BAB 15

       "Tapi tunggu ....." Ucapan Bu Nani terjeda dan memandangi wajah sang anak dengan dalam.

      "Apa mungkin Kiara mengetahui kenakalan mu selama ini yang senang bergonta-ganti wanita ?" Tanya Bu Nani dengan nada menyelidiki pada anaknya. Fadly yang ditatap penuh selidik oleh ibunya merasa salah tingkah,namun sebisa mungkin berusaha menyembunyikan kebohongan yang ia tutupi.

   "Pernah sih Bu,tapi udah lama kok. Dan itu hanya chattingan." Fadly menjawab tanpa sedikitpun merasa takut dan bersalah. Dirinya benar-benar tak ingin mengakui kesalahannya.

      "Hah! Hanya masalah chattingan saja udah minta cerai. Dasar lebay. Bagus dah kalo dia minta cerai. Lebih baik kamu iyakan saja dan cari wanita lain yang lebih menarik Fad. Kamu itu anak ibu yang tampan,banyak wanita yang akan tertarik sama kamu. Lagian ibu juga malu punya mantu kayak Kiara. Kerjanya cuma jadi karyawan biasa,udah gitu Kumal ngga bisa dandan lagi." Akhirnya keluarlah semua alasan Bu Nani tak menyukai menantunya.

      Mendengar semua perkataan ibunya,Fadly yang awalnya bersedih saat ditinggalkan isteri nya kembali bersemangat. Kesombongan dalam dirinya kembali muncul dan mengiyakan apa yang sudah dikatakan sang ibu.

      'Benar juga yang dikatakan ibu. Aku sependapat. Selama ini aku malu beristrikan Kiara. Dirinya ngga bisa dandan dan cuma karyawan biasa. Mending si Dianri lebih modis meskipun matre. Tapi aku nggak mau lagi sama Dianri ah. Lebih baik cari wanita lain.' Batin Fadly sambil senyum-senyum sendiri memikirkan keinginannya untuk mencari wanita baru. Memang dasar sifat pengkhianat yang telah mendarah daging sangat sulit untuk ditinggalkan. Sungguh keputusan yang tepat Kiara menggugat cerai Fadly.

       Berbeda dengan sang anak yang tengah berbahagia memikirkan ide barunya,Bu Nani malah terlihat marah. Dari tadi ia sibuk memikirkan sang menantu yang telah berani menggugat cerai anaknya.

     "Dia pikir dirinya sehebat apa berani menggugat cerai dirimu Fad ? Yatim Piatu kayak gitu mau jadi nanti cerai dari kamu ? Ibu yakin orang lain pun malu bermantu kan dia." Bu Nani masih merasa harga dirinya diinjak injak oleh sang menantu karena telah menggugat cerai anaknya,terus saja Selama ini dirinya berpikir bahwa yatim piatu seperti Kiara tak akan berani berbuat apa-apa.

Sungguh malang Kiara memiliki ibu mertua seperti Bu Nani. Sebagai seorang ibu yang mengetahui sepak terjang sang anak yang suka bermain wanita,Bu Nani tak pernah mau menegur anaknya. Ia beranggapan itu adalah hal yang wajar karena Fadly masih muda dan memang anaknya tampan.

Bu Nani tak juga menyadari bahwa ada akibat dari apa yang ia lakukan saat ini. Ke dua anaknya meskipun telah dewasa masih belum bisa mandiri karena terus dimanjakan olehnya. Anaknya yang sulung bernama Arkan,telah bekerja sebagai seorang manager di sebuah perusahaan terkenal di kota mereka,dengan gaji yang lumayan besar sekitar dua puluh jutaan lebih. Akan tetapi meskipun memiliki gaji yang besar Arkan masih saja tak bisa mengatur keuangannya. Arkan begitu boros sehingga pertengahan bulan sudah kehabisan uang dan kalau sudah seperti ini,Bu Nani yang akan memberikan uang pada anaknya itu.

Tak jauh berbeda dengan sang kakak,Fadly sebagai anak nomor dua malah tak bekerja meskipun telah memiliki seorang isteri. Semua keperluan dirinya masih ditanggung oleh sang ibu. Dari biaya makan,jalan-jalan,membeli bahan bakar mobilnya serta kebutuhan lainnya semuanya di Cover oleh sang ibu. Sedangkan kebutuhan rumah tangganya,sudah dipenuhi oleh sang isteri. Bu Nani tak merasa keberatan dengan semua kelakuan kedua anaknya. Dirinya merasa memiliki uang yang banyak sehingga mampu memberikan apapun yang diinginkan kedua anaknya. Memang,Bu Nani memiliki bisnis yang banyak dan memiliki cabang di berbagai daerah. Begitu pun dengan sang suami memiliki bisnis properti yang sudah memiliki cabang di mana-mana.

Jika sang isteri memanjakan anaknya,berbeda dengan Pak Dani sebagai seorang suami ia tak pernah mau memanjakan kedua anaknya. Selama ini hanya isteri nya saja yang berfoya-foya dan sangat boros pada Arkan dan Fadly. Pak Dani lebih memilih untuk menginvestasikan uangnya daripada memanjakan kedua anaknya yang mana menurutnya sudah seharusnya Arkan dan Fadly hidup mandiri. Sering sekali Pak Dani menasihati istri nya agar tak terlalu memanjakan kedua anak mereka,namun tak dihiraukan oleh Bu Nani sehingga ujung-ujungnya mereka bertengkar hebat dan pada akhirnya Pak Dani mengalah dan membiarkan semua kelakuan sang isteri.

Fadly yang merasa mendapat dukungan sang ibu,tak lagi bersedih. Dengan sangat mudah ia melupakan rasa sedihnya ditinggalkan Isteri nya. Gugatan cerai dari Kiara bukan lagi sebuah masalah serius untuknya.

'Lebih baik saat ini aku ke salon dan belanja baru agar terlihat matching. Aku Yakin setelah ini Kiara akan menyesal telah menggugat cerai diriku.' batin Fadly dengan percaya diri.

"Bu,minta duit buat ke salon dan belanja baju ya ?" Dengan enteng Fadly meminta uang pada ibunya. Seperti biasa,Bu Nanti tak banyak protes. Ia akan selalu memanjakan anak-anaknya.

" sepuluh juta sudah ibu transfer. Dan ingat,jangan pernah sekali-kali kamu galau memikirkan isteri katrok mu itu !" Perintah Bu Nani. Ia terus mempengaruhi sang anak untuk segera berpisah. Padahal sebenarnya seorang ibu yang beradab,seharusnya menasihati anaknya agar tak berpisah dan kembali mempersatukan. Akan tetapi tidak demikian dengan Bu Nani. Kekayaan yang melimpah serta kehormatan yang ia miliki,membuat dirinya menjadi sombong dan angkuh,serta mudah memandang rendah pada orang lain.

"Oke makasih Bu. Aku mau keluar dulu untuk menyenangkan diri." Dengan hati yang gembira,Fadly segera meninggalkan kediaman orang tuanya dan memacu mobilnya menuju pusat perbelanjaan.

Sedangkan Bu Nani kembali sibuk dengan gawainya. Tak lagi dihiraukan masalah rumah tangga sang anak yang saat ini sedang berada diambang perceraian. Suaminya saat ini sedang berada diluar kota dan belum mengetahui permasalahan rumah tangga anaknya. Entah apa yang akan dilakukan Pak Dani jika mengetahui sang menantu yang selama ini sangat menghargai mereka telah menggugat cerai anaknya.

Jika Fadly tak bersedih dengan sidang perceraian yang sebentar lagi di laksanakan,begitupun dengan Kiara. Ia pun semakin merasa tenang karena tak lagi mengurus suami pemalasnya. Selain itu,ia tak lagi makan hati merasakan kebejatan Fadly yang tak pernah bosan bermain wanita.

Saat ini Kiara fokus mengembangkan bisnisnya dengan cara berjualan online membantu sang kakak. Dirinya juga sudah mengundurkan diri dari perusahaan tempat dia bekerja. Permintaan dari pembeli yang semakin meningkat membuat Kiara harus segera fokus pada bisnisnya. Lagipula dirinya sudah sangat lelah bekerja di sebuah perusahaan sebagai karyawan biasa yang setiap hari bekerja dari pagi hingga malam.

Terpopuler

Comments

Yatinah

Yatinah

semangat kiara kamu pasti bisa tunjukan kpd ibu mertuamu agar kamu tk di pandang sebelah mata

2024-05-04

1

Uthie

Uthie

kasih sayang yg justru menghancurkan...

2024-04-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!