013

Sepertinya Nak Vano memiliki pesona, karena tadi aku mengamati jika Nak Vano berhasil membuat beberapa teman perempuan yang seangkatan jatuh hati karena penampilan, dan kuakui jika muka tampannya itu sangat membantu.

Jika Giovanno berfokus dengan materi yang dijelaskan oleh gurunya di setiap mata pelajaran, sistemnya berfokus dengan analisis yang terus dia update agar bisa mempercepat kenaikan level maupun kemampuan tuannya.

Waktu terus berjalan, tidak terasa sudah menunjukkan pukul satu siang, dan bel pulang sekolah berbunyi pada saat jam menunjukkan pukul satu siang, sehingga banyak guru di jam pelajaran terakhir langsung mengakhiri pelajaran meski ada materi yang belum sempat tersampaikan. Setiap kelas, murid-murid yang ingin pulang cepat, memberi salam kepada guru mereka juga dengan cepat sehingga mereka bisa keluar kelas terlebih dahulu, dan salah satunya adalah kelas Giovanno. 

Giovanno yang langsung keluar dari kelasnya berjalan menuju pintu masuk dan keluar sekolah dan menunggu di samping pos satpam yang berdekatan dengan gerbang sekolah. Tanpa sengaja, dia melihat ada siswa yang sedang mengalami tindakan kekerasan karena siswa yang sepertinya seumur dengannya mengalami beberapa pukulan yang mengenai ke wajah atau ke tubuh siswa tersebut.

[Ting… Misi harian pertama Anda tiba.

Selamatkan siswa tersebut dari pembulian. Dia adalah korban perundungan dari sekolah lain. Anda bisa terlibat kekerasan jika Anda ingin menjadi pahlawan.

Ingin mengambil? Pilih ya atau tidak.]

Di saat dirinya hendak bergerak karena rasa kasian serta keadilannya yang tinggi, tiba-tiba saja sebuah layar yang menampilkan misi pertamanya muncul tanpa diperlukan olehnya.

“Hah?! Apa-apaan ini? Mengapa menyelamatkan orang lain dijadikan misi?” ucap Giovanno yang tidak percaya akan penglihatannya ketika dirinya membaca tulisan di layar yang hanya bisa dilihat oleh dirinya.

[Jika Anda berhasil maka poin Anda akan bertambah 100, jika Anda tidak mengambil maka poin Anda tidak akan bertambah. Dan jika Anda gagal maka poin Anda akan berkurang sebesar 20 poin. Semua ada di pilihan tergantung pada Master.]

“Berengsek! Nyawa orang tidak pantas dipermainkan tahu, baiklah aku akan memilih ya,” ucap Giovanno yang tidak terima jika nyawa orang lain dipermainkan bahkan dijadikan misi harian. 

Sebelum dirinya bergegas menyelamatkan siswa yang dijadikan pelampiasan oleh orang yang merundungnya, Giovanno memberikan pesan singkat kepada sang sopir agar tidak langsung menjemput dirinya dikarenakan dirinya ada kegiatan yang belum selesai. Setelah memberikan serta mengirimkannya, dia memencet tombol ‘ya’ di layar dan langsung saja ke tempat siswa yang sedang dirundung oleh kakak kelasnya.

“Jangan memukul, bisakah kalian tidak memukul orang yang lebih lemah?” hardik Giovanno begitu dirinya sampai di tempat tersebut dan melihat ketika anak yang seumur dengannya sudah hampir tidak ada tenaganya untuk menghindar karena sudah banyak pukulan yang melayang ke tubuh dan wajahnya.

Sementara, geng yang merundung anak tersebut, mendengar hardikan Giovanno langsung saja menoleh ke arah suara berasal yang menurut mereka sangat mengganggu pendengaran mereka. Segera saja mereka menghentikan gerakan mereka, tepat di saat Giovanno sudah berada di tengah-tengah mereka, sehingga keadaan Giovanno sungguh terjepit.

“Wah… wah… ada tikus yang sok jadi jagoan, apakah kamu mau jadi pahlawan kesiangan? Selagi kami berbaik hati, enyahlah saja!” ucap pemuda yang diperkiraan sebagai ketua geng tersebut.

“Apakah kamu ingin menggantikannya? Silakan saja, kami ini memiliki hati,” ucap pemuda lainnya yang satu geng perundungan tersebut yang mengejek Giovanno seolah-olah Giovanno sama seperti pemuda yang sudah terkapar tidak berdaya.

Giovanno serasa menyesal sudah menghadapi gerombolan kakak kelas pembuli yang selayak dengan preman tanpa membawa teman-temannya yang cukup mahir berkelahi.

Astaga, mengapa aku seceroboh ini, seharusnya aku membawa teman yang cukup bisa berkelahi agar aku bisa membawa anak itu ke UKS untuk menerima pertolongan.

”Lihat, bocah itu sepertinya sudah ketakutan, cup… cup… jangan mengompol di celana dong,” ucap pemuda yang paling dekat dengan dirinya sembari melangkah lebih dekat dengan Giovanno sehingga jarak di antara dirinya dengan Giovanno hanya berjarak seinci saja.

”Ketua, kau ingin apakan bocah sok pahlawan ini?” tanya pemuda tersebut setelah mendekat ke arah Giovanno sembari menatap pemuda yang memang ketuanya yang sedang menyemburkan asap rokok yang sedang dia isap.

”Aku serahkan kepadamu saja, biar aku tangani bocah yang satu ini,” ucap bos mereka yang tidak memedulikan anak buahnya melakukan apa terhadap Giovanno karena lebih tertarik dengan bocah yang lebih mudah setahun darinya yang sedang tergeletak tak berdaya di tanah.

”Ketua, seharusnya Anda lebih cocok menangani bocah ini ketimbang bocah payah yang tergeletak di tanah itu,” ucap pemuda yang merasa jika ketuanya lebih cocok menangani Giovanno dibandingkan dengan pemuda yang sudah tidak berdaya dan terkapar di tanah.

”Kurang menarik bagiku,” ucap ketua yang menurutnya tidak menarik jika memukuli orang yang masih sadar dibandingkan memukuli orang yang sudah tidak sadar.

“Sistem, apakah kau bisa bantu aku? Aku tidak ingin pulang-pulang dengan dipukulin lagi,” gumam Giovanno dalam hati dan berharap agar sistemnya memberikan keajaiban untuknya, di saat genting.

Sementara sistemnya yang mengamati pergerakan tuannya yang dinilai terlalu lemah dan tidka memiliki persiapan, dia tidak menjawab permohonan tuannya dan hanya menganalisis lewat layar khusus yang dia kirimkan entah ke mana. Dia hanya memberikan semangat kepada tuannya dalam menghadapi masalah besar.

“Nak Nano, semangat,” ucap sistem dengan singkat lalu menghilang secara tiba-tiba membuat Giovanno terbingung akan ucapan tersebut.

Suara sistemnya membuat Giovanno merasakan kembali sakit di kepalanya, sembari dirinya menahan rasa sakit, tidak sengaja dirinya mengumpat dan terdengar oleh pemuda tersebut.

“Sial! Rasa sakit sialan ini kembali muncul, aku tidak tahan,” ucap Giovanno sembari memegang kepalanya yang terasa seperti berputar-putar karena rasa sakitnya yang entah mengapa lebih parah daripada biasanya.

Sementara itu, pemuda yang mendengar umpatan Giovanno langsung saja naik pitam karena mengira jika dirinya dimaki oleh bocah bau kencur itu.

“Sialan kau ya, dasar bocah tak tahu diuntung, minta diberi pelajaran,” ucap pemuda tersebut yang langsung mencengkram kerah seragam Giovanno dan hendak menampar pipi mulus Giovanno.

Di saat dirinya hendak menampar pipi Giovanno, ada orang yang langsung menghentikan pertengkaran antar pemuda namun di saat orang tersebut belum mendekati ke arah mereka, tanpa sadar Giovanno menangkis serta menepis tamparan yang hendak dilayangkan kepadanya.

“Apa?! Kau berani menepis serta menangkis tamparanku?! Kau ini benar-benar minta dihajar ya!” ucap pemuda tersebut yang merasa tersinggung atas tindakan Giovanno yang menurutnya terlalu kurang ajar kepadanya.

Di saat dirinya hendak melayangkan pukulan kembali, sekelompok guru serta satpam menghampiri gang sempit yang merupakan tempat mereka melakukan perundungan serta melakukan kekerasan kepada beberapa korbannya.

...***************...

Penasaran nih? maaf Auhtor gantung dahulu ya. Jangan lupa dukung selalu Auhtor Bam25 dengan cara beri like, rate, vote, gif dan comment. Kalian bisa juga follow akun IG Auhtor : @yoru_bam25 dan tiktok Auhtor: @reviewnovel, jangan lupa like dan follow ya. Arigatou gozaimasu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!