Lan, seandainya kamu beruntung memilikiku, aku akan membuatmu lebih bahagia dari sebelumnya. Surya menghela nafas panjang.
Mata Lana yang terasa panas kini memerah, buliran bening jatuh di pelupuk matanya. Entah apa yang membuatnya begitu kalut.
Apa yang kutangisi? Saat Marvin akan bertunangan hatiku tak sesakit ini.. Surya dijodohkan.. kenapa begini? calon istri? dia punya calon istri? bukankah dia menyukaiku? Apa dia lelah menunggu? Ya mungkin dia lelah menunggu.. 5 tahun bukan waktu yang sebentar untuk seseorang bisa melupakan..
Aku juga ragu dengan perasaanku. apa aku jatuh cinta pada nya? Ooh tidak..tidak... ini tidak mungkin?
Bibirku.. aku menciumnya dan ingin lebih.. tapi dia sudah punya calon istri.. Yaa Tuhaann... ini tidak mungkin.. aku harus memastikannya.. Okay Lana bernafaslah.. Huuuuuffffhhhh.. Pikiran Lana bergelut dengan perasaannya, tak terasa tangannya meraba bibirnya dan mengingat moment saat dengan Surya.
"Lama banget sih, jangan bilang antri lagi" tanya Surya saat Lana kembali dari toilet.
"Emang kenapa?" tanya Lana balik.
"Aku udah kangen" celetuk Surya nyengir senang.
"Halaahhh lebay deh.. semakin pinter gombal sih kamu sekarang Sur, awas ada yang cemburu lho" kata Lana
"Calon istriku kayanya ga cemburuan kok, tapi aku suka kalau calon istriku cemburuan " jawab Surya tersenyum merekah, Lana seperti di tusuk sembilu. Lana kembali duduk dan memberanikan diri di sebelah Surya.
"Lanjutin ceritanya.. setelah kamu jelasin tentang calon istri kamu, Bella gimana? Aku lihat tadi kayanya masih menyimpan perasaan ke kamu" tanya Lana.
"Setelah aku jelasin tentang calon istriku Bella sudah tak mencoba menemuiku, walaupun dia nggak mudah percaya begitu saja tapi yang aku heran kabar perjodohanku begitu cepat menyebar, intinya aku sudah punya calon istri dan aku dijodohkan dengan kerabat ibuku, sampai aku ketemu ibu kamu di acara arisan waktu aku anter mamaku, ibu kamupun sampai tau kabar itu.. Beberapa lama kemudian, aku ketemuan ama Putra, dia menceritakan bahwa dia bertemu Bella di supermarket kebetulan Putra sama ibunya, tante Leni. Kamu tau kan kadang tante Leni suka berpikir dengan caranya sendiri dan menangkap sesuatu cerita hal kadang nggak sinkron dan semaunya sendiri... disitu Bella banyak bertanya tentang kebenaran ceritaku, Bella mengorek semua yang aku katakan padanya, untungnya Putra bisa baca gelagat Bella, Putra bukan orang bodoh. Ketika Bella pertama kali bertemu Putra dan aku di coffeeshop, Putra melihat aku tidak antusias sedikitpun kepada Bella, karena itu akhirnya Putra membenarkan ceritaku dimana disitu ada tante Leni.
Dan wuusss.. cerita itu akhirnya jadi santapan di arisan orangtua kita" jelas Surya.
"Jadi semua orang di lingkungan arisan orangtua kita, taunya dari tante Leni?" tanya Lana.
"Iya betul, Lana" Jawab Surya.
"Emang mau dirahasiakan ya? Kalau Bella ga nguber kamu, mungkin perjodohan kalian akan tetap menjadi rahasia mu" kata Lana kehilangan semangatnya, meraih strawaberry milkshake nya.
"Aku ga ngerahasiain apapun, kalau kenyataannya begitu buat apa dirahasiakan, kamu taulah aku kaya gimana" kata Surya.
"Iya sih aku tau, terus kalau sandiwara kita tadi sampai ke calon istrimu gimana? Kamu ga takut nanti bisa berantakan" Tanya Lana sendu.
"Hahahaha... apa aku melewatkan sebuah cerita?" tanya Surya.
"Apa?" tanya Lana masih memegangi gelas strawberry milkshakenya dan menyesap perlahan dengan sedotan, obrolan ini membuat tenggorokannya seperti ada yang mengganjal dan minum adalah cara terbaik untuk menghilangkannya.
"Apa aku lupa cerita kepadamu bahwa aku bilang kepada Bella bahwa calon istriku bernama Kelana Dermawan?" Kata Surya disambut dengan semburan Lana ke arah mukanya karena Lana spontan tersedak
Buuuuurrrssss.. Uhuk.. Uhukk..
Mata Surya spontan terpejam saat disembur Lana dan membuat kepanikan Lana dengan sigapnya mengambil tisu basah dan tisu kering dan mengelap muka Surya dengan rasa bersalah, tapi Surya malah senang dengan sikap panik Lana mengelap mukanya.
Seumur-umur kamu ga pernah kaya gini Lan. Aneh. Batin Surya.
"Sorry.. Sorry.. Suryaa.. aduhhh Sorryy... Sini.. aku lap.. aduhh maaf.. maaf banget.. yah baju kamu kotor.. Sorry banget aku ceroboh" kata Lana sambil membersihkan muka, leher dan kaos yang kena cipratan milkshake.
Surya tersenyum simpul, dalam hatinya dia tertawa geli dengan sikap Lana namun diam-diam Surya mengagumi wajah panik Lana. Posisi mereka sudah berhadapan dan sangat dekat, ketika Lana membersihkan Leher Surya, tangan Lana ditahan lalu muka Surya maju kedepan dan menyambar bibir Lana, tapi terkesan lembut.
"Itu hukuman karena memyemburku... " kata Surya.
"Dan ini karena membuat bajuku kotor" kata Surya menyambar pipi Lana juga.
Lana tak bisa berkata-kata apa, antara canggung, malu dan serba salah.
Ngapain aku tadi nangis, ngapain aku sedih.. kalau ternyata calon istri yang dimaksud Surya dan semua orang itu adalah aku.
Hahahaha.. betapa bodohnya aku.. Lucu banget. Pikir Lana, geli sendiri sampai tak sadar Lana senyum-senyum sendiri.
"Kamu ngetawain aku ya Lan" Tatap mata Surya curiga.
"Enggak, cuma merasa lucu aja" jawab Lana.
"Apanya yang lucu?" tanya Surya lagi.
Lana kembali duduk tenang, dengan posis miring bersandar di sofa.
"Ketika kamu menjelaskan tentang calon istrimu ke Bella, aku merasa terusik, betapa beruntungnya calon isttimu itu, ketika ku tahu kalau itu adalah aku... Aku hanya merasa bodoh" jawab Lana.
"Bagaimana kalau aku bilang, jatuh cinta itu terkadang membuat orang jadi bodoh?" tanya Surya.
"Ehm.. jadi maka dari itu kamu tadi mengenalkan aku ke Bella sebagai calon istrimu, sedangkan aku berfikir bahwa kamu benar-benar dijodohkan" Lana mencoba menjawab dengan tenang.
"Sebenarnya aku berharap kamu lah calon istriku. Kata orang, perkataan adalah doa, aku tidak bersandiwara tadi, kamu yang bersandiwara Non" Kata Surya.
"Bukankah itu harus dipertimbangkan dulu sebelum perkataan menjadi doa?" Tanya Lana.
"Aku mempertimbangkanmu sejak aku SMP, apakah itu tidak cukup?" tanya Surya
"Berarti aku yang harus mempertimbangkan" kata Lana
"Dan kamu lupa bahwa aku minta penjelasan ucapanmu ke tante Broto bahwa menikah dengan ku butuh banyak pertimbangan, setelah aku bercerita? aku menagih penjelasan itu sekarang" tanya Surya membuat dada Lana kembali bergemuruh. Lana terdiam.
"Ayo jelasin kenapa kamu tadi bilang begitu ke tante Broto, apa yang kamu pertimbangkan bila menikah denganku" pinta Surya lagi.
"Hahahah.. emang harus dibahas banget ya Sur?" tawa Lana tidak lepas.
"Aku bilang aku akan bicara serius mengenai ini" kata Surya tegas.
"Waduhh... kok aku jadi serem yaa...udah dong ga usah serius-serius" Lana tergelak lagi.
"Ayo jelaskan.. kamu ngomong 'banyak yang harus di pertimbangkan' itu apa? kesannya kaya kamu mau menikah denganku" tembak Surya mengena sekali.
"Gini lho, itu kan sekedar basa basi aja sih" kata Lana nyengir polos.
"Ayo jelasin, emang kamu mau nikah dengan ku?" tanya Surya menusuk nusukan jarinya ke pinggang Lana bertubi-tubi dan dia pun kegelian setengah mati.
"Hahaahah okay.. okaay.. Surya stop it.. stop.. okay aku jelasin.. Oohh my Godddddd.." jerit Lana. Surya berbunga- bunga rasanya.
"Kalau menikah kan, bukannya butuh pertimbangan? banyak hal yang harus di pikirkan selain perasaan Cinta sebagai dasar. Kecocokan, kenyamanan, keterbukaan, kepercayaan.. aduhh.. banyak banget deh" jelas Lana.
"Kita memiliki itu semua Lana, kurang apa lagi?" tanya Surya dengan menatap Lana serius.
"Apa kau mau menikah denganku?" tanya Surya.
"Apa kah ini sebuah lamaran?" tanya Lana kembali.
"Hahaha.. apakah harus ada sebuah cincin dan aku berlutut di hadapanmu?" Tanya Surya dengan tawa lepas.
"Jangan lupa bunga juga" jawab Lana dengan lidah terjulur, meledek Surya. Entah serius entah tidak, itu kadang membuat mereka saling kebingungan.
"Kamu serius Lan?" tanya Surya. Perlahan Surya meraih jemari tangan Lana lalu menciumnya perlahan, Lana tersenyum dengan pipi merahnya, kedua mata mereka berbinar seakan mengisyarat lagu asmara beralun di hati mereka.
Ketika Lana mengangguk pelan dengan samar, tiba-tiba terdengar suara seseorang bertepuk tangan.
Prokk... Prokk.. Prokk.
Surya buru-buru menoleh, sehingga ketika Lana mengangguk tanda keseriusannya, Surya tak melihatnya. Lana sangat terkejut dan reflek melepas tangannya dari genggaman Surya dan berdiri diikuti Surya.
"Jadi kalian disini rupanya, wahh.. wahh.. wahh.. romantis sekali kalian" kata Marvin.
"Ngapain lo kesini" kata Lana.
"Vin, tolong pelankan suara lo, jangan buat keributan" kata Surya.
"Jadi Lana adalah calon istri lo?! jadi benar berita perjodohan itu?! Gue ga nyangka kalian ngumpetin hal sebesar ini dari gue" kata Marvin kepada Surya.
"Apa bedanya dengan pertunangan lo!" kata Lana ketus.
"Kalian stop, yuk kita duduk dulu" kata Surya.
"Enggak!"Lana.
"Enggak!"Marvin.
Kompak amat. Batin Surya.
"Jadi kamu bales, hah?! Setidaknya aku ga pernah mencium orang lain dengan penuh cinta kaya kamu tadi" kata Marvin.
"Jadi lo mata-matain gue?!" Kata Lana balik.
"Ssstt.. kecilkan suara kalian, ayo duduk dulu kita bicara baik- baik, nggak enak di lihat orang" bujuk Surya.
"Enggak!"Lana.
"Enggak!"Marvin.
Aaaaarrgh.. kenapa masih kompak aja sih, nih berdua. Gawat. Aku cemburu. Batin Surya.
"Iya benar, aku mengikuti mu! Aku ingin menjelaskan banyak hal yang terjadi mengenai pernikahanku, agar kau tak salah paham" kata Marvin kepada Lana.
"Apapun penjelasan lo, semua nggak ada pengaruhnya, mau salah paham atau tidak, lo harus menikah Vin" kata Surya mengingatkan Marvin.
"Surya diam! aku ingin tau penjelasannya" kata Lana dengan sorot mata tajam yang menghujam kedua mata lelaki ini.
"Hahaha.. kau ingin tau? kenapa kau tidak tanyakan kepada Surya bagaimana dia menjebakku dalam hubungan rumit ini, aku yakin semua ini usahanya untuk bisa mendapatkan kamu " kata Marvin kepada Lana.
"Apa?! apa maksudnya? Surya apa ini benar?!" tanya Lana panik.
"Heyyy, sudah aku bilang ini tak ada hubungannya denganku!" kata Surya marah, Marvinpun meninggalkan tempat itu.
"Laannnaa.. " panggil Surya meraih tangan Lana, tapi Lana mengibaskan tangannya. Lana meraih tas nya menyusul Marvin yang keluar meninggalkan tempat itu.
"Urusan kita belum selesai!" tunjuk Lana ke arah Surya. Dan melangkah pergi meninggalkan Surya, menyusul Marvin.
"Aarrghh Marvin, kau selalu saja menghalangiku dari dulu" geram Surya.
Surya pun bergegas mengambil kemeja dan memakainya lalu mengambil ponsel serta kunci mobil yang tergeletak di meja, lalu menyusul keluar meninggalkan cafe. Lana masih terlihat punggungnya yang mengejar Marvin ke arah parkir, saat Surya menuruni tangga, Surya pun mengikuti mereka.
"Vin, apakah lo mencintai Rima?!" tanya Lana setengah berteriak dan menghentikan langkah Marvin dan menghentikan hentakan kaki Surya yang berlarian. Surya berlahan berjalan memdekati mereka.
Marvin membalikkan badannya dan berkata,
"Aku hanya mencintai satu wanita dan itu kamu, setelah menikahi Rima aku akan menceraikannya dan kembali padamu" kata Marvin dengan tatapan tajam, Lana memang terpesona dengan tatapan itu tapi kemudian dia melihat sorot mata Surya yang berpendar teduh ke arahnya yang membuat hati Lana di aliri kehangatan.
"Hahahaha.. boleh kah gue menikahi Surya dan gue ceraikan dia dan kembali pada lo" tawa Lana diiringi airmatanya yang keluar dari sudut matanya.
"Apa?! Kau...?! " kata Marvin dengan geram.
"Hahaha.. Apa lo pikir gue mau menerima laki-laki yang sudah tega meninggalkan anaknya dan menerima bekas adik temen gue?!" kata Lana masih tertawa menahan tangisnya.
"Lanaaaa!! Kauu..." Marvin mengangkat tangannya.
Surya buru- buru mencegah dengan menggenggam tangan Marvin.
"Lo ingin menampar calon istri gue, hah?! Apakah lo benar- benar laki- laki?" kata Surya marah.
"Kenapa nggak lo tanyakan pada diri lo sendiri, dengan menjebak gue dengan cara kotor lo?" Marvin mengibaskan tangannya dengan kasar.
"Gue udah jelasin berkali- kali bahwa gue ga ada hubungannya dengan peristiwa itu! Dan lo laki- laki seharusnya bisa menjaga diri lo sendiri" kata Surya emosi dan menarik kerah Marvin
"Lo tau gue sangat mencintai Lana" kata Marvin memegang tangan Surya dan mendorong kasar, pegangan Surya terlepas dari kerah Marvin
"Dari dulu lo bilang mencintai gue dan lo selalu memilih orang lain!" kata Lana.
"Apa maksud kamu dari dulu?" tanya Marvin
"Oohh jadi lo lupa ciuman panas lo, yang lo berikan kepada Maya di hari kelulusan kita? Padahal lo tau banget gue kekasih lo" kata Lana dengan muka merah padam.
"Apaa?! Bagaimana kau... ?! Surya jangan bilang kalau ini ulah lo! " kata Marvin melotot ke arah Surya.
"Gue lagi yang kena.." kata Surya.
"Apa lo lupa bahwa di seberang dapur itu adalah gudang tempat gue bersembunyi saat razia itu terjadi dan gue lihat disana dengan Surya" kata Lana tertawa menahan ledakan tangisnya.
"Apaaa?! apa kamu bilang?!" kata Marvin tak percaya.
" Gue lihat lo mencumbu Maya, sahabat kita" kata Lana dengan tangan mengepal.
"Aku terlalu banyak minum saat itu dan aku kira itu kamu lagian aku laki- laki normal, selama kita pacaran kau tak pernah mengizinkanku untuk mencumbumu, aku tau kamu masih murni Lan, bahkan sampai saat ini" kata Marvin melunak.
Jadi memang aku yang mendapatkan first kiss dari Lana? Maafkan aku selama 5 tahun ini meragukanmu Lan.. Ohh Lanaku betapa bahagianya aku mendengar semua ini.. Apa kau tahu Lan? Marvin juga mengaku mendapatkan first kiss darimu, selama ini.. Berarti di promnight itu adalah first kiss kita.. Marvin selama ini menipuku dan semuanya.. Marvin, hari ini kau terjebak dengan kebohonganmu sendiri. Batin Surya melonjak girang.
"Hahaha.. Dan yang lo lihat tadi diatas, ketika gue mencium Surya, itu juga menandakan gue wanita normal" kata Lana lagi, Surya berkesiap mengingat ciuman Lana beberapa waktu lalu.
Marvin memegang pipi Lana dan berkata,
"Hahahaha.. dan dia yang mengantarkan Rima ke hadapanku, sungguh licik.. aku bisa membatalkan pernikahanku dan menjadikanmu pengantinku, aku akan menghubungimu segera setelah ku batalkan semuanya" kata Marvin meninggalkan mereka berdua.
Lana terhenyak dengan perkataan Marvin, airmatanya yang sedari tadi di tahan akhirnya turun juga. Lana menatap tajam ke arah Surya.
"Lan.. aku bisa jelasin... "kata Surya.
"Ini tak seperti yang kamu pikirkan, aku akan jelasin Lan" tambah Surya lagi.
Surya memegang bahu Lana namun di kibaskannya, Lana ingin pergi beranjak meninggalkan Surya.
"Lan aku mohon, dengarkan aku dulu.. itu tidak seperti yang kamu pikirkan" kata Surya.
"Surya Lepaaaasss!! tinggalkan aku!! aku ingin sendiri!!" kata Lana terus berontak dari cengkeraman Surya. Surya menarik tubuh Lana dan di himpitkannya ke mobil yang di parkir disitu, kedua tangan Surya direntangkan di mobil itu, sehingga Lana terkepung oleh badan Surya, Lana menghadap ke samping dia tak berani menatap mata Surya, dengus kesal Surya sampai mengenai wajah nya karena saking dekatnya Surya mengungkungnya.
"Semua yang di katakan Marvin benar, aku membawa Rima kehadapannya, tapi bukan seperti itu.. aduhh gimana aku menjelaskannya" kata Surya kebingungan.
"Marvin akan mengagalkan pernikahannya," kata Lana.
"Terus kenapa hah?! dia harus tetap menikahi Rima, Lan" kata Surya setengah berteriak.
"Mungkin saja dia benar di jebak..." kata Lana masih tak mau menatap Surya.
"Mudah sekali kamu terhasut tanpa mendengarkan ceritaku, hah?! apa kau pikir aku sejahat itu untuk mendapatkanmu?" kata Surya.
"Ayo kita masuk lagi dan aku ceritakan" ajak Surya.
"Aku capek, aku mau pulang" kata Lana sendu.
"Lan, tolong.. aku mohon dengarkan aku.. Itu hanya pikiran Marvin karena dia melihatmu kembali, kenapa dia tidak membatalkannya dari kemarin- kemarin bila itu memang jebakan!" kata Surya memberi pengertian.
"Lepaaaasskan akuu Surya!!" teriak Lana.
"Merasa dijebak tapi Marvin sampai akhirnya menghamili Rima! Kau pikir dia melakukannya hanya sekali Lan! Coba kau pikirkan Lan! Tanya Sita Lan, berapa lama mereka menjalin hubungan yang dia bilang rumit! Aarrgghhh siaall.. bagaimana aku menjelaskan padamu Lanaa!!" kata Surya benar- benar emosi. Surya menggebrak mobil dan seketika alarm mobil berbunyi dan tanpa sadar menendang pintu mobil sampai penyok, suara alarm mobil mengundang semua mata yang ada didalam cafe, sang empunya mobil segera keluar mematikan alarm mobil dan kaget melihat mobilnya penyok.
Lana melihat celah itu akhirnya bisa lepas dari kungkungan Surya dan berlari ke jalan lalu memberhentikan taxi.
"Laaaanaaaa.... !" Surya berlari ke arah mobilnya menyalakan remote untuk membuka mobilnya dan akan mengejar Lana, tapi dua orang menghentikannya.
"Mas, tolong billnya dibayarkan terlebih dahulu" kata pelayan dengan membawa bill Surya.
"Nih ambil kembaliannya" kata Surya memberikan lima lembar uang pecahan seratus ribuan.
"Gimana dengan mobil saya" seorang pria mendekati Surya, rupanya sang pemilik mobil yang ditendangnya sampai penyok.
"Maaf pak sebelumnya, boleh kita bertukar kartu nama, ini ada kartu nama saya, besok saya akan urus mobil anda, saya akan ganti rugi mobil bapak, saya harus segera mengejar calon istri saya. Maaf sebelumnya" kata Surya menyodorkan kartu namanya dan menerima kartu nama dari si empunya mobil.
Untung laki- laki itu tidak memperpanjang masalah itu, sehingga Surya segera meninggalkan cafe itu dan mencari Lana. Dia memukul setir mobilnya ketika kehilangan jejak taxi yang Lana tumpangi.
Lanaaaa... Aaarghh dimana kamu?
-
Bila kamu menyukai Novel ini, Jangan Lupa Dukungan Vote, Like, Komen, Koin, Poin dan Rate bintangkuu yaa Reader Tersayang. 😘😘🥰🥰💕💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Nacita
lagi2 s surya jd wasit 🤣
2024-10-01
0
Nacita
cieeeee kok jd gue yg beebunga2 dsini tauuuukkk 🥰🥰🥰🥰🤣🤣🤣🤣
2024-10-01
0
Nacita
tenang lan, calon istrinya kamu kok 🤣
2024-10-01
0