Lana Turun dan melihat sekitarnya dengan perasaan takjub, mereka memasuki cafe corner yang sebelum bernama cafe domino.
Ketika memasuki cafe itu terlihat kesan modern, bangku dan meja yang berwarna warni, ubin bergaya turki dengan warna warni yang padat namun terkesan vintage di dalamnya.
Saat memasuki lantai dua tempat favorit mereka, kesan klasik kembali di rasakan Lana.
Bangunan ini bangunan kuno peninggalan bangsa Belanda yang di sulap menjadi cafe, berubin kayu yang menambah kesan klasik dengan bangku dan sofa yang nyaman terhampar sampai ke balkon cafe, lantai dua beratap setengah terbuka, angin semilir terasa lembut bila sore menjelang.
Surya dan Lana memilih duduk di dekat balkon, aksen tanaman yang di gantung diplafon menjuntai sampai kebawah, menambah kesejukan dan kenyamanan disana.
Setelah memesan makanan dan minuman beberapa pelayan berdatangan meletakkan pesanan mereka dan menyantapnya dengan lahap.
Surya makan dengan perasaan bahagia karena setelah sekian lama, Surya menginjakkan cafe ini bersama orang yang dia cintai tapi tidak dengan Lana.
Pikirannya berkecamuk tentang pembicaraannya di mobil yang masih mengusik hatinya.
"Aaahh kenyang banget nih" kata Surya menyenderkan badannya ke sandaran sofa. Lana tersenyum tipis pada laki-laki di hadapannya.
"Setelah ini kopi kita datang" sambung Surya.
Surya memanggil pelayan dan meminta pelayan untuk menyingkirkan piring kosong di iringi datangnya dua cangkir kopi.
Tak berapa lama Lana minta ijin ke toilet, disana Lana merapikan dandanannya agar tampak segar kembali, karena matanya masih terlihat sembab.
Dengan touch up bedak dan lipstik tipis, Lana pun terlihat cantik. Setelah selesai Lana kembali ke arah meja namun betapa terkejutnya dia, disana terlihat Surya dengan seorang wanita yang berdiri di hadapan Surya dan berbincang akrab.
Wanita dengan rambut sebahu dengan jumpsuit hitam yang menunjukkan betapa dinamisnya wanita ini, menemui Surya berbincang akrab.
Lana berjalan sangat tenang, menutupi kekagetannya. Ketika Lana datang keduanya menoleh, Lana tersenyum sangat manis sementara Surya melihat seperti tertawan melihat Lana.
"Ohh yaa Bella, kenalin calon istriku Lana " kata Surya berdiri meraih bahu Lana lembut.
Lana menoleh ke Surya dengan sejuta tanda tanya, namun Surya menatap tajam ke arah Lana dengan meremas bahu Lana, mengisyaratkan bahwa Lana harus menurut. Mereka saling berjabatan dan menebarkan senyum terbaik mereka.
"Bella " dengan canggung Bella mengulurkan tangan.
"Lana" dengan tersenyum dan Lana menyambut tangan Bella dengan hangat.
Ooh ini yang namanya Lana? Lumayan. Bella
Selera Surya boleh juga. Lana
"Kamu lama banget sih sayang?" bisik Surya sambil menyelipkan rambut Lana di balik telinganya. Lana salah tingkah.
"Iya tadi lumayan antri" kata Lana.
"Ooh yaa.. Bella ini temen kuliahku, sekarang dia menjadi salah satu vendor di perusahaan" kata Surya menjelaskan.
"Ayo silahkan duduk" kata Surya mempersilahkan.
Surya meraih pinggang Lana dan mereka duduk bersebelahan di iringi Bella yang duduk di seberang mereka. Lana dan Surya saling berpandangan.
Gue ikutin sandiwara lo Sur. Lana
Ngapain nih anak ganggu aja, tapi dengan begini gue bisa mesra-mesraan ama Lana, ada gunanya juga. Surya
"Lo mau minum apa Bell" tambah Surya lagi.
"Aku udah pesen kok, dibawah ada temen-temen kantor" kata Bella.
"By the way, Kalian berapa lama saling kenal, aku ga nyangka lho, Surya tiba-tiba punya calon istri" tanya Bella lagi.
"Kita kenal dari SMP" kata Lana was-was.
"Yupp.. dan SMA aku ngikutin dia kaya bayang-bayang" tambah Surya.
Lana tersenyum dengan binaran matanya yang membuat jantung Surya berdebar.
Aduh.. aku berharap ini serius. Surya.
"Kalian di fakultas yang sama?" tanya Lana.
"Kita beda fakutas cuma perpustakaan kampus yang mempertemukan kita" kata Bella ekspresif sedangkan Lana manggut-manggut tenang.
"Terus Lana kuliah dimana kok ga di bayang-bayangi lagi pas kuliah" tanya Bella penasaran.
"Lana kuliah di ibukota, kita pacaran jarak jauh" ucap Surya tegas dengan terus memegangi jemari Lana.
"Kalau jaman ngampus, aku sering ilang beberapa hari, itu berarti aku lagi nemuin dia di kota" jelas Surya.
"Sayang, aku dulu sering titip absen ama dia kalau ada mata kuliah umum" kata Surya kepada Lana, sekarang Surya mulai memainkan rambut Lana yang tergerai sampai pinggang. Lana tersenyum bangga.
Sialaan Surya, jadi kalau dia ngilang itu pergi ke kota nemuin Lana. Bella
"Terus kapan kalian berencana menikah?" tanya Bella membuat Lana dan Surya saling memandang, pandangan Lana ada guratan kecemasan dan pandangan Surya ada sinar bahagia.
Surya yang masih menggenggam jemari Lana tiba-tiba menciumnya dan tersenyum lembut.
"Aku sih siap kapan aja, targetku tahun ini, kamu gimana sayang" kata Surya lembut sementara detak jantung Lana sudah tak berirama.
Kenapa gue liat sisi Surya yang beda ya.. apa dia seromantis ini? Pikir Lana.
"Ehmm.. Gu-.. ehh aku juga siap kapan aja, sa-sayang" Lana menoleh ke Bella lalu ke Surya dengan canggung. Hampir saja Lana akan menggunakan bahasa panggilan 'Gue-Lo'.
"Hahaha.. sayang, kamu kalau habis aku cium selalu grogi" gelak Surya mengusap-usap punggung Lana
Lo pinter banget sih Sur, ok tarik nafas Lana, Lo harus bisa bersandiwara receh kaya gini. Lana menyemangati diri.
Surya, kamu romantis banget sih. Siapapun wanita yang lo perlakuin kaya gitu pasti grogilahh. Bella
"Calon istri ku harus menyelesaikan kontrak kerjanya dulu Bell " jawab Surya lagi.
"Oo gitu, emang kerja dimana Lan?" tanya Bella lagi.
"Aku Accounting public di salah satu perusahaan eksport import, sebenarnya aku kesini untuk audit di salah satu anak cabang perusahaan di tempatku bekerja, jadi sekalian melepas kangen" jawab Lana menjelaskan lalu meletakkan tangannya di paha Surya, seperti ada aliran listrik yang Surya rasakan saat ini.
"Kalian pacaran berjauhan ga takut kecolongan ya?" tanya Bella melemparkan umpan.
"Aku sangat possesif kalau ke Lana, awas aja kalau dia berani macam-macam, hahahah.. Walaupun dia di bawah pengawasanku disana tapi aku percaya dengannya, ga ada satupun laki-laki yang menarik buat dia, cintanya terpaku disini..." Jawab Surya merangkul pinggang Lana mesra, Bella mulai panas hatinya.
"...Cintaku dibawa kemanapun dia pergi, sehingga tak ada satupun wanita yang menarik lagi disini, cintaku hanya untuk Lana" Lanjut Surya melihat Lana tak berkedip dan membuat jantung Lana bergemuruh seperti akan ada badai.
Lana sangat tersihir dengan kata-kata Surya sehingga tanpa sadar Lana menempelkan bibirnya ke bibir Surya.
Untuk beberapa saat Surya tak bereaksi melihat sikap Lana karena sikap Lana sangat membuatnya terkejut, namun Surya segera membalas ciuman Lana dengan lembut walaupun hanya terkesan menempel saja.
Siall! Gue ga dianggep ada. Bella
Lan, gue sesak nafas jantung gue mau lepas! Bibir ini yang selalu gue rindukan. Gue pengen membekukan waktu! ya Tuhan bekukan waktu ini. Surya
Ga ada satupun laki-laki yang menarik buat dia, Cintanya terpaku disini.
Cintaku dibawa kemanapun dia pergi,
Tak ada satupun wanita yang menarik lagi disini
Cintanya terpaku disini.
Cintaku dibawa kemanapun dia pergi,
Cintaku hanya untuk Lana
Cintaku hanya untuk Lana
Untuk Lanaa.. Untuk Lana.
Pikiran Lana seperti kaset kusut yang terus berputar ulang.
"Eheemm.. Ehemm.. kayanya aku ganggu kalian deh, aku mau gabung ke temen-temen ku, sampai jumpa lagi Lana..Suryaa.. " kata Bella buru-buru pamit.
Lana dan Surya terkejut lalu reflek melepaskan ciuman mereka.
"Aduh sorry Bell, aku jadi terbawa suasana, maklum masih kangen" kata Surya.
"Ooh iyaa Bella, maaf yaa.. aduh jadi ga enak hati" kata Lana canggung, wajahnya yang memerah sekarang menjadi pias.
"He..he.. iya nggak apa-apa, aku maklum kok.. Bye semuanyaa " kata Bella pamit.
"Byee Bell" kata Bella dan Surya bersamaan.
Lana dan Surya kembali duduk berhadapan dengan canggung, Lana tak berani melihat ke arah Surya, sementara Surya terus memandangi Lana dengan senyum penuh arti yang mendalam.
Aduhh Lanaa lo bodoh banget, kenapa bibir lo jadi pengkhianat gini sih. Batin Lana kesal pada dirinya sendiri.
Aaaarrgghhh Lanaa.. rasanya gue pengen ***** bibir lo tanpa ampun.. dan gue pengeenn.... Aarrgghhh kenapa 'bangun' sih ini.. aahh siaallan lo, di cium gitu doang lo mau berontak! Batin Surya memaki 'miliknya'.
"Ini kenapa jadi panas gini sih" Surya melepas kemeja dan terlihat hanya menggunakan kaos oblong.
"Mbaaakk.. Pesen lyche tea dong, yang dingin ya, es batunya yang banyak" teriak Surya melihat pelayan yang ada di sekitanya.
"Kamu mau juga sayang.. eh Lana" tanya Surya dengan senyuman jahil.
"Aku milkshake strawberry yang dingin juga ya mbak" kata Lana dengan wajah memerah.
"Ada lagi mas?" tanya pelayan sambil mencatat.
"Itu aja dulu mbak" kata Lana.
Setelah pelayan pergi, kecanggungan kembali terjadi, Lana duduk tak tenang, sementara Surya juga mencoba mengendalikan hasrat cinta dan kelelakiannya yang terus bergejolak.
"Kok pindah disitu sih duduknya" kata Surya jail.
"Aduhh.. please deh.. Say... sayuur jangan aneh-aneh" kata Lana mencoba melawan groginya.
"Hahahah.. panggil sayang juga nggak apa-apa kok" Surya jail lagi.
"Ogaahh.. " kata Lana judes.
"Kalau judes tambah gemesin kamu Lan" kata Surya serius.
"Stoopp gombal Suryaa!" kata Lana cemberut.
"Sumpah aku nggak gombal, aku selalu bicara dengan hatiku kalau denganmu" kata Surya.
"Terus itu tadi siapa sih" tanya Lana.
"Sebentar ya.. minuman kita sampai" jawab Surya.
Pelayan datang membawa pesanan mereka, Surya mengambil empat buah lychee utuh dan dimasukkan ke dalam milkshake Lana, itu kebiasaan mereka dari dulu kala.
Bukan Surya tidak menyukai lychee tapi karena Lana pasti akan mengambil semua lychee dengan paksa.
Surya ga berubah.. dia selalu spontan menaruh lyche nya buat ku. Batin Lana.
Surya meminum lyche teanya agar kepalanya dingin matanya tak berkedip melihat Lana memasukkan buah lychee ke dalam mulutnya, bibirnya terlihat menggemaskan.
Oohh Lana.. bibir kamu kenapa mengundangku untuk ********** sih? Apa ada magnetnya? Apa ada candunya? Lidahmu itu, rasanya pengen aku menghisapnya. Aaaaaarrrgghhhh... stoppp Surya jangan mikir aneh-aneh.
"Mauu?" tanya Lana menawarkan buah lychee pemberian Surya dan memecahkan lamunan Surya karena sedari tadi Surya mengamati Lana makan lychee, Lana berpikir Surya mau makan lychee juga.
"Mau.. tapi yang ada di mulut kamu ya?" pinta Surya menggoda.
Tokk..
Lana memukul tangan Surya dengan sendok.
Sayangnya disini sih, coba kalau nggak disini.
Eeh apaa sihh otak gue.. lama kelamaan semakin berkhianat. Batin Lana menggelora.
"Aduhhh.. hahaha... sadis banget sih cuma minta satu lychee aja" kata Surya meringis.
"Kalau ga cepetan cerita, mendingan kita pulang aja" masih menunggu penjelasan Surya.
"Okay.. Okay.. jadi gini, kita kan sebagai manusia kan di anugerahi insting, naluri dan kepekaan terhadap perasaan seseorang kepada kita, ya kann.." Surya mulai menjelaskan.
"Terus?" kata Lana
"Bella itu temen kuliahku, kita ketemu di perpus itu awal aku bertemu dengannya dan bener juga aku sering minta tolong absenin kalau aku bolos kuliah, setelah lulus aku ambil alih perusahaan papa dan kebetulan dia adalah salah satu vendor untuk urusan perekrutan karyawan kontrak, kebetulan dia kerja di perusahaan ayahnya juga.. So, kisahnya berawal dari terjalinnya kerjasama perusahaan ku dan perusahaan dia" jelas Surya.
"Terus?" tanya Lana sambil mengulum lychee ke dalam mulutnya.
"Bisa nggak sih, aku semenit aja jadi lychee.. kalau enggak sedetik deh" jail Surya. Lana memerah mukanya dan mengangkat sendok sebagai ancaman mau memukul Surya lagi.
"Hahaha.. Okay.. Okay.. Peace... Ehm.. Akhirnya kerjasama itu membuat kita sering bertemu, awalnya ngajak makan siang bareng dan aku masih berpikir positif, tapi lama-lama jadi sering ngajaknya, aku mengeluarkan berbagai alasan sibuk, tapi dia tetap datang dan memesan makan siang, lama kelamaan dia bawa rantang bekal buat aku katanya itu masakannya, aku terus menghindar sampai meminta mama untuk bikinin bekal aku sampai akhirnya aku menghindar setiap jam makan siang aku ngilang duluan" jelas Surya lagi.
"Enak ga masakannya? Pasti enak ya" tanya Lana.
Aduhh kenapa aku nanya pertanyaan bodoh sih. Duhh, Lanaaa.. tenangkan dirimu. Batin Lana
"Hahaha.. kamu inget waktu kita camping, terus kamu masak mie telor pake sayuran lengkap seperti sayuran yang ada di sop ayam, menurutku itu makanan terenak yang pernah aku makan, itu ga ada duanya dan aku yakin masakanmu selain mie telor pasti enak" jawab Surya tegas.
"Yeee itu sih kam-.. eh lo laperr dan karena ga ada makanan lain selain itu, udah gitu di gunung pas dingin.. maksudnya itu tastenya " sanggah Lana.
"Aku sangat seneng kok kalau kita mulai pake bahasa 'aku kamu' bukan 'lo gue', biasain ya kita udah bukan anak-anak 'abg' lagi, apalagi ditambahi kata 'sayang' gitu" pinta Surya berkelakar.
"Nanti calon istri yang di jodohin mama kamu bisa-bisa gantung diri" kata Lana kesal.
"Hahaha mau aku lanjut nggak ceritanya?" tanya Surya, Lana mengangguk antusias.
Kenapa kalau urusan calon istri, kenapa dia ga bahas langsung. Dengus kesal dalam hati Lana.
"Tapi aku mau sesudah aku cerita, aku mau kamu menjelaskan tentang pembicaraan kita di rumah Marvin tadi, kamu bilang bahwa menikah denganku harus dipikir-pikir dan butuh banyak pertimbangan" kata Surya.
"Dih apaan sih, itu kan sekedar bahasa ngeles yang penuh basa basi aja, tapi kalau di timbang-timbang kan memang kamu udah di jodohin" kata Lana sambil menyesap milkshakenya dengan sedotan.
"Okay, jadi pertimbangannya karena dijodohin? Aku selesaiin ceritaku agar kamu tau cerita perjodohan itu" kata Surya
"Ehmm tadi sampai mana.. tentang usaha nya selalu ingin makan siang denganku.. setelah gagal di makan siang Bella mulai ngajak ngopi bareng, aku tetep nolak hingga suatu hari aku lagi nongkrong ama Putra di coffeeshop deket tempat ngegym nya Teguh, tau kan.. Dia tau-tau datang, entah sengaja atau enggak dia ikut nimbrung, Putra ga keberatan karena dia pikir dia teman kantorku. Di coffeeshop itu tuh tempat aku nongkrong ama Putra sesudah pulang kantor, sebelum ngegym kita itu biasa nongkrong di situ nunggu Teguh, karena dia kan Trainer aku. Bella selalu dateng tiap sore kemudian aku menghindarinya lagi, sampai aku nggak pernah dateng ke gym lagi" jelas Surya.
"Terus.. Terusss" kata Lana.
"Terus.. aku dapat undangan makan malam ulang tahun perusahaan Bella, aku datang dengan beberapa staf kantor. Setelah acara ramah tamah dengan pemilik perusahaan dan beberapa kolegaku, tiba-tiba Bella menciumku dan mengenalkanku sebagai kekasihnya" ketika Surya menjelaskan cerita ini, tangan Lana tanpa sadar meremas tisu yang di pegangnya.
"Dimana Bella nyium kamu? Bibir ya?" tanya Lana dengan mata mendelik kesal.
Pertanyaan bodoh lagi, Lanaa.. Hadeehhh kenapa sih mulut ama otak ga sinkron! Lana kesal sendiri.
"Disini... mau ngilangin pake mulut kamu nggak?" Surya memajukan pipi kirinya berharap do cium Lana. Lanapun mengambil sendok di lychee tea Surya yang penuh es batu.
"Aaaaww.. dinginnnn Lan" Surya setengah berteriak.
"Rasain, dasar omes!" Lana mendengus kesal. (omes; otak mesum-Red)
"Hahahaha.. Okay.. Okay.. Sorry.. aku terusin yaa.. Malem itu Bella bilang menyukai ku tapi aku nggak menggubrisnya, aku meninggalkan acara itu dengan cara tidak hormat. Keesokan harinya dia datang ke kantor pagi-pagi dan menjelaskan bahwa dia benar-benar menyukaiku sejak kami di universitas. Akhirnya aku menjelaskan bahwa aku sudah punya calon istri dan aku sangat mencintai calon istriku melebihi hidupku, aku bilang istriku sangat cantik seperti candu yang nggak akan pernah aku lepasin, aku bilang ke Bella bahwa aku tak akan menikah dengan siapapun kecuali dengan calon istriku dan sampai kapanpun aku tak akan pernah mencintai wanita lain selain calon istriku, aku bilang mamaku dan calon istriku sangat dekat, aku juga bilang bahwa calon istriku adalah kerabat dekat sudah seperti saudara, aku bilang kami hanya menunggu waktu yang tepat untuk segera menikah" Jelas Surya lagi.
"Beruntung banget calon istrimu" kata Lana tergetar hatinya, hatinya mulai gelisah matanya terasa panas.
Kenapa dadaku sangat sesak, kenapa aku kesulitan bernafas. Batin Lana.
"Yaaa.. aku harap dia merasa seberuntung itu" kata Surya berbinar.
Seandainya... itu aku.. aku akan merasa beruntung.
Oohh tidak.. tidak.. apa yang ku pikirkan.
Surya jangan menikahinya.. bagaimana dengan ku nanti bila kau menikah?
Hiks...
"Bentar ya aku kebelet pipis, aku ke toilet dulu... aku ga mau tau, aku balik ga boleh ada cewek lagi di sini" Lana lalu bergegas pergi.
"Hahahahah beres nonaku.. " gelak Surya bahagia
Lan, seandainya kamu beruntung memilikiku, aku akan membuatmu lebih bahagia dari sebelumnya. Surya menghela nafas panjang.
-
Bila kamu menyukai Novel ini, Jangan Lupa Dukungan Vote, Like, Komen, Koin, Poin dan Rate bintangkuu yaa Reader Tersayang. 😘😘🥰🥰💕💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Nacita
s lana menjiwai perannya 🤣
2024-10-01
0
Nacita
mending lo pergi belll 🤣
2024-10-01
0
Nacita
awww syuryaaaa 🤣🤣🤣 meleleh ga tuh s lana jd aerrrr 🤣
2024-10-01
0