Pelayan- pelayan sexy berdatangan mengantarkan pesanan- pesanan mereka
"Makasih ya Kakak" kata Dion menggoda salah satu waitress yang memancing semua mata memandangnya, kecuali Surya yang diam terpaku berkutat dengan pikiran dan ponselnya.
"Ini pesanannya Mas?" Goda salah satu waitress kepada Surya yang asik memainkan ponselnya.
"Taruh di situ aja" kata Surya tak melihat.
"Pembayarannya mau cash atau debet atau cresit Mas?" Kata waitress itu menggoda.
Surya mengeluarkan kartu debetnya, dengan melihat sekilas ke arah waitress. Lalu kembali asik main dengan ponselnya.
"Ayoo kita makan" kata Lana. Namun Surya masih asik dengan ponsel nya.
"Makannnn iiihhh.." kata Lana merebut ponsel Surya.
"Iyaa ntar itu tanggung... okay okay aku makan" kata Surya terpaksa menyerah dengan ponselnya karena Lana memasukkannya di kantong rok nya.
"Sayang, mau dong suapin dikit aja" kata Marvin.
"No no no... aku belom makan dari bayi, lapar sangat.. tuh ada sendok ambil sop buntutnya" kata Lana.
"Pelitttt" kata Marvin menarik mangkuk sop buntut di dekatnya.
"Mau cobain punya gue nggak, enak loh ini" kata Surya.
"Nggak ahhh.. punya gue udah banyak banget nih" kata Lana.
"Tuh Vin minta suapin Surya.. punya dia enak juga lho" kata Lana.
Marvin dan Surya bersamaan menendang sepatu Lana dan membuat Lana tertawa.
"Kok bisa yaa.. badan ceking kaya lo, makannya banyak Lan" kata Dion menikmati frenchfries nya.
"Ususnya mbelibet kayanya" kata Teguh.
"Gue mau dong Vin, cobain punya lo" kata Maya tak mau kalah.
"Nih dikit aja ya" kata Marvin tanpa sadar menyuapkan satu sendok ke mulut Maya.
"Eh lo mau chicken wing nggak enak lho, dicampur kuah sop" kata Maya dengan cekatan menyuapkan lagi ke Marvin. Lana terlihat tidak suka dengan ulah mereka.
Pemandangan itu membuat Lana tersedak dan membuat Marvin terkejut dengan apa yang barusan dia dan Maya lakukan. Lalu menyodorkan air minum ke Lana tapi ditolaknya.
"Ini kartunya Mas... ada lagi yang mau dipesan?" Kata waitress datang mengembalikan kartu debet Surya.
Surya menanyakan ke semua temannya dan mereka semua sepakat tidak memesan lagi.
"Mbak aku mau lychee tea dua yaa.. ini aku bayar sekalian deh cash dan ambil kembaliannya dan tolong angkatin piring kotor ini" kata Lana mengeluarkan selembar uang 100 ribu di dompetnya.
"Cepet amat makan lo Lan" kata Sita.
"Lo nggak tau ya, Lana kalau lagi kesal dia makan dengan cepat dan tidur dengan cepat" kata Surya mengundang perhatian Marvin yang sedari tadi asik sendiri dengan Maya.
"Kamu lagi kesal kenapa? Ada yang salah?" kata Marvin.
"Pikir aja sendiri sih, lo tuh udah gede masa hal yang terlihat lo nggak lihat, gimana hal yang tersembunyi? pasti lo nggak akan bisa liat" kata Lana penuh arti. Surya tersenyum sinis.
Waitress kembali datang dengan dua gelas lyche tea dan mengangkat beberapa piring kotor karena Surya pun telah selesai makan.
"Mas kalau butuh teman kami bersedia menemani" kaya waitress itu kepada Surya.
"Minta izin yang disebelah saya aja ya" kata Surya menunjuk Lana yang sedang kesal.
"Oohh.. oohh maaf kalau begitu kami permisi dulu" kata waitress meninggalkan mereka semua.
"Ini gue pesen khusus buat lo, mungkin hari terakhir kita minum lyche tea bersama, dan gue akan mengingat lo lewat lyche tea ini" kata Lana mengangkat gelas nya dan diadukan ke gelas lyche tea Surya.
"Okay kita angkat gelas kita masing- masing.. ini malam terindah yang gue lewatin bersama kalian, entah kapan lagi kita bisa berkumpul bersama begini.. huuaaahhh.. berat sih tapi kita harus melanjutkan jalan kita guys.. untuk masa depan yang cerah" kata Dion.
"Untuk masa depan yang cerah!!" Seru mereka semua di iringi dentingan gelas mereka.
Setelah foto bersama, berswa foto bersama mereka kembali duduk, bercanda ria, tertawa bersama. Seakan malam bersahabat dan waktu terhenti seakan enggan merangkak ke arah pagi.
"Lan lagu nya enak nih, turunn yukk" kata Sita.
"Yuuukkk" kata Lana menarik Sita dan mereka turun ke lantai disco meninggalkan mereka semua.
"Dari dulu emang mereka berdua yang paling pede" kata Maya.
"Ituu.. yang.. bikin.. gue.. suka.. ama.. Lana" kata Marvin yang sudah mulai mabuk.
"Lo mau bir lagi Vin, nih ambil punya gue" kata Maya.
"Mana.. kasih.. ke.. guee.. semuaa" kata Marvin dengan lidah diseret, beratnya kepala membuatnya menyender di pundak Maya.
"Liat.. tunangan... gue... sexy.. banget.. dia.. bikin.. gue.. nggak.. tahan " kata Marvin menenggak lagi sebotol bir. Surya semakin cemas melihat keadaan Marvin.
"Udah Vin, minum lo jangan banyak- banyak, tuh minum yang asem- asem biar down" kata Surya.
"Hmmmm.. wangi.. banget.. lo.. may.. tapi.. masih.. wangian.. Lana, gue.. suka.. aroma.. tubuhnya.. nanti.. malem.. gue.. mau.. ajak.. tidur.. dirumah.. gue.. kata Marvin menceracau dan semakin memeluk Maya. Semua menggeleng- gelengkan kepalanya dan mereka tak mau banyak mengganggu Marvin karena sifat tempramennya.
Lana datang melihat pemandangan itu, membuat hatinya yang meleleh beberapa jam yang lalu, membuat hatinya menjadi beku.
"Sayaaang.. peluukk.. kata Marvin melihat Lana tapi semakin memeluk Maya.
Lana geleng- geleng kepala melihat itu semua, dia tersenyum sinis.
"Lan, ini nggak seperti yang lo pikir, Marvin melukin gue mulu, sorry Lan" kata Maya.
"Lo boleh juga May" kata Marvin mulai mencium pundak Maya.
"Vin itu ada Lana, kontrol dong" kata Maya.
"Gue kan udah ngasih lo secara cuma- cuma May dan gue serius dengan ucapan gue.. lo mau apain dia dan dia mau ngapain lo, gue udah nggak perduli saat kalian suap- suapan didepan gue tadi, " kata Lana ketus.
"Asal lo tau tadi gue meluk Marvin bukan karena gue mau balikan sama dia, tapi gue hanya nenangin dia, karena dia tadi nangis di punggung gue" tambah Lana.
Surya yang tadinya merasa kesal dengan ulah Lana, yang membuatnya banyak diam, akhirnya hatinya merasa bersalah.
"Surya lo disebelah sana deket Marvin gue ogah deket dia" kata Lana dan Surya pun bergeser kursi yang sedari tadi di duduki Lana.
"Kamu.. janji.. akan tetap.. di hati ku.. sayang!" kata Marvin mencoba duduk tegak.
"Gue hanya berjanji selama lo bisa membuat gue dihati lo.. tapi liat sekarang.. apa lo bisa.. mulut gue belom kering dengan janji itu dan lo langgar dengan sekejap, gue berterima kasih banget sama Maya" Kata Lana geram.
"Tapi.. aku.. ga pernah .. menyukainya sayang.. aku cinta hanya.. padamu.. kau.. milikku.." kata Marvin dengan lidah kelu karena terlalu banyak minum alkohol.
"Hahaha.. jadi bisa gue mencintai lo tapi gue bersama laki- laki lain? menyuapinya atau mencium pundaknya? Hahaha.. Freaakk!" kata Lana menahan gejolak hatinya yang membuatnya ingin meledak. namun Lana menahannya, dia tidak ingin meneteska airmatanya di depan teman- temannya.
"Jaga... bicara mu Lana... besok kita... bertunangan dan menikah.. sekalian kalau kamu...meragukanku" kata Marvin marah dalam keadaan mabuk.
"Percayalah guys, itu tidak akan terjadi, gue secara resmi membatalkan, oke" kata Lana kepada teman- temannya.
"Udah- udah.. mendingan kita have fun jangan berantem" kata Sita.
"Kita udahan aja yuk, nggak seru nih Marvin kaya gini, nginep aja dirumah gue mumpung bokap nyokap gue nggak ada" kata Maya.
"Lahhh.. kata lo bokap lo udah balik May" kata Dion.
"Ehmm anu iyaa.. udah pergi lagi" kata Maya grogi karena pernah berbohong pada Dion.
"Kalian kan pada bilang kalau nginep di rumah gue kan, makanya kita ke rumah gue aja, gue bawa Marvin sekarang kalau kalian mau pulang nanti- nanti nggak apa- apa, gue bukain pintu nanti" kata Maya.
"Gue.. mau.. tidur.. sama.. Lana.. May" kata Marvin membuat Lana bergidik ngeri.
Surya menyenderkan kepalanya di sofa dan memejamkan matanya, wajahnya jelas terlihat tampan diterpa cahaya lampu warna warni.
"Lo mabok juga Sur" tanya Lana.
"Enggak, cuma pusing denger Marvin ngoceh, gue takut lo kenapa- kenapa" kata Surya.
"Kita cabut aja yukk" .. kata Lana ke semuanya.
"Guh bawain kunci mobil" kata Dion memapah Marvin.
Tiba- tiba lampu dimatikan semua menjadi gelap gulita, musik berhenti total dan terdengar sirine di depan club, sirine meraung sangat kencang melengking memekak telinga dan membuat jantung penghuni club berdebar kencang.
"Buruan keluar.. buruan keluar ada razia, selamat kan diri kalian"
"Ada Razia.. ada razia..
Semua berlarian kesana kemari karena keadaan gelap mereka terpencar dan tercerai berai.
Surya menyalakan lampu di ponselnya dan beberapa orang mengikuti menyalakan lampu ponsel.
Surya segera menarik tangan Lana,
"Ayo kita sembunyi dan keluar dari sini!" Kata Dion kepada teman- temannya.
Surya melihat ada tulisan 'Exit' di belakang panggung, Surya berlarian menuju kesana. Suasana riuh dan kacau para penghuni berlarian bertabrakan satu sama lain bahkan terdengan menabrak meja serta terdengar pecahan kaca dimana- mana.
"itu ada tulisan 'exit' ayo kita kesana" kata Surya.
Dion kesulitan memapah Marvin yang tengah mabuk, sedangkan Maya membuntuti Dion dan Marvin dengan berlarian menggunakan lampu di ponselnya.
Karena ada beberapa pintu exit, Sita, Putra dan Teguh menuju pintu exit yang lainnya dan terpisah dengan yang lain, mereka berhasil menuju parkir belakang, mereka mengendap- endap mencari persembunyian.
Teguh ingat bahwa Dion menitipkan kunci mobil padanya, dengan menekan remote mereka tau keberadaan mobil mereka.
Mereka menuju ke arah mobil yang di parkir di samping cafe, setelah menemukannya lalu mereka bersembunyi di dalam mobil.
Sementara di dalam masih banyak yang berlarian kesana kemari, Surya dan Lana terus berlari dikegelapan, karena minimnya cahaya mereka memasuki sebuah ruangan lalu menutup pintu, sehingga Dion, Marvin dan Maya kehilangan jejak.
Sementara seorang satpam dan pegawai club berlarian ke arah sebuah ruangan dan mengunci ruangan itu.
"Heyy kunci ruangan ini, kalau ditanya polisi bilang saja ini gudang bahan makanan yang sudah terkunci dari tadi pagi!" kata seorang laki- laki.
"Siap pak!" kata satpam mengunci gudang itu dan berlarian bertugas kembali menuju parkir.
"Suryaa gue takut" bisik Lana.
"Ssssttt... diam ada gue disini, jangan bergerak sampai semua tenang, lo dengarkan gudang ini tidak mungkin dibuka" bisik Surya memeluk Lana.
Sementara di luar terdengar langkah kaki orang berlarian
"Lanaa mana May.. Dionn dimana Lana" kata Marvin yang berjalan setengah diseret oleh Dion.
"Udah ngumpet nggak tau dimana... lo pake mabok kaya gini, lari lo jadi lambat" kata Dion dengan kesal.
"Surya itu mereka, ayo kita tolong mereka" bisik Lana
"Dalam keadaan begini bagaimana mungkin, mereka juga tidak bisa masuk kesini, ruangan ini di kunci, nanti mereka malah teriak- teriak kita malah ketauan gimana" bisik Surya.
"Surya lihat ada cahaya mungkin itu mereka ada disana, aku mau lihat keadaan mereka" bisik Lana
"Laann jangann Lannn kita bisa ketahuan" bisik Surya. Namun Lana telah beranjak pergi dari persembunyiannya dan melihat celah cahaya dari ruangN sebelah dan itu sebuah dapur.
Surya mau tidak mau keluar dari persembunyian dan mendekati Lana. Sementara disana terlihat Marvin, Maya dan Dion.
" Vin lo disini dulu sama Maya, gue mau liat keadaan diluar" kata Dion. Dion membuka ponselnya dan berusaha menelpon Surya berulang kali. Dion mengunci dapur pintu dari luar dan terus berusaha menelpon Surya, namun Surya membiarkannya karena terlalu beresiko bagi dirinya dan Lana.
"Lana dimana May... bagaimana keadaanya" kata Marvin yang duduk di bawah meja bersama Maya terlihat sangat kacau. Lalu Marvin menyenderkan kepalanya di dada Maya.
Lana melihat itu jadi berkaca- kaca pemandangan itu, tangannya mengepal menahan amarah.
"Lana pasti udah ama yang lain, semua gara- gara lo, mabuk lo parah sih, jalan aja nggak bisa bener lo" kata Maya kesal.
"Lo cantik kalau marah May" kata Marvin mendongakkan kepalanya melihat raut wajah Maya di keremangan cahaya dapur yang berasal dari luar.
"Iihh Vin, apaan sih.. kalau ada Lana mana berani lo bilang gini" kata Maya.
"Lana nggak akan tau May" kata Marvin beringsut memeluk Maya, tangannya pun merayap kepinggang Maya.
Lalu diraihnya dagu Maya, perlahan Marvin mencium perlahan bibir Maya kemudian dilumatnya secara dalam. Maya menyambut ciuman itu dengan hangat, sesekali mereka menarik nafas mereka, dan kembali bibir mereka bergulat dengan lincah.
Marvin yang setengah mabuk menyebut nama Lana, namun Maya tak menghiraukannya.
Erangan Marvin menyatu dengan desahan maya, keringat bercucuran seiring isak tangis Lana yg dibungkam tangan Surya. Tubuhnya lemas seakan tak percaya.
Akhirnya dia terduduk membelakangi celah cahaya yang menghubungkan dengan dapur. Samar- samar masih terdengar suara Maya dan Marvin mengobrol.
"May.. siapa yang melakukan pertama ke lo" kata Marvin memakai celananya lagi.
"Ehm.. kaka kelas kita, saat itu kita kelas satu dan dia kelas tiga" kata Maya mengancingkan kemejanya satu persatu.
"Ooh.. berarti gue nggak salah- salah banget ya, gue pikir lo masih perawan" kata Marvin santai.
"Apa maksud lo nggak salah- salah amat" kata Maya seakan tak percaya.
"Ya kalau lo perawan ya gue bakalan kerepotan kaya gisel" kata Marvin tergelak.
"Maksud lo? jadi lo nganggep gue apaan?" tanya Maya.
"Ya sahabat gue lah" kata Marvin lagi.
"Hanya itu?" Maya membelalakan matanya.
"Lo mau minta lebih? ya Gue nggak bisa lah May, kan gue udah mau tunangan ama Lana, gue yakin Lana masih virgin, ciuman aja dia nggak pernah" kata Marvin
"Jadi setelah ini lo anggep kita nggak ada- ada apa? Karena gue udah nggak perawan? kata Maya ketus.
"Kita emang nggak ada apa- apa May.. toh lo udah nggak perawan, jadi nggak akan ada bekasnya yang gue lakuin tadi, kita hanya melakukannya suka sama suka" kata Marvin merendahkan.
"Apaa! berani nya lo bilang begitu, Vin" kata Maya marah dan terdiam, Harga dirinya terlukai dengan ucapan Marvin
Pintu dapur dibuka dari luar dan Dion masuk dengan terburu- buru.
"Ssssstt... polisi kemari, kalian diamlah jangan buat pergerakan" bisik Dion.
Maya terisak dan membuat kepanikan Marvin dan Dion.
"Aduhh May.. diem dong" kata Marvin.
"Sama kakak kelas lo dulu emang lo tangisi begini? Lo kan menyerahkan dengan suka rela, masa iya lo minta tanggung jawab gue " kata Marvin tergelak.
"Sssssttt... mereka mendekat.. diemmm nggak" kata Dion pelan. Maya pun semakin mengeraskan isakannya sementara Marvin pun membungkam mulu Maya.
"Ini apa ini" kata seorang perwira polisi.
"Ini gudang pak tapi ini ditutup dari pagi kuncinya di bawa satpam shift pagi pak" kata Satpam
"Kalau ini apa.. lhoo kok denger orang nangis.. kata perwira polisi itu.
"Kami disini pakkk!!!!" teriak Maya berurai air mata.
Pintu didobrak dan akhirnya mereka di gelandang bersama. Marvin dan Dion melotot ke arah Maya, dan membuat mereka kesal.
May.. semua gara- gara lo... Argghhhh. Dion
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Fay
lanjutkan 🙄🙄
2022-07-20
0
Yayuk Didiet
Wahhh si Marvin...petualang cinta....Lanaaaaa....ama Surya aja ya....👍👍👍😘
2022-06-06
0
Putri Nunggal
mampuuuuus rasain tu may......lu tau kalau marvin cuman mau manfaatin elu doang
2022-05-17
0