011

“Ide yang bagus, aku bisa membuatnya menjadi misi harian,” ucap sistem tersebut begitu mendengar gumamnya tuannya tersebut dan langsung menjadikan misi harian untuk masternya itu.

“Ini akan menjadi pengecekan apakah intuisi Nak Nano sangatlah bagus atau tidak, dan jika Nak Nano berhasil maka bisa meningkatkan kemampuan bertarungnya, sekali mendayung dua tiga pulau terlampau,” gumam sistem yang merasa senang begitu mendapatkan ide untuk misi harian yang akan diberikan keesokan harinya.

“Bagus, setelah ini perlahan skill master akan diperbarui, master tidak akan menjadi orang yang bisa ditindas lagi, dia sebenarnya cukup sempurna karena dikarunia wajah tampan dan otak yang cerdas, sedikit lagi master akan menjadi orang yang benar-benar sempurna seperti ayah master,” gumamnya dan langsung masuk kembali ke tubuh masternya karena menurutnya lebih muda memandu dari dalam ketimbang dari luar tubuh.

Tentu saja tanpa diketahui oleh Giovanno mengenai apa yang akan terjadi terhadapnya, dan juga sistem yang sudah merencanakan misi harian untuknya.

Giovanno tertidur pulas hingga tidak menyadari jika alarm-nya berbunyi sesuai dengan yang sudah disetel olehnya. Hingga di saat bunyi kali yang kedua.

Tiit… T—tiit…

Bunyi yang dihasilkan oleh alarm kali kedua cukup banter membuat berhasil membuyarkan alam mimpi Giovanno sehingga mata Giovanno mau tidak mau terbuka secara perlahan-lahan.

“Hoahm… hoahm… tidak terasa juga ya, tidurku sepertinya nyenyak juga, apa ini perbuatanmu, sistem?” tanya Giovanno kepada sistemnya yang dikiranya masih dalam bentuk wujud peri kecil.

Pada saat Giovanno menoleh dan mengedarkan pandangannya di kamarnya, didapatinya jika kamarnya hanya dirinya saja membuatnya panik mencari keberadaan sistemnya tersebut.

“Sistem, kau di mana? Gawat, apakah mami mengetahuinya?” tanya Giovanno dengan nada cemas serta khawatir jika akan ada orang lain yang mengetahui keberadaan sistemnya selain dirinya.

Apa aku harus menanyakannya kepada mami ya? Bagaimana jika mami tidak mempercayaiku? Tetapi tidak ada pilihan lainnya, aku harus menanyakan ke mami.

Giovanno yang sudah bertekad untuk menanyakan maminya mengenai perihal keberadaan sistemnya, langsung bangun dari kasurnya dan hendak turun lalu berjalan mendekati pintu kamarnya. Di saat, dirinya hendak membuka, tiba-tiba saja suara yang amat dikenalnya muncul di kepalanya.

“Kau tidak usah bertanya kepada orang lain mengenai keberadaanku, itu sangat berbahaya, Nak Nano,” ucap suara tersebut yang sedikit membuat kepala Giovanno berdenyut karena belum terbiasa sama sekali.

Setelah denyut yang membuat sakit di kepalanya sudah menghilang, Giovanno pada akhirnya bisa bernapas dengan lega karena mengetahui jika sistem kembali ke dalam tubuhnya.

“Kapan kau kembali ke dalam tubuhku? Kau ini membuatku panik dan cemas tahu,” ucap Giovanno yang sedikit memarahi sistemnya yang membuatnya cemas serta panik tanpa alasan.

”Hampir saja aku membuat sesuatu yang gegabah,” ucapnya kembali membuat sistem yakin jika intuisi sang master memang sangat bagus karena masternya langsung saja cepat tanggap dengan kejadian yang baru saja terjadi meski hanya beberapa detik saja.

“Aku kembali ke dalam tubuhmu saat kamu tertidur, jadi wajar saja kamu tidak menyadarinya,” ucap sistem tersebut dengan nada yang santai dan membuat kepala Giovanno kembali berdenyut.

Astaga, kepalaku lagi-lagi berdenyut kesakitan, aku harus memikirkan cara agar kita bisa berkomunikasi dengan lancar tetapi tidak membuat kepalaku kesakitan.

“Aku ada satu usulan, apakah kau mau mendengarkannya?” ucap Giovanno yang mendapatkan jawaban serta mengusulkan kepada sistemnya mengenai cara mereka berkomunikasi dengan nyaman dan lancar.

“Baiklah, katakan apa usulmu?” tanya sistem yang penasaran mengenai usulan apa yang akan dikatakan oleh Giovanno.

Sementara itu, Giovanno kembali berusaha agar sakit di kepalanya tidak makin menjadi, sehingga perlu menunggu beberapa saat agar sakit tersebut bisa reda.

“Aku ingin komunikasi kita lancar dan nyaman, karena di saat kau berbicara di kepalaku itu membuat kepalaku terus terasa sakit, bagaimana jika kau menjawab perkataan atau pertanyaanku dengan memberikan layar mengambang saja yang berisikan informasi yang kuperlukan,” ucap Giovanno yang memberi usulan kepada sistemnya agar dapat mengurangi sakit di kepalanya setiap sistemnya berbicara.

“Jika kau tidak bisa juga tidak apa-apa, katakan saja tetapi jangan membuat kepalaku sering sakit,"”ucap Giovanno yang menyuruh agar sistemnya berbicara dengan frekuensi yang membuat kepalanya tidak sakit.

“Baiklah kalau begitu, aku ambil opsi yang kedua saja, akan aku usahakan agar tidak membuatmu kepalamu terasa sakit,” ucap sistem tersebut yang langsung mengerjakan keinginan masternya agar bisa berkomunikasi dengannya tanpa harus membuat kepala masternya terasa sakit.

“Baik, aku akan bersiap-siap ke sekolah,” ucap Giovanno setelah selesai membicarakan soal komunikasi agar baik dan lancar serta nyaman sehingga tidak membuat kepalanya selalu sakit ketika berkomunikasi dengan sistem.

Giovanno lantas menyiapkan pakaian ganti serta seragam yang sesuai dengan jadwalnya dari dalam lemarinya yang sudah dirapikan olehnya setiap hari Minggu. Setelah mengambil setelan seragam pramuka, dibawanya untuk diberikan kepada asisten rumah tangga agar disetrika di saat dirinya mandi.

“Bi, ini seragam pramukaku, tolong disetrika ya,” ucap Giovanno yang sudah menyerahkan kepada bibinya yang biasanya akan menyetrika seragamnya setiap pagi.

“Baiklah, Nak Glen, Bibi akan menyetrika seragammu, Nak Glen mau makan atau mandi dahulu?” tanya bibi tersebut sembari mengambil setelan seragam tersebut yang sudah diserahkan kepadanya dari anak majikannya untuk dia seterika setiap pagi.

“Aku mau mandi dahulu, biar segar, oh iya, mami apakah masih di rumah, Bi?” tanya Giovanno mengenai keberadaan maminya yang biasanya setiap pagi sudah berangkat ke kantor pengacara sehingga dirinya tidak pernah bertemu dengan sang mama di setiap pagi.

“Astaga, tumben putra Mami mencari Mami sepagi ini?” tanya mami Rose yang sudah berada di antara bibi dan putra semata wayangnya membuat Giovanno langsung terkejut begitu mendengar suara maminya.

“Ah, Mami, selamat pagi Mami, tumben Mami tidak ke kantor? Biasanya sudah tidak ada di rumah,” tanya Giovanno dengan nada heran karena maminya tidak langsung berangkat menuju kantor.

“Pagi, putra Mami, Ya, Mami mendapatkan jam kerja siang dan juga klien minta dipertemukan siang hari, jadi Mami mau menemanimu sarapan, sudah sana cepat mandi kalau kamu mau mandi dahulu,” usir mami Rose kepada putra semata wayangnya.

“Begitu ya, ya sudah, Mami tunggu saja, agar sarapannya bisa bersama,” ucap Giovanno yang membalikkan badannya dan pergi ke kamarnya untuk mengambil pakaian ganti yang akan dipakainya setelah mandi.

Sementara, Giovanno pergi meninggalkan mami Rose dan juga bibi, mami Rose sempat berbincang-bincang sebentar dengan bibi lalu membiarkan bibi melakukan pekerjaan rutinitasnya yang sempat tertunda karena dirinya mengajak bibi berbicara.

Butuh beberapa menit, Giovanno selesai mandi dan merasa jika tubuhnya terasa segar, lalu berganti dengan pakaian yang sudah dia siapkan. Setelah itu, dia menuju ke ruang makan untuk melihat apakah maminya sudha menunggunya di meja makan atau belum.

...****************...

Jangan lupa dukung selalu Auhtor Bam25 dengan cara beri like, rate, vote, gif dan comment. Kalian bisa juga follow akun IG Auhtor : @yoru_bam25 dan tiktok Auhtor: @reviewnovel, jangan lupa like dan follow ya. Arigatou gozaimasu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!