Bahaya

"Eh? Kok belok kiri, Ca? Halte busnya kan belok kanan," tanya Senja yang bingung ketika Rebecca membelokkan mobilnya ke kiri setelah melewati gerbang utama kampus.

"Kan tadi gue bilang mau anter lo sampe rumah," jawab Rebecca sambil fokus mengemudikan mobilnya.

"Iya... Tapi kalo mau anter ke rumah harusnya belok kanan juga, Caca. Masa' kamu udah lupa arah?" ucap Senja heran dengan kelakuan temannya.

"Ehe~ nanti dulu ya anter pulangnya. Cuma sebentar kok," bujuk Rebecca.

'Kalo gue nggak bawa lo, Rona bisa ngamuk, Nja,' batin Rebecca.

Rebecca memarkirkan mobilnya di sebuah cafe. Black&White Cafe. Senja duduk terdiam sambil memikirkan kenapa Rebecca mampir ke cafe.

"Turun dulu, yuk, Nja. Kita ngopi dulu," ajak Rebecca sambil bersiap turun.

"Aku tunggu di mobil aja lah atau kalo nggak..." kalimat Senja terpotong ketika melihat Rebecca turun dari mobil kemudian membuka pintu kursi penumpang dan menarik Senja turun.

"Disini cum ada kopi sama camilan. Dijamin nggak ada alkohol! Dah yuk, sesekali nongkrong biar lo nggak di rumah terus," ajak Rebecca sambil menggaet lengan Senja dan setengah menyeretnya berjalan masuk ke cafe.

"Tapi kan..." lagi-lagi kalimat Senja terpotong ketika melihat sosok cowok yang melambaikan tangan ke arahnya.

"Beb!" teriak Rebecca sambil melambaikan tangannya ke arah Rona.

'Mereka sekongkol kah?' pikir Senja.

"Ca, aku..." Senja sudah akan melepaskan tangan Rebecca.

"Nja, lo kek liat hantu aja. Dia kan calon suami lo," bisik Rebecca gemas. Senja menyerah, menyadari sepertinya usahanya melarikan diri akan sia-sia.

"Gue udah pesenin buat lo yang biasa, Beb," ucap Rona pada Rebecca ketika dia dan Senja sudah duduk di dekatnya.

"Thank you. Lo pesen apa, Nja?" tanya Rebecca pada Senja.

"Es cappucino aja, Ca," jawab Senja singkat.

"Okay. Tambah es cappucino satu ya, kak," ucap Rebecca pada waiter yang mengantar pesanan Rona.

"Bahaya udah kecium, Beb," Rebecca membuka pembicaraan.

"Bahaya apa?" tanya Rona bingung.

"Dona keknya curiga sama Senja," ucap Rebecca sambil menyeruput es cappucino miliknya.

"Dona?" tanya Rona masih bingung.

"Iyaaa si Dona, cewek lo yang obsessed banget sama lo. Gue liat dia di luar ruangan praktek lukis, sendirian. Ngapain coba kalo nggak nguping pembicaraan gue sama Senja di dalem ruangan itu?" jelas Rebecca.

"Mungkin dia mau nyuri ide lo," ucap Rona mencoba berpikir positif.

"Nggak mungkin. Dona itu nggak pernah main licik gitu. Kalaupun dia mau ngalahin gue, dia nggak sampe yang nyuri ide gitu. Dia biasanya ngelakuin penyelidikan dulu, baru bikin strategi buat ngalahin lawannya. She's smart, elegant but evil," kata Rebecca.

"Lalu, menurut lo, dia ngikutin Senja karena curiga tentang Senja? Curiga kenapa?" tanya Rona.

"Nah itu yang gue bingung. Lagian dia juga udah bilang kalo nggak ikut acara seni tahun ini, jadi nggak mungkin kalo dia tadi nyelidikin gue," jelas Rebecca.

"Misal pun dia tadi disitu karena ngikutin Senja, untuk apa? Apa dia tahu tentang Senja... Eh, kemarin Dona juga sempet nanya-nanya tentang Senja ke Nino sama Ringgo," ucap Rona ketika ingat tentang cerita Nino dan Ringgo kemarin.

"Nah loh. Ngapain coba? Jangan-jangan dia udah tahu tentang kalian dan mau mastiin sesuatu antara kalian mungkin. Tapi tahu darimana?" ucap Rebecca.

"Jangan menduga-duga," komentar Senja singkat sambil menyedot es cappucinonya.

"Eh, Nja. Dona itu BA-HA-YA. Gue kan udah bilang tadi, dia akan mengalahkan siapa lawannya dengan elegan, tapi ya gitu deh... Mengerikan..." jelas Rebecca.

"Gue nggak nyangka lo takut sama dia, Beb," ucap Rona.

"Gue nggak takut dia. Gue takut dia ngapa-ngapain Senja pas nggak ada siapa-siapa. Kalo langsung berurusan sama gue sih, gue nggak takut," ucap Rebecca.

"Makasih Caca udah khawatir sama aku. Insyaallah aku nggak apa-apa. Caca tenang aja. Lagian belum tentu dia tadi nguping kita. Bisa aja dia cuma lewat dan berhenti disitu dulu sebentar," ucap Senja menenangkan Rebecca.

"Senjaaaa.... Kenapa lo nggak berubah sih? Dulu SMA lo udah hampir ketabrak mobil gara-gara lo kek gini, itupun lo masih bisa bilang bukan Cecil yang ngelakuin, udah jelas-jelas dia tuh benci banget sama lo," ucap Rebecca geregetan.

"Hah? Senja pernah hampir dibunuh gitu?" tanya Rona kaget.

"Iyaaa... Cuma masalah cowok yang ditaksir Cecil itu suka sama Senja dan nolak Cecil. Si cowok itu juga rese, udah jelas-jelas di tolak Senja, masih aja getol pengen deket sama Senja sebagai temen lah, sahabat lah. Panas lah tuh si Cecil. Pas pulang sekolah si Cecil ngedorong Senja sampe jatuh ke jalan sampe hampir ketabrak. Untung aja mobilnya bisa menghindar. Senja kena marah sama sopir mobil. Orang-orang yang di sekitar situ bilang Cecil yang dorong Senja, tapi Cecil bilang dengan polosnya kalo dia cuma becanda dan nggak sengaja. Eeee Senja juga malah bilang nggak apa-apa, Cecil nggak sengaja juga. Gemes gue pengen ngejambak rambut Cecil waktu itu. Tapi gue lebih gemes sama lo, Nja. Baik hati lo kelewatan," cerita Rebecca panjang lebar membuat Rona tertegun.

"Nggak apa-apa. Toh abis itu, Cecil sama Rudy udah nggak ganggu aku lagi, jadi ada hikmahnya juga, kan," ucap Senja santai.

"Ah elo, Nja," Rebecca sebal.

"Kali ini elo berhadapan dengan Dona yang gue tau nggak bakal pake tangannya sendiri buat bertindak. Dia bakal bikin rencana dan suruh orang buat mengeksekusi rencananya. Seperti yang Rebecca bilang, she's smart, elegant, but evil. Kita bisa curiga kalo dia yang ngelakuin tapi kita nggak bisa buktiin kalo dia yang ngelakuin. So, from now on you have to be alert," jelas Rona pada Senja serius. Melihat wajah serius Rona membuat jantung Senja bergemuruh. Senja lalu menundukkan pandangannya.

"Okay," jawab Senja singkat.

"Trus lo nyuruh gue kesini ngapain?" tanya Rebecca pada Rona akhirnya.

"Yaa nggak apa-apa. Ngeliat kalian mesra banget bikin gue cemburu," ucap Rona becanda.

"Sial lo!"

"Lo emang yang paling ngerti gue, Beb," ucap Rona sambil mencolek pipi Rebecca.

"Susah tau. Untungnya bisa. Udah mau kabur aja ni orang," protes Rebecca sambil melihat Senja.

"Kenapa dari awal nggak bilang kalo mau kesini?" tanya Senja dengan wajah polosnya.

"Kalo gue kasih tahu kita mau ketemu Rona emang kamu mau? Tadi aja pas lo liat Rona disini lo udah mau kabur aja," tanya Rebecca pada Senja.

"Kan aku nggak tahu kita mau ngapain. Lain kali bilang aja mau kemana, ketemu siapa, ngapain gitu, kan jelas," ucap Senja santai.

"Lo pulang bareng gue aja," ajak Rona pada Senja tiba-tiba.

"Nggak. Sebelum kita nikah aku nggak akan mau boncengan berdua sama kamu," jawab Senja tanpa berpikir lama.

"Beb, Senja pulang sama gue aja. Lebih aman. Kalo sampe Dona liat lo boncengan sama Senja. Bisa habis," ucap Rebecca masuk akal.

"Well, okay. Sepertinya sampe kita nikah pun kita nggak akan boncengan," ucap Rona dengan wajah yang tak dapat Senja gambarkan.

'Kamu keliatan sedih... Atau marah?'

***

Episodes
1 Prolog
2 High Quality Playboy (part 1)
3 High Quality Playboy (part 2)
4 Hijaber Gaul
5 Dunia Senja
6 Tiga Rona Senja
7 Mahakarya Rebecca (part 1)
8 Mahakarya Rebecca (part 2)
9 Diskusi Masa Depan
10 Salah Duga
11 Rona Senja dalam Hujan
12 Saingan
13 Reuni
14 Makan Malam Perjanjian
15 Penjabaran Perjanjian
16 Antara Rebecca dan Senja
17 Penyelidikan Dona
18 Cemburu?
19 Kesempatan
20 Bahaya
21 Antara Rebecca dan Rona
22 Gagal Fokus
23 Penjelasan
24 Sepotong Mimpi Masa Lalu
25 Gaun Pilihan Senja
26 Kelas Pra-Nikah
27 Senja Mendung
28 Mimpi Kecil Rona
29 Putus
30 Mantan Gebetan
31 Mengenal Lebih Dalam
32 The Day!
33 Deklarasi
34 Perangkap
35 Pindah
36 Kejutan dari Rebecca
37 First Date (part 1)
38 First Date (part 2)
39 Resiko Senior Tampan
40 Langit dan Dina
41 Rindu
42 Terciduk
43 Terbayang-bayang
44 Pesona Senja
45 Hampir
46 Piano Duet
47 What a Surprise!
48 Dibalik Layar
49 Senja Masa Lalu
50 Menelusuri Masa Lalu
51 What is Love?
52 Seranjang
53 Mempelajari Rona
54 More than a Girlfriend?
55 Mengikat Hati
56 I Miss You, Rona
57 Fakta
58 Gejolak Hidup Senja
59 Kekecewaan Masa Kecil
60 Membuka Kebenaran
61 Malam Pertama? (part 1)
62 Malam Pertama? (part 2)
63 Mundur Sebelum Berjuang
64 Kebohongan Masa Kecil
65 Rebecca Penasaran
66 Cinta itu...
67 Kalut
68 Rahasia Senja
69 Keputusan
70 Para Mantan Rona
71 Keberangkatan
72 Research Team
73 Kegelisahan Rona
74 Semakin Jatuh Cinta
75 Selingkuh?
76 Tak Sabar
77 Resign? or Not?
78 Menjelang Anniversary
79 Senja Musim Panas
80 Anniversary
81 Mahasiswa Tingkat Akhir
82 Masa Kecil yang Terlupakan
83 Rindu Diandra
84 Belahan Jiwa
85 Menguak Rahasia Nino
86 I'm Home
87 Meluapkan Rindu
88 Sisi Lain Rona
89 Kejutan yang Gagal
90 Atmosfer Kampus Tingkat Akhir
91 Kegelisahan Senja
92 Salah Jurusan?
93 Dilema
94 Mencari Solusi
95 Because I Love You
96 Hadiah Wisuda
97 Kejutan Bahagia
98 Hari Bahagia Bersama
99 Epilog
100 Bonus Chapter
101 Terimakasih ^_^
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Prolog
2
High Quality Playboy (part 1)
3
High Quality Playboy (part 2)
4
Hijaber Gaul
5
Dunia Senja
6
Tiga Rona Senja
7
Mahakarya Rebecca (part 1)
8
Mahakarya Rebecca (part 2)
9
Diskusi Masa Depan
10
Salah Duga
11
Rona Senja dalam Hujan
12
Saingan
13
Reuni
14
Makan Malam Perjanjian
15
Penjabaran Perjanjian
16
Antara Rebecca dan Senja
17
Penyelidikan Dona
18
Cemburu?
19
Kesempatan
20
Bahaya
21
Antara Rebecca dan Rona
22
Gagal Fokus
23
Penjelasan
24
Sepotong Mimpi Masa Lalu
25
Gaun Pilihan Senja
26
Kelas Pra-Nikah
27
Senja Mendung
28
Mimpi Kecil Rona
29
Putus
30
Mantan Gebetan
31
Mengenal Lebih Dalam
32
The Day!
33
Deklarasi
34
Perangkap
35
Pindah
36
Kejutan dari Rebecca
37
First Date (part 1)
38
First Date (part 2)
39
Resiko Senior Tampan
40
Langit dan Dina
41
Rindu
42
Terciduk
43
Terbayang-bayang
44
Pesona Senja
45
Hampir
46
Piano Duet
47
What a Surprise!
48
Dibalik Layar
49
Senja Masa Lalu
50
Menelusuri Masa Lalu
51
What is Love?
52
Seranjang
53
Mempelajari Rona
54
More than a Girlfriend?
55
Mengikat Hati
56
I Miss You, Rona
57
Fakta
58
Gejolak Hidup Senja
59
Kekecewaan Masa Kecil
60
Membuka Kebenaran
61
Malam Pertama? (part 1)
62
Malam Pertama? (part 2)
63
Mundur Sebelum Berjuang
64
Kebohongan Masa Kecil
65
Rebecca Penasaran
66
Cinta itu...
67
Kalut
68
Rahasia Senja
69
Keputusan
70
Para Mantan Rona
71
Keberangkatan
72
Research Team
73
Kegelisahan Rona
74
Semakin Jatuh Cinta
75
Selingkuh?
76
Tak Sabar
77
Resign? or Not?
78
Menjelang Anniversary
79
Senja Musim Panas
80
Anniversary
81
Mahasiswa Tingkat Akhir
82
Masa Kecil yang Terlupakan
83
Rindu Diandra
84
Belahan Jiwa
85
Menguak Rahasia Nino
86
I'm Home
87
Meluapkan Rindu
88
Sisi Lain Rona
89
Kejutan yang Gagal
90
Atmosfer Kampus Tingkat Akhir
91
Kegelisahan Senja
92
Salah Jurusan?
93
Dilema
94
Mencari Solusi
95
Because I Love You
96
Hadiah Wisuda
97
Kejutan Bahagia
98
Hari Bahagia Bersama
99
Epilog
100
Bonus Chapter
101
Terimakasih ^_^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!