Tetsuya terus berjalan sambil membuka inner force dan mempelajarinya. Akhirnya dia sampai ke rumahnya, tapi ketika dia mau masuk ke dalam, dia melihat ada sebuah papan terikat di depan pagarnya.
“Loh rumah ku di jual ? yang benar saja.” Ujar Tetsuya.
Kepalanya langsung pusing, dia tidak tahu harus kemana, rumah yang selalu kosong dan hanya ada dirinya sekarang sudah di jual dan di kunci rapat sehingga dia tidak bisa masuk. Tetsuya bersender ke dinding pagar dan mulai merosot duduk. Dia menutup wajahnya menggunakan tangan,
“Hahaha benar juga ya, aku tiga hari tidak pulang dan kedua orang tua tidak berguna itu pasti mendengar aku sudah mati di dungeon. Bagus...bagus...sejak awal mereka bukan keluargaku. Sudah pasti mereka mengadopsiku hanya demi menjaga martabat mereka saja karena malu kalau sampai tidak punya anak, tidak lebih, benar benar orang tua payah.” Gumam Tetsuya sambil tersenyum walau hatinya terasa sakit sekali.
“Anoo....”
Tetsuya menoleh, dia melihat Aoi berdiri di sebelahnya dengan wajah tertunduk melihat dirinya yang sedang duduk. Tetsuya langsung berdiri,
“Sudah ku bilang jangan mengikuti ku kan, kenapa sih tidak ada orang yang mau mendengarku.” Ujar Tetsuya kesal.
“Um...aku tidak mengikuti mu, kebetulan rumahku dekat sini dan aku mendengar ucapan mu barusan, mau ikut ke rumah ku ? aku tinggal sendirian juga.” Ajak Aoi.
“Hah ? tidak perlu, cepat pulang sana.” Balas Tetsuya sambil berbalik.
“Gruyuuuuk.” Perut Tetsuya berbunyi dengan kencang, dia memegang perutnya sendiri dan melirik kebelakang, wajahnya sedikit memerah karena memalukan jika Aoi mendengar suara perutnya.
“Uh benar juga, aku tiga hari belum makan ya, selama di dungeon aku tidak makan.” Ujar Tetsuya dalam hati.
“Um...mau makan di rumah ku sekalian ?” Tanya Aoi.
“Huh ?”
Tetsuya menoleh melihat Aoi yang sudah berdiri di belakangnya dan melihat ke arah wajahnya. “Gruyuuuk.” Perut Tetsuya berbunyi sekali lagi, dia melirik ke arah Aoi yang kali ini benar benar melihat wajahnya yang merah. Tetsuya berpikir, dia merogoh kantungnya dan mengambil dompetnya, ternyata memang dia tidak punya uang sama sekali.
“Uh...baiklah, tapi hanya malam ini saja.” Ujar Tetsuya.
“Iya, terima kasih Mishima-kun.” Balas Aoi yang terlihat senang.
Dia langsung jalan terlebih dulu dan Tetsuya mengikutinya dari belakang, ternyata benar seperti yang Aoi katakan, rumahnya memang tidak jauh dari rumah Tetsuya, hanya beda beberapa jalan saja. Ketika sampai di depan rumah,
“Ini rumahku, ayo kita masuk.” Ajak Aoi.
Dia membuka pagarnya dan masuk ke dalam, kemudian dia membuka pintunya dan masuk ke dalam.
“Permisi.” Ujar Tetsuya.
Tetsuya masuk ke dalam rumah yang cukup besar, dia mengikuti Aoi ke ruang tengah, walau tinggal sendirian, rumah Aoi nampak rapi dan bersih, di ruang tengah Tetsuya melihat ada sebuah rak berisi tiga buah foto, sepertinya foto foto itu adalah foto orang tua Aoi dan kakak laki laki nya yang sudah meninggal dunia, Tetsuya tidak bertanya kepada Aoi, dia berdiri di depan rak altar itu dan mengatupkan tangannya tanda kalau dia menghormatinya.
Perabotan yang ada di dalam rumah Aoi tidak terlalu banyak, sehingga rumahnya nampak sangat luas. Aoi pergi ke dapur dan kembali membawa cemilan berserta minuman untuk Tetsuya, kemudian dia kembali masuk ke dalam.
“Ternyata dia benar benar tinggal sendirian.” Gumam Tetsuya dalam hati.
Karena perutnya lapar, tanpa menunda dan basa basi lagi, Tetsuya menyambar cemilan yang di hidangkan oleh Aoi. Dia mulai berpikir kalau Aoi tidak seperti teman teman sekelasnya yang lain sebab Aoi memang jarang bergaul di dalam kelas dan terlihat suka sendirian, sama seperti dirinya yang tidak punya teman. Aoi kembali, dia membawakan satu setel seragam baru untuk Tetsuya,
“Apa ini ?” Tanya Tetsuya.
“Um, seragammu kan kebesaran, kurasa ukuran mu sama dengan almarhum oniichan ku, kebetulan dia punya seragam baru yang belum pernah dia pakai walau sudah lama, coba saja di pakai, sekalian ini ada beberapa kaus dan celana pendek untuk tidur.” Jawab Aoi sambil memberikan pakaian lainnya.
“Terima kasih, aku jadi berhutang padamu.” Balas Tetsuya.
“Tidak perlu berhutang, aku merasa bersalah kepadamu Mishima-kun, jadi tolong ijinkan aku membantumu.” Balas Aoi.
“Aku mengerti, sekali lagi terima kasih.” Balas Tetsuya.
“Sama sama, aku akan masak untuk makan malam dulu ya.” Balas Aoi.
“Mau aku bantu ?” Tanya Tetsuya.
“Tidak usah, kamu kan cape, kamu baru keluar juga dari dungeon, istirahat saja dulu di sini.” Jawab Aoi sambil berjalan ke dalam.
“Baiklah, terima kasih.” Balas Tetsuya.
Aoi sudah masuk kembali ke dapur untuk memasak makan malam bagi mereka berdua, Tetsuya merebahkan tubuhnya dan menyenderkan kepalanya di kursi, matanya terpejam, dia merasakan betapa lelah dirinya. Di benaknya, muncul kenangan kenangan yang bukan miliknya, kehidupan di sebuah dunia yang sama sekali berbeda dengan bumi. Walau tidak ada teknologi disana, tapi penduduk di sana bisa menggunakan sihir.
Dalam kenangan itu, dirinya menjadi seorang pria yang sepertinya tinggal di sebuah desa, ketika masuk ke dalam rumahnya, dia melihat seorang wanita cantik yang sedang berada di dapur untuk memasak. Ketika melangkah masuk ke dalam rumahnya yang sederhana itu, seorang gadis kecil menyambutnya, wanita cantik yang sedang berada di dapur menoleh dan tersenyum kepadanya. Dia menggendong gadis kecil itu dan duduk di sofa sambil memangkunya.
Tapi tak lama kemudian, pemandangan yang dia lihat sangat mengerikan, desa itu di serang oleh kawanan serangga berwujud seperti semut dan laba laba besar. Dia menarik tangan istri yang sedang menggendong anaknya ke arah luar kota. Sebagian serangga berwujud seperti semut bertentakel masuk ke dalam desa untuk membunuh seluruh penduduk desa. Tiba tiba istrinya terjatuh terlungkup, dia langsung berbalik untuk menolong istrinya, tapi istrinya malah meyerahkan anak gadis yang di gendongnya kepada dirinya dengan wajah tersenyum.
“Bressss” Sebuah tentakel di tubuh seekor semut besar menghujam tubuh istrinya yang sedang jatuh terlungkup di tanah dan membuatnya meninggal seketika. Tetsuya berlari membawa anak gadisnya menuju keluar desa dengan air mata bercucuran. Tapi ternyata anak gadisnya sudah tidak bersuara lagi, alasannya ada sejumlah jarum menancap di punggungnya, Tetsuya berteriak dengan kesedihan mendalam, dalam sekejap dia kehilangan istri dan anaknya. Tiba tiba di depannya muncul seekor naga hitam bermata hijau.
Naga itu nampak sedang terluka cukup parah berwarna hitam metalik, dengan tertatih dia mendekati Tetsuya dan menjulurkan kepalanya untuk melihat wajah Tetsuya dari dekat, kemudian naga itu menjadi sebongkah bola cahaya berwarna hitam metalik dan mengatakan sesuatu kepada Tetsuya di kepalanya. Tetsuya mengambil bongkahan bola cahaya itu dan menelannya bulat bulat. Tubuhnya mulai berubah menjadi manusia separuh naga yang di namakan dragnar dan langsung menghabisi seluruh monster yang menyerang desanya.
*****
“Huff...huff...huff....” Tetsuya terbangun di sofa Aoi, tubuhnya langsung mengeluarkan keringat dingin dengan nafas yang memburu,
“Mimpi apa aku barusan, rasanya nyata sekali, siapa pria itu, kenapa aku menjadi dia ? dan dunia itu sepertinya bukan bumi tapi monsternya sama dengan di bumi.” Gumam Tetsuya dalam hatinya.
Selain itu, dia juga bisa merasakan kesedihan, kemarahan dan dendam pria yang sama sekali dia tidak kenal, bahkan seluruh emosi yang terjadi saat di dalam mimpinya bisa dia rasakan dan seakan akan nyata.
“Aku benar benar tidak mengerti, tapi mimpi itu benar benar jelas dan nyata.” Gumam Tetsuya sambil mengusap wajahnya yang berkeringat deras.
Kemudian Tetsuya melihat sekeliling untuk mengalihkan pikirannya, dia melihat foto foto di rak yang berada persis di depan sofa, dia menghampiri rak itu dan melihat foto foto yang ada di atas rak. Foto foto itu adalah foto Aoi ketika dia masih kecil bersama kedua orang tua dan kakak laki laki nya. Tapi di antara foto foto itu, ada sebuah foto ketika Aoi masih berseragam smp yang sedang berpose bersama seorang gadis berseragam yang sama. Namun gadis yang berfoto bersama Aoi terlihat sangat kurus, tubuhnya tidak terlalu tinggi, tangannya di gips sepertinya dia terluka, berambut ikal yang di ikat satu di belakang dan memakai kacamata yang tebal. Wajah gadis itu terlihat seperti terpaksa tersenyum ketika di foto.
Selagi Tetsuya mengamati foto itu, “Ding dong.” Bel berbunyi, karena Tetsuya melihat Aoi sedang sibuk, dia berjalan ke arah pintu. Tetsuya membuka pintunya, matanya langsung membulat dan mulutnya ternganga tanpa bisa berkata apa apa. Di balik pintu ada seorang gadis yang sudah menunggu pintu di bukakan. Dia membawa sebuah koper besar seperti seseorang yang ingin pindah atau melarikan diri. Tapi yang membuat Tetsuya tertegun, gadis itu memiliki tanduk yang mirip dengan tanduk Tetsuya dan memiliki mata naga yang berwarna hijau dengan tinggi tubuh sampai ke hidungnya. Nampaknya gadis itu juga kaget ketika melihat Tetsuya membukakan pintu,
“Huh...siapa kamu ?” Tanya Tetsuya dan gadis itu besamaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments