Dua Perasaan Yang Berbeda.

Di kamar mandi Ayana terpana melihat begitu luasnya tempat itu. Bahkan, bathtub di sini begitu besar. Mungkin bisa masuk dua orang. Yang sedikit membuatnya bingung adalah shower tersebut nampak berbeda dari shower yang ia pakai semalam. Itu terjadi karena Ayana menempati kamar tamu. Fasilitas dan ukuran ruangan memang di bedakan antara buat tamu dan si pemilik rumah.

Saat masih mengagumi kamar mandi, tanpa ia sadari tangannya tak sengaja terkena sensor otomatis shower bersuhu dingin dan langsung keluar air nya. Ayana kelagapan sebab air yang keluar begitu deras dan sangat dingin.

Sementar itu, Kenan merasa aneh kenapa Ayana belum juga keluar. Namun, ia berpikir kalau Ayana mungkin lagi melakukan sesuatu. Ia pun kembali fokus pada laptopnya. Namun, sesekali matanya menatap ke arah kamar mandi.

Di dalam sana Ayana masih berusaha mematikan shower. Tetapi, tiba-tiba ia pun terpeleset dan terjatuh. Karena rasa penasaran tak bisa di kendalikan Kenan pun akhirnya mengetuk pintu pelan.

"Ayana? Kamu sudah selesai, belum? Ayana?"

Tak ada jawaban apapun dari Ayana membuat Kenan mengetuk lebih keras.

"Ayana? Kamu belum selesai?"

Lagi-lagi gak ada jawaban dari Ayana membuat Kenan membuka pintunya yang ternyata belum di kunci. Matanya membulat sempurna melihat Ayana tergeletak dengan di guyur air shower.

"Ayana!"

Kenan mematikan alat tersebut. Ia heran kenapa Ayana memakai air yang sangat dingin. Pria itu menangkup wajah Ayana, terlihat bibir nya menggigil kedinginan.

Dengan cepat ia mengangkat dan membawa tubuh Ayana ke atas ranjang, tak peduli kasurnya akan basah. Pipinya di tepuk-tepuk pelan untuk menyadarkan.

"Ayana, bangun! Ayana!"

Perlahan terbuka mata indah itu, bibir kecilnya masih menggigil. Ayana terkejut melihat dirinya ada di pelukan Kenan. Dengan perlahan ia sedikit menjauh dari suaminya.

"Kamu tidak apa-apa?"

"Aku ... baik-baik saja."

Ia merasa sangat bersalah karena membuat baju dan kasur menjadi basah. Beberapa detik tak ada percakapan Kenan pun bangun untuk melangkahkan kakinya ke kamar mandi mengganti baju. Namun, baru mau masuk perempuan itu memanggilnya, "Mas Kenan."

"Ada apa?"

"Maafkan saya karena---"

"Gak usah minta maaf, segera ganti bajumu dan tidurlah."

Ayana mengangguk kecil. Ia yakin Kenan pasti marah padanya. Tetapi, berbeda dengan perasaan Kenan. Sebetulnya ia sangat khawatir terhadap Ayana. Namun, entah mengapa gaya bicara nya itu terkesan cuek. Mungkin karena belum bisa menerima dengan apa yang terjadi.

Kenan sudah berganti baju begitu pula Ayana. Tapi, keduanya jadi bingung di mana mereka harus tidur sebab kasur basah setengah.

"Kamu tidur aja di tempat yang gak basah."

"Terus, Mas Kenan dimana?"

"Saya tidur di bawah." Ayana menggelengkan kepalanya kecil menolak ucapan Kenan.

"Biar saya yang tidur di sofa, Mas Kenan di kasur."

Perkataan Ayana gak di gubris. Pria itu mengambil bantal dan guling menaruhnya di karpet bulu, setelah nya ia membaringkan tubuh sambil menutup mata.

Ayana masih berdiri. Ia bingung harus bagaimana. Kenan yang menyadari langsung berucap, "Tidurlah Ayana. Sudah malam."

"Tapi, Mas Kenan---"

"Sudahlah, saya capek. Cepat tidur gak ada bantahan."

Mendengar suara dingin suaminya sekali lagi membuat Ayana tidak bisa berkutik. Ia pun merebahkan tubuhnya di ranjang dengan perasaan sedih. Ini salahnya Kenan marah.

Sementara itu Kenan lagi-lagi merasa bersalah karena berbicara ketus. Malam itu di lewati perasaan masing-masing tanpa mau mengungkapkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!