Antara Cinta Dan Saudara
Pagi itu.
Seorang gadis muda baru saja memasuki kamarnya dengan raut wajah kesal, ia membanting tasnya, sesekali menggerutu dan merutuk dalam hati.
"Kenapa sih dia selalu saja melarangku melakukan apapun yang ku mau!" dengus si gadis muda itu yang bernama Mei Chen.
Tak berapa lama kemudian, seorang pria mengenakan jas rapih memasuki kamar gadis tersebut dengan raut wajah garangnya.
"Mau apa kesini? Bukankah kau harus segera pergi ke kantor!" sergah Mei Chen mengusir.
"Ya, tapi setelah aku mengantarmu ke kampus," balas Yuan.
"Tidak perlu, aku bisa pergi sendiri!" ketus Mei Chen.
"Pergi sendiri atau pergi bersama dengan teman pria mu itu?" cecar Yuan tidak senang.
"Berisik! Dengan siapa aku pergi, itu bukan urusanmu!" balas Mei Chen galak.
"Mei, jangan mulai lagi. Sudah berapa kali aku katakan, kau tidak boleh pergi bersama dengan Nicole!" larang Yuan gusar.
Mei Chen menatap Yuan tajam. "Nicole itu pacar aku Yuan! Terserah aku dong mau pergi sama dia kemanapun juga!" tekannya.
"Tidak boleh! Nicole itu bukanlah pria yang baik, karena dia selalu saja membawa pengaruh buruk untukmu! Jadi Mei, aku melarangmu untuk tidak berhubungan lagi dengan pria itu!" kecam Yuan menasehati.
"Kau selalu saja melarangku melakukan apapun yang aku mau dan kau seperti orang yang tidak suka saja jika aku dan Nicole bersenang-senang. Apa sih yang sebenarnya kau inginkan?" tanya Mei Chen tidak suka dinasehati.
"Aku ingin kau memutuskan hubunganmu dengan Nicole!" tegas Yuan penuh penekanan.
Mei Chen yang tidak terima dengan nasehat Yuan dan kesal karena Yuan selalu saja ikut campur dengan masalah pribadinya pun akhirnya mengusir Yuan dengan mendorongnya keluar dari kamar pribadinya.
"Pergi dari sini dan keluarlah dari kamarku pria breng-sek!" usir Mei Chen marah, sesekali mengumpat kasar. Bahkan ia tidak segan mendaratkan beberapa pukulan pada dada Yuan sebagai bentuk protes.
Yuan tentu berubah murka, ketika saudari tirinya itu telah berani mengatainya dengan kata-kata kasar, bahkan terus saja memukulinya.
Dengan cepat pria itu mencekal kedua pergelangan tangan Mei Chen agar berhenti mendorongnya.
"Berhenti melakukan itu padaku Mei! Aku melarangmu agar tidak berhubungan lagi dengannya itu semua demi kebaikanmu sendiri!" jelas Yuan membujuk Mei Chen agar mengerti.
"Apa yang baik untukku, Yuan? Kau bukan Daddy, bahkan kau bukan kakak kandungku! Jadi ku mohon berhentilah mengurusi urusanku dan jangan pernah ikut campur masalah pribadiku lagi!" sentak Mei Chen emosi.
Yuan mengeraskan rahangnya dan menatap tajam Mei Chen yang tidak kalah tajam menatap dirinya. "Apa kau lupa dengan perkataan Daddy sebelum dia berangkat ke luar negeri untuk mengurus bisnisnya hem?" tanya Yuan. "Daddy telah mempercayaiku untuk menjagamu selama ia pergi," ucapnya mengingatkan.
"Lalu? Apa dengan perintah Daddy seperti itu kau bisa bersikap seenaknya padaku, hah? Kau selalu saja ikut campur masalah pribadiku dan juga merusak kesenanganku bersama dengan Nicole. Kau sama sekali tidak berhak!" tekan Mei Chen.
"Mei, aku tidak melarangmu untuk bersenang-senang. Tapi Daddy sendiri yang melarangmu agar tidak berhubungan lagi dengan Nicole, karena pria itu lah yang selalu membuatmu bolos kuliah dan akibatnya kau belum juga jadi sarjana hingga saat ini!" jelas Yuan.
"Jangan pakai alasan itu untuk melarangku Yuan, buktinya Daddy tidak pernah melarangku untuk bergaul dengan siapapun!" balas Mei Chen mendorong Yuan agar menyingkir dari jalan. Lalu berhenti sejenak untuk melihat saudara tirinya itu sebelum pergi.
"Oh iya, daripada sibuk mengurusi urusanku, lebih baik kau urus dirimu sendiri. Bukankah kau akan menikah dengan wanita seksii di kantornya Daddy? Bagaimana kalau kau urusi saja dia agar tidak di ambil orang lain," ketus Mei Chen lalu pergi.
Yuan menghembus nafasnya kasar, lalu menyusul Mei Chen dan menarik pergelangan tangannya agar ikut.
"Lepaskan aku!" sergah Mei Chen tidak suka.
Namun Yuan tidak peduli, ia terus menarik lengan Mei Chen hingga masuk ke dalam mobil. "Biar aku yang mengantarmu ke kampus! Diam dan jangan bertingkah!" tegasnya.
Mei Chen memukul pintu mobil Yuan sekuat mungkin karena emosinya yang meledak, akan tetapi Yuan terus mengendarai mobilnya dan berlalu melewati seorang pria yang sedang menunggu dirinya di depan pintu gerbang mansion sejak dari tadi.
"Breng-sek!" umpat pria itu yang bernama Nicole. Lalu memutar balik motor besarnya untuk mengejar mobil yang membawa kekasihnya itu pergi.
...***...
"Berhenti Yuan! Aku ingin turun disini!" titah Mei Chen terus menerus.
"Kau belum sampai di kampus, bagaimana aku bisa menurunkanmu di tengah jalan seperti ini?" balas Yuan enggan menuruti.
Mei Chen mendengus kesal. "Aku bisa pergi ke kampus bersama Nicole, lihatlah dia mengejar kita!" tunjuknya.
"Kalau begitu kita naikkan kecepatannya," balas Yuan memacu gas pada mobilnya hingga melaju kencang.
Sontak hal tersebut membuat Mei Chen berteriak, kedua lengannya menggenggam erat apapun yang berada disekitarnya.
"Akh Yuan! Jangan mengebut! Aku belum mau mati!" pekik Mei Chen ketakutan.
Yuan berdecih geli. "Kalau begitu berdoa saja semoga kita berdua selamat sampai tujuan," balasnya tanpa takut.
"Akh Yuan! Aku akan membunuhmu setelah ini!" pekik Mei Chen memaki dan merutuk sikap buruk Yuan padanya.
...***...
Tak berselang lama kemudian, Mei Chen dan Yuan telah tiba di kampus. Begitu pula dengan Nicole yang ternyata menyusul mereka dengan cara mengebut.
Mei Chen keluar dari mobil Yuan dan membanting pintu sekuat tenaga.
BRAK!!
"Lain kali jangan coba-coba mengantar aku lagi!" kecam Mei Chen tidak main-main.
Yuan hanya tersenyum tipis, ia tidak menghiraukan amarah Mei Chen kepadanya. Karena yang terpenting baginya adalah ia telah berhasil mengantar saudari tiri lebih muda 8 bulan darinya itu sampai ke kampus dengan selamat.
"Masuklah ke dalam, aku tidak bisa pergi dari sini sebelum kau benar-benar masuk ke kelas!" titah Yuan kemudian turun dari mobilnya, sambil melirik tajam kearah Nicole yang mendekati mereka.
Mei Chen membuang wajahnya kasar dan berlalu begitu saja tanpa bisa menyapa Nicole, karena Yuan membuat penghalang diantara mereka berdua.
"Pria breng-sek! Kau sangat menjengkelkan, aku menyesal karena punya saudara tiri menyebalkan sepertimu!" sergah Mei Chen melayangkan protesnya dan pergi masuk ke dalam kampus.
Sementara itu Nicole merasa kesal, karena keinginan untuk membawa Mei Chen ke club miliknya harus gagal lagi akibat ulah Yuan yang selalu saja mendahului dirinya.
"Aku tidak akan pernah memaafkanmu Yuan, lihat saja. Aku akan membuat perhitungan denganmu!" kecam Nicole geram. Lalu meninggalkan Yuan yang tak gentar menatap dirinya.
Setelah Nicole pergi meninggalkan kampus, Yuan baru bisa merasa tenang. Karena bukan tanpa sebab ia melakukan hal tersebut, Nicole bisa saja berbuat buruk kepada Mei Chen.
Apalagi sang ayah telah mempercayakan dirinya untuk menjaga serta mengawasi Mei Chen, selama ia mengerjakan bisnisnya di luar negeri.
...~ Bersambung ~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Nenie desu
aku mampir kak, jangan lupa mampir di karya aq "Rasa yang terpendam"
2024-05-29
0
Anita Jenius
Salam kenal kak
2024-04-17
1
Lee
Mampir kak Novi ..
like, koment dan subcrib dlu ya..
nanti bacanya pas longgar .🤭
2024-03-10
2