Keluarga Kenan pun pulang. Para tetangga yang penasaran langsung menghampiri rumah Ayana.
"Wah, Pak Herman sama Bu Dewi beruntung banget dapet besanan orang kaya."
"Ayana, kamu kenalan di mana? Kasih tau tips nya dong, biar anak saya dapet orang kaya juga."
"Iya. Malah calon suami Ayana ganteng banget lagi. Bau duitnya kaya tercium keluar gitu."
Perkataan para tetangga membuat Herman kesenangan. Dewi hanya tersenyum tipis, sedangkan Ayana diam saja. Para tetangga tidak ada yang tau penyebab pernikahan nya terjadi.
"Ayana, kamu pas nikah sama dia nanti pasti pakai barang-barang mewah. Gak kaya pas masih gadis baju kena oli aja masih di pakai."
Baju sehari-hari memang di penuhi oleh oli. Bukan tanpa sebab, Herman dengan sengaja menjadikan bajunya sebagai lap sehabis ganti oli motor. Mengingat hal itu genangan air mata kembali terlihat.
"Ya harus dong, anak saya ini harus pakai barang-barang mewah. Saya gak akan terima kalau Ayana di belikan baju jelek," cetus Herman. Para tetangga hanya bisa mengiyakan.
"Ayana, jangan lupa kalau sudah menikah nanti bagi-bagi ke kita."
"Heh, enak aja! Saya gak akan rela uang itu di kasih kalian!"
"Pak Herman memang pelit!" ledekan para bocil tak di gubris oleh Herman.
Ayana masih memikirkan perasaan pria itu. Apakah ia memang benar ingin menikahi nya atau karena terpaksa?
...****...
Sesampainya di mansion mewah saat pria itu melangkahkan kakinya menuju kamar Tito memanggilnya.
"Kenan, kamu membuat keputusan dengan benar."
Tanpa berbalik Kenan pun berkata, "Aku tidak pernah memutuskan apapun. Kalau aku menolak, penolakan ku tidak akan di terima, bukan?"
Setelahnya ia kembali melangkahkan kakinya. Sri menghembuskan napasnya pelan. Beliau mengelus punggung suaminya untuk menenangkan.
"Pah, semoga semuanya baik-baik saja, ya?"
"Papah harap begitu."
Di kamar, Kenan mengacak-acak rambutnya frustasi. Dari tadi diam saja karena ia berusaha menahan amarahnya. Semua kejadian ini benar-benar tak pernah di sangka.
Niatnya hanya untuk menolong gadis itu. Namun, malah di tuduh melecehkan nya dan di paksa menikah.
Pikirannya terus di penuhi berbagai macam pertanyaan. Apakah dia dan gadis itu cocok menjadi pasangan suami istri? Apakah pernikahan mereka langgeng?
Dari awal aja keduanya tidak pernah kenal sama sekali. Kenan baru tau nama gadis itu bernama Ayana saat sang ayah mengatakan mau tidak mau, suka atau tidak mereka harus menikah
Kenan adalah pria yang sulit untuk jatuh cinta. Percaya atau tidak dia tidak pernah punya hubungan spesial dengan wanita kecuali hubungan pertemanan atau sahabat.
Tak lama telpon masuk dari seseorang. Siapa lagi kalau bukan Daniel. Sahabatnya sejak kecil.
"Halo?"
"Kenan, lu sudah selesai belum lamaran nya?"
Teman dekatnya sudah tau apa yang terjadi. Kenan langsung yang menceritakan mereka.
"Sudah. Lu di mana?"
"Tempat biasa. Di sini ada Dika juga. Lu mau kesini, gak?"
"Gua kesana sekarang."
Kenan pun bersiap-siap ke tempat tongkrongan nya. Sudah rapi ia langsung berangkat. Namun, saat mau buka pintu depan terlihat Sri yang baru saja dari dapur.
"Kamu mau kemana?"
"Mau main." Sri melihat jam yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
"Besok kamu kerja. Nanti telat." Kenan pun protes sambil menghela napasnya berat.
"Mah, aku sudah ikuti keputusan kalian. Masa sekarang kalian mau larang aku main gitu? Please, aku butuh ketenangan."
Sri terdiam sejenak menatap anaknya sedih. Entah mengapa, gaya bicara Kenan seperti berubah.
"Baiklah. Kamu boleh pergi."
Tanpa pamit terlebih dahulu Kenan pergi dengan mobilnya. Sri kembali ke kamarnya dengan air mata mengenang.
Tito sedang membaca dokumen perusahaan di atas ranjang pun bingung melihat istri nya langsung menutup dirinya menggunakan selimut Biasanya ada obrolan dulu. Tito berpikir kalau Sri mungkin sudah mengantuk.
...****...
Keesokan harinya seperti biasa Ayana menjadi sorotan. Para murid bertanya-tanya mengapa Ayana tidak pernah masuk selama seminggu lebih. Apalagi melihat wajah bekas pukulan di wajahnya semakin membuat mereka penasaran.
"Heh, kenapa wajahnya kaya abis kena pukulan gitu?"
"Mungkin abis di pukul ayahnya."
"Atau mungkin abis berantem sama ibu-ibu gara-gara ngerebut suaminya?"
"Kayanya omongan lu yang itu bener sih."
Suara tertawa kembali terdengar. Ayana menutup matanya sambil menghembuskan napasnya yang sesak. Sejujurnya ia sakit hati dengan omongan mereka. Tapi, hanya bisa pasrah.
Untung lah tidak ada yang tau tentang rencana pernikahan nya jadi aman.
Saat memasuki kelas matanya bertatapan dengan siswi bernama Cika dan tiga teman lainnya. Dia siswi paling cantik. Ia juga partner Ayana saat mengikuti lomba cerdas cermat. Namun, semua murid tau. Kalau Cika tidak suka dengan Ayana karena setiap nilai selalu kalah, terlebih para guru begitu menyukai Ayana ketimbang dirinya.
Gadis itu memilih duduk dan membuka buku nya. Tanpa di sadari Cika dan teman-teman nya tersenyum kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments