi ini semua atau aku akan kehilangan kendali. Surya.
"Mulut lo bau alkohol, i dont like it" kata Lana menghindar, Marvin tersenyum senang. Surya sangat lega melirik kejadian itu, dia memijat- mijat kepalanya.
"Surya.. kenapa? lo pusing?" tanya Lana.
"I am okay, tenang aja.. mungkin telat makan" kata Surya.
"Lo minum bir ya?" tanya Lana.
"Iya dikit, tapi bir mah nggak ngaruh buat gue, biasanya yang strong baru teler" kata Surya.
"Sayang bir kamu buat aku aja ya, kamu nggak boleh icip- icip" kata Marvin.
"Nyobain aja mah nggak apa- apa kali Vin" celetuk Maya.
"Kita pada cobain kok, masa Lana enggak" kata Sita.
"Ayo Lan cobainnn, enak kok" kata Teguh.
"Gue campur ke soft drink Lan, pake es batu jadi enak" kata Putra.
"Enak tapi bikin pusing" kata Dion.
"Gue bersumpah rasanya nggak seenak yang mereka bilang" kata Surya.
"Makanya lo pusing karena bir kali Surya" kata Lana
"Pusingnya ngeliatin lo, paham lo?! " bisik Surya mencondongkan suaranya.
"Bohong" kata Lana mencodongkan badannya dengan muka memerah tak percaya.
"Bodoamat!" kata Surya kembali menenggak botol bir.
"Sini gue coba" kata Lana merebut botol Surya.
"Lanaaa.. Lanaaa.. Lannnaa.. Lanaaa..." teman- temanya menyorakinya.
"Sayang dikit aja, nanti kamu mabuk" kata Marvin.
"Non jangan non.. lo akan nyesel non itu nggak enak" kata Surya.
"Lo masih mau bilang bodoamat, gue abisin nih mau nggak enak" bisik Lana ke Surya.
"Lanaaa.. Lanaaa.. Lannnaa.. Lanaaa... ayo Lanaa " kata teman- temannya terus menggema.
"Okay.. Okay.. enggak bodoamat Non.. please ya jangan dihabisi.. nanti bahaya.. Okay" kata Surya menyatukan telapak tangannya memohon.
Gleggg!
"Hueeekkkk.. Uhuuuuk uhuukk... Ooh God! Kenapa rasanya ancur gini sih... uuuhhh nggak enak" kata Lana meneguk sedikit lalu meminum soft drink menghilangkan rasa tidak enak yang menjalar di lidahnya.
"Lan, lo coba ini ya.. sumpah ini lebih enak" kata Putra mengambil gelas tumbler kosong lalu memasukkan es batu kedalamnya kemudian menuangkan bir dan softdrink lalu memberikan keoada Lana.
"Yakin nih enak?" tanya Lana ragu- ragu.
"Lan gue udah coba enak" kata Sita.
Lana meminumnya ragu- ragu, dia sedikit mengecap lalu meminumnya lagi.
"Nah ini lumayan enak, better dibandingkan tadi" kata Lana.
"Habisin kalau kamu suka, nanti kalau mabuk ada aku" kata Marvin.
"Ckk ahhh.. tapi mending lo jangan mabok, enoughh ya" kata Surya meminum semua yang diracik Putra.
Bahaya kalau Lana mabok.. aku harus menjaganya. Surya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Nacita
gue juga dion kita sehati 🤣
2024-10-01
0
ᶜᵃˡˡ ᴹᵉ ᴶⁱⁿᵍᵍᵃ😜
baca novel ini lagi,,bnr² galmov dah ama kang sayur 🥰
2023-08-02
1
Fay
👏👏👏👍
2022-07-20
0