019

“Wah, dia sungguh songong, liat saja, akan aku kalahkan dia dan kujadikan dia budak untuk kupermalukan, sungguh membuatku puas,” batin ketua geng yang ditakutin di SMA Galaxy 2.

“Hey, jok ngono, siapa tahu kau benar-benar ingin bertarung karena kulihat dari gayamu serta kuda-kudamu itu kau ingin bertarung denganku, kan? Jok mbohongin wong,” ucap ketua tersebut yang masih ingin membawa siswa dari SMA Celt ke tempat yang sepi biasa dia memukuli habis orang-orang yang bisa memakai kuda-kuda atau posisi bertarung dengan menggunakan seni bela diri.

“Sungguh, aku tidak mbohongin kon, aku hanya ingin kau mengentikan aksimu, ora terlambat kok,” ucap siswa dari SMA Celt tersebut yang masih tidak ingin berkelahi dengan sesama murid meski anak yang didepannya menurutnya sangat berlebihan karena sudah berani membuli murid-murid yang lebih lemah.

"Astaga, kau benar-benar ingin sekali kuhajar nih, ye," ucap ketua geng tersebut sembari merasa jika orang di depannya benar-benar ingin menantang serta menyulut emosinya.

"Terserah saja, tetapi aku tidak ingin kon terlibat dengan perkelahian," ucap orang tersebut dengan nada tegas.

Mendengar hal itu membuat ketua geng tersebut murka dan langsung mengarahkan pukulannya ke arah kakak kelas tersebut. Dia terlihat sudah tidak memedulikan tempat maupun arah pukulan yang dilayangkan ke arah kakak kelas tersebut. Terlihat sekali jika, dirinya melakukan hal yang hanya mementingkan kepentingan dirinya sendiri.

Hyiat... Brak.. bruk...

Pukulan demi pukulan yang dia arahkan ke kakak kelas tersebut tidak ada satu pun yang dikenalnya ke tubuhnya atau ke wajah, membuat pemuda tersebut terheran karena kakak kelas tersebut bisa menghindari dengan sangat baik.

"Berengsek, an**ng, kon benar-benar menghindari saja ya? Pecundang sekali," ucap ketua gang yang selisih usia terlihat satu tahun lebih muda dari orang yang dia lawan.

"Aku sudah bilang jika aku tidak ingin berkelahi, mengapa kau ngeyel sangat?" tanya kakak kelas tersebut dengan nada heran karena pemuda tersebut sangat keras kepala, ingin bertarung dengannya, padahal arah pukulan yang dilayangkan ke arahnya tidak terarah bahkan terlihat jika pukulan tersebut mengandung rasa tinggi diri.

"A***, kon benar-benar membuatku ingin sangat langsung membuatmu mampus!" seru pemuda tersebut yang merasa makin kesal serta jengkel karena sikap dan tingkah orang yang hendak ingin dia tundukkan.

"Kepalan tanggamu saja tidak kuat, masih mau melawanku? Meski kon bisa bela diri, jangan dibuat sembarangan," ucap kakak kelas tersebut sembari menasehati supaya pemuda tersebut tidak menggunakan bela diri sebagai menjatuhkan orang-orang lemah.

"Dasar, bajingan! Kon beraninya menasehatiku? Kon sadar diri dong!" bentak pemuda tersebut yang tidak terima jika ada yang lancang memberi petuah-petuah kepadanya.

Pemuda tersebut segera kembali melayangkan pukulannya ke arah kakak kelas SMA Celt yang sudah kembali menangkis dengan gerakan cepat bahkan kakak kelas tersebut membalas dengan memberikan satu pukulan membuat pemuda tersebut tidak sempat untuk menghindari sehingga sempat terkena hantaman yang cukup keras.

Pemuda tersebut sempat terhuyung karena merasa jika pukulan tersebut yang menghantam ke arah wajahnya sangat keras membuat kepalanya langsung berdenyut keras.

"A**ing, sialan, dia beraninya memukulku dengan gaya pecundang," teriak pemuda tersebut dengan nada kesal karena mendapatkan bogeman mentah serta keras yang mendarat ke wajah mulusnya.

...----------------...

“Apa Nak Nano mengenalnya?” selidik sistem tersebut ketika melihat raut majikannya ketika melihat beberapa foto yang terpampang di layar hologram tersebut.

“Iya, aku hanya mengenal tiga atau empat orang yang masih membekas di ingatanku,” ucap Giovanno yang menjawab pertanyaan sistemnya mengenai tidak mengerti apa yang diinginkan serta dimaksud oleh sistemnya.

"Bagus sekali, jika nak Nano masih bisa mengingatnya," puji sistem membuat Giovanno terheran dengan perkataan sistem tersebut.

"Hey, apa maksudmu? Kau memujiku atau mengejekku?" tanya Giovanno yang tidak terima jika sistemnya seakan-akan memuji juga sekaligus mengejek dirinya.

"Tidak, aku memujimu tahu, dan jika kau masih mengingatnya ada bagusnya, karena aku ingin menyuruhmu untuk memilih orang tersebut sebagai guru bela dirimu," jelas sistem tersebut yang langsung membuat Giovanno terkejut karena jawaban darinya yang di luar ekspektasi Giovanno.

"Kau bilang apa? Menyuruhku belajar bela diri? No, aku tidak mau belajar itu, tahu," tolak Giovanno yang tidak ingin belajar bela diri.

"Kalau kau tidak bisa bela diri maka kau akan mudah sekali untuk ditindas, tahu," ucap sistem tersebut sembari mencoba membuat Giovanno bimbang untuk mengambil keputusannya.

"Kau tahu, sejak kecil, papi selalu menyuruhku untuk belajar bela diri, dan aku selalu menolaknya, jadi meski itu kau, aku akan berkata tidak," tegas Giovanno.

"Mengapa kau tidak mau? Keras kepala sekali, kamu, jika kamu terkena pukulan lagi maka aku benar-benar tidak akan membantumu," ancam sistem tersebut kepada Giovanno supaya dengan harapan Giovanno mau belajar bela diri supaya bisa melindungi dirinya sendiri.

"Ada kau, jadi buat aku bersusah payah belajar hal seperti itu?" tanya Giovanno yang merasa jika mempunyai sistem merasakan memiliki keuntungan yang tinggi.

"Kau salah sangka, nak Nano, aku sistem bukan dirancang seperti itu," jelas sistem tersebut yang membuat Giovanno terkejut karena tidak menyangka jika sistem yang berada di dirinya adalah sistem payah.

"Jadi, kau sistem payah? Astaga aku sungguh tidak beruntung," omel Giovanno membuat sistem tersebut marah karena sudah dikatai payah oleh Giovanno.

"Sembarangan, mana ada, justru kamu yang payah, Nak Nano, mana ada manusia sepayah kamu?" tanya sistem tersebut yang merasa jika pemiliknya benar-benar payah dari pemilik sebelumnya yang dia pernah layani.

"Kok bisa aku yang payah?" tanya Giovanno yang benar-benar tidak terima jika dikatai payah oleh sistemnya.

"Coba kau pikirkan saja, nak Nano, aku sistem hanya bisa membantumu saja, tidak diprogram untuk mengetahui serta menguasai semua bela diri yang ada di dunia," ucap sistem tersebut membuat Giovanno mengerti.

"Benar juga, kau bahkan tidak bisa menyembuhkan luka-luka yang aku dapatkan ini," ungkap Giovanno dengan nada sebal karena sistemnya tidak ada yang bisa diunggulkan.

"Untuk soal serta urusan itu berbeda, nak Nano, seharusnya kau mengerti situasinya, tidak mungkin aku tiba-tiba menyembuhkanmu di tengah banyak orang seperti itu," jelas sistem kembali.

"Berarti kau benar-benar bisa menyembuhkan luka-luka yang kudapatkan ini?" tanya Giovanno dengan nada tidak percayanya karena ternyata sistem yang dia dapatkan secara tidak sengaja tidak sepenuhnya tidak berguna.

"Ya, bahkan aku juga bisa mencegah racun yang bisa membunuhmu, jadi seharusnya kau menyadari jika aku ini sangatlah hebat," jelas sistem tersebut membanggakan dirinya sendiri.

"Keren sekali, maafkan aku jika aku tidak bersyukur karena bisa mendapatkan dirimu," ucap Giovanno dengan nada tulus meminta maaf kepada sistemnya tersebut karena sudah meremehkan kehebatan sistemnya.

...****************...

Penasaran nih? maaf Author gantung dahulu ya. Jangan lupa dukung selalu Author Bam25 dengan cara beri like, rate, vote, gif dan comment. Kalian bisa juga follow akun IG Author : @yoru_bam25 dan tiktok Author: @reviewnovel, jangan lupa like dan follow ya. Arigatou gosaimasu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!