018

"Ibu mana tahu, Gio, ya sudah kau boleh beristirahat lagi atau kau mau menghubungi mama kamu, kamu boleh menghubungi mama kamu supaya mama kamu tidak khawatir denganmu," jelas suster yang di mana kedua guru Giovanno sudah keluar karena lihat jika kondisi Giovanno sudah membaik. 

"Baik, Bu, terima kasih banyak," ucap Giovanno dengan nada sopan. 

"Ya sudah, kalau begitu, Ibu tinggal bentar ke kantin, Ibu mau makan dahulu," ucap suster tersebut yang beranjak keluar dari ruang UKS. 

Sepeninggal suster tersebut, ruangan UKS menjadi sepi sehingga sistem bisa berbicara dengan leluasa kepada masternya.

“Nak Nano, bagaimana dengan luka-lukamu? Apa masih terasa sakit?” tanya sistem tersebut yang berbicara melalui kepala Giovanno dengan nada khawatir kepada masternya yang terluka parah karena mencoba menolong anak yang menjadi korban pembulian.

“Kau berani menanyakan itu? Aku kesal tahu,” umpet Gio kepada sistemnya. “Kau ini tidak membantuku apa-apa, malah aku babak belur begini, jika mami bertanya maka tamatlah riwayatku,” omelnya kembali kepada sistemnya yang tidak ada usaha untuk membantunya sama sekali.

“Aku tadi sempat mendapatkan sesuatu yang menarik, apakah kau ingin mendengarkannya?” tanya sistem tersebut membuat Giovanno yang mendengarkannya langsung penasaran dengan apa yang ditemukan oleh sistem.

“Apa itu? Katakan sekarang, jangan membuatku penasaran tahu,” desak Giovanno membuat sistem tersebut langsung menyebutkan apa yang dia temukan yang membuat tuannya penasaran.

“Baiklah, akan aku katakan,” ucap sistem tersebut dan langsung memunculkan layar hologram yang hanya bisa dilihat oleh Giovanno.

Di layar tersebut menampilkan beberapa pelatih yang bisa tuannya pilih dalam hal mengajari beberapa seni bela diri yang kemungkinan akan disukai oleh tuannya itu.

Giovanno yang melihat layar tersebut muncul di hadapannya langsung mengernyitkan keningnya dan langsung bertanya kepada sistemnya, apa maksud beberapa foto pelatih yang berada di layar tersebut.

“Sistem, apa maksudnya ini? Aku tidak mengerti, mengapa ada foto-foto beberapa pelatih yang ada yang tidak aku kenali sama sekali?” tanya Giovanno yang melihat beberapa foto pelatih yang dia kenal karena sejak kecil, sang ayah selalu mendesaknya untuk belajar satu jenis bela diri yang selalu ditolaknya.

“Apa Nak Nano mengenalnya?” selidik sistem tersebut ketika melihat raut majikannya ketika melihat beberapa foto yang terpampang di layar hologram tersebut.

“Iya, aku hanya mengenal tiga atau empat orang yang masih membekas di ingatanku,” ucap Giovanno yang menjawab pertanyaan sistemnya mengenai tidak mengerti apa yang diinginkan serta dimaksud oleh sistemnya.

......................

Mereka berlima langsung menyerang begitu ketua mereka mengambil serangan terlebih dahulu sehingga mereka langsung ikut serta agar mereka bisa memberikan pelajaran untuk anak tersebut. Sementara kakak kelas dari sekolah SMA Celt langsung mengambil gerakan bela dirinya yang paling disukai serta mengambil jurus pertahanan sebelum dia membalas pukulan jika itu dia butuhkan.

Kelima orang yang hendak melawannya langsung berpikir begitu melihat gerakan serta jurus pertahannya, ketua geng tersebut langsung mengetahui jika lawan yang hendak dilawannya adalah salah satu atlet yang cukup professional.

“Gulat? Tinju? Atau bela diri lainnya? Hmm… Ini menarik sekali, sudah lama aku tidak melawan orang yang bisa bela diri, baiklah aku akan melawannya,” batin ketua geng yang ingin bersenang-senang karena sudah lama tidak merasakan kesenangannya.

Berbeda dengan ketua mereka, keempat orang lainnya langsung merasa nyali mereka menciut karena selama ini mereka selalu mengandalkan kekuatan tangan mereka serta kebengisan mereka sehingga bisa menyiksa orang lemah atau orang mudah dibuli oleh mereka.

”Gila, apakah kita bisa melawannya meski dia seorang diri? Aku tidak ingin pulang dalam kondisi babak belur,” batin mereka berempat yang tidak ingin melawan orang tersebut mereka bersama-sama. 

“Kalian berempat, pergi sana, jangan ganggu kesenanganku, biarkan aku bersenang-senang dengannya, kalian tidak boleh ikut bertarung denganku, biar aku lawan mereka,” perintahnya membuat keempat bawahannya langsung bersorak dalam hati karena tidak perlu ikut bertarung meski mereka mencemaskan bos mereka.

“Bos, dia melawan sendirian dong?” bisik salah satu dari keempatnya sembari berjalan meninggalkan bos mereka tanpa bersuara karena melihat aura yang dikeluarkan oleh bos mereka.

“Iya, biarkan dia melawan sendirian, gak usah khawatirkan dia,” ucap orang yang paling dekat dengan orang yang ingin melawan siswa lain dari sekolah yang berbeda.

“Kok kon bisa santai sih? Bisa-bisanya santai disaat bos hendak ingin melawan orang yang ahli,” ucap keduanya yang tidak terima dengan rekan mereka yang terlihat santai serta tidak menghawatirkan rekan sekaligus pimpinan mereka.

”Ya, kon kok begitu sih? Kalau bos babak belur bagaimana? Piye jadine?” ucap orang lain setuju dengan pendapat kedua temannya yang sama-sama dibesarkan di Surabaya.

”Gue ngerti dia, dia itu teman gue sejak SMP meski gua anak pindahan dari Jakarta jadi gue ngerti dia,” ucap yang terlihat tidak menghawatirkan temannya yang ingin sekali bergelut dengan orang yang paham di dunia bela diri yang merupakan pindahan dari Jakarta. ”Paling kalau dia kalah, dia akan ke rumah gue kok,” batinnya yang sudah hafal betul dengan sikap temannya yang demen dengan tawuran.

”Wah, memang aksenmu

orang Jakarta sangat, ya udah cabut yuk, c*k, sebelum dee marah ke kene,” ucap ketiga orang lainnya yang kental akan logat wong Surabaya.

Mereka berempat langsung cabut dari tempat tersebut karena tidak ingin kena imbasnya ataupun melawan atau menjadi beban bagi ketua mereka. Mereka langsung cabut dengan motor masing-masing dan hendak ke tempat tongkrongan mereka biasanya.

Sepeninggal keempat anggotanya, dia langsung merasa bebas karena tidak ada yang bisa melihat dirinya berantem lagi. Diajaknya siswa tersebut ke tempat yang lebih luas serta privasi.

“Ke tempat yang luas, biar lebih asek berantemnya,” ujarnya sembari menyarankan agar pindah tempat.

“Tidak usah, sudah kukatakan kalau aku tidak ingin berantem denganmu,” tolak orang tersebut yang keliatannya usia mereka sama sehingga dia tidak usah sopan kepada orang yang di hadapannya.

“Wah, dia sungguh songong, liat saja, akan aku kalahkan dia dan kujadikan dia budak untuk kupermalukan, sungguh membuatku puas,” batin ketua geng yang ditakutin di SMA Galaxy 2.

“Hey, jok ngono, siapa tahu kau benar-benar ingin bertarung karena kulihat dari gayamu serta kuda-kudamu itu kau ingin bertarung denganku, kan? Jok mbohongin wong,” ucap ketua tersebut yang masih ingin membawa siswa dari SMA Celt ke tempat yang sepi biasa dia memukuli habis orang-orang yang bisa memakai kuda-kuda atau posisi bertarung dengan menggunakan seni bela diri.

“Sungguh, aku tidak mbohongin kon, aku hanya ingin kau mengentikan aksimu, ora terlambat kok,” ucap siswa dari SMA Celt tersebut yang masih tidak ingin berkelahi dengan sesama murid meski anak yang didepannya menurutnya sangat berlebihan karena sudah berani membuli murid-murid yang lebih lemah.

...**************...

Penasaran nih? Maaf Author gantung dahulu ya. Jangan lupa dukung selalu Author Bam25 dengan cara beri like, rate, vote, gif dan comment. Kalian bisa juga follow akun IG Author : @yoru_bam25 dan tiktok Author: @reviewnovel, jangan lupa like dan follow ya. Arigatou gosaimasu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!