BAB 13

      Fadly tiba di rumah terlebih dulu dari sang isteri. Niatnya sudah bulat untuk segera mengakhiri hubungan gelapnya bersama Dianri. Ia tak ingin lagi ber main-main dengan wanita lain selain isterinya yang hanya akan membuat emosi dan isi dompetnya terkuras habis.

     Sambil menunggu kepulangan sang isteri yang tinggal satu jam lagi,Fadly memilih untuk membaringkan tubuhnya sejenak. walaupun saat ini sedang merasa lapar,namun ia lebih memilih menunggu Kiara. Rasanya dirinya begitu malas untuk sekedar membuat makanan meskipun dalam keadaan yang sangat lapar. Ingin beli di warung makan samping rumah,akan tetapi dirinya harus berhemat karena uang nya lagi beberapa lembar di dompet. Selama ini dirinya begitu boros menghabiskan uang bersama Dianri,jika minta pada ibunya lagi,bisa-bisa diomelin dari pagi hingga malam. Jadilah sekarang Fadly memilih untuk berhemat

       Entah sudah berapa jam Fadly tertidur. Niat awalnya hanya ingin baring-baring sambil menunggu sang isteri,tak tahunya dirinya langsung terlelap. Dirinya terbangun ketika merasakan bau makanan yang sangat menggugah selera. Diliriknya jam dinding sudah menunjukkan pukul 7.00 malam.

Fadly segera bangkit dari tempat tidur dan bergegas ke meja makan. Di sana terlihat sang isteri yang sedang menatap makanan di atas meja. Sejenak ia terpana melihat penampilan isterinya yang semakin menawan. Kecantikan sang isteri seolah kembali seperti saat pertama kali mereka bertemu.

"Yang,kenapa diam di situ ? ayok makan. Aku udah buatin makanan kesukaan kamu." Panggil Kiara sambil tersenyum manis pada suaminya. Sedikitpun tak terlihat kemarahan atau dendam pada dirinya. Semuanya seolah-olah terjadi tanpa ada sesuatu yang disembunyikan.

Fadly segera tersadar. Ia segera menghampiri sang isteri dengan senyum kebahagiaan yang terpancar di wajahnya. Ayam goreng kremes lengkap dengan sambal serta sayur sup kesukaannya kini sudah terhidang di depannya. ia pun menarik kursi dan segera duduk. Kiara dengan cekatan mengambil piring dan menyendok kan nasi untuk suaminya. Fadly begitu bahagia dilayani dengan telaten oleh sang isteri. Dirinya sejenak merasa sempurna memiliki isteri yang semakin cantik dan perhatian padanya.

"Makasih isteri ku yang cantik." Ucap Fadly ketika sang isteri selesai menyediakan makanan untuk nya. Kiara tersenyum begitu manis pada suaminya dan ikut duduk di meja makan. Dalam hati Kiara merasa geli mendengar pujian dari Fadly. Dulu saja ketika mendapat pujian seperti ini,ia akan sangat berbahagia. Namun tidak dengan sekarang,ia sudah muak dan mati rasa pada suaminya.

Setelah selesai makan bersama sang suami,Kiara bergegas langsung ke kamar. Tentunya setelah membersihkan bekas makan dirinya bersama Fadly.

"Yang,sini dulu. Kok buru-buru sih ? santai dulu aja." Fadly mengajak sang isteri untuk duduk bersantai di ruang keluarga sambil menonton televisi.

Kiara mengernyitkan dahinya. Dalam hati merasa aneh. Tumben suaminya mau meluangkan waktu untuk berbincang dan bersantai dengannya. Mimpi apa suaminya hingga tiba-tiba saat ini ia tak lagi sibuk dengan game serta selingkuhannya,pikir Kiara dalam hati.

"Nggak ah,aku mau ke dalam dulu mau istirahat. Badan ku terasa pegal semua." Sahut Kiara dan langsung berlalu pergi tanpa menunggu respon suaminya. Jika dulu Kiara akan marah-marah untuk meminta waktu bersantai bersama Fadly,namun sekarang ia sudah tak perduli apapun lagi.

Fadly merasa kecewa mendapatkan respon seperti itu dari sang isteri. Baru saja ingin berubah,namun tak dihiraukan oleh istrinya. untuk mengusir kegundahan hatinya karena tak dipedulikan oleh Kiara,ia pun membuka kembali handponenya dan mulai bermain game.

Sedangkan Kiara di dalam kamar sibuk berbagi pesan bersama sang kakak. Hari ini kembali lagi Kiara mendapat transferan hasil penjualan dari bisnis yang sedang dikelola oleh kakaknya.

Kini,Kiara sudah memiliki uang yang cukup untuk berhenti bekerja di perusahaan tempat ia mengais rejeki selama ini. Dirinya ingin fokus dengan usahanya setelah keluar dari pekerjaannya. Ia berniat besok akan segera mencari kontrakan. Apalagi mengingat gugatan cerai yang sudah ia daftarkan mungkin dalam beberapa hari akan segera tiba di tangan Fadly. Dirinya harus mempersiapkan tempat tinggal yang baru,karena kemungkinan akan diusir oleh Fadly dari rumah mereka saat ini. Apalagi rumah yang mereka tempati saat ini adalah atas nama Fadly. Dirinya tak ingin repot-repot memperebutkan kepemilikan rumah sebagai seorang isteri sah yang memiliki hak atas harta bersama selama sudah menikah. Kiara lebih memilih fokus mencari uang dan membeli sendiri apa yang ia inginkan daripada memperebutkan harta.

Keesokan harinya,setelah mendapatkan waktu istirahat di tempat kerja,Kiara segera menyempatkan diri untuk mengecek rumah kontrakan yang sudah ia temukan di aplikasi sewa rumah. satu jam waktu istirahat ia gunakan sebaik mungkin. 20 menit perjalanan menuju lokasi kontrakan. Di sana ia bertemu dengan pemilik kontrakan yang segera mengajaknya untuk berkeliling melihat-lihat kondisi rumah. Sepertinya Kiara merasa cocok dengan rumah tersebut yang memiliki halaman yang cukup luas dan bersih. Rumah yang akan ditempati pun sangat terawat. Di samping rumah tersebut juga ada rumah tetangga yang terdiri dari satu keluarga suami istri dan 3 orang anak. Jadi,Kiara tak merasa takut karena memiliki tetangga yang langsung bersebelahan tanpa ada tembok pembatas.

Setelah menyelesaikan transaksi soal menyewa rumah bersama sang pemilik,Kiara kembali pulang ke tempat kerja. Karena belum sempat makan siang,Kiara segera meminta izin pada atasannya selama 30 menit untuk sekedar mengisi perutnya. Bu Riana atasannya memberikan izin tanpa banyak bertanya,apalagi Kiara merupakan karyawan yang jarang sekali meminta izin.

Sore harinya Kiara pulang ke rumah setelah seharian capek bekerja sambil mengurus rumah kontrakan yang akan ia tempati. Sangat kebetulan ketika tiba di rumah,Fadly sedang keluar. Dengan sangat bahagia,Kiara segera merapikan semua pakaian dan barang-barang lainnya yang akan ia bawa. Pintu kamar sengaja ia kunci untuk berjaga-jaga jika tiba-tiba Fadly pulang.

Setalah dua jam,Kiara berhasil menyiapkan semua barang-barangnya. Karena hingga jam enam Fadly tak kunjung pulang,Kiara berniat untuk langsung saja pindah saat itu juga. Namun terlebih dahulu,ia ingin memastikan apakah Fadly akan segera pulang atau tidak.

Tanpa menunggu lama,Kiara segera menghubungi nomor Fadly. Hingga beberapa kali mencoba,nomor Fadly tak aktif. Akhirnya Kiara memutuskan untuk segera memesan taksi untuk mengangkut barang-barangnya dan hari ini juga ia pindah.

10 menit menunggu taksi yang ia pesan,Kiara merasa was-was takut jika Fadly tiba-tiba pulang. Dalam hati ia segera menyiapkan alasan apa jika sang suami tiba-tiba datang.

Namun hingga taksi yang di pesan tiba,Fadly tak kunjung pulang. Kiara memberikan semua barangnya untuk di muat ke dalam kendaraan tersebut sambil mengunci pintu rumah. Tak lupa,ia menghidupkan lampu rumah sebelum berangkat. Setelah semuanya selesai Kiara menatap sekali lagi rumah yang penuh kenangan tersebut. Hatinya merasa sedih mengingat pernah menghabiskan masa-masa indah bersama sang suami yang sebentar lagi akan digugat cerai. Niatnya sudah bulat untuk mengakhiri semuanya,mengingat Fadly yang tak ingin berubah.

Tak ingin berubah pikiran jika terus mengenang masa lalu,Kiara segera menghampiri supir taksi dan memberitahu alamat yang di tuju. Kiara juga mengendarai motornya dan menjadi penuntun bagi supir taksi.

Di sinilah Kiara saat ini. Rumah kontrakan yang sudah ia sewa beruntungnya memiliki dua kamar yang telah dilengkapi tempat tidur dan lemari. Untuk sementara,malam ini ia hanya menata barang-barang yang ia bawa. Besok ia akan belanja peralatan masak dan kebutuhan dapur karena kebetulan bertepatan dengan hari liburnya. Dan untuk makan malam ia hanya perlu memesan gofood.

Menempati rumah yang baru,ada rasa sedih yang Kiara rasakan. Untuk pertama kalinya ia tidur tanpa suaminya dan hidup sendiri. Akan tetapi begitulah hidup,dirinya harus tegas ketika ingin memiliki kehidupan yang normal tanpa tertekan batin karena tak dihargai. Meskipun terselip rasa sedih di dalam hati,namun ia harus kuat menjalani keputusan yang sudah ia ambil. Semuanya telah dipikirkannya dengan matang. Tak ada lagi niat untuk merubah keputusannya saat ini.

Terpopuler

Comments

S

S

Salut Kiara benar benar sosok yang mandiri.Mandiri karena keadaan di mana suami yg kerjaan ya makan tidur main game apa apa slalu istri padahal istri harus kerja utk kebutuhan sehari hari.

2024-05-09

1

Yatinah

Yatinah

kiara is the best👍👍👍

2024-05-04

0

Uthie

Uthie

Bagus 👍👍👍

2024-04-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!