Perasaan Tak Terbendung (Kelana Dan Mataharinya)

Perasaan Tak Terbendung (Kelana Dan Mataharinya)

Kenangan

Aku kembali lagi ke kota ini, kota yang penuh misteri yang menggugah sekeping hati ku yang hancur, bagiku kota ini hanya paparan luka yang tiada henti menghantui. Bus yang aku tumpangi perlahan memasuki kota yang menghadirkan sejuta rasa. Setelah ku tinggalkan 5 tahun lalu, kota ini masih sama suasananya, hanya beberapa cafe kecil bermunculan disini, tidak ada penambahan yang cukup signifikan.

Sepertinya pemerintah daerah lamban menangani infrastruktur disini. Pikiranku menerawang jauh

Mungkin karena badan ku lelah setelah 16 jam perjalanan darat yang panjang, sesampainya di gedung DPR di kota ku, aku meminta sopir bus menurunkanku mengingat rumahku posisinya tak jauh di belakang gedung tersebut. Seharusnya aku naik ojek atau aku minta jemput adik atau abangku tapi ku putuskan untuk berjalan kaki saja, lelah perjalanan ku selalu duduk selama di bus, sebaiknya aku berjalan kaki saja. Aku menyusuri sepanjang jalan ini, jalan yang selalu kulewati dengannya penuh canda tawa dan bagiku di sertai debaran indah.

Setelah sekitar 15 menit aku berjalan tak terasa sampai juga aku di rumah dan ku ketuk perlahan pagar dengan gembok terkunci yang tergantung di slot pintu pagar. Perasaanku mulai berkecamuk.

Aku melihat pintu rumah mulai terdengar dibuka kuncinya dari dalam, aku melihat sosok yang tak asing dia yang selalu ku rindukan, aku butuh pelukannya dan berharap tercipta berjuta kedamaian dan kehangatan. Dia adalah ayahku.

"Lanaaa.. kamu pulang? Duh Gusti kamu kok ga bilang sama ayah kalau kamu pulang" berlari kecil sambil mencari serenceng kunci gembok.

"Iya yah, biar jadi kejutan "Lana berhamburan langsung masuk kepelukan ayah.

"Biar Lana peluk ayah yang lama yah.. Lana kangen ayah" Lana masih memeluk erat ayahnya.

"Aah manja mu kok ga ilang - ilang sih Lan" menyambut pelukan anaknya masih di depan pagar.

"Ini sampai kapan kira - kira kita disini Lan, kamu nggak kepanasan ? kamu nggak mau masuk?" sambung ayahnya.

"Maaf yahh, ya udah ayo masuk " Lana melepaskan pelukan eratnya. Ayahnya pun kembali mengunci pagar kemudian mereka bersama memasuki rumah.

Aku langsung menuju dapur mancari keberadaan ibu ku, jam segini ibu pasti sedang menyiapkan makan siang, aku lupa meletakkan tas ranselku.

"Mbok ya dilepas dulu tas ranselmu, ga capek apa kemana - mana di gendongin?" ayahku akhirnya melepaskan tas ku dan di letakkan di kamar ku.

"Yaa-.." Lana memanggil ayahnya

"Ibumu lagi pergi ke rumahnya bu Broto, ini ayah mau jemput, kamu inget to bu Broto, ibu nya Marvin? " ayahku tiba - tiba memotong pertanyaanku, ayahku tau aku pasti akan menanyakan keberadaan ibu.

"Ngapain kesana yah?" sambil buka kulkas dan mengambil sebotol air putih dingin dan ku tuang ke dalam gelas.

" Ibu mu di minta tolong bantuin masak - masak, buat acara tahlilan nanti malam ?" ayah memakai jaket yang berada tak jauh darinya.

Deg

" Hah?! tahlilan? siapa yang meninggal yah?" Aku berhenti menuangkan botol air minum di dalam gelas.

"Papanya Marvin udah meninggal Lan, kena serangan jantung, hari ini tepat 40 hari kepergian Pak Broto"

"Ya ampun, semoga amal ibadahnya di terima di sisi Tuhan. Marvin pasti sedih " gumamku sambil meneguk air minum dingin.

" Abangmu pulang malem, adikmu lagi nginep di rumah nenek, besok ayah jemput. Sebentar ya, ayah mau jemput ibumu dulu, kamu istirahat dulu jangan kemana - mana" kata ayah seraya mengambil kunci mobil.

" Apa ga sebaiknya aku ikut ke rumah Marvin yah, setidaknya untuk memberi ucapan bela sungkawa ke Marvin dan keluarganya?" Aku mengekor langkah Ayah menuju garasi.

" Nduk cah ayu.. sebaiknya jangan dulu, jangan membuka luka lama, Marvin sudah bertunangan dengan adiknya Sita " Ayah membuka pintu pagar lebar - lebar dan mengeluarkan mobilnya.

Deg !

Rima? jadi Rima gadis beruntung itu?

" Ayah ga lama ini, kamu tutup pagarnya terus di kunci, sebaiknya teman - teman kamu jangan tau dulu kalau kamu pulang, Lan" sang Ayah melajukan mobilnya menuju rumah Marvin.

Aku tidak menyahut perkataan Ayah dan akhirnya aku mengunci pagar dan masuk ke dalam rumah, pintu pun aku tutup dan menguncinya dari dalam. Itu sudah menjadi kebiasaan keluargaku, maklum rumah kami di pinggir jalan raya utama kota, Ayah dan Ibu merasa was - was bila pagar dan pintu tidak di kunci.

Aku merebahkan badanku di kamar ku dulu, yang kini di tempati adikku, kamar ini tidak banyak berubah, the best fotoku, foto keluarga dan foto-foto ku bersama teman - temanku masih tergantung disana, lemari dan meja belajar di dekat jendela juga masih sama posisinya.

Aku memandangi langit - langit kamarku, 5 tahun terasa lama sekali mungkin karena aku menjalani hidupku dengan penuh beban. Aku rindu diriku yang dulu ceria dan tanpa beban, setelah wisuda sarjana ekonomi aku langsung bekerja di tempat magangku saat kuliah. Akhirnya aku di angkat karyawan tetap di sebuah Perusahaan export import yang cukup kenamaan dengan jabatan Accounting Public, semua telah kucapai dengan mudah tapi entah mengapa aku tetap saja merasa hidupku belum mencapai apa - apa. Bukan kah ini arti masa depan yang sesungguhnya? bukan kah cita - cita ku sejak SMA telah tercapai ?

Drrrrtttt.... Drrrtttt.

Ponsel lama ku bergetar, sepertinya ada pesan masuk dan aku buru - buru membukanya.

'Gaya lo ga berubah ya Lan, tapi lo tambah cantik, ga nyangka gue lo jadi cantik banget, pasti lo di kota metropolitan selalu perawatan ya Lan'. Surya

Deegg. Deeegg

Kok surya tau ya aku pulang, apa jangan jangan dia melihat ku tadi. Duh males banget deh nih bocah, kenapa surya sih yang selalu nongol duluan , selalu aja jadi orang yang tidak di harapkan hadir ! Males jawab.

Kuletakkan ponselku dan mengacuhkan pesan Surya, aku perlahan memejamkan mataku. Sosok demi sosok sahabatku dimasa SMA bermunculan di kepalaku.

Sita, Maya, Dion, Marvin, Teguh, Putra, Surya, apa kabar mereka semua? apakah kalian baik baik saja? apakah kalian bahagia semenjak kejadian itu? semenjak kejadian itu kita saling menjauh dan berusaha saling melupakan kecuali si kunyuk satu ini.

Drrrtttt. Drrrtttt.

Ponselku menunjukkan ada pesan masuk lagi, dengan malas malasan aku buka pesan lagi.

'Apa sebaiknya gue panjat pager samping rumah lo ya Lan? terus ngadem di kamar lo, kaya jaman SMA dulu. Kalau gue nanya langsung pasti lo jawab cepet, kalau lewat ponsel lama lo' bocah kunyuk itu lagi.

'Apaan sih Sayur, ganggu aja lo. Tau dari mana lo gue balik?' aku terpaksa membalas pesan Surya, dari dulu aku selalu memanggilnya Sayur, semacam acak kata dari namanya.

' Gue liat lu jalan di samping gedung DPR, gue mau negur lu takut salah, gue pangling banget soalnya, lo tambah cakep aja Lan and sexy pula' balas Surya lagi.

'Eh Sayur, mata lo ada lasernya ya, tau aja gue lewat. padahal gue udah pake topi pake kacamata, masih aja lo ngenalin gue' Balas ku

'Hahaha selalu ada laser cinta buat lo Lan di mata gue.. sapa aja yang udah tau lo dateng Lan?' balas Surya lagi.

'Kayanya lo doang deh, gimana kabar temen temen Sur? kata bokap gue, Marvin udah tunangan ya ama adiknya Sita?' tanyaku penasaran.

'Selalu Marvin yang lo tanyain duluan, masih aja tuh cinta lo pendem pendem? tumbuh kaga berbuah juga kaga, ga membusuk tuh di hati lo?' Bales Surya menusuk tajam, dari dulu Surya kalau ngomong memang luar biasa pedes kalau menyangkut sesuatu yang prinsip dan perihal kebenaran yang menurut dia benar.

'Aauuu ahh.. males banget chat ama lo, bye !' balesku ketus

Dan ponsel lamaku pun bergetar panjang tanda telpon masuk, Surya masih sama seperti yang dulu bila chat ku ada kata 'bye' Surya pasti langsung telpon, dan seperti biasanya aku angkat telpon Surya di penghujung panggilan.

Hobi nelpon nih Sayur.

"Hmmmm.. apaan" kataku datar.

"Lan, apa kabar.. lama banget ga denger suara lo, buseett gue kaya di padang pasir terus di guyur air segalon Lan" Surya terlihat girang.

"Kabar gue baik lah, jawab dong chat gue tadi, itu Marvin bener udah tunangan ama adiknya Sita?" kataku penuh selidik.

" Yaelaahh gue kek Lan lu tanyain kabarnya.. dia mau nikah kalo ga salah sehabis 100 hari bokapnya, lo bener-bener menghilang ya Lan dari peredaran " tanya Surya lagi.

"Gue selalu yakin lo baik baik aja Sayuuurrr.. rugi nanya kabar lo.. eh sayur, itu kok bisa Marvin ama adiknya Sita sih, bagaimana cerita itu" aku mencoba menanyakannya lagi.

"Perhitungan banget deh lu ama gue.. itu ceritanya panjang Lan.. itu enaknya ngobrol aja.. gue tau lo ga bakal bisa keluar rumah, pasti lo hari ini di kekepin ama keluarga lo, gimana kalau besok kita ketemuan makan siang Lan?" jawab Surya.

"ehm.. Dima-.

thekkk theekkk theekkk theeekk

" Lan.. Lanaaa. buka pagernyaa " suara ayah dan ibunya dari luar.

"Sur, udah dulu yaa.. kita chat aja " kata Lana.

"Iyaaa yahhh " teriak Lana kepada ayahnya.

"O- . Surya belum sempat menjawab tiba tiba telpon di matikan Lana.

Dasar Lana, dari dulu ga pernah berubah. Lan, gue kangen sama lo ! batin Surya menggelora.

***

"Kamu ini bisa ga sih Lan, kalo pulang ngabarin dulu? kamu dari jaman kuliah sampai udah kerja kalau pulang kok hobinya tiba-tiba" Lana masih bergelayut manja di pundak ibunya dari belakang, memperhatikan ibunya membuka beberapa bungkusan dari rumah keluarga Marvin, wangi masakannya menggelitik perut Lana.

"Ibu ini kebiasaan kalau anaknya pulang malah di omelin, harusnya seneng bu anaknya pulang " kata sang ayah sambil menarik kursi di meja makan, kemudian duduk.

"Bu, itu masakan ibu? enak banget bu kayanya, Lana mau dong bu, Lana kangen masakan ibu " kata luna masih gelayutan di pundak ibu nya.

"Ibu kan masaknya ramean Lan, ihhh kamu sana Lan duduk sana, ibu risih kamu nempel kaya cicak gini " kata ibu ngusir halus dari gelayutan Lana.

"Aah ibu kalo di gelayutin ayah ga risih " kataku menarik kursi di meja makan di samping ayah.

"Wah ibu mu malah ketagihan terus Lan " kata ayah sambil nyruput teh yang telah tersedia di meja.

Iiihhh.. jijik banget sih ayah. Dalam hati Lana.

"Hahaha ayah bisa aja.. " kerling ibu ke Ayah.

"Istri itu ga boleh nolak suami kalau suami mau manja-manja, kalau nolak nanti suami bisa melukin janda Lan" kata ibu lagi.

Kreeesss kriuuukk kriukk. Lana melahap krupuk, yang ada di meja.

Dihh.. sunat aja bu kalo ayah gitu. Batin Lana.

"Dihh apaan sih bu, bikin geli aja" kata Lana bergidik pelan.

"Ah kamu belum tau aja rasanya, makanya buruan cari pacar Lan, biar kamu ga beku gitu" kata ibu sambil menuangkan nasi dan lauk di piring ayah.

" Udah ga usah dengerin kata-kata ibumu, ayo kita makan aja Lan, pacar ga penting yang penting berkarya Lan" kata ayahnya sambil menyuap nasi.

Keluargaku memang terkenal asik di mata sahabat-sahabatku, itu karena ayah dan ibu ku tak sungkan mengumbar kemesraan mereka tapi masih dalam bentuk sewajarnya, dengan di selipkan petuah-petuah untuk menjalani bahtera kehidupan.

Kami anak-anaknya tak heran melihat Ayah yang tiba-tiba mencium pipi ibu bila ayah di masakin makanan kesukaan ayah atau tiba-tiba ibu mencubit hidung ayah atau pipi ayah ketika ibu merasa di goda ayah, kadang itu membuat kami risih berkolaborasi dengan cemburu tapi kami cukup bahagia melihat mereka bahagia.

Gelak tawa di meja makan inilah yang selalu aku rindukan bila aku jauh dari mereka, belum lagi di tambah abangku Ryan dan adikku Lila bila kita semua berkumpul, akan jadi kolaborasi yang sangat rame mengalahkan group arisan emak-emak.

Sendau gurau di sela-sela makan ini yang selalu menghangatkan keluargaku, tak terasa acara makan siangku dengan mereka pun selesai, aku segera membereskan piring-piring kotor dan segera mencucinya, setelah selesai aku kembali ke meja makan dimana ayah dan ibu belum juga beranjak dari sana, aku kembali dengan plastik untuk kulit mangga, pisau di tanganku dan sebuah piring kosong karena aku melihat buah mangga yang sudah matang bertengger di keranjang buah, aku yakin ini dari kebun belakang rumah.

"Sekarang cerita ke ayah, kamu pulang dalam rangka apa?" tanya ayah tiba-tiba. Ayah sangat mengenalku dengan baik, tau betul bagaimana kegundahan hatiku, Ibu cukup menyimak dan menunggu jawabanku.

"Lana diminta audit salah satu anak perusahaan di sini yah, cuma 3 hari kerja targetnya tapi Lana mau lama-lama in aja plus Lana mau ambil cuti 5 hari. Lana bosen disana.. rasanya Lana ingin tinggal disini lagi, Lana selalu resah disana belakangan ini dan pengen pulang aja, nih hati Lana udah tenang aja yah.. kaya hati ama nyawa kembali menyatu gitu yah" kataku panjang kali lebar dengan asik mengupas mangga, diawal serius dan berakhir cengengesan.

"Halah Lan, kamu ini cuma kangen Marvin" celetuk ibu yang hampir membuatku tersedak.

" Lupakan dia, Lan... Marvin udah bertunangan sama adiknya Sita itu lho, si Rima" lanjut ibu.

"Denger-denger karena kecelakaan Lan, kepergok di kamar apa gimana gitu" tambah ibu lagi.

Hatiku kok masih sakit ya ngedengernya, tapi mau gimana lagi, waktu ga bisa diputer lagi. Batin Lana.

"Sejak kapan ibu jadi tukang gosip gini" kata Ayah

"Udah Lan ga usah di dengerin gosip murahan ibu mu" kata ayah kepadaku.

"Ini santer di arisan ibu yah, kebenarannya ya hanya mereka yang tau " ibu membela diri.

Apakah bener begitu? kenapa hatiku kaya di iris begini sih. Marvin, kenapa susah sekali melupakanmu? Pengen nangis tapi rasanya ga pantes. Apa ini yang membuatku resah belakangan ini? karena Marvin bertunangan?

"Lan itu pisaunya tajem lho, jangan sampai mengiris nadimu, potong mangga yang bener" ledek ibu membuyarkan lamunanku.

"Apaan sih bu " aku cemberut di sambut gelak tawa ayah dan ibu, ledek-ledekan udah menjadi makanan sehari-hari di keluarga ku.

"Besok ayah dan ibu mau jemput Lila ke rumah nenek, kamu mau ikut enggak Lan?" tanya Ayah

"Enggak yah, besok Lana kayanya mau ketemu Surya dan temen-temen yang lain mungkin" kataku sambil memotong mangga yang telah berhasil aku kupas.

"Bagus deh Lan, biar ayah dan ibu pacaran berduaan tanpa gangguan, ya yah ?" kata ibu kepada ku dan ayah

"Marvin juga ikut Lan? Ati-ati ya Lan, jangan sampai bikin cemburu si Rima, kata Bu Broto Rima itu anaknya cemburuan Lan, apalagi bu Broto masih berharap kamu jadi menantunya Lan" sambung ibu lagi.

Ibu tahu banget lah aku juga pengen jadi menantu keluarga Subroto, aku menyukai Marvin dari kecil, tapi entahlah aku harus berhenti menyukainya karena keadaan. Perang batin Lana kembali terjadi.

"Ga tau bu besok, yang tau aku pulang kan cuma Surya bu" jawabku.

"Emang kamu ngabarin dia Lan " tanya Ayah.

"Enggak yah, Surya liat Lana pulang kemarin" Jawabku.

"Hahahah Surya mah saben hari lewat depan rumah Lan" sahut ibu lagi.

"Masa sih bu, kan rumahnya ga nglewatin rumah kita bu seharusnya" tanya ku heran. Ada getaran aneh tiba-tiba menggelitik hati ku.

"Lana, kamu tau ga istilah kalau kangen atau cinta itu, liat genteng rumahnya aja udah bahagia, Surya mungkin kaya ayah dulu Lan, liat sendal jepit ibu mu aja udah seneng" kata ayah polos, membuat aku dan ibu tertawa terbahak-bahak.

"Ga mungkin Surya sampai segitunya yah" aku masih tertawa terpingkal-pingkal.

"Surya itu sampai sekarang masih menjomblo kaya kamu lho Lan, sampai-sampai mau di jodohkan sama gadis kampung saudara jauh ibu nya" kata ibu

"Apaaa!!" tawaku tiba-tiba berhenti dan aku spontan berteriak.

"Biasa aja dong Lan, ga usah bikin jantungan" kata ayah ngelus dada.

"Hahahaha maaf yah, aku ga percaya si kunyuk itu mau laku" jawabku getir.

"Kalau Surya jadi nikah, tinggal kamu lho Lan yang jadi obat nyamuk kalau reunian" ledek ibu lagi.

"Enggak bisa bu, dia harus jadi manusia terakhir yang nikah, bukan Lana" kataku nyaris emosi.

Surya, awas aja lo sampe nikah duluan! . batin Lana

Dari ketujuh sahabatku memang tinggal aku, Marvin dan Surya yang belum menikah. Sebentar lagi Marvin yang akan menikah, kalau Surya menyetujui perjodohan itu dan apa kabarnya dengan aku? siapa kelak jodohku nanti? Pacaran saja enggan rasanya, entahlah... Bukan karena tak laku, banyak banget cowok yang mendekatiku ketika aku kuliah di kota metropolitan, belum teman kerja ku di departemen keuangan yang datang silih berganti tapi tak satupun yang ku tahan, mereka semuanya ku biarkan pergi.

Entahlah apa yang aku rasakan, apakah aku sudah mati rasa ataukah aku selalu menganggap diriku tak layak. Apakah aku masih terjebak di kejadian 5 tahun yang lalu? Umurku semakin bertambah dan cap 'Perawan Tua' akan segera bersemayam bila aku masih belum bisa membuka hati ku. 5 tahun yang lalu, rasanya aku ingin kembali kesana memperbaiki semuanya, tapi itu tidak mungkin.

Ehmm Surya.. ehh mana ponsel ku.

Lana setengah berlari meninggalkan meja makan dan menuju kamarnya, teringat pembahasan terakhirnya dengan Surya.

Bila kamu menyukai Novel ini, Jangan Lupa Dukungan Vote, Like, Komen, Koin, Poin dan Rate bintangkuu yaa Reader Tersayang. 😘😘🥰🥰💕💐

Terpopuler

Comments

Dwisur

Dwisur

masuk lagi untuk yg ke 2 kali...i love you Thor

2024-09-15

0

Najwa Aulia Salsabila

Najwa Aulia Salsabila

sudah 3 kali baca sampe tamat, tapi masih aja kangen

2024-08-14

1

Nur Halimah

Nur Halimah

ngobatin kangen,d ulang lg bacanya😘😘

2024-02-29

1

lihat semua
Episodes
1 Kenangan
2 Berdesir Lembut
3 Perdebatan
4 Mengejutkan
5 Aku Bisa Membuatmu Hamil
6 Sandiwara 1
7 Sandiwara 2
8 Flashback : Geng Domino
9 Flashback : Cinta Menemukan Jalannya
10 Flashback : Kita Selesai
11 Flashback : Berakting
12 Flashback : Hadiah Kelulusan
13 Flashback : Promnight
14 Flashback : Club Malam
15 Flashback : Sirene
16 Flashback : Di Gudang
17 Flashback : Ku Relakan Untukmu
18 Flashback : Hati Yang Lemah
19 Flashback : Bayangan Terakhir
20 Flashback : Aku Merindukanmu
21 Flashback : Baby
22 Flashback : Nenek Galak
23 Flashback : Putri Salju
24 Flashback : Keanehan Yang Tak Terkatakan
25 Flashback : Nasehat Nenek
26 Flashback : Pertengkaran
27 Flashback : Semua Milikmu
28 Flashback : Ku Pegang Janjimu
29 Flashback : Flashback OFF
30 Lunch
31 Mengulang Rasa
32 La Sunny
33 Kembali ke Gudang
34 Serasa Di Kutub
35 Holiday Is Tidur Day
36 Ngedate
37 Mengapa Selalu Ada Duri?
38 Kemarahan Yang Mengerikan
39 Kekasih Dua Hari
40 Cinta Seumuran
41 Cincin Di Kembalikan
42 Mahardhika
43 Seseorang Yang Di Rindukan
44 Menahan Diri
45 Semakin Memanas
46 Pohon Oak
47 Masih Di Lantai 60
48 Menikah Dengan Kemarahan
49 Tunangan Semalamku
50 Mengatakan Lewat Lagu
51 Gala Dinner
52 Aku Takut Menemuinya
53 Menggila
54 Memalukan
55 Nasib Tua Bangka
56 Ayo Melarikan Diri
57 Mutiara Karibia
58 Penakhluk Hati
59 Siapa Marlena?
60 Pengawalku
61 Aku Tidak Berminat
62 Tidak Boleh Cantik
63 Siapapun Tidak Boleh Mengganggu Kita
64 Pesta Cocktail
65 Surya Matahariku
66 Minggu
67 Pulang Ke Kotamu
68 Ternyata Maya
69 Menuju Pernikahan Marvin
70 Kita Membuat Kekacauan
71 Harga Yang Harus Di Bayar
72 La Sunny Terbakar
73 SEASON 2 : Camping
74 SEASON 2 : Pohon Oak Lambang Cinta
75 SEASON 2 : Mari Kita Berlayar
76 SEASON 2 : Pulau Moses
77 SEASON 2 : Pulau Moses Berdarah
78 SEASON 2 : Cemburu Di Pulau Moses
79 SEASON 2 : Mengingatmu
80 SEASON 2 : Goodbye, Pulau Moses
81 SEASON 2 : Tidak Tahu Harus Berkata Apa
82 SEASON 2 : Dia Sahabatku
83 SEASON 2 : Merasakan Hal Yang Sama
84 SEASON 2 : Belajar Berpisah Denganmu
85 SEASON 2 : Aku Tidak Suka Kejutan!
86 SEASON 2 : Aku Tetap Tidak Suka Kejutan!
87 SEASON 2 : Tidak Akan Membuat Kejutan
88 SEASON 2 : Candle Light Dinner
89 SEASON 2 : Buket Bunga Yang Merepotkan
90 SEASON 2 : Menurutlah !
91 SEASON 2 : Hidup Penuh Kejutan!
92 SEASON 2 : Pingsan!
93 SEASON 2 : Jangan Membuatku Takut
94 SEASON 2 : Pengendali Hidup
95 SEASON 2 : Sebaiknya Di Rahasiakan
96 SEASON 2 : Kau Harus Tahu Segalanya
97 SEASON 2 : Menegangkan, Mendebarkan
98 SEASON 2 : Menangis?!
99 SEASON 2 : Aku Harus Bagaimana?
100 SEASON 2 : Apa Kau Membayangkan?
101 SEASON 2 : Segitiga Bermuda
102 SEASON 2 : Pemenang Sesungguhnya
103 SEASON 2 : Tidak Perlu Ada Untukku
104 SEASON 2 : Takut Kehilangan
105 SEASON 2 : Ternyata Kau?!
106 SEASON 2 : Banteng itu
107 SEASON 2 : Thousand Year
108 SEASON 2 : Ini Tentang Paul Dan Marlena
109 SEASON 2 : Masih Tentang Mereka
110 SEASON 2 : Bersama Mr. Dotted
111 SEASON 2 : Bali, I'll Be Back !
112 SEASON 2 : Ini Terakhir Kali !
113 SEASON 2 : Cinta Yang Dangkal
114 SEASON 2 : Uncle Albert
115 SEASON 2 : 'Nunna Ballun'
116 SEASON 2 : Ingin Sendiri
117 SEASON 2 : Bodohnya Aku
118 SEASON 2 : Istri Tidak Sholehah VS Suami Durhaka
119 SEASON 2 : Mengakhiri Ini Semua
120 SEASON 2 : Kau Masih Mencintaiku
121 SEASON 2 : K.L. Winston
122 SEASON 2 : Perang Harga Diri
123 SEASON 2 : Cerita Di Bawah Pohon Oak
124 SEASON 2 : Cinta Pertamaku
125 SEASON 2 : Aku Tidak Akan Diam!
126 SEASON 2 : Dia Cinta Pertamaku
127 SEASON 2 : Kau Tamat !
128 SEASON 2 : Terima Kasih, Robert
129 SEASON 2 : PRE WEDDING
130 SEASON 2 : Sangat Sensitif
131 SEASON 2 : Di Pingit
132 SEASON 2 : Dibatalkan
133 SEASON 2 : Lagi Dan Lagi
134 SEASON 2 : HARI YANG ISTIMEWA
135 SEASON 2 : TERISTIMEWA
136 SEASON 2 : Sebatas Mengagumi
137 SEASON 2 : Menginginkanmu
138 SEASON 2 : Before You Go
139 SEASON 2 : Failed !
140 SEASON 2 : Aku Miliknya
141 SEASON 2 : Tertipu
142 SEASON 2 : Positif
143 SEASON 2 : Pembunuh !!
144 SEASON 2 : KAISAR GAHARDHI RAJASA
145 SEASON 2 : Kita Akan Pulang, Anakku
146 SEASON 2 : Sayang, Itu Papamu
147 SEASON 2 : Aku Membencimu !
148 SEASON 2 : Gairah Yang Padam
149 FINAL SEASON : Kembalilah Padaku !
150 FINAL SEASON : Aku Kembali Padamu !
151 FINAL SEASON : My Love, Berbahagialah
152 FINAL SEASON : Putra Yang Tangguh
153 FINAL SEASON : Si Pemaksa
154 FINAL SEASON : Itulah CINTA
155 FINAL SEASON : Shocking Day
156 FINAL SEASON : Lana, Kau Sangat Pintar !
157 FINAL SEASON : Ngidam Daster
158 FINAL SEASON : Perimeter 5
159 FINAL SEASON : Demi Kalyla
160 FINAL SEASON : Demi Kurcaci Nakal
161 FINAL SEASON : Duo Hitler !
162 FINAL SEASON : Kembalinya Albert
163 FINAL SEASON : Cinta Seperti Matahari Terbit
164 THE END SEASON : He Was Born!
165 THE END SEASON : Kairo Rajasa Dermawan
166 THE END SEASON : Lion From Cairo
167 THE END SEASON : My Twin
168 THE END : CINTA DI MASA 1000 TAHUN
Episodes

Updated 168 Episodes

1
Kenangan
2
Berdesir Lembut
3
Perdebatan
4
Mengejutkan
5
Aku Bisa Membuatmu Hamil
6
Sandiwara 1
7
Sandiwara 2
8
Flashback : Geng Domino
9
Flashback : Cinta Menemukan Jalannya
10
Flashback : Kita Selesai
11
Flashback : Berakting
12
Flashback : Hadiah Kelulusan
13
Flashback : Promnight
14
Flashback : Club Malam
15
Flashback : Sirene
16
Flashback : Di Gudang
17
Flashback : Ku Relakan Untukmu
18
Flashback : Hati Yang Lemah
19
Flashback : Bayangan Terakhir
20
Flashback : Aku Merindukanmu
21
Flashback : Baby
22
Flashback : Nenek Galak
23
Flashback : Putri Salju
24
Flashback : Keanehan Yang Tak Terkatakan
25
Flashback : Nasehat Nenek
26
Flashback : Pertengkaran
27
Flashback : Semua Milikmu
28
Flashback : Ku Pegang Janjimu
29
Flashback : Flashback OFF
30
Lunch
31
Mengulang Rasa
32
La Sunny
33
Kembali ke Gudang
34
Serasa Di Kutub
35
Holiday Is Tidur Day
36
Ngedate
37
Mengapa Selalu Ada Duri?
38
Kemarahan Yang Mengerikan
39
Kekasih Dua Hari
40
Cinta Seumuran
41
Cincin Di Kembalikan
42
Mahardhika
43
Seseorang Yang Di Rindukan
44
Menahan Diri
45
Semakin Memanas
46
Pohon Oak
47
Masih Di Lantai 60
48
Menikah Dengan Kemarahan
49
Tunangan Semalamku
50
Mengatakan Lewat Lagu
51
Gala Dinner
52
Aku Takut Menemuinya
53
Menggila
54
Memalukan
55
Nasib Tua Bangka
56
Ayo Melarikan Diri
57
Mutiara Karibia
58
Penakhluk Hati
59
Siapa Marlena?
60
Pengawalku
61
Aku Tidak Berminat
62
Tidak Boleh Cantik
63
Siapapun Tidak Boleh Mengganggu Kita
64
Pesta Cocktail
65
Surya Matahariku
66
Minggu
67
Pulang Ke Kotamu
68
Ternyata Maya
69
Menuju Pernikahan Marvin
70
Kita Membuat Kekacauan
71
Harga Yang Harus Di Bayar
72
La Sunny Terbakar
73
SEASON 2 : Camping
74
SEASON 2 : Pohon Oak Lambang Cinta
75
SEASON 2 : Mari Kita Berlayar
76
SEASON 2 : Pulau Moses
77
SEASON 2 : Pulau Moses Berdarah
78
SEASON 2 : Cemburu Di Pulau Moses
79
SEASON 2 : Mengingatmu
80
SEASON 2 : Goodbye, Pulau Moses
81
SEASON 2 : Tidak Tahu Harus Berkata Apa
82
SEASON 2 : Dia Sahabatku
83
SEASON 2 : Merasakan Hal Yang Sama
84
SEASON 2 : Belajar Berpisah Denganmu
85
SEASON 2 : Aku Tidak Suka Kejutan!
86
SEASON 2 : Aku Tetap Tidak Suka Kejutan!
87
SEASON 2 : Tidak Akan Membuat Kejutan
88
SEASON 2 : Candle Light Dinner
89
SEASON 2 : Buket Bunga Yang Merepotkan
90
SEASON 2 : Menurutlah !
91
SEASON 2 : Hidup Penuh Kejutan!
92
SEASON 2 : Pingsan!
93
SEASON 2 : Jangan Membuatku Takut
94
SEASON 2 : Pengendali Hidup
95
SEASON 2 : Sebaiknya Di Rahasiakan
96
SEASON 2 : Kau Harus Tahu Segalanya
97
SEASON 2 : Menegangkan, Mendebarkan
98
SEASON 2 : Menangis?!
99
SEASON 2 : Aku Harus Bagaimana?
100
SEASON 2 : Apa Kau Membayangkan?
101
SEASON 2 : Segitiga Bermuda
102
SEASON 2 : Pemenang Sesungguhnya
103
SEASON 2 : Tidak Perlu Ada Untukku
104
SEASON 2 : Takut Kehilangan
105
SEASON 2 : Ternyata Kau?!
106
SEASON 2 : Banteng itu
107
SEASON 2 : Thousand Year
108
SEASON 2 : Ini Tentang Paul Dan Marlena
109
SEASON 2 : Masih Tentang Mereka
110
SEASON 2 : Bersama Mr. Dotted
111
SEASON 2 : Bali, I'll Be Back !
112
SEASON 2 : Ini Terakhir Kali !
113
SEASON 2 : Cinta Yang Dangkal
114
SEASON 2 : Uncle Albert
115
SEASON 2 : 'Nunna Ballun'
116
SEASON 2 : Ingin Sendiri
117
SEASON 2 : Bodohnya Aku
118
SEASON 2 : Istri Tidak Sholehah VS Suami Durhaka
119
SEASON 2 : Mengakhiri Ini Semua
120
SEASON 2 : Kau Masih Mencintaiku
121
SEASON 2 : K.L. Winston
122
SEASON 2 : Perang Harga Diri
123
SEASON 2 : Cerita Di Bawah Pohon Oak
124
SEASON 2 : Cinta Pertamaku
125
SEASON 2 : Aku Tidak Akan Diam!
126
SEASON 2 : Dia Cinta Pertamaku
127
SEASON 2 : Kau Tamat !
128
SEASON 2 : Terima Kasih, Robert
129
SEASON 2 : PRE WEDDING
130
SEASON 2 : Sangat Sensitif
131
SEASON 2 : Di Pingit
132
SEASON 2 : Dibatalkan
133
SEASON 2 : Lagi Dan Lagi
134
SEASON 2 : HARI YANG ISTIMEWA
135
SEASON 2 : TERISTIMEWA
136
SEASON 2 : Sebatas Mengagumi
137
SEASON 2 : Menginginkanmu
138
SEASON 2 : Before You Go
139
SEASON 2 : Failed !
140
SEASON 2 : Aku Miliknya
141
SEASON 2 : Tertipu
142
SEASON 2 : Positif
143
SEASON 2 : Pembunuh !!
144
SEASON 2 : KAISAR GAHARDHI RAJASA
145
SEASON 2 : Kita Akan Pulang, Anakku
146
SEASON 2 : Sayang, Itu Papamu
147
SEASON 2 : Aku Membencimu !
148
SEASON 2 : Gairah Yang Padam
149
FINAL SEASON : Kembalilah Padaku !
150
FINAL SEASON : Aku Kembali Padamu !
151
FINAL SEASON : My Love, Berbahagialah
152
FINAL SEASON : Putra Yang Tangguh
153
FINAL SEASON : Si Pemaksa
154
FINAL SEASON : Itulah CINTA
155
FINAL SEASON : Shocking Day
156
FINAL SEASON : Lana, Kau Sangat Pintar !
157
FINAL SEASON : Ngidam Daster
158
FINAL SEASON : Perimeter 5
159
FINAL SEASON : Demi Kalyla
160
FINAL SEASON : Demi Kurcaci Nakal
161
FINAL SEASON : Duo Hitler !
162
FINAL SEASON : Kembalinya Albert
163
FINAL SEASON : Cinta Seperti Matahari Terbit
164
THE END SEASON : He Was Born!
165
THE END SEASON : Kairo Rajasa Dermawan
166
THE END SEASON : Lion From Cairo
167
THE END SEASON : My Twin
168
THE END : CINTA DI MASA 1000 TAHUN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!