"Bener kan?" tanya Rebecca pada Rona yang hanya terdiam dengan godaannya.
"Apaan sih?" kilah Rona, setelah sadar dari lamunannya.
"Kalo nggak, ngapain lu diem-diem ngambil fotonya?" tanya Rebecca penuh selidik.
"Darimana lo tau gue ngambil foto diem-diem, Beb?" tanya Rona santai.
"Angle. Gue anak seni, Beb. Dari anglenya keliatan kek paparazi," jelas Rebecca.
"Oke bener gue ambil diem-diem, karena gue pikir, bagus anglenya dari situ. Trus gue inget lo, yang katanya pusing mikirin tugas akhir semester, jadi gue kirim ke elo. Kalo gue jatuh cinta ngapai gue kirim ke elo? Mending gue simpen sendiri aja, buat gue nikmatin sendiri," sanggah Rona.
"Hmm~" Rebecca memicingkan mata seolah tak percaya.
"Lanjut sono, ntar nggak kelar," ucap Rona.
"Makan yuk, laper gue," ajak Rebecca.
"Nggak lo lanjutin, Ca?" tanya Ringgo.
"Ntar aja, laper," ucap Rebecca yang sudah menggandeng tangan Rona, mengajaknya makan.
"Nggak diberesin dulu?" tanya Nino setengah berteriak.
"Udah ada yang jagain. Ayok, keburu laper!" jawab Rebecca sambil berteriak.
"Siapa yang jagain?" tanya Rona pada Rebecca.
"Yang nggak ikut expo dong. Kan nggak semua mahasiswa ikut expo. Punya gue dijagain sama temen gue, sama ada panitia juga yang ngawasin. Aman pokoknya," jawab Rebecca.
"Gimana kemarin? Katanya mau cerita," tanya Rebecca kemudian, ingat kalau Rona akan menceritakan sesuatu saat mereka bertemu.
"Hmmm~ Gue bingung Beb,"
"Kenapa lagi sih? Tinggal cerita aja," ucap Rebecca sambil menarik kursi kantin.
"Pesen yang biasa ya, Mbak," ucap Rebecca pada Mbak kantin.
"Gimana? Gimana?" tanya Rebecca kembali fokus pada Rona.
"Lo pernah nggak tertarik sama satu cowok? Maksud gue lo jadi penasaran tentang cowok itu, gitu," tanya Rona membuka ceritanya.
"Mmm~ belum keknya. Bener gue kan, lu jatuh cinta? Baru juga kapan hari kita bahas,"
"Kek gitu lo sebut jatuh cinta?" tanya Rona heran.
"Eh, pertama lu penasaran, lama-lama jadi tertarik pengen tahu lebih banyak tentang dia, itu namanya jatuh cinta, Beb," jelas Rebecca gemas.
"Emang lo pernah?" tanya Rona.
"Yaa belum sih," jawab Rebecca sambil meringis.
"Ini Mbak Caca, pesenannya. Mas Rona nggak makan?" tanya Mbak kantin sambil mengantarkan pesanan Rebecca.
"Es teh aja, Mbak," jawab Rona.
"Trus, cewek yang di foto itu yang berhasil membuat lu penasaran?" tanya Rebecca sambil menyantap nasi pecel.
"Gitu lah," jawab Rona singkat.
"Kek kenal sama cewek itu, tapi siapa ya?" ucap Rebecca sambil mengingat-ingat.
"Nggak mungkin. Jangan asal deh lo," ucap Rona.
"Beneran! Waktu lu kirim fotonya, keknya auranya gue kenal gitu. Kan mukanya nggak begitu jelas," ucap Rebecca.
"Gue sih yakin lo nggak kenal," ucap Rona percaya diri.
"Senja!" tiba-tiba Rebecca berteriak dan sukses membuat Rona tersedak saat meminum es teh pesanannya.
'Darimana dia tahu?'
"Eh, Rebecca," sebuah suara membuat Rona langsung menoleh ke belakang. Senja sedang berdiri hendak memesan makanan di kantin.
'Kalian saling kenal?'
"Jangan lupa lihat expo minggu depan ya!" Rebecca mengingatkan Senja. Senja hanya mengacungkan jempolnya dari tempat dia berdiri.
"Lo kenal dia, Beb?" tanya Rona setengah berbisik.
"Kenal lah. Temen SMA gue, kenapa?" tanya Rebecca santai.
"Satu kelas?"
"Sebangku,"
"Hah? Deket?"
"Mmm~ Not really. Introvert dia. Temen deketnya beda kelas. Tapi kalo di kelas sama gue lumayan lah, daripada sama yang lain. Kenapa?" tanya Rebecca yang masih fokus dengan nasi pecelnya.
"Oh! Jadi... Pantesan kek kenal," ucap Rebecca setelah menyadari sesuatu.
"Apaan?" tanya Rona penasaran.
"Senja ya?" tanya Rebecca sedikit berbisik dengan nada menyelidik.
"Apa?"
"Yang di foto,"
Rona hanya terdiam. Dia tahu mengelak juga percuma. Rebecca akan tahu kalau dia bohong. Rebecca yang tahu Rona hanya terdiam, tersenyum puas mengetahui satu rahasia besar Rona.
"Dona apa kabar?" tanya Rebecca mengalihkan pembicaraan.
"Nggak tahu,"
"Pantesan dia manyun aja akhir-akhir ini. Nggak lu urusin,"
"Males,"
"Satunya siapa?"
"Gue juga lupa,"
"Udah nggak konsen nih playboy," komentar Rebecca.
"Ringgo sama Nino mana sih? Nggak kesini-kesini?" tanya Rona yang baru sadar kedua sahabatnya tidak ikut ke kantin.
"Nih, mereka khawatir sama mahakarya gue," ucap Rebecca sambil menyodorkan ponselnya. Terlihat foto Ringgo dan Nino dengan caption, "Jagain lukisan calon seniman hebat". Rona hanya tersenyum kecil melihat kelakuan dua sahabatnya.
"Eh, omong-omong, kenapa lu jadi penasaran sama Senja?" tanya Rebecca.
"Nggak tau. Gue baru sadar dia ada di kampus ini aja pas kuliah gabungan minggu lalu. Gue pikir, cewek berpenampilan seperti dia itu cupu, pemalu, dan nggak banget. Ternyata pas presentasi, keren juga. Aksen bahasa Inggrisnya bagus. Selera bacaannya boleh juga. Dan yang terakhir, gue denger dari Nino dia suka dengerin ONE OK ROCK!" jelas Rona.
"Senja emang pendiem orangnya. Tapi otaknya encer. Biar pinter dia nggak sombong juga. Dulu pas SMA nih PR matematika dia digilir satu kelas buat dicontek. Baik banget nggak sih? Kalo gue jadi dia mending gue simpen sendiri PR gue, gue dateng siang biar nggak pada nyontek. Anaknya asyik, diajak ngobrol apa aja nyambung, makanya gue betah sebangku sama dia," jelas Rebecca.
"Dia dari SMA emang udah suka ONE OK ROCK. Selain band itu, ada lagi band Jepang yang dia suka, genrenya rock juga. Dia suka dengerin band-band barat juga kek Linkin Park, Muse, 30 Seconds to Mars, masih banyak lagi. Awalnya gue juga kaget pas tau dia suka dengerin musik rock. Waktu gue tanya kenapa dia suka dengerin musik rock, katanya, terkadang lagu-lagu yang dibalut musik rock itu, liriknya lebih dalem daripada lagu-lagu pop yang mendayu-dayu. Gue jadi kaget, Beb. Kalo gue dengerin musik tuh kan enak didenger gue suka. Lah dia, langsung ke lirik," lanjut Rebecca panjang lebar.
"Tapi pas gue dengerin bener-bener beberapa lagu rock, ya emang bener sih kata dia. Makanya dia suka," tambah Rebecca lagi.
"Seenggaknya, gue tau, lu jatuh cinta sama high quality girl. So, all out, man!" ucap Rebecca sambil beranjak dari tempat duduknya untuk membayar nasi pecel dan es teh pesanannya dan Rona, meninggalkan Rona yang masih diam mencerna kalimat terakhir Rebecca.
'Beneran? Gue jatuh cinta?'
***
Acara expo di jurusan seni rupa telah dimulai. Sudah bisa ditebak karya siapa yang mencuri perhatian banyak mahasiswa penikmat seni. Tak terhitung kerumunan yang bejubel di depan sebuah mahakarya. Mahakarya Rebecca benar-benar tak tertandingi. Lukisan yang berjudul "Dua Rona Senja" mencuri banyak perhatian setiap orang yang menghadiri expo tersebut, tak terkecuali, Senja.
Bukan karena keindahan lukisan yang tergores di kanvas. Senja berhenti disana, menatap lukisan itu dalam-dalam, seolah mengenalnya. Mengenal sosok dalam lukisan itu. Mengenal bentangan horison itu. Dan ketika membaca judul lukisan itu, barulah Senja sadar.
Dua Rona Senja....
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments