Lana masih terpaku diam, melihat mempermainkan spageti dengan garpunya, nafsu makannya telah menghilang, Lana segera beringsut kembali ke mejanya ketika mengetahui isi kado itu.
Sementara Marvin dan Maya masih membaca isi surat dari Gisel, namun isi surat itu tak terdengar jelas ditelinga ketika lagu Padi di putar menggema di seluruh cafe domino itu.
🎼🎶 Sobat, aku sungguh tak mengerti
Semua ini bisa terjadi, Setelah perkenalan itu
Aku terhanyut, Aku sebenar-benarnya tak kuasa
Mendambakannya, Merindukannya..
Surya memandangi mata Lana dengan sangat dalam, Lana berdebar melihat sorot mata Surya yang tajam penuh arti, Lagu itu mengalun seolah- olah yang ada disekelilingnya lenyap begitu saja, hanya ada Surya dan Lana.
🎼🎶Kutahu dia milikmu tercinta
Sebagai kembang yang kau pilih
Namun hatiku-hatinya, Mengisyaratkan rasa
Ingin memetik, merangkai, Menjalinkan ikatan abadi
Mendambakannya, Merindukannya.
Lirik demi lirik dilantunkan membawa perasaan Lana yang rapuh dan labil jadi tak menentu rasanya. Surya seperti tersihir oleh mata Lana yang telah ada semburat merah disana.
Ketika sampai dibait lirik, ingin memetik, merangkai, dan menjalin ikatan abadi, Surya melirik langit- langit cafe dan tersenyum samar dengan binaran dimatanya, Lana tau yang dimaksud Surya, Lanapun membalas tersenyum.
🎼🎶O-oh, sobat, maafkan aku mencintainya
Aku tak bermaksud membuatmu sungguh tak berarti
O-oh, sobat, maafkan aku mencintainya
Aku tak bermaksud membuatmu sungguh tak berarti
Surya masih saling menatap dengan Lana, ketika lagu memasuki reff, Surya tertegun melihat Marvin, sahabat yang dicintai Lana, tapi selalu saja menyakiti Lana, mata Surya menatap bengis melihat Marvin dan Maya yang masih saja bercerita tentang underwear dengan bercak darah.
Semua mata terpusat kesana diiringi gelak tawa. Lalu Surya menatap Lana, yang masih terpaku melihat Marvin asik bercanda tawa dengan Maya, kadang tanganya menempel di paha di lengan di pundak, kadang kepalanya menempel di lengan, memang seperti itulah body languange Maya bila becanda dengan siapapun, bahkan dengan Marvin.
Hanya saja bila ke Marvin gerakan sentuh menyentuh, lebih intens ke Marvin. Begitu bait lagu berganti Lana kembali memandang Surya yang telah memandangi terlebih dahulu.
🎼🎶Mencoba menahan himpitan rasa itu
Merajam keruhnya jiwaku
Ternyata hidupku dan dirinya terikat rasa tulus
Takkan menyusutkan pelukku dan rindunya
Mendambakannya, Merindukannya
Yaaa Lan, aku selalu menahan himpitan rasa ini, bukan hanya merajam tapi membunuh ku, sisi jìwaku terbunuh sehingga hanya kaulah satu- satunya wanita yang ku inginkan. Batin Surya.
Apakah kita terikat rasa tulus? Pelukku dan rinduku tak pernah menyusut, apapun yang aku cari pasti aku bertanya padamu Surya, apapun yang aku putuskan aku pasti menanyakannya padamu, bahkan keputusan terbesarku kuliah di ibukota, kemanapun aku pergi aku selalu ingin kau yang menemani walaupun itu bersama Marvin. Aku selalu menganggapmu Sahabat atau Kakak, tapi kenapa hatiku tak terima. Pikiran Lana berkecamuk
Tak terasa saat Lana memandangi Surya, buliran hangat membasahi pipinya. Surya membelalakkan matanya, melihat itu Lana tersadar dan segera mendorong kursi dengan kasar karena terburu- buru ke toilet, takut airmata itu dilihat gengnya.
"Gue ke toilet dulu!" kata Lana sambil berlarian kecil ke arah toilet. Semua diam dan melihat kearah Lana yang telah berlarian ke arah toilet.
Airmata Lana pun mengalir deras, dibilik toilet Lana membungkam mulutnya agar isaknya tak terdengar.
Hatinya tiba- tiba memburuk mendengar lagu itu, membuat badannya lemas, hatinya bertanya- tanya kenapa dan mengapa.
Lana mengambil nafas dalam- dalam dan menghembuskan perlahan agar tak merasakan sesak didadanya. Saat dia keluar dari bilik toilet, diwastafel sudah ada Sita yang menunggunya.
"Maya memang keterlaluan dan Marvin tak bisa mengendalikan sifat playboynya kadang- kadang, lo harus bersabar Lan" kata Sita sambil mencuci tangannya. Lana masih terdiam.
"Sit.. pernah nggak lo menyukai orang yang salah?" tanya Lana.
"Belum sih, tapi kalau itu terjadi gue pasti akan menemukan yang benar, karena menyukai orang yang salah, hanya akan saling melukai" kata Sita.
Lana tiba- tiba memeluk Sita.
"Bagaimana kalau gue ternyata salah menyukai orang?" tanya Lana.
"Maksud lo Marvin?" tanya Sita lagi dan Lana mengangguk dipelukan perlahan, Sita melepaskan pelukan Lana.
"Gue pernah bilang lo akan tau siapa sebenarnya yang benar- benar lo cintai dan mencintai lo" kata Sita.
"Terus, gue harus gimana Sit" Tanya Lana.
"Dengar ya.. ikuti arusnya, kalau lo ternyata salah menyukai seseorang, maka cinta lo akan menunjukkan kesalahan orang itu dan saat itulah cinta lo akan menemukan jalannya untuk kembali pulang ke pemilik sesungguhnya, yang lo lihat hari ini.. semua itu baru permulaan, cinta lo akan segera menemukan pemiliknya, cinta lo akan kembali pulang" kata Sita membuat hati Lana tenang, senyuman Lana mengembang indah, pancaran matanya kembali hidup dengan penuh harapan.
"Nah gitu dong, lo cantik kalau tersenyum" kata Sita menggandeng tangan Lana keluar dari toilet dengan semringah.
"Nggak Sit, kita berdua cantik.. ga heran itu segerombolan om- om melototi kita.. sstt arah jam 3" kata Lana berbisik sambil berjalan mengarah meja gengnya.
Sita melihat ke arah jam tiga lalu meledak tawanya, saat om- om itu ada yang mengedipkan matanya dan memonyongkan bibirnya.
"Menjijikkan hiiiii.. haahahahah " Lana dan Sita tertawa bersama sampai tiba di meja gengnya, Lana sampai duduk menunduk memegangi perutnya dengan tangan kanannya dan menutup mulutnya dengan tangan kirinya begitu juga dengan Sita.
"Woooiiii.. halllooooo kitaa semua masih hiduuuppp" teriak Maya.
"Ada apa sih sampai gitu banget" Marvin.
"Aah biasaalahh orang cantik kaya kita selalu ada aja yang gangguin, udahlahh ga penting" kata Sita tergelak. Maya tersenyum namun mengeraskan alisnya.
"Lo nggak apa- apa kan Lan?" tanya Surya membuat jantung Lana berdebar.
Kenapa lo yang kuatir ? batin Lana.
"Nggak laah.. kalau kenapa- kenapa, gue udah jejeritan dari tadi" kata Lana.
"Lan, tadi kan lo ke toilet belum denger isi surat Gisel sampai habiskan, nih lo mau gue bacain lagi gak, kocak tau?" tanya Maya.
"Dari awal aja gue ga denger dan gue ga tertarik" kata Lana.
"Hahh budeg lo?" tanya Maya.
"Gue fokus apa lah tadi, jadi ga ngeh" kata Lana.
"Sayang, kamu ga marah kan?" tanya Marvin.
"Marah? sudah pasti aku marah" kata Lana, Marvin terkejut melihat kenyataan bahwa Lana marah. Semuanya terdiam menyimak mereka berdua.
"Sayang maafkan aku, itu hanya masalalu yang tak seharusnya diingat" kata Marvin.
Kayanya gue berhasil bikin mereka berantem, ahh Lana.. gampang banget lo kepancing. Maya
Kapan Lan lo sadar kalau Marvin emang nggak pantes buat lo. Dion
"Aku bukan marah dengan apa yang kau lakukan dan yang telah terjadi padamu, tapi aku marah karena sikapmu" Kata Lana.
Sikaat Lan. Teguh
Hahahah.. ganteng- ganteng buayaa. Putra.
"Sikap ku yang mana" kata Marvin.
Bodohhhh. Surya, Dion, Teguh, Sita.
Sabar Suryaa... jangan kepancing perselisihan mereka. Surya.
"Kamu udah merenggut kesuciannya, kamu nggak merasa bersalah? Kamu nggak merasa telah menghancurkan perasaannya dan menganggap itu lelucon?" tanya Lana.
Kalau ga keduluan lo Lan, gue mau juga kok nyerahin keprawanan gue, bodoh aja lo mah. Maya
Lo salah suka ama orang Lan, kenapa sih lo kalau urusan cinta lo bodoh? Sita
Mana yang di prawanin Marvin banyak pula.. Hadooohhh. Dion
"Aku marah sebagai perempuan, karena kau tak bisa menghargainya, kesucian itu penting, seharusnya kamu nggak mudah melepaskannya" Lanjut Lana.
Kalau ada yang pasrah ama gue gimana ya? hihihi... gue bisa nolak nggak ya.. Putra.
Aku akan jaga keperjakaanku Lan, siapapun yang menyerahkan diri kepadaku dengan sukarela sekalipun, aku hanya ingin dengan mu saja. Dan syukur- syukur kamu nyerahin diri ke aku, maka akan aku jaga seumur hidupku Lan. Surya.
"Lan, aku udah bilang dari awal, dia yang menyerahkan sendiri, bahkan dia datang setelah kita putus" kata Marvin.
Wah kalau gue ga nolak sih, tapi langsung gue bawa ke penghulu hihihihi Teguh.
"Terus kenapa kamu mau, ketika seorang laki- laki sudah berani mengambil sesuatu yang berharga dari seorang wanita, dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya, kita semua punya pilihan untuk bilang tidak, harusnya kamu menolak saat itu, karena kadang perempuan memberikan hanya biar kamu terikat, tapi entah berapa gadis yang sudah kamu ilangin kesuciannya" kata Lana.
Kalau ada yang nyerahin diri tapi nggak perawan gue terima hahaha.. kalau ama perawan.. uhhhh syyeeremm. Dion.
Aku akan terima Lana tanpa memandang keprawanannya. Surya.
"Kan kucing dikasih daging Lan, ya disikatlah" celetuk Putra.
Nyari borokk aja lo Put.. diem aja sih! Teguh.
Ikutan aja lo Put!! Marvin.
Eeeet nyari koreng aja nih bocah. Dion.
Hahahaha kalau gue kasih daging, ga bakalan nolak juga kayanya si Marvin.. boleh nih kayanya. Maya.
"Emang lo mau ya, menyetarakan diri lo sama binatang?" tanya Lana.
Modyaaarrrr lo. Teguh
Hahahahah.. binatang. Sita
Sukkuuuurriiinnn... Dion.
Njiiirrr... binatang dong gue kalau mau nyodorin, siaalll. Maya.
"Iye juga sih" kata Putra manggut- manggut.
Siaaalllann kena gue. Putra.
"Aku memang dulu brengsek Lan, tapi setelah aku bertemu denganmu, aku ingin menjadi manusia yang lebih baik untukmu" Marvin merajuk.
Halaah gombal lo ga ketulungan Vin. Sita
"Entah siapa lagi yang akan datang dan memberitahukan bahwa kesuciannya telah kau renggut, rasanya aku pengen nyerah, sepertinya bersahabat denganmu lebih baik" kata Lana lesu. semua terhenyak mendengar perkataan Lana.
Waduuuuhhhh. Sita, Teguh, Dion, Putra, Surya.
Yaaaa bener nyerah aja, nanti gue tampung xixixixi. Maya.
"Laannn! apa katamu!" bentak Marvin.
Awas aja kalau sampai kelewat batas, gue hantem lo! Surya.
Tenang bos, gue cincang kalau pujaan lo diapa- apain. Dion.
"Vin tolong jangan kasar ya" kata Teguh.
"Kita akan bertunangan, Lan.. ingat itu!" kata Marvin kesal.
"Bertunangan agar kau bisa merenggut kesucianku?!" tanya Lana.
Haaahhhhhh ??? Teguh, Dion, Putra, Sita, Maya.
Jadi itu alasan Marvin minta bertunangan secepatnya, Siaalll lo Vin ! Surya.
"Lanaaa! karena itu yang akan mengikatmu agar kau tidak bisa jatuh cinta kepada siapapun, itu bukti kepemilkanku karena kita jauhh Lana!" Marvin tambah kesal.
Aahh teori buaya lo aja itu mahh, Kadaall. Putra
Whaaatt?? bertunangan teris ena- ena biar ga jatuh cinta sama siapapun? . Sita
Gileeee lu ndro... cara lo Vin.. Vinn.. Dion.
Bodoh banget lo Lan, harusnya lo mau aja.. ihhh mau kalau gue mahh. Maya.
Waduhhh paraaahhh. Teguh.
Nggak akan pernah gue biarin lo Vin. Surya
"Hahahah.. jadi kau pikir setelah aku tak suci karena mu, aku tak bisa berpaling darimu? dan kau pikir ketika aku pergi dalam keadaan perawan, aku tak bisa menjaga cintaku?" kata Lana mulai memberontak.
Hahahahahaha bodoh. Teguh, Dion, Putra
Tipu muslihat aja itu. Sita
Ihhh apaan sih lo Lan, lepasin aja Marvin kalau lo nggak bisa nyenengin dia, ihh emosi deh gue. Maya.
"Lana kita dan orang tua kita sudah sepakat kalau kita akan bertunangan" kata Marvin.
"Apakah kau setuju kita bertunangan tapi aku tak menyerahkan kesucianku?" tanya Lana.
"Setelah bertunangan kita bisa langsung menikah bukan?" tanya Marvin balik.
Gileee dikira main- main nikah tuh. Sita.
Ohhh.. Noo.. Marvin jangan lakukan itu please. Maya.
Ohh Tuhann.. jangan biarkan pernikahan itu terjadi. Surya.
Jangaannn Laaannn.. ! Putra, Teguh.
Jangan mau Lan! Bos Surya bisa gantung diri. Dion.
"Kenapa kau picik sekali" kata Lana.
"Lanaa! jangan membuatku kesal!" kata Marvin.
Gue yang dengernya aja kesel ama lo. Dion
Yang ada gue yang kesel ama lo Vin. Putra.
Gue tampol juga nih bocah. Teguh
Tau nih wadon, bawaannya bikin kesel aja. Maya.
Sumpah sekali lagi lo bentak.Lana, gue hajar lo.. siaall. Surya.
"Kenapa kau kesal, bukannya aku yang harus nya kesal?" kata Lana. Marvin mencondongkan badannya dan memeluk Lana.
"Lan maafkan aku.. aku hanya ingin kamu dalam hidupku" kata Marvin memeluk semakin erat, disana Surya mengepalkan tangannya dengan mata memerah.
Huuuueeeeekkkkkkkkk. Semuanya.
Pelayan datang dan menyerahkan secarik kertas. Lana melepaskan pelukan Marvin dengan kasar, sikap Lana menjadi dingin, saat Marvin mencoba menggenggam tangannya, Lana menepis tangan Marvin.
"Kak ini dari meja nomer 25, billnya nanti semua dari meja 25 yang bayar, ini nomer telpon untuk kakak yang rambut panjang katanya" pelayan memberikan secarik kertas dengan isi nomer telpon ke arah Lana.
Sita dan Lana hanya tertawa, semua terkejut dan melongo.
"Dion, lo urus deh tapi jangan ada kekerasan, slow aja.. nih balikin kertasnya bilang kalau bill di meja mereka nanti gue bayarin" kata Surya geram. Lana merasa nyaman sekali dengan situasi ini, Surya dengan sigap membuat semuanya jadi kondusif.
Tak berapa lama setelah Dion menghampiri meja Om- om tadi, Dion pun kembali ke meja gengnya dan berkumpul lagi dengan gengnya, dengan cekatan dia membereskan dan tak perlu waktu lama.
"Gimana yon, kalau kira- kira lo babak belur, gue mau susul?" tanya Teguh berkelakar.
"Halah lo Guh, badan gede doang nyali lo masih ciut" kata Maya.
"Ya setidak gue nyusul, nyusul kemana kek" kata Teguh
"Wooo dasar lo" toyorr Putra diiringi gelak tawa.
"Beres, mereka minta maaf sama lo Lan dan lo Sur" kata Dion.
"Kok minta maaf ke Surya?" kata Marvin.
"Biasa.. gue pake pengaruh keluarga dia hahahah.. kan mereka pengusaha" kata Dion tertawa, dan mengedipkan kode ke arah Surya dan Surya memahami arti kode itu.
"Okey stop guys... yang berantem- berantem udah yaa, yang akur.. inget kalian saling mencintai.. Nah, gue punya ide nih.. gimana kalau kita mengadakan acara perpisahan kita di club, sesudah acara promnight sekolah.. kita kan udah 18 tahun, jadi kita bisa memasuki tempat clubbing, kan kita belom pernah tuh ke club gitu, paling banter ke cafe- cafe gitu kan.. gimana setuju gak? biar kita tuh ada kenangan bahwa kita tuh pernah clubing bareng.. mau gaa? seru lohh.. Nah nanti kita bawa baju ganti" kata Maya antusias dengan ide gilanya.
"Gimana Sur?" tanya Dion.
"Apa ga terlalu berlebihan?" kata Surya.
"Yaaaa terserah sih, ini kan cuma ide gue aja, kita belom pernah ngicipin ke club, kita coba aja gimana rasanya, jadi ga norak- norak amat deh.. banyak kok anak gaul pada ke club" kata Maya lagi.
"Gue sih setuju aja, boleh tuh dicoba.. masa kita seumur hidup nggak nyobain ke club" kata Marvin.
"Gue setuju deh" kata Sita.
"Yang lainnya gimana?" kata Sita.
"Ya udah deh, gue setuju" kata Teguh.
"Put, lo gimana, ini tuh acara perpisahan kita loh" kata Maya.
"Yaa ayolahh buat pengalaman aja" kata Putra.
"Dion, Surya, Lana gimana?" tanya Sita.
"Gue terserah bos gue neh, tau sendirikan hidup mati gue ama dia" kata Dion.
"Ayolah Lan, cuma joget- joget aja kok disana.. ntar Marvin ga ada yang jagain loh" kata Maya.
"Kalau Lana berangkat mau ga mau gue berangkat, walaupun gue kurang setuju sih" kata Surya.
"Ayolah sayaang, sekali seumur hidup kan nggak apa- apa" kata Marvin sambil meraih tangan Lana, namun Lana menepisnya lagi.
"Ehm.. Kalau Dion berangkat gue juga deh" kata Lana
"Lah kok gue sih Lan... hahahaha.. padahal kalau Surya berangkat gue juga mau ga mau berangkat" kata Dion tertawa terbahak, di ikuti tawa mereka semua.
"Ya udahlah anggep kita deal ya, kita berangkat semua, nanti gue cariin voucher masuk dari abang gue, 1 voucher dapet bir ama softdrink 1 voucher seratus ribu ya" kata Maya.
"Nanti gue yang bayar aja May" kata Surya.
"Kalau gitu kita cabut ke mall buat nyari baju buat promnight sekarang biar besok kita istirahat full.. nah, sabtu kita paaaaarty" kata Maya.
"Boleh juga tuh, yukk kita cabut" kata Dion.
Semua beranjak dari tempat duduk mereka dan meninggalkan tempat itu. Lana berhenti di kasir mengeluarkan dompetnya, saat mau membayar bill mereka, tiba- tiba Dion menarik tangannya.
"Udah dibayar Surya, buruan masuk mobil sana" kata Dion.
"Lahh gimana sih, kan gue yang traktir" kata Lana.
"Udah jangan brisik.. lo traktir kita kalau ga ada Surya, kalau ada dia duit lo ga bakal laku.... udah sono masuk mobil Surya.. cowok lo ama yang cewek- cewek di mobil Surya, yang cowok- cowok di mobil gue, kita bawa dua mobil aja" kata Dion.
Lana keluar dari cafe dan langsung ke parkiran menuju mobil Surya sebagai pengemudinya, dan disebelah Surya sudah ada Marvin sedangkan Lana di belakang Surya, disebelah Lana ada Sita duduk ditengah- tengah, lalu Maya berada di sebelah Sita belakangnya Marvin. Surya pun melajukan mobilnya menuju mall yang mereka maksud.
"Sayang, kamu masih marah ya?" tanya Marvin ketika Lana masuk mobil dan menutup pintu mobil, tangannya menyentuh dengkul Lana dan kembali di tepis oleh Lana.
"Aduhhh calon bini gue marah nih" seloroh Marvin.
"Udah kek Lan marahnya, awet banget.. lo bawa formalin yaa " kata Maya.
"Lan inget ya, tentang sang pemilik yang gue bilangin tadi, ayolahh senyumm dong" kata Sita.
"Pemilik apaan Sit" tanya Surya.
"Mau tau ajaaa.. udah lo fokus nyetir" jawab Sita.
"Keseniannn dong Sur" pinta Lana ke Surya.
"Kesenian?? maksud lo apaan sih Lan" tanya Maya yang membuat semua juga heran.
"Hahahaha... maksud Lana kalau minta kesenian itu minta dinyalain musik" kata Surya.
"Ooaaalllahhh" kata Sita.
"Istilah baru" kata Marvin.
Surya menyalakan radio mencari gelombang dan terdengar dentuman lagu Padi kembali berkumandang.
Surya sontak melirik kaca spion dan Lana melihat Surya dari kaca spion juga, mata saling beradu dan debaran kembali menyesakkan dada mereka.
Sepanjang perjalanan dan sepanjang lagu diputar, mata mereka memancarkan sesuatu yang sulit dibendung, jiwa dan hati yang kian memberontak.
Obrolan Maya, Marvin dan Sita serasa terdengar samar- samar, namun lagu yang mereka dengar seperti memekakkan telinga. Mencuri pandang dan menculik senyuman, Surya dan Lana terus memerah wajah mereka.
🎼🎶 Sobat, aku sungguh tak mengerti
Semua ini bisa terjadi, Setelah perkenalan itu
Aku terhanyut, Aku sebenar-benarnya tak kuasa
Mendambakannya, Merindukannya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Nacita
doa surya yg paling kenceng 🤣
2024-10-01
0
Nacita
astaga s mayaaaa
2024-10-01
0
Nacita
hidup suryaaaa 🤣
2024-10-01
0