BAB 18

     Setelah sebulan tinggal di rumah orang tuanya,akhirnya Fadly kembali ke rumahnya.

Dirinya sebenarnya merasa was-was takut didatangi lagi oleh Dianri. Menurutnya wanita itu saat ini lebih menakutkan dari monster dan sangat mengganggu. Kepribadian Dianri yang sangat bar-bar sangat bertolak belakang dengan pembawaan Kiara yang tenang dalam menghadapi masalah. Fadly yang telah terbiasa hidup bersama Kiara yang memiliki pembawaan kalem,merasa sangat tersiksa menghadapi tingkah laku Dianri yang bar-bar dan selalu melontarkan ancaman jika keinginannya tak dituruti.

Beberapa kali Fadly memblokir nomor Dianri agar tak diganggu, namun Dianri tak kehabisan akal dengan selalu menggunakan nomor baru untuk menghubungi Fadly. Sebenarnya mudah saja untuk mengganti nomor agar Dianri tak lagi mengganggunya lewat pesan atau telpon. Akan tetapi nomor yang digunakan oleh Fadly sudah digunakan diberbagai kepentingan yang bersangkutan dengan m-banking,email dan hal-hal lain. Dirinya begitu malas untuk sekedar mengganti nomor yang otomotasi akan berpengaruh pada kepentingan pribadinya.

"Kamu tidak bisa seenaknya hilang kabar seperti ini Fad,kamu pikir aku mainan yang seenaknya bisa kamu buang jika bosan ? Aku bukan Kiara yang diam saja ketika kamu permainkan." Bunyi pesan dari nomor baru kembali membuat Fadly merasa geram. Dirinya baru saja ingin bersantai di rumah sendiri,namun sudah diganggu lagi oleh Dianri. Ya,tanpa mencari tahu Fadly sudah menduga pesan tersebut dikirim oleh Dianri. Wanita itu tak ada kapok-kapoknya mengganggu dirinya.

"Dasar wanita gila!" Umpat Fadly kesal sambil menghempaskan tubuhnya dengan kasar ke ranjang. Fadly benar-benar tak habis pikir dengan kelakuan Dianri yang tak ada habisnya mengganggu dirinya. Karena sudah tak tahan,Fadly pun segera bangkit kembali dari ranjang, mengambil kunci mobil dan pergi menemui Dianri.

"Kali ini aku harus memberikan pelajaran pada wanita itu." Gumam Fadly sambil tetap konsentrasi menyetir. Hari sudah malam,jalanan sudah mulai lenggang,membuat Fadly tak repot dengan kemacetan. Hal ini juga menguntungkan Fadly untuk segera tiba di kontrakan Dianri.

Saat tiba di kediaman kekasih yang sudah tak diinginkannya lagi itu,Fadly langsung mengetuk pintu. Dan tak lama kemudian,keluarlah Dianri dengan ekspresi terkejut tak menyangka bahwa sang pujaan hati datang menemuinya tanpa memberitahu terlebih dahulu.

"Akhirnya kamu datang juga sayang." Sambut Dianri dan langsung menghambur memeluk Fadly. Akan tetapi langsung di dorong oleh Fadly.

Mendapat penolakan seperti itu,Dianri merasa sangat tersinggung. Wajah nya terlihat memerah karena marah dan malu. Menurutnya, Fadly sangat mengganggap remeh dirinya saat ini.

"Mau mu apa Dianri ? Aku sungguh bosan diganggu terus-menerus oleh dirimu." Ucap Fadly tanpa basa-basi ketika sudah di dalam rumah.

"Kamu tanya apa yang aku mau ? Kamu lupa kalau kita sepasang kekasih ? Seenaknya pergi dan tak berkabar. Kamu pikir aku sama seperti wanita lain yang gampang saja kamu buang setelah bosan?" Dianri yang sangat gampang terpancing emosinya langsung membalas perkataan Fadly dengan suara tinggi.

"Haha... Kamu menganggap serius hubungan ini Dianri ? Kamu lupa bahwa aku hanya bermain-main dari awal ? Bahkan sekarang aku menyesal gara-gara menjalin hubungan dengan wanita seperti mu,rumah tangga ku bersama Kiara tak bisa diselamatkan. Dirimu hanyalah wanita pembawa sial!" Dengan tajam,Fadly melontarkan semua rasa kesalnya yang selama ini ia pendam.

"Dasar brengsek! Pria tak tahu diuntung. Demi dirimu,aku merelekan mas Andri agar bisa bersama mu. Tapi ini sekarang balasan mu ?" Hati Dianri begitu sakit mendengar semua kalimat yang dilontarkan oleh Fadly tanpa perasaan. Tubuhnya terasa lemas tak berdaya menerima perkataan kasar dari kekasihnya itu. Sejenak ia teringat kembali,Andri tak pernah sekalipun berkata kasar padanya. Bahkan ketika dirinya ketahuan berselingkuh,meskipun marah,Andri tak membalas menyakiti hatinya dengan begitu dalam. Barulah sekarang terasa, Dianri begitu menyesal telah mengkhianati mantan suaminya itu yang begitu baik.

"Kamu pikir,ada pria yang mau bertahan dengan wanita seperti mu ? Selain gampangan,karaktermu sungguh diluar nalar. Aku pun sungguh lelah menghadapi wanita seperti mu." Tanpa ampun,Fadly kembali menyerang Dianri dengan kalimat menyakitkan. Emosinya yang selama ini ia tahan sudah tak bisa terbendung lagi. Meskipun melihat Dianri terdiam,tak ada sedikitpun rasa kasihan terlintas dalam hatinya. Ia benar-benar sudah muak dengan sifat Dianri yang suka mengancam agar dirinya tunduk.

"Aku peringatkan dirimu sekali lagi,berhenti mengancam dan mengganggu diriku. Lupakan hubungan yang pernah terjalin antara kita berdua. Anggap bahwa kita tak pernah saling kenal. Namun jika dirimu masih bersikeras untuk mengganggu ku lagi,maka siap-siap mendapatkan konsekuensi nya!" setelah berkata seperti itu,Fadly langsung membalikkan badan dan keluar. Dihidupkan mesin mobilnya dan segera meninggalkan kediaman Dianri yang dulu pernah menjadi tempatnya memadu kasih bersama. Tak dipedulikannya lagi reaksi Dianri saat ini. Fadly hanya ingin segera pergi dari Dianri dan tak ingin lagi mau tau tentang wanita tersebut.

Dianri akhirnya menjatuhkan dirinya ke lantai. Menangis sesenggukan menahan sakit di dalam dada. Setiap kata yang dilontarkan oleh Fadly,seperti ribuan jarum yang menusuk hatinya. Dirinya tak pernah menyangka bahwa Fadly akan berani mengucapkan kata-kata tajam menyayat hati.

Seorang Dianri yang biasanya terlihat angkuh dan jarang sekali mengeluarkan air mata,kini terlihat sangat terpuruk. Bagaimanapun juga dirinya adalah seorang wanita yang memiliki perasaan halus meskipun terkadang terlihat sangat bar-bar.

"Apa ini karma yang aku terima karena telah menyakiti Mas Andri ?" Gumam Dianri disela Isak tangisnya. Begitu cepat dirinya mendapatkan balasan karena telah menyakiti mantan suaminya itu yang begitu baik. Tak disangkanya,Fadly begitu mudah mencampakkan dirinya begitu saja ketika sudah merasa bosan.

Rasa sesal dalam diri Dianri semakin terasa mengingat semua hal yang tak pernah ia syukuri. Dulu dirinya begitu bahagia bersama Andri. Diperlakukan dengan lembut bak seorang ratu,tak perlu bekerja karena semua kebutuhan telah dicukupi oleh Andri. Dianri hanya perlu tinggal di rumah merawat diri dengan uang yang diberikan sang suami tanpa harus bekerja keras. Namun sekarang dirinya begitu sengsara setiap hari harus berhemat dengan keuangan yang tinggal seberapa. Ingin bekerja,namun hingga saat ini dirinya belum mendapatkan pekerjaan. Niatnya ingin menundukkan Fadly agar bisa menanggung biaya hidupnya seperti dulu,namun dirinya apes. Bukan kesenangan yang ia dapatkan,akan tetapi kata-kata kasar tak berperasaan yang dihadiahkan oleh Fadly. Pria itu sangat berbeda dengan Andri. Jika Andri tak tega berkata kasar meskipun telah disakiti,berbeda dengan Fadly yang tanpa perasaan melontarkan kalimat mematikan jika dirinya merasa terusik.

Menyesal,bahkan sangat menyesal yang dirasakan Dianri saat ini. Dirinya yang jauh dari rasa syukur mengakibatkan perbuatan yang fatal. Dirinya begitu mudah tergoda pada Fadly karena merasa kesepian sering ditinggal kerja oleh Andri ke kota. Andaikan saat itu ia pandai bersyukur mungkin saja nasibnya tidak seperti saat ini. Sudah untung dulunya Andri mau menerima kekurangannya yang hidup sebatang kara,bahkan tetap mempertahankan dirinya meskipun orang tua dari Andri tidak begitu merestui hubungan mereka.Sungguh,baru sekarang Dianri merasakan banyak hal yang tak pernah disyukuri. Itulah manusia,ketika berhadapan dengan kekayaan,terkadang membuat kita lupa diri dan bahkan lupa mengucap syukur pada sang pemberi kehidupan. Manusia cenderung merasa hebat jika sudah memiliki semua yang diinginkan.

Hampir satu jam Dianri larut dalam pikirannya. Dirinya telah berhenti menangis. Tubuhnya terasa sangat lelah karena terlalu lama menangis. Akhirnya Dianri pun tertidur........

Bersambung .......

Halo Pembaca Setia,kembali lagi Author menyapa,semoga pembaca setia sehat selalu ya .....

Author hanya ingin mengucapkan terima kasih karena sudah mau mendukung author hingga sejauh ini.....

Jangan bosan-bosan ya pembaca setia untuk selalu mendukung author ....semoga sang Pemberi Kehidupan membalas semua kebaikan Pembaca setia.....

Happy Reading 🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Yatinah

Yatinah

zaman sekarang karma datangnya spontan maka berhati"lah itu jg husa buat pembelajaran untuk kuta semua jika kita berbuat baik maka karma baik yg akan menghampiri kita tapi jg sebaliknya jika kita berbuat tidak baik maka yaaah tau sendirilah saudaraku semuaa karna memang hukum alam past ada yaitu tabur tuai

2024-05-04

1

Upik Sampang

Upik Sampang

Dianri bukannya masih punya ibu ya.

2024-05-01

0

Adim Faudzil

Adim Faudzil

pegel baca diriku dirimu

2024-04-26

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!