High Quality Playboy (part 2)

'Kira-kira, dia mau ngomong apa ya?' batin Senja yang masih berdiri di depan kelas.

"I just want to say that you are brilliant to omit some sentences which aren't really important to translate. It makes your translations very good. Since some people will be hesitant to reduce or even omit sentence. You're doing great! Thank you," komentar Rona disambut tepuk tangan riuh seisi kelas. Senja tidak menyangka Rona akan memuji hasil terjemahannya.

"Yup. It's true. Thank you, Rona. Jadi, dalam menerjemahkan suatu teks, selain kita menggunakan teknik-teknik terjemahan yang ada, kita juga butuh yang namanya feeling. Apakah kata atau kalimat ini penting untuk diterjemahkan? Misalkan kita hilangkan, apakah akan menghilangkan akurasi dari makna keseluruhan teks? Begitu, ya? Paham?" jelas Pak Rio.

"Pahaaam~,"

"Okay. Thank you, Senja, silakan kembali duduk. Kita sudah lihat hasil terjemahan dari kelas B. Sekarang kita beralih ke Rona dari kelas A. Silakan, Rona," ucap Pak Rio mempersilakan.

Rona dengan mantap maju ke depan, mepersiapkan tugasnya untuk dipresentasikan. Dengan suara bassnya, Rona berhasil membius seluruh isi kelas. Senja melihat ke seluruh isi kelas. Tidak ada seorang cewek pun yang tidak memperhatikan Rona, kecuali dia. Senja mendengarkan penjelasan Rona dengan seksama, melihat ke arah LCD yang menampilkan hasil terjemahan milik Rona. Rona sekilas melihat ke arah Senja yang tidak melihat dirinya seperti semua cewek di kelas itu.

"That's all. Thank you," Rona menutup presentasinya.

"Good job as always, Rona! Ada yang mau menambahkan?" tanya Pak Rio kepada para mahasiswanya. Rona melihat ke arah Senja yang sibuk menulis sesuatu di bukunya.

'Dia nggak tertarik sama gue?' pikir Rona.

"Tidak ada yang mau memberi tanggapan? Kalau gitu..." kata-kata Pak Rio terputus.

"Excuse me, Sir," ucap Senja menyela Pak Rio sambil mengangkat tangan.

"Oh, ternyata Rona yang lain. Silakan," ucap Pak Rio dengan nada becandanya yang khas.

"Thank you, Sir. There are some things that I wanna ask you. First, why did you prefer to translate the second sentence partly? Is that not really important to translate? Second, why didn't you combine the fourth and the fifth sentences in the second paragraph into one sentences? I think it will be more readable if you did that. That's all. Thank you," komentar Senja, sambil membawa secarik kertas catatan.

Rona cukup terkesan dengan pertanyaan Senja. Selama ini, kalau dia mempresentasikan tugasnya di depan kelas tidak ada yang mau menanggapinya. Terlebih para cewek. Mereka hanya fokus melihatnya tanpa memperhatikan apa yang dipresentasikannya.

"Please answer her, Rona," pinta Pak Rio.

"Okay. Well, thank you for your questions. First, I only translated the second sentence partly because I think it's more readable that way. And why I didn't combine the two sentences, because I wanted to highlight the importance of the previous statement. And I think it's readable enough. That's all. Any other questions?" jawab Rona mantap.

"No, thank you," jawab Senja kemudian sibuk lagi menuliskan sesuatu di catatannya. Rona memperhatikan Senja. Dia sedikit heran, baru kali ini ada cewek yang tidak tertarik dengannya.

Sembilan puluh menit telah berlalu. Kuliah translations ditutup Pak Rio dengan memberi tugas menerjemahkan potongan novel karya Dan Brown.

"See you next week," Pak Rio menutup kelasnya kemudian berlalu dari kelas, diikuti para mahasiswa yang keluar satu per satu.

Rona terlihat masih duduk di bangkunya, asyik ngobrol dengan beberapa sahabatnya. Rona yang duduk menyamping, sesekali melirik ke arah Senja yang tengah sibuk memasukkan buku-buku ke dalam tasnya.

"Kita duluan ya, Nja," pamit Aida dan Lena yang dibalas anggukan oleh Senja yang masih sibuk dengan buku-bukunya.

Senja menutup tasnya dan membiarkan satu buku novel karya Dan Brown, berjudul The Lost Symbol, tetap di luar tasnya. Senja beranjak dari tempat duduknya sambil menenteng bukunya. Rona memperhatikan Senja sedari tadi.

"Woy, bro! Dari tadi lihatin Senja terus," komentar Nino, salah satu sahabat Rona.

"Gue pikir, cewek yang berpenampilan kek dia tuh, cupu, cuma pinter masalah agama, dan nggak tertarik hal-hal yang selain tentang agama. Ternyata nggak juga,"

"Oo... Jadi mulai suka sama cewek religius nih?" goda Ringgo.

"Bukan gitu. Ya jadi merubah penilaian gue aja," elak Rona.

"Senja tuh asyik orangnya, bro. Tapi emang dia nggak sembarang ngobrol sama cowok," kata Nino.

"Lo kenal dia?" Rona cukup terkejut mendengar perkataan Nino.

"Kenal lah. Masa-masa ospek dulu, gue duduk sebelahan sama dia," aku Nino.

"Duduk sebelahan? Kok dia mau?" tanya Rona heran.

"Emang kenapa?" Nino balik bertanya ke Rona.

"Ya kan, secara cewek berjilbab syar'i gitu, masa' duduk sebelahan sama cowok?" jelas Rona.

"Iya kan nggak berdua kan? Satu baris kan ada berapa kursi dulu tuh jaman ospek, kebetulan gue duduk sebelahan sama dia, di sebelah-sebelahnya dia cewek-cewek semua, baru dari kursi gue ke samping gue isinya cowok-cowok. Kan dulu duduk aja diatur sama panitia ospek, mana bisa nolak,"

"Oh ya waktu di ruang auditorium gedung 3 itu?" tanya Ringgo memastikan dia nggak salah momen.

"Yup. Senja tuh asyik kok. Sempet ngobrol banyak dulu," kenang Nino.

"Hmmm~" gumam Rona sambil memikirkan kira-kira apa yang dibicarakan Nino dengan Senja, sampai-sampai Nino mengatakan Senja orang yang easy going.

"Namanya sama lagi kek nama lo, bro. Cuma beda satu kata aja," komentar Ringgo.

"Iya. Gue baru inget kalo nama dia ada Rona nya juga, dan nama lo ada Senja nya juga," Nino menimpali.

"Jodoh tuuu..." goda Ringgo yang tahu kalau Senja bukan tipe Rona. Rona hanya mendengus mendengar komentar Ringgo.

"Allahuakbar... Allahuakbar..." suara adzan ashar berkumandang.

"Solat dulu, bro," ajak Nino. Rona segera beranjak berjakan menuju mushola kampus.

Rona jarang sekali solat di mushola yang ada di fakultasnya. Dia lebih sering solat di masjid kampus dimana dia tidak kelihatan terlalu mencolok. Sampai di mushola fakultas, Rona tidak langsung mengambil air wudhu. Dia masih duduk-duduk di teras mushola bersama Nino dan Ringgo.

"Hei Beb. Ntar jalan yuk!" ajak Rebecca, seorang cewek berbadan aduhai dengan pakaian yang cukup sexy untuk dipakai di kampus, kepada Rona.

"Boleh. Gue solat dulu tapi. Lo mau ikut?" ajak Rona dengan nada menggoda.

"Apaan sih, Beb. Kek nggak tau aja," jawab Rebecca. Rona tersenyum.

"Gue tunggu di kantin ya," ucap Rebecca kemudian, sambil berlalu ke kantin. Rona hanya mengangguk.

"Lo masih jalan sama Rebecca?" tanya Ringgo.

"Masih," jawab Rona santai.

"Ardiana gimana?" tanya Nino.

"Masih juga," Rona kembali menjawab dengan santai.

"Lah yang kemarin?" giliran Ringgo bertanya.

"Dona?" tanya Rona disusul anggukan dari kedua sahabatnya.

"Masih juga," jawab Rona sambil berlalu mengambil air wudhu, meninggalkan dua sahabatnya yang geleng-geleng melihatnya.

"Ganteng. Wajar," komentar Ringgo sambil menyusul mengambil air wudhu. Nino hanya cengar cengir mengekor di belakang Ringgo.

Senja yang sedari tadi khusyuk membaca novel di teras mushola tak sengaja menguping, ketika mendengar suara Rona di sana.

'Cakep, sopan, pinter, solat, tapi... Playboy? High quality playboy,' batin Senja lalu kemudian menutup novelnya dan mengambil air wudhu.

***

Episodes
1 Prolog
2 High Quality Playboy (part 1)
3 High Quality Playboy (part 2)
4 Hijaber Gaul
5 Dunia Senja
6 Tiga Rona Senja
7 Mahakarya Rebecca (part 1)
8 Mahakarya Rebecca (part 2)
9 Diskusi Masa Depan
10 Salah Duga
11 Rona Senja dalam Hujan
12 Saingan
13 Reuni
14 Makan Malam Perjanjian
15 Penjabaran Perjanjian
16 Antara Rebecca dan Senja
17 Penyelidikan Dona
18 Cemburu?
19 Kesempatan
20 Bahaya
21 Antara Rebecca dan Rona
22 Gagal Fokus
23 Penjelasan
24 Sepotong Mimpi Masa Lalu
25 Gaun Pilihan Senja
26 Kelas Pra-Nikah
27 Senja Mendung
28 Mimpi Kecil Rona
29 Putus
30 Mantan Gebetan
31 Mengenal Lebih Dalam
32 The Day!
33 Deklarasi
34 Perangkap
35 Pindah
36 Kejutan dari Rebecca
37 First Date (part 1)
38 First Date (part 2)
39 Resiko Senior Tampan
40 Langit dan Dina
41 Rindu
42 Terciduk
43 Terbayang-bayang
44 Pesona Senja
45 Hampir
46 Piano Duet
47 What a Surprise!
48 Dibalik Layar
49 Senja Masa Lalu
50 Menelusuri Masa Lalu
51 What is Love?
52 Seranjang
53 Mempelajari Rona
54 More than a Girlfriend?
55 Mengikat Hati
56 I Miss You, Rona
57 Fakta
58 Gejolak Hidup Senja
59 Kekecewaan Masa Kecil
60 Membuka Kebenaran
61 Malam Pertama? (part 1)
62 Malam Pertama? (part 2)
63 Mundur Sebelum Berjuang
64 Kebohongan Masa Kecil
65 Rebecca Penasaran
66 Cinta itu...
67 Kalut
68 Rahasia Senja
69 Keputusan
70 Para Mantan Rona
71 Keberangkatan
72 Research Team
73 Kegelisahan Rona
74 Semakin Jatuh Cinta
75 Selingkuh?
76 Tak Sabar
77 Resign? or Not?
78 Menjelang Anniversary
79 Senja Musim Panas
80 Anniversary
81 Mahasiswa Tingkat Akhir
82 Masa Kecil yang Terlupakan
83 Rindu Diandra
84 Belahan Jiwa
85 Menguak Rahasia Nino
86 I'm Home
87 Meluapkan Rindu
88 Sisi Lain Rona
89 Kejutan yang Gagal
90 Atmosfer Kampus Tingkat Akhir
91 Kegelisahan Senja
92 Salah Jurusan?
93 Dilema
94 Mencari Solusi
95 Because I Love You
96 Hadiah Wisuda
97 Kejutan Bahagia
98 Hari Bahagia Bersama
99 Epilog
100 Bonus Chapter
101 Terimakasih ^_^
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Prolog
2
High Quality Playboy (part 1)
3
High Quality Playboy (part 2)
4
Hijaber Gaul
5
Dunia Senja
6
Tiga Rona Senja
7
Mahakarya Rebecca (part 1)
8
Mahakarya Rebecca (part 2)
9
Diskusi Masa Depan
10
Salah Duga
11
Rona Senja dalam Hujan
12
Saingan
13
Reuni
14
Makan Malam Perjanjian
15
Penjabaran Perjanjian
16
Antara Rebecca dan Senja
17
Penyelidikan Dona
18
Cemburu?
19
Kesempatan
20
Bahaya
21
Antara Rebecca dan Rona
22
Gagal Fokus
23
Penjelasan
24
Sepotong Mimpi Masa Lalu
25
Gaun Pilihan Senja
26
Kelas Pra-Nikah
27
Senja Mendung
28
Mimpi Kecil Rona
29
Putus
30
Mantan Gebetan
31
Mengenal Lebih Dalam
32
The Day!
33
Deklarasi
34
Perangkap
35
Pindah
36
Kejutan dari Rebecca
37
First Date (part 1)
38
First Date (part 2)
39
Resiko Senior Tampan
40
Langit dan Dina
41
Rindu
42
Terciduk
43
Terbayang-bayang
44
Pesona Senja
45
Hampir
46
Piano Duet
47
What a Surprise!
48
Dibalik Layar
49
Senja Masa Lalu
50
Menelusuri Masa Lalu
51
What is Love?
52
Seranjang
53
Mempelajari Rona
54
More than a Girlfriend?
55
Mengikat Hati
56
I Miss You, Rona
57
Fakta
58
Gejolak Hidup Senja
59
Kekecewaan Masa Kecil
60
Membuka Kebenaran
61
Malam Pertama? (part 1)
62
Malam Pertama? (part 2)
63
Mundur Sebelum Berjuang
64
Kebohongan Masa Kecil
65
Rebecca Penasaran
66
Cinta itu...
67
Kalut
68
Rahasia Senja
69
Keputusan
70
Para Mantan Rona
71
Keberangkatan
72
Research Team
73
Kegelisahan Rona
74
Semakin Jatuh Cinta
75
Selingkuh?
76
Tak Sabar
77
Resign? or Not?
78
Menjelang Anniversary
79
Senja Musim Panas
80
Anniversary
81
Mahasiswa Tingkat Akhir
82
Masa Kecil yang Terlupakan
83
Rindu Diandra
84
Belahan Jiwa
85
Menguak Rahasia Nino
86
I'm Home
87
Meluapkan Rindu
88
Sisi Lain Rona
89
Kejutan yang Gagal
90
Atmosfer Kampus Tingkat Akhir
91
Kegelisahan Senja
92
Salah Jurusan?
93
Dilema
94
Mencari Solusi
95
Because I Love You
96
Hadiah Wisuda
97
Kejutan Bahagia
98
Hari Bahagia Bersama
99
Epilog
100
Bonus Chapter
101
Terimakasih ^_^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!