Sesampainya di rumah, Ayah dan Ibu nya menunggu di ruang tengah, dengan perasaan takut Lana masuk ke ruang tengah yang masih terang benderang.
"Ayaahh.. Ibuuu.. " Lana berhamburan memeluk ibunya kemudian ayah nya.
"Gimana Ryan, apa semua baik- baik saja? Kenapa lama sekali" kata pak Aldi.
"Gimana rasanya di club malam? Apakah menyenangkan Lan? Apakah membuat hati kamu bahagia sampai kami harus menunggumu selarut ini?" kata Maryam tegas. Lana tertunduk lesu mendengar omelan ibunya.
"Sudah lah Bu, Lana nggak salah kok" kata pak Aldi.
"Ini bukan siapa yang salah, tapi bagaimana jika polisi menyeret mu ke kantor polisi, ngandang di penjara polisi semaleman, emang nya enak? Reputasi Lan, kamu di terima di universitas terbaik apa mereka bisa menerima mahasiswi yang di penjara karena kena razia?" kata Maryam berapi- api.
"Maafkan Lana bu.. Lana tidak akan mengulanginya" kata Lana kembali ke pelukan ibunya.
"Sudah lah bu, yang penting yang ibu takutkan tidak terjadi, Surya menjaganya dengan baik" kata Ryan.
"Apa yang membuatmu lama?" kata pak Aldi ke arah Ryan.
"Orang- orangnya Gahardhi Rajasa menbebaskan Dion dulu yah, karena Dion sepertinya orang penting di Gahardi" kata Ryan menjelaskan.
"Nasib Marvin dan Maya gimana bang?" tanya Lana ingin tau.
"Dia masih dikantor polisi menjalani sejumlah pemeriksaan" kata Ryan.
"Kenapa Marvin sampai tertangkap, apa yang terjadi Lan, bukan kah kalian sama- sama?" tanya ibunya.
"Ehm.. Semua terjadi sangat cepat, kami berpencar. Surya hanya fokus nyelametin Lana karena Surya pikir ada Dion, sedangkan Dion harus mengurus Marvin yang mabuk berat, jadi pas lari kita mereka ketinggalan, saat kita masuk sebuah gudang tiba- tiba dikunci dari luar, seandainya Marvin nggak mabuk parah pasti sekarang ada sama kita, nggak masuk kantor polisi" kata Lana getir.
"Broto pasti sudah menangani anaknya" kata pak Aldi
"Tidak apa- apa ini buat pengalaman, setidaknya kamu tau sekarang seperti apa suasana club malam, bagi perempuan baik- baik itu sangat berbahaya" kata Ryan.
"Iya bang, Lana nggak akan masuk ke tempat- tempat seperti itu" kata Lana.
"Surya, pasti kerepotan menjaga kamu Lan, abang berhutang budi padanya, sekarang kamu tau kan siapa teman yang menikammu dan siapa orang yang benar- benar perduli padamu, semakin dewasa kamu akan semakin mengerti" kata Ryan.
"Iya bang, Lana bersyukur kemaren waktu diajakin ke club Lana mau datang, bisa bayangin Lana akan menjadi cewek culun yang nggak tau apa- apa dan Marvin...hikss" kata- kata Lana tertahan airmatanya.
"Marvin kenapa? Ayo bicara sama ayah.. Apa dia melakukan sesuatu yang buruk padamu?" kata pak Aldi.
"Dia mabuk dan berbuat mesum dengan Maya dan mengira itu Lana" kata Lana .
"Apa?!" kata Ryan.
"Hah?! pak Aldi dan Maryam kaget tak percaya.
"Kamu yakin Lan?!" kata ibu Maryam tak percaya.
"Ya ampunn bu, Lana melihatnya di depan mata Lana bu, saat digudang Lana melihat dari celah pintu gudang dan mereka melakukannya di dapur" kata Lana menutup telinganya.
"Ibu besok akan bicara dengan Nadya, pertunangan ini harus dihentikan" kata bu Maryam memeluk Lana.
"Apa perasaan kamu, Lan?" tanya Ayahnya.
"Lana nggak bisa yah.. Lana nggak bisa meneruskan hubungan ini, Lana terlalu sakit untuk menerima kenyataan Marvin dan Maya" kata Lana.
"Dari dulu abang nggak begitu suka kamu bergaul dengan Maya, tapi kamu keras kepala Lan" kata Ryan.
"Maafin Lana bang" kata Lana.
" Sudahlah, mari kita tidur. Kita cari jalan keluarnya besok.. sekarang tidurlah" kata Ayah.
Mereka pun masuk ke kamar masing- masing, Lana mencuci mukanya dan berganti pakaian, Lana mengamati dua tanda di dadanya, lalu satu tanda lagi diperutnya, Lana mengusapnya dan tersenyum di depan cermin.
Lana meraih ponselnya dan mengisi baterai ponsel yang sedari tadi mati, saat menyala pesan muncul di layar ponselnya
Surya : 'Apa lo baik- baik aja? Apakah ayah dan ibu lo marah?'
Lana : 'Semua baik- baik saja. awalnya ibu marah tapi mereka mengerti'
Surya : 'Kok lo belum tidur?'
Lana : ' Baru aja masuk kamar dan ganti baju.. kenapa lo juga belom tidur?'
Surya : 'Nggak bisa tidur, Nunggu kabar dari lo.. ya udah yukk tidur, hari ini sangat melelahkan'
Lana : 'Iya sangat melelahkan, tulang- tulangku kaya remuk rasanya'
Surya : ' Hmmmm okay... jangan lupa minum obat yang tadi aku kasih diam- diam.. sleep tight Non'
Dih kok gitu jawabnya? nggak tertarik dengan obrolan nya gitu? huhhh... mungkin dia lelah juga. Lana.
Lana : 'Sleep tight too, guardian angel'
Surya : '😘'
Lana bahagia melihat emoticon kiss, seperti chat yang biasa Surya dan Lana lakukan, namun ini tampak berbeda.
Dia bangkit berdiri membuka obat yang diberikan salah satu orang Surya, tanpa Ryan tau lalu Lana meminumnya.
********
Sementara waktu beranjak siang, namun siang ini tak sepanas biasanya, awan hitam terpapar di langit nan biru, membuat cuaca yang biasanya terik menjadi redup, angin meniup sepoi- sepoi kedua wanita setengah baya, yang duduk berada di luar beranda sebuah Restoran dengan gaya jepang, menikmati secangkir teh hijau.
"Nad, kita bersahabat sejak lama dan kita tau bahwa anak- anak kita menjalin hubungan, terlebih anakku sangat menyukai anakmu sejak kecil" kata Maryam.
"Mar, anakku juga mencintai anakmu kau harus menggaris bawahi itu" kata Nadya meneguk secangkir teh hijau.
"Bagaimana aku memulainya? Ehmm.. Lana memutuskan untuk menghentikan pertunangan mereka, dia hanya ingin fokus dengan kuliahnya, bagaimana menurutmu?" kata Maryam.
"Mar, aku hanya menginginkan Lana jadi menantuku, Marvin pasti tidak akan menyetujuinya" kata Nadya, mama Marvin.
"Aku tidak ingin hubungan mereka mempengaruhi persahabatan kita Nad, hanya itu yang aku inginkan" kata Maryam.
"Apakah mereka dalam masalah?" tanya Nadya
"Apa kau tidak tau Lana memutuskan hubungan mereka sebelum promnight?" tanya Maryam kembali.
"Marvin tidak cerita apapun, dia ngotot akan bertunangan dengan Lana bahkan mau menikah muda, entah lah Mar.. aku tak tau itu ide yang bagus atau tidak.. Kau tau kan, Broto sangat mendukung apapun yang Marvin inginkan" kata Nadya.
"Apa kau tau sepak terjang anakmu sebelum berpacaran dengan Lana?" tanya Maryam.
"Aku tau kenakalan anak itu. Tapi Mar,... hanya Lana yang bisa membuat Marvin bisa berubah dan mengendalikan dirinya" kata Nadya bingung.
"Nad, aku mengajakmu kesini karena Lana tak ingin melanjutkan hubungan ini, Marvin telah menyakiti hati anak ku Nad, apakah kau bisa memahami maksudku Nad? Kalau hubungan mereka selesai sampai disini, aku tak ingin masalah mereka mempengaruhi persahabatan kita, anggap saja mereka tidak berjodoh" kata Maryam memegang tangan Nadya memberi pengertian.
"Hmmmmpt... aku tentu akan kecewa dengan hubungan mereka, apa kesalahan Marvin tidak bisa dimaafkan? Apa Marvin mengkhianati Lana?" tanya Nadya sesekali mengambil nafas panjang.
"Kau tidak tau semalam Marvin bersama siapa di kantor kepolisian?" tanya Maryam kembali.
"Aaahh Maya.. aku tak pernah menyukai gadis itu, pergi ke club itu adalah ide darinya" kata Nadya kesal.
"Nad.. apapun yang terjadi pada anak- anak kita, kau tetap sahabat terbaikku, kau bisa menanyakan langsung kepada Marvin" kata Maryam.
"Aku banyak berhutang budi padamu Mar, tentu kau tetap sahabat terbaikku, tapi kewajiban kita memberi yang terbaik buat anak- anak kita" kata Nadya tersenyum.
"Jangan diingat apa yang ku lakukan padamu, karena kau sahabat ku" kata Maryam.
"Tidak.. kalau bukan kau dan keluargamu, aku tak akan menyelesaikan kuliah ku, aku mungkin tak mengenal Broto, kau membuatku diterima di keluarga Broto, kalau bukan kamu Mar, hidupku mungkin tak seenak sekarang" kata Nadya.
"Aaah lupakan saja Nad, kamu layak bahagia karena kebaikan dan ketulusanmu, jangan kau jadikan beban atas apa yang pernah ku perbuat dengan mengikat Lana, kau sahabatku Nad.. dan akan selamanya menjadi sahabatku" kata Maryam mengusap lengan Nadya.
Obrolan yang hangat harus dihentikan, ketika ponsel bu Nadya berdering, nama 'suamiku' muncul dilayar ponselnya.
"Sebentar Mar, Broto menelpon..." kata Nadya di jawab anggukan Maryam.
'Iya Pa.. Mama lagi di luar bersama Maryam'
'Apaaaa?!'
' Baiklah aku akan segera kesana bersama Maryam'
"Ada apa Nad?" tanya Maryam panik.
"Ayo kita kerumahmu Mar, anakku membuat kekacauan di rumahmu, aku ikut denganmu saja, biar sopir membawa mobilku pulang" kata Nadya mengajak bergegas menuju parkir meninggalkan tempat itu.
*******
Gerimis hujan mulai menyapu tanah kering, membawa kesejukan dan aroma yang khas.
Lana banyak melamun setelah kejadian itu, menyerahkan kesuciannya pada sahabatnya mungkin sebagian besar orang itu tidak masuk akal.
Anggap saja itu khilaf atau terbawa perasaan karena minum alkohol atau hanya ingin membalas dendam atas perbuatan Marvin, tapi setelah sadar Lanapun tak ada rasa penyesalan atau merasakan kehilangan.
Entah apa yang dirasakannya, dia hanya merasa bahagia setelah kejadian itu.
"Kakk.. melamun aja sih" kata Lyla membuyarkan lamunan Lana.
"Iiihh kaka nggak melamun kok" kata Lana
"Kakak.. ehm ada kak Marvin di luar ama om Broto dan temen- temen kakak" kata Lyla.
Deg!
Lana pun buru- buru mengganti baju rumahnya dengan blouse pink berlengan lebar serta potongan leher square ala korean style dipadu celana blue jeans, dia terlihat sangat cantik sore ini. Lana keluar dari kamarnya menuju ruang tamu.
Surya terpana melihat penampilan Lana, make up tipis dengan bibir pinknya benar- benar membuatnya kagum, selintas dia mengingat kejadian malam itu.
Marvin melihatnya dengan berbinar, senyum Marvin tanpa dosa menghiasi wajahnya.
Lana terkejut melihat teman- temannya hadir dirumahnya, dengan pakaian batik. Lana pun menghampiri pak Broto dan mencium punggung tangan pak Broto.
"Om apa kabar?" tanya sopan.
"Aduhhh anak perawan cantik bener ini calon menantu om.. kabar om baik.. kamu gimana?" tanya pak Broto kembali dengan suara khasnya.
Deg !
Oohh... aku masih terlihat perawan? Sayangnya, sudah tidak lagi om. Batin Lana.
"Lana baik om" kata Lana duduk di samping ayahnya.
"Ada apa ini... Ayahh ini ada apa ?" tanya Lana.
"Sesuai plan awal, kita datang ke rumah lo terus menuju Hotel, kita mau nemenin lo ke salon Lan, kan acara masih jam 8 malam" kata Maya.
Kilatan mata Lana mendadak berubah ketika Maya berbicara.
Lana dan Ayahnya saling memandang begitu juga Ryan. Keadaan benar- benar mencekam sore itu di iringi gerimis.
"Gini om.. apa om Broto belum tau bahwa Lana memutuskan Marvin dan membatalkan pertunangan ini?" kata Ryan mengawali pembicaraan. Semua sahabatnya terdiam di ruangan itu
"Ryan, biar Ayah yang bicara" kata pak Aldi.
"Mas, seperti yang saya sampaikan tadi pagi, Lana menolak pertunangan ini, saya sebagai Ayahnya harus mendukung keputusan anak saya Mas,.. Seperti mas Broto selalu mendukung keputusan Marvin, berapapun biaya yang sudah Mas Broto keluarkan untuk pesta pertunangan ini, akan saya ganti Mas" kata pak Aldi lagi.
"Om maafkan Lana karena harus seperti ini, Lana tidak sanggup lagi meneruskan pertunangan ini, Lana tidak mau pertunangan ini menjadi beban buat Lana kuliah nanti om" kata Lana menunduk lesu.
"Kita sudah merencanakannya Lan...!" kata Marvin setengah membentak Lana.
Tangan pak Broto terangkat sejajar telinga marvin yang ada di sebelahnya, memberi kode diam untuk Marvin bersabar dan tak melanjutkan bicaranya dan Marvinpun menurut.
"Apakah Lana salah paham dengan Marvin? Apa kesalahannya tak bisa di maafkan?" tanya pak Broto dengan dingin.
"Marvin anak yang baik, dia akan belajar dari kesalahannya dan akan menjadi dewasa, masalah- masalah kecil sudahlah jangan diperbesar" kata pak Broto lagi dengan arogan. Ryan dan Surya mengepalkan tangannya.
Hah baik?! Teguh
Apaan baik.. Putra
"Di, tolong nasehati Lana.. untuk merubah keputusannya, keluarga Subroto hanya ingin Lana menjadi menantu kita" tambah pak Broto berkata kepada pak Aldi.
"Mas, keputusan di tangan Lana, aku hanya mendukungnya apapun itu" kata pak Aldi.
"Lana, sudah memutuskan om.. Lana tidak bisa om..." Lana mulai menangis dan menyembunyikan tangisannya di lengan ayahnya.
"Lana nggak bisa ayah, hiks.. Marvin akan selalu menyakiti Lana.. Marvin akan selalu mengulang kesalahan yang sama.. Lana tidak bisa memaafkannya ayah...hiks" tangan Lana.
"Aku minta maaf Lan, tapi aku akan berubah.. ajari aku untuk berubah Lan, kamu bisakan?" kata mendekati Lana dan Marvin duduk bersimpuh di depan Lana menghiba.
"Lo udah mengkhianati gue Vin, itu udah cukup" kata Lana masih mendekap lengan ayahnya.
"Lan, aku dan Maya tidak punya perasaan apa- apa Lan, itu hanya efek aku mabuk, aku tidak sadar melakukannya!" kata Marvin dengan keras.
"Iya Lan lo jangan salah paham ama gue.. Marvin dan gue cuma sahabat kaya Lo ama Surya" tambah Maya.
Apaan nama gue dibawa- bawa. Surya.
"Selama ini aku percaya sama kamu Lan dan kamu harus percaya sama aku" kata Marvin.
"Kalau saling percaya, kenapa pertunangan ini harus terjadi? Kenapa lo harus mengikat gue karena kuliah gue di ibukota, kalau saling percaya kita bisa saja pacaran jarak jauh" kata Lana memandang Marvin lalu kembali menyembunyikan wajah di lengan ayahnya.
"Pertunangan ini bukti keseriusan kita Lan, kita menjalani sesuatu yang sakral dan serius!" kata Marvin berapi- api.
"Apa lo pikir gue nggak serius menjadi pacar lo selama ini?! Atau lo yang nggak pernah serius makanya lo khianatin gue?!" kata Lana tak kalah berapi- api.
"Ya ampunn Laannaa... gue sama Maya nggak ada artinya, bagaimana kamu menjalani hidup di ibukota dan tak bisa menjaga hatimu untukku Lan! Godaan banyak Lan disana, untuk itu aku meminangmu agar kau terjaga dari godaan itu, aku mencintaimu Lana!" kata Marvin mengintimidasi.
"Lo meragukan gue?! Lo tau gue suka sama lo dari kecil.. Lo tau dari umur 10 tahun sampai detik ini gue hanya mengenal satu laki- laki dan itu cuma lo! Dan lo meragukan gue?!" kata Lana terengah- engah dengan kemarahannya.
"Seharusnya lo yang pantas diragukan, ibaratnya lo mengenal ribuan wanita!" kata Lana lagi.
"Om maaf atas kelancangan Lana om.. tapi Lana benar- benar tidak bisa om.. " kata Lana lagi ke pak Broto.
"Lana.. tolong jawab pertanyaan om dengan jujur... apa kamu masih mencintai Marvin?" tanya pak Broto.
Lana menatap mata Marvin yang masih bersimpuh dihadapannya, mata yang menghiba dan melemahkan hatinya. Lana menunduk dan memejamkan matanya.
Apakah aku mencintainya? Masihkah? Tubuhku ingin memelukmu tapi kenapa hatiku hampa. Lana.
"Lan,.. jawablah dengan berani" kata pak Aldi mengelus punggung anaknya.
Lana masih memejamkan matanya, ingatannya mengembara dimalam itu, kejadian di dapur dan kejadian di gudang. Ciuman Surya tiba- tiba melintas di pikirannya. Hatinya mulai merasakan rindu, sentuhan Surya, belaiannya membuatnya merindu.
Lana membuka matanya lalu matanya berkeliaran sosok Surya yang menatapnya, mata mereka beradu dan kekagetan yang samar terjadi, Surya buru- buru mengalihkan pandangannya.
"Om.. Maaf Lana tidak bisa menjawab.. hati Lana terasa hampa.. Lana masih mencari apakah Marvin ada di hati Lana, tapi Lana tak menemukannya" kata Lana.
Deg!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Emma Risma
kangen autornya
2024-10-02
0
Fay
Lanjut thor 👏👏
2022-07-20
1
Siska Agustin
ohohoho...end lu Marvin
2022-07-19
0