Kelana Dermawan, aku sangat mencintaimu, apakah kau juga? Kenapa kau membalas tatapanku dengan hatimu? Apakah ini hanya perasaanku saja? Kenapa matamu mengisyaratkan sesuatu untukku? Dan apa arti senyumanmu barusan? Apakah itu sambutan?
Surya.
Surya Gahardhi Rajasa, Apa arti aku buatmu? Apakah kau masih mencintaiku? Kenapa kau tak mengutarakan lagi perasaanmu? Apakah aku hanya teman tapi mesramu? Apa arti aku buat mu, hahhh?!
Lana.
Setelah memasuki parkir gedung di mall akhirnya mereka semua turun dan memasuki sebuah butik langganan keluarga Surya, saat tau Surya datang sang manager butik langsung menutup butiknya sementara, agar mereka leluasa memilih- milih pakaian untuk promnight. Semua bersemangat memilih- milih kecuali Lana. Dia lebih memilih duduk disofa dalam butik dan asik memainkan ponselnya, membuka sosial media dan beberapa email masuk.
"Lan lo ga milih- milih?" tanya Teguh dan terdengar semua orang di dalam butik.
"Duluan gih.. gue ntar- ntar dulu" kata Lana.
"Sayang, gimana menurut kamu?" tanya Marvin, Lana hanya menjawab dengan memberi jempol tanda bagus.
"Come on Sayang... kamu masih marah ya" Marvin merebut ponsel Lana lalu dimasukkan ke kantong kemejanya dan berlutut dihadapan Lana yang duduk di sofa. Marvin menengadahkan wajahnya menatap mata lalu meraih tangan kiri Lana dan di tempelkan ke pipinya sesekali Marvin mencium telapak tangannya dengan mata terpejam.
Sejenak ketampanan Marvin menyihirnya dan melambungkan perasaannya.
"Aku mencintaimu Lana, kamu milikku selamanya" Marvin berulang kali mencium tangan Lana, bibir Marvin digesek- gesekkan perlahan dijemari Lana.
" Setelah clubing aku akan membawamu ke rumahku sampai acara pertunangan kita, aku sudah bilang mama papa bahwa kamu harus bersamaku selalu sebelum kamu meninggalkan kota ini karena kita akan berjauhan setelah itu, pulanglah sebulan sekali, aku juga akan mengunjungimu nanti yaa, jangan pernah berpaling dari ku Lana" kata Marvin.
Entah kenapa hati Lana merasa hampa, entah kenapa bayangan hubungan jarak jauh yang selalu dia sedihkan, tapi sekarang hanya kehampaan yang dia rasakan.
Braaakkkkk.. Duuuuugggg..
Semua mata melihat ke arah benda jatuh, rupanya Maya menjatuhkan manekin, Lana melihat Maya mengambil manekin yang dibantu pelayan, namun dikejauhan dia melihat sosok Surya yang terlihat melihatnya dengan tatapan sendu, kilatan matanya memancarkan rasa cemburunya.
"Ehm, Marvin jangan seperti ini nggak enak di lihat orang- orang.. Udah lanjut sana milih- milih" kata Lana mengambil ponselnya dikantong Marvin.
"Okay, aku mau coba celana.. kamu ga cari- cari?" Marvin berdiri dan mencium kening Lana.
"Nanti dulu aku.. aku ada yang harus aku selesaiin" kata Lana menunjukkan Emailnya di ponselnya.
Lana kembali memainkan ponselnya dan membaca sejumlah email masuk.
Tiba- tiba ada pesan masuk.
*Non, gue udah pisahin baju yang bagus- bagus buat lo, nanti lo pilih ya ~ Jealousy Boy 🤨🤯*
Ternyata pesan itu dari Surya.
*😊☺. Makasih My Jealousy Boy, nanti gue pilih kalau sempet, kalau ga sempet pilih aja yang menurut lo bagus, apapun itu gue pake, gue percaya ama pilihan lo ~ Busy Girl* Lana membalas pesan itu dan celingukan mencari sosok sang pengirim pesan.
* 🤔🤔 Lo sibuk apa, chat ama siapa hayo ~ Posessif Boy* Chat Surya masuk lagi.
*🤣😍😜 cek email buat daftar ulang online di universitas* Balas Lana dengan cengar cengir.
*🥰 need help? ~ Helper Boy* Tanya Surya.
*🥰 Yes My helper boy, with all my pleasure* jawab Lana.
"Mana lihat" Pinta Surya tiba- tiba muncul dibelakang Lana.
" Iiihh ngagetin.. dari tadi dibelakang gue yaa?" tanya Lana terkejut.
"Iya" kata Surya singkat agak ketus. Surya mengambil ponsel Lana dan menge-cek email Lana dari Universitas.
"Yang point- point belum gue isi itu, gue nggak ngerti" kata Lana menunjuk ke arah layar ponselnya dengan sangat dekat sehingga bisa mencium wangi parfum maskulin Surya.
Deegg !
"Sayang ada apa? kamu belum selesai dari tadi?" tanya Marvin mendekati Surya dan Lana.
"Sayang, aku titip jas yang aku pilih nih" lanjut Marvin lagi, Lana menerimanya dan di letakkan disebelahnya.
"Belumlahh kan banyak banget, nihh lagi dibantuin jealo-.. Surya" kata Lana cepat- cepat meralat, Surya melihat sekilas wajah Lana yang polos yang hampir menyebutkan julukan dirinya di ponsel tadi.
"Viinnnnn.. vinnnn tolong dong resletingnya dinaikin" teriak Maya meminta pertolongan Marvin dengan menarik tangan Marvin.
Pertolongan yang terlihat ganjil membuat semua memandang mata kearah Marvin dan Maya. Maya sengaja mempertontonkan punggung mulusnya tanpa malu- malu dan Marvin membantu menaikkan resleting gaun yang dicobanya dengan menatap tajam ke punggungnya Maya. Lana melihat adegan itu merasa muak dengan tingkah laku Maya dan kembali kesal karena merasa tak dihargai oleh Marvin.
Lana memalingkan wajahnya tak ingin melihat adegan itu, namun ketika melihat Surya juga tertegun dengan pemandangan itu, tangannya yang mengepal tiba- tiba meraih majalah fashion yang di meja lalu melemparnya ke muka Surya.
"Ga usah lo liatin kaya gitu atau gue congkel mata lo!" bentak Lana marah membuat mata semua orang berpaling ke arah Lana dan Surya lalu merebut ponselnya dari tangan Surya. Surya kaget bukan kepalang melihat apa yang terjadi. Lana mengambil jas yang di titipkan Marvin padanya lalu bangkit berdiri dan berjalan kasar ke arah Marvin.
Marvin melihat kearah Lana dan posisi tangan Marvin masih memegang resleting Maya yang baru naik setengah, semua menghampiri mereka.
"Bisa nggak sih kamu hargai aku dikit ajaa vin! Emang harus yaa kamu semurahan ini, haahh!!" kata Lana ketus. Lana melempar kasar, jas yang tadi dititipkan Marvin kepadanya.
"Lan- aa-aku -.." Kata Marvin di sanggah.
"Cukup yaa!! Kita selesai!! Aku.. hah.. Gue udah muak ama lo seharian ini, sikap lo bener- benar menjijikan, lo sikat aja dia sekalian" kata Lana penuh amarah.
"Lan. so-sor..sorry " kata Maya dengan wajah pias.
Lana mendorong tubuh Marvin dan berada di belakang tubuh Maya dan menaikkan resleting Maya dengan kasar sampai ke atas lalu berkata,
"Dan lo May.. bisa nggak lo minta bantuan Sita atau gue atau pelayan wanita?! Lo nggak bisa ya menghargai tubuh lo sendiri?! Jangan jadi perempuam rendahan yang hanya memamerkan tubuh lo untuk menarik laki- laki May!!" Kata Lana Ketus.
"Lan aku mohon jangan seperti ini, aku tak tahu ini melukaimu.. Lan maaf kan aku " rengek Marvin tak digubris oleh Lana.
"Dan kenapa harus selalu Marvin?! Padahal ada Surya atau Dion atau Teguh atau Putra, kalau lo emang nyaman dibantu cowok!! Lo suka ama Marvin?! Ambil aja May gue kasih lo cuma- cuma!" kata Lana dengan kemarahannya dan berlari keluar butik.
"Lanaaa... Laaannnnn..!! tunggu Laann!" teriak Marvin mengejar Lana, tapi sesampainya di pintu Marvin disambut cekalan tangan Surya di kerahnya.
"Gue udah pernah bilang, jangan pernah sakiti Lana atau gue akan merebutnya dari lo, brengseekk!" kata Surya geram kemudian melepaskan kasar, cengkeramannya di kerah leher Marvin.
"Dion, lo urus semua baju temen- temen, gue mau cari Lana" kata Surya sambil mengeluarkan debit cardnya berwarna gold.
Surya berlarian menyusul Lana yang berlari ke arah luar meninggalkan gedung mall. Surya berdiri di halte tak jauh dari mall kemudian dia menelpon seseorang, tak lama kemudian Surya mendapatkan video cctv rekaman luar gedung dan cctv sepanjang jalan, Surya segera berlari mengikuti arah Lana berlari yang berada di rekaman cctv.
Lana berlarian ke samping gedung tujuannya ke arah taman kota seberang gedung mall untuk meredamkan pikirannya. Baru mau menghentikan lariannya untuk menyeberang saat lampu penyeberangan menyala, tangan Lana disambar Surya yang tengah berlari ke arahnya, kembali Lana berlarian dengan digandeng tangan Surya ke arah taman kota.
Lana terkejut dan mau tidak mau dia berlari tanpa sadar telah sampai di taman kota yang teduh dengan air mancur di dalamnya. Mereka berdua ngos- ngosan, Surya membeli sebotol air mineral tak jauh dari mereka berdiri kemudian membukanya dan diserahkan ke Lana, dia pun menenggaknya lalu diberikan kepada Surya lagi dan Surya pun meminumnya.
"Ngapain sih lo ngikutin gue, huuuuffff.. huuuffttt ?!" tanya Lana kesal.
"Huufffff... Huuuufff... Huuuufff.. Ayo duduk disana" ajak Surya, mereka berjalan ke bangku taman yang berada dibawah pohon besar yang depan mereka ada suara gemericik air mancur.
"Lo udah merasa lebih baik belom?" tanya Surya.
"Berlari ternyata membuat lupa sakit hati gue huuuuuuffff... capekkk tapi.. lapeer nih.. " kata Lana membuat Surya bingung.
"Ada siomay mau?" tanya Surya.
"Yaaa.. yaaa.. siomay 4, kentang 2, tahu 2, telor 2, ga pake pare, hidup gue udah pait" kata Lana kelelahan menengadahkan matanya keatas sesekali memejamkan matanya.
"Minumnya apa non, es jeruk apa es teh?" tanya Lana lagi.
"Satu es jeruk, satu es teh manis, satu air mineral.. duhhh lo sih pake lari nyeberangnya.. pengen minum segalon rasanya" kata Lana.
Surya pun beranjak pergi meninggalkan Lana tak jauh dari kursi taman mereka, Lana pun mengamati Surya dari kejauhan, ingatannya kembali saat Surya memandangi punggung Maya dan itu memicu kekesalannya kembali. Lana juga heran kenapa Surya bisa menemukannya dengan mudah, dia kembali memejamkan matanya.
"Nih non.. ayo dimakan" kata Surya yang telah membawa dua piring siomay, tak berapa lama air minum diantar oleh pedagang yang mangkal di taman.
Lana menerima satu piring siomay pesanannya dengan raut wajah masih kesal lalu memakannya dengan hati dongkol.
"Hati- hati makannya, nggak usah sambil kesel, perasaan tadi udah biasa aja" kata Surya mulai makan siomay juga yang tak kalah banyak porsinya.
"Kenapa banyakan juga punya lo" tanya Lana ketus.
"Ini jagain kalau ada yang mau nambah aja" jawab Surya santai.
Saat mereka asik menikmati makannya ponsel Surya berbunyi, nama Marvin muncul di layar ponselnya, Lana meliriknya dan membuang muka, Surya membiarkan sampai ponsel itu terdiam, kemudian tak berapa lama ponsel kembali berdering, Lana kembali melirik ponsel Surya dan nama Maya muncul di layar ponselnya dan Surya kembali membiarkan ponselnya terdiam.
Tidak berapa lama pun, ponsel kembali berdering dan nama Dion muncul di layar ponsel Surya dan Suryapun meletakkan piring siomay dibangku yang mereka duduki berada ditengah- tengah mereka, agar memudahkan dia makan, posisi nya menghadap Lana dan berbicara dengan Dion.
"Haloo...
"Hmmm.. Iyaa..
"Okay.. nggak apa- apa
"Hmmm.. terus..
Lana mengamati Surya kesusahan menyendok siomay, lalu Lana menyuapkan siomay miliknya, Surya agak kaget namun suapan Lana diterima juga.
"Iya sama Lana...
"Iya udah ama gue..
"Hmmm.. ga usah pada nungguin gue..
"Iya jangan bilang...
"Terus...
Siomay di piring Lana habis, Lana beralih ke siomay di piring Surya lalu kembali memakan untuknya dan untuk Surya. Lana mengamati wajah tenang Surya sambil mendengarkan suara Surya yang begitu santai, Lana memandangi sahabatnya dengan perasaan mendalam, Surya berdebar saat matanya beradu dengan mata Lana apalagi sesekali Lana menyeka bibirnya karena belepotan.
"Iya lagi makan..
"Dia baik- baik aja kok
"Hmmm.. iya
"Its okay, lo bawa aja dulu
"Bawa aja ke rumah, besok gue anter..
"Hmmm okay..okay..
"Iya nanti gue suruh aktifin ponselnya
"Okay sipp.. sipp
Surya menutup ponselnya, lalu memandangi Lana yang masih berkutat dengan siomaynya.
"Nih makan sendiri" kata Lana memgambil es jeruknya.
"Huuuuhhhh kenyaang" katanya lagi.
"Nggak disuapin lagi nih atau mau bantuin gue ngabisin?" kata Surya menyuap siomaynya.
"Oohh lo ga habis, sini deh masih muat kok perutku" kata Lana.
"Tapi ada syaratnya" kata Surya.
"Apaan" tanya Lana datar.
"Syaratnya gue suapin lo" kata Surya menyodorkan sendok lalu Lana membuka mulutnya dalam keadaan tak siap untuk menolak.
"Makasih ya udah nyuapin gue lagi setelah sekian lama, sejak jadi pacar Marvin kita ga pernah suap- suapan lagi" protes Surya.
"Gue bisa suapin lo selama lo belum punya pacar" kata Lana.
"Aah serius, lo bilang tadi ke Marvin, sikapnya ke Maya nggak menghargai lo, nah sekarang lo jadi nggak menghargai dia, kalau lo nyuapin gue kaya tadi" Kata Surya meletakkan piringnya dan meminum es jeruk Lana.
"Bedalahh.. Lo tuli apa gimana sih tadi, gue kan bilang udah selesai ke Marvin, jadi gue free.. gue jomblo kaya lo" jawab Lana ketus.
"Apa itu artinya lo udah ga mau ama dia lagi.. ahhh ntar juga dibujuk rayu dia, lo mau lagi" kata Surya ga yakin.
"Ga tau deh, gue merasa hampa kalau deket dia, kenapa yaa? Mungkin bener kata Sita, cinta yang tersesat akan menemukan jalan untuk pulang" kata Lana menerawang kejadian di toilet cafe domino tadi.
"Maksud nya apa nih, cerita dong" kata Surya antusias.
"Udah ahh lupain aja, gue males bahasnya, semua laki- laki sama aja" kata Lana kesal.
"Eehh apa nih maksudnya, gue jelas nggak sama dong" kata Surya.
"Haalllaahh,.. gue nggak buta yaa, saat lo ngeliatin punggung Maya juga nggak berkedip, sama aja kaya Marvin" kata Lana memanas.
"Hahahaha... lo pikir gue ngeliatin punggung Maya? Gue hanya melihat sikap Marvin ke Maya yang terlalu berlebihan dan akan menyakiti lo, ehhh bener aja.. booomm.. meledak juga " kata Surya menjelaskan.
"Mana ada sih maling ngaku" kata Lana memalingkan wajahnya dengan kesal.
"Ya Tuhaann Lana, lo tau gue gimana lahh, justru gue posisi lagi kesel tadi, lo dirayu- rayu sampai lo luluh terus Marvin malah berulah lagi, i'm jealousy boy Lan inget itu!" kata Surya tegas.
"Tetep aja lo hampir ngeces liat punggung dia" kata Lana masih memanas.
"Hahahahah.. Sorry.. Sorry ya Lan.. Liat punggung Maya junior gue nggak bereaksi bahkan selain Maya, tapi liat betis lo aja, junior gue udah bereaksi dari SMP asal lo tau" Kata Surya membuat badan Lana kaya kesetrum.
Surya langsung beranjak dari tempat duduknya, mengambil piring bekas siomay dan dibawa ke penjualnya lalu membayarnya. Lana mengamatinya dari kejauhan dan beralih menyambat es teh manisnya yang dari tadi di anggurin.
"Ayo pulang, gue anterin" kata Surya dingin.
Lana tak menolaknya, langkah kaki kecilnya mengikuti langkah Surya dan mereka saling terdiam disaat menyusuri trotoar menuju parkir gedung mall dimana mobil Surya terparkir disana.
Sampai dimobil mereka diam seribu bahasa bahkan sampai mobil Surya melaju meninggalkan gedung mall, Lana dengan keras kepalanya dan Surya dengan kekesalannya.
Surya memutar compact disc dan lagu mengalun syahdu, namun lagu baru saja di putar, Lana mematikannya tanpa banyak bicara lalu merebahkan kepalanya dipaha Surya dengan tangan memeluk pinggang Surya, hati Surya kembali menghangat.
Dilihatnya lekat- lekat wajah Lana walaupun tak terlihat utuh karena tertutup rambutnya, Surya perlahan membelai rambut Lana dengan sejuta rasa dihatinya. Lana mengencangkan pelukan nya namun perlahan- lahan pelukan dipinggang Surya mengendur dan tangannya terkulai lemas, terdengar dengkuran halus dan teratur.
Surya tersenyum senang, lalu dia perlahan mengambil ponselnya dan membuat foto selfie dirinya dengan Lana yang tertidur, Surya tersenyum- senyum sendiri melihat aksinya.
Setelah perjalanan 30 menit, Surya sampai di depan rumah Lana, tanpa berkata apa- apa Lana turun dari mobil Surya dan meninggalkannya tanpa kata.
Lanaa... aahhhh.. kenapa hari ini jadi begini??
Surya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Nacita
jgn dengerin lan...
2024-10-01
0
Echa04
ini karya mu yg terakhir ku baca.... aq nunggu karya baru mu kak...!
2024-07-22
1
Echa04
tuh lana mh blom nyadar... yg bikin kesel tuh bukan marvin tp lo cemburu gk rela surya liat cewek lain...
2024-07-22
0