"Gue mencintai Lana, May... gue tetep akan melangsungkan pertunangan gue, karena pertunangan gue udah disiapkan jauh- jauh hari" kata Marvin.
Lana.. ternyata tak mudah membuang lo dari hati Marvin. Maya.
Lan.. Kau akan tetep menjadi milik ku, sebentar lagi kita bertunangan dan kau akan menjadi milik ku. Selamanya. Marvin.
Sementara di cafe yang berada diseberang restoran yang ditempati Marvin dan Maya, Surya memilih tempat duduk di posisi paling pinggir, agar aktifitasnya bisa di lihat oleh Marvin dan Maya. Pelayan pergi meninggalkan Surya dan Lana setelah mereka mencatat pesanan mereka.
"Surya, terima kasih yaa atas hari ini, gue merasa sangat lega, gue nggak bisa bayangin kalau gue harus ngadepin ini sendirian" kata Lana menarik tangan kiri Surya yang sedari tadi menopang dagunya. Lalu tangan Surya diletakkan dimeja, agar Lana bisa merebahkan kepalanya di tangan Surya sebagai bantalan pipinya agar tidak menyentuh meja.
"Pusing kepala gue" kata Lana mengerjapkan matanya, tangan kanan Surya membelai rambut rambut Lana, hatinya kembali berdesir saat mata Lana beradu dengan miliknya.
"Gue akan selalu ada untuk lo, Lana.. sekalipun fisik gue tak terlihat, lo akan selalu gue jaga dan ini bukan akting Lan" Surya tiba- tiba mencium dahi Lana, ciuman yang cukup lama sampai Lana merasa ada aliran hangat dihatinya.
***
"Siaalll.. apa yang mereka lakukan?" kata Marvin melihat pemandangan dari cafe seberang restoran.
"Mereka berciuman, seperti ini" Maya mencondongkan badannya dan mendarat kan bibirnya ke bibir Marvin.
"May, apa lo udah gila hah ?!" bentak Marvin.
"Gue kan memberi contoh Vin, biasa aja dong" kata Maya
"Gue punya tunangan May, tolong jangan aneh- aneh" kata Marvin.
"Lo bertunangan tapi lagi bersama gue, sementara tunangan lo lagi bersama sahabatnya, kita impas Vin, gue hanya membuat kesan impas aja kok" kata Maya ngeles.
"Tapi kita salah May, kita berbohong kita sembunyi- sembunyi, kita semua tau Surya meyukai Lana dari SMP dan Lana hanya menganggapnya sahabat, karena Lana mencintai gue dan hanya gue" kata Marvin geram.
"Sementara gue tidak pernah mencintainya dengan benar, gue selalu bersikap sesuka hati gue, seperti sekarang ini gue malah jalan sama lo" kata Marvin lagi dengan wajah lesu.
"Okay gue akan telpon Surya, kita lihat apa mereka berbohong atau enggak" kata Maya meraih ponselnya dan menelpon Surya dan telpon pun tersambung lalu Maya menyalakan speaker ponselnya agar Marvin ikut mendengarkan.
Surya : "Halo May.. ada apaan?
Maya : "Hai Sur.. ini gue mau bilang makasih atas pemberian gaun promnight yang lo kasih, gue lupa bilang kemaren, lo sih maen ilang aja"
Surya : "Ooh iya.. sama- sama Maya"
Maya : "Eeh lo lagi dimana nih, lo lagi makan ya"
Surya : " Iya nih"
Maya : "Ama siapa lo Sur"
Surya : "Sama Lana May, sini aja May nyusul ke mall, gue dicafe sebrangnya Restoran Burreto"
Maya : "Aduh pengen sih, tapi gue lagi disalon, buat besok promnight biar fresh"
Surya : "Apa gue susul ke salon sama Lana, biar bisa nyalon bareng, biar lo akur lagi"
Maya : " Aduh ga usah Sur, ini juga gue mau selesai kok"
Surya : "Berarti bisa nyusul kesini dong"
Maya : "Bokap gue baru pulang Sur, gue mau kangen- kangenan dulu"
Surya : "Okay deh kalo gitu"
Maya : " Okay bye"
"Lo denger kan, kalau mereka apa adanya, ga bohong kaya kita" kata Marvin.
"Iya sih, mereka terang- terangan, gue seakan kaya pelakor yang selalu dibilang Teguh, hahaha" kata Maya tergelak dan mata Marvin tak beranjak dari pemandangan diseberang sana, yang kian lama mengiris hatinya.
"Gue merasa bersalah May, gue merasa berkhianat sama calon tunangan gue" kata Marvin.
"Yaeelaahh Vin, jangan jadi bucin deh lo, Lana kemaren udah bilang 'kita selesai' ke elo, itu makanya gue berani ngajak lo makan siang, lo nggak salah Vin" kata Maya.
"Gue belum menyetujuinya, gue masih sayang dan cinta sama Lana, bahkan keluarga kita masih mempersiapkan pertunangan kita, yang terjadi dibutik kemarin adalah kesalah pahaman sepele" kata Marvin
"Setelah kejadian kemaren lo berusaha nggak ngejer dia atau nyari kerumahnya? Enggak kan? Lo nggak nyamperin dia menjalaskan, gue rasa Lana semakin yakin akan keputusannya" kata Maya.
"Gue akan kesana sore ini, rencananya" kata Marvin.
"Lo nggak merasa terlambat Vin?" tanya Maya.
"Gue tau dia hanya akan marah sebentar lalu melupakan kejadian di butik, karena dia selalu begitu, dia sangat- sangat mencintai gue May dan kita akan bertunangan" kata Marvin.
"Lo terlalu percaya diri Vin, bagaimana kalau kesabaran Lana sudah habis, bagaimana kalau ternyata dia menyadari bahwa Surya lebih mencintainya daripada lo, Vin" kata Maya memprovokasi.
"Tidak akan pernah gue biarin dia menjadi milik siapapun, dia milik gue, hanya milik gue" kata Marvin membuat hati Maya getir.
"Lihat, mereka pergi.. mau kemana mereka" tanya Maya.
Marvin dan Maya melihat Surya dan Kelana berjalan beriringan penuh canda tawa, Lana terlihat bahagia bersama Surya berlarian kecil dan tertawa terbahak- bahak entahlah apa yang mereka tertawakan. Marvin melihat Surya membukakan pintu mobilnya untuk Lana, hal kecil yang Marvin sendiri tidak pernah memperlakukan Lana seperti itu. Mereka pergi melajukan mobilnya ke arah kediaman Dermawan.
***
"Kakak tuh serasi banget sih kalau ama Kak Surya" kata Lyla, adik bungsu Lana.
"Masa sih, Lyl" kata Surya tersenyum disambut Lyla.
"Darimana kalian?" tanya Aldi Dermawan.
"Hai om apa kabar?" kata Surya salim ke pak Aldi dengan membungkukkan badan mencium punggung tangan.
"Cari gaun buat Promnight, Ayah" kata Lana sambil memeluk ayahnya.
"Kalian udah makan? Ayo kalian temenin ayah makan" kata pak Aldi mengajak semua ke spot favorit mereka, beranda dapur yang menghadap kolam ikan dengan pohon- pohon rindang.
"Terima kasih om, kita sudah makan" kata Surya mengikuti pak Aldi keluarga ini ke beranda belakang.
Mereka duduk di posisi favorit mereka masing- masing, pelayan sibuk menyiapkan makan siang bersama Maryam.
"Kok ayah tumben sih udah pulang siang- siang begini" kata Lyla.
"Ibu kamu kangen, makanya ayah disuruh pulang" kata pak Aldi berkelakar yang membuat mereka semua tertawa.
"Lana kamu mau hadiah kelulusan apa dari ayah.. hebat ya kamu bisa rangking satu" Tanya ayahnya.
"Lana mau ponsel baru yah" kata Lana sambil makan krupuk.
"Emang ponsel kamu kenapa Lan" tanya bu Maryam dengan membawa piring lauk dari dapur.
"Tinggal nunggu rusaknya bu, Lana kan makainya udah 4 tahun lebih" kata Lana.
"Katanya kamu mau laptop baru Lan?" kata ayah sambil makan.
"Kan abang yang beliin yah" kata Lana mencibirkan bibirnya ke arah Ryan.
"Yang bekas punya Kak Lana pasti buat Lyla nih, nasib anak bungsu" kata Lyla membuat semua tertawa.
"Hahahaha apaan sih dek, dulu kak Lana dapet bekas juga dari abang" kata Lana sambil mencubit pipi Lyla.
"Kamu bisa pinter nggak kaya kak Lana, nanti abang kasih hadiah kalau kamu juara satu" kata Ryan.
"Tau deh bang, pelajaran SMP sekarang makin susah" keluh Lyla.
"Gue ada Laptop ama ponsel masih baru, semua dari Apple dan nggak kepake, hadiah dari klien- klien gitu Lan, lo minta mentahnya aja ditabung" saran Surya.
"Wah ide bagus tuh, Kak" kata Lyla dengan polosnya.
"Semua aja lo urusin hidup gue Sur, sekalian beha ama kancut gue lo urusin" kata Lana ketus, Surya mencubit pinggang Lana dan semua tertawa.
"Daripada nganggur Lan, mubazir kalau nggak kepake, anggep aja hadiah lagi dari gue " kata Surya dengan muka memerah.
"Yakin lo ikhlas ama gue ?" kata Lana.
"Yaaeelllahhh.. langit dan bumi kalau punya gue nih, bakalan gue kasih Lan" kata Surya langsung menutup mulutnya, dia lupa bahwa di depan Surya ada pak Aldi dan bu Maryam. Namun semua malah tertawa dibuatnya.
"Cieee kakak, jago banget gombalnya" kata Lyla.
"Serius Lyl, kakak nggak gombal" kata Surya.
"Kalau kamu mau tawaran Surya, ayah dan abang kasih mentahnya nih" kata pak Aldi membuat Lana ragu.
"Beneran Lan, gue ikhlas.. soalnya nggak kepakai beneran, besok gue bawain sekalian pas promnight" kata Surya.
"Ya udah deh" kata Lana.
"Sur, kamu nggak makan?" kata Ryan.
"Kita barusan banget, makannya bang" kata Surya.
"Eh lo makan pudding aja yaa apa buah gitu, mauu yaa gue ambilin puding, ada lyche nya lho" kata Lana dan Surya mengangguk setuju, lalu Lana masuk ke dalam ke arah kulkas.
"Lan keluarin aja semuanya" teriak ibunya meminta mengeluarkan pudding dari kulkas.
"Makasih lho Sur, kamu baik sama Lana" kata bu Maryam.
"Iya Tan, ini karena ada nganggur aja kok" kata Surya malu- malu.
Lana membawa sepiring puding buat Surya, dan satu gelas Lyche tea, di iringi pelayan yang membawa satu loyang puding beserta piring pudding dan buah- buahan sebagai pencuci mulut.
"Nih buat lo, ini gue yang bikin kemaren" kata Lana.
"Iya abis bikin maghrib terus tidur sampai bedug, makan malem sampai dilewatin ama Lana, dari kecil Sur, Lana kalau ngambek gitu, tidur aja dia" kata bu Maryam.
"Iyaa abang hafal kalau Lana galau ya gitu" kata Ryan lagi.
"Apaan sih, Lana nggak galau kok" kata Lana.
"Lyla masuk kamar ya, ayah mau bicara sama kakak kamu" kata ayah menyuruh Lyla pergi karena ini pembicaraan orang dewasa. Lyla pun menurut dan meninggalkan tempat itu.
"Surya pamit juga kalau gitu om" kata Surya merasa tidak enak.
"Nggak apa- apa Sur, kamu duduk aja.. kamu kan udah om anggep keluarga juga, toh ini pembicaraannya tentang kalian" kata pak Aldi membuat jantung Lana dan Surya berdegub kencang.
"Lan.. kata ibumu kamu dan Marvin putus? Padahal acara pertunangan sudah disiapkan, emang ada apa Lan?" tanya pak Aldi.
"Lan.. Ibu, Nadya mamanya Marvin dan Broto itu bersahabat sejak kami SMA, sama kaya kalian begini, ibu takut itu akan merusak persahabatan kami.. kamu nggak bisa seenaknya membatalkan ini semua Lan, kamu nggak lihat betapa Nadya dan Broto sangat senang ketika kalian bisa berjodoh" kata bu Maryam.
"Ibu dengerin Lana dulu bu, mungkin Lana punya pertimbangan tersendiri" kata Ryan.
"Tapi semua sudah direncanakan Ryan, apa yang akan ibu katakan pada mereka nantinya" kata Maryam.
"Coba Lan kamu ceritakan ke ayah" pinta pak Aldi.
"Jadi ibu lebih memilih persahabatan ibu dari pada Lana?" mata Lana mulai memerah, Surya menyodorkan tisu, Ryan trenyuh melihat itu.
"Bukan begitu Lana, tapi ibu tidak mau ada permusuhan" kata Maryam.
"Biar dia cerita dulu sayang, kita dengarkan dulu" kata pak Aldi kepada istrinya.
"Marvin tuh semakin kesini semakin egois dan semakin membuat Lana kehilangan rasa cinta Lana yah, dia tuh nggak bisa menghargai perasaan Lana, dia nggak bisa mencintai Lana kaya Lana mencintai dia, Lana ada yang mengganjal ketika pergi berdua dengan Marvin, Lana seperti ada ketakutan dan Lana tuh kerepotan sendiri menjaga diri Lana sendiri yah...
Lana merasa tidak nyaman dengan Marvin, cinta dengan rasa takut yang menguasai hati Lana, karena Lana tidak punya keberanian untuk bilang tidak" kata Lana.
"Lana takut yah.. Lana nggak tau apakah nanti Marvin jodoh Lana apa bukan. Bagaimana kalau setelah bertunangan dan dia tidak berjodoh dengan Lana, yah? Lana nggak mau pertunangan ini membebani hidup Lana selama Lana kuliah yah.. Lana mau fokus kuliah. Kenapa harus ragu sama cinta Lana dan pertunangan dijadikan kambing hitam, pertunangan akan mengikat Lana itu memang benar, tapi bagaimana bila Marvin memanfaatkan pertunangan untuk mengambil sesuatu yang berharga dari Lana? Tapi kata Marvin malah ngajak nikah aja.. kita masih labil yah, kita belum tau yang namanya bertanggung jawab itu seperti apa" jelas Lana lagi.
Mereka terdiam dengan penjelasan Lana, seakan tak percaya dengan keadaan Lana yang selama ini dianggap gadis yang ceria dan punya hubungan yang sempurna dengan Marvin, ternyata Lana berjuang sendiri mengatasi kerapuhan hubungannya dengan Marvin.
"Itulah kenapa Lana selalu ngajak temen kalau nge-date sama Marvin, entah Surya entah Sita pokoknya Lana selalu nggak ingin berdua dengan Marvin, Lana takut yah.. Saat kita jadian dulu, Lana ada perasaan menyesal tapi Lana terus jalani berharap Marvin berubah, karena semua mantan Marvin pasti telah dinodainya.. Lana takut yah.. makanya kemarin Lana gunain kesempatan dari hal sepele untuk putus.. Lana pilih mengakhirinya yah, hari ini juga Marvin udah jalan kok ama Maya tanpa Lana tau.. pokoknya intinya Marvin bukanlah laki- laki yang baik buat Lana" jelas Lana.
"Lana.. abang akan dukung kamu apapun keputusan kamu, toh abang selama ini nggak pernah setuju dengan pertunangan ini.. pokoknya abang akan dukung kamu, sekalipun harus berhadapan dengan ayah dan ibu.. abang akan lindungi adik abang tersayang" kata Ryan mendekati Lana dan memeluknya.
"Enak aja kamu bang.. ayah mah akan dukung semua keputusan Lana.. sekalipun harus berhadapan dengan ibu" pak Aldi melirik Maryam dengan muka bergidik yang membuat semua tertawa.
"Hahahaha kalian berdua ayah sama anak sama aja.." kata Maryam kepada pak Aldi dan Ryan.
"Kita akan hadapi bersama Lan" sambung Maryam.
Lana sangat lega mendengar keluarganya sangat mendukungnya, Surya lega mendengarnya berulang kali dia menarik nafas panjang.
"Besok promnight bersama orangtua, Lana bareng ayah ibu berangkatnya dan sesudah itu Lana akan pergi sama geng domino yah, merayakan perpisahan. Karena minggu depan adalah saat kita meneruskan hidup kita masing- masing, Lana dan semua temen harus kuliah ditempat yang berbeda, nanti pulangnya Lana dianter Surya" Kata Lana meminta izin.
"Baiklah.. kamu toh udah 18 tahun, kamu tahu mana yang baik dan yang benar, segala sesuatu yang kita putuskan pasti ada pertanggung jawabannya" Kata pak Aldi.
Apa yang akan terjadi besok? perasaanku jadi tidak tenang. Surya
Deg.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
lisna
berarti udah tau donk ya orang tua ma Kaka Lana Marvin suka celap celup padahal umur baru 18...jangan sampe deh jadi
2024-02-16
1
Edi Saputra
😂😂😂
2022-11-10
0
Fay
Keren thor 👏👏
2022-07-20
0