Keesokan harinya.
Gedung DNL Entertainment.
Mengetahui Daniel telah menemui keluarga Hendrik, Tjandra segera datang ke ruang kerjanya Daniel untuk berbincang.
"Bagaimana pertemuanmu dengan keluarganya Hendrik?" tanya Tjandra ingin tahu.
"Lancar, mereka semua menerimaku," balas Daniel apa adanya.
"Bagus, kalau begitu rencana kita berhasil. Tinggal menyatukan hubungan saja," ucap Tjandra menggebu.
"Benar, tetapi ... "
"Tetapi apa?" tanya Tjandra penasaran.
"Sepertinya Mei tidak menyukaiku," balas Daniel menyayangkan.
"Baru awal bertemu, mana mungkin langsung ada perasaan suka bukan? Teruslah berusaha agar rencanamu berhasil," desak Tjandra.
"Kau memang benar Om, lagi pula masalah dia suka atau tidak padaku itu tidak penting dan masih bisa dikesampingkan. Apalagi aku juga menginginkan Mei Chen hanya sebagai wanita koleksi di rumah hiburanku," balas Daniel tidak mengapa.
"Kau benar Daniel, Mei sangat cantik. Sekarang bayangkan, kalau kau memiliki wanita seperti Mei didalam bar mu itu. Berapa banyak pria kaya yang nantinya akan datang ke rumah hiburanmu untuk bermalam dengannya?" ucap Tjandra terus mengiming-imingi.
Daniel tersenyum miring dan lantas membayangkan itu semua, selain bisa mencicipi tubuh istrinya terlebih dahulu setelah menikah nanti. Ia juga bisa menjualnya kepada pria kaya yang sanggup memberikan uang lebih kepadanya.
Terlebih lagi Mei Chen adalah seorang putri pengusaha kaya, sudah pasti banyak yang ingin mencicipi tubuhnya.
"Tentu saja Om, rencanaku tidak boleh gagal sama sekali. Karena aku tidak ingin melewatkan kesempatan emas ini," ucap Tjandra dengan segala ambisinya.
Tjandra tersenyum lebar. "Betul Daniel, selain mendapat uang dari menjual tubuh istrimu itu. Kau juga akan mendapat warisan dari keluarga kaya Hendrik."
Daniel mengangguk dan tertawa gembira. "Kau benar Om! Ibarat pepatah mengatakan, satu kali dayung, dua tiga pulau terlampaui."
Tjandra mengangguk-angguk. "Benar! Sungguh kesempatan emas yang tidak boleh terlewatkan dan tentunya kau tidak boleh melupakan janjimu pada Om ya," ucapnya mengingat.
"Masalah itu tenang saja Om, aku akan memberikannya setelah berhasil menikahi Mei dan menjadi menantu keluarga om Hendrik," balas Daniel.
Tjandra tersenyum dan mengangguk paham. "Terima kasih," balasnya.
"Sama-sama," balas Daniel.
Setelah pembicaraan tersebut berakhir, Tjandra akhirnya pergi dari tempat kerjanya Daniel dan pulang dengan membawa kabar gembira untuk istrinya nanti.
Bersamaan dengan hal tersebut, seorang wanita cantik dan se-ksi nampak memasuki ruang. Ia menghampiri Daniel, lalu melingkarkan kedua lengannya dan bergelayut manja di punggungnya tanpa malu.
"Sayang," ucap wanita itu yang ternyata istri siri Daniel sekaligus salah satu wanita kesayangan koleksi rumah hiburannya.
Daniel tersenyum dan tidak lupa memberi kecupan hangat dibibir, "Ya sayang, bagaimana rumah hiburan kita? Apa ramai?" tanyanya.
"Ya seperti biasa, sepi. Pengunjung selalu saja menanyakan wanita baru karena mereka sudah bosan dengan yang lama," balas Jeslyn.
"Hm, bilang pada mereka. Sebentar lagi akan ada koleksi baru," ucap Daniel memberitahu.
Jeslyn tersenyum. "Aku senang mendengarnya, apa om-om tadi yang akan membawa wanita batu itu?" tanyanya.
Daniel mengangguk. "Benar," balasnya singkat.
Jeslyn terkekeh dan geleng-geleng kepalanya. "Om itu kelihatannya orang kaya, tapi kenapa ingin membawa wanita untuk dijual kepadamu?"
"Biasa sayang, semua itu karena uang."
"Demi uang apapun akan dilakukan, memangnya kau menjanjikan berapa banyak?" tanya Jeslyn.
"Tidak banyak, hanya 1 Milyar."
"1 Milyar, itu jumlah yang cukup banyak untuk membeli seorang wanita. Memangnya wanita seperti apa yang dia tawarkan padamu sampai kau berani membayarnya segitu banyak? Apa dia ingin menjual putrinya sendiri?" tanya Jeslyn lagi.
"Wanita yang dia bawa bukanlah putrinya sendiri, tapi keponakannya dan kali ini wanita yang akan aku dapatkan adalah wanita spesial," balas Daniel.
"Wanita spesial? Apa maksudmu?" tanya Jeslyn penasaran.
Daniel kemudian menceritakan siapa sosok wanita yang akan ia beli dari Tjandra kepada Jeslyn, sehingga wanita itu mengerti kenapa Daniel berani membayar mahal untuk harga seorang wanita yang dijadikan sebagai pela-cur.
"Dia adalah anak dari seorang pengusaha terkenal dan ibunya adalah seorang pemilik katering yang usahanya sudah merajalela dimana-mana."
Jeslyn menelan ludahnya susah payah. "Kalau anak orang kaya, apa kau tidak takut keluarganya akan membuat perhitungan denganmu kalau ketahuan nanti?" tanyanya khawatir.
"Apa yang perlu dikhawatirkan? Aku akan menikahinya secara sah dan setelah menikah, sudah pasti dia akan menjadi milikku sepenuhnya. Lalu setelah dia menjadi milikku, aku akan mengancamnya agar patuh, menuruti semua keinginanku sebagai seorang istri. Dan setelah berhasil membuatnya takut, barulah dia ku jadikan sebagai wanita penghibur di rumah hiburanku. Dan selama ia menjadi seorang wanita penghibur, ia akan selalu berada dibawah ancamanku. Membuatnya bungkam agar tidak berani mengadukan semua itu kepada keluarganya," balas Daniel dengan segala perencanaan matang didalam kepalanya itu.
Jeslyn tersenyum. "Ya kalau memang itu maumu, aku hanya bisa berdoa semoga rencanamu berhasil."
"Terima kasih atas doanya sayang," balas Daniel senang.
"Sama-sama ... Tapi ada satu hal yang paling penting yang harus kamu ingat sayang," ucap Jeslyn.
"Apa itu?"
"Setelah berhasil mendapatkan dia, kau harus berjanji tidak akan berpaling dariku. Kau hanya milikku seorang," ucap Jeslyn egois.
Daniel tersenyum dan mengangguk. "Tentu saja, sayang. Kau adalah wanita istimewaku, jadi mana mungkin aku melupakanmu begitu saja," balasnya meyakinkan.
Jeslyn tersenyum senang, sesekali mengusap rahang tegas milik Daniel. Hingga berhasil membuat tegang sesuatu yang berada didalam celana sana.
"Punyamu bangun," bisik Jeslyn dengan suara se-ksinya.
"Kalau begitu tuntaskan," balas Daniel dengan suara beratnya dan menunggu Jeslyn mengeluarkan hasratnya.
...---------------...
PT Meitama.
Sementara itu ditempat berbeda, Caroline sedang berada didalam ruangan Yuan untuk berbincang.
"Ku dengar dari om Hendrik, kalau pria yang dipilih oleh Mei Chen sendiri telah datang ke rumah kemarin. Katakan padaku, bagaimana pria itu? Apa Mei menyukainya?" tanya Caroline ingin tahu.
"Baru pertama bertemu, tapi kedua orang tuaku sepertinya setuju," balas Yuan.
"Bagus kalau begitu, setidaknya aku turut senang mendengarnya!" seru Caroline lega. Karena selama ini ia merasa khawatir, jika Yuan maupun Mei memiliki perasaan selain saudara.
"Hem," balas Yuan malas.
"Kenapa lesu seperti itu sayang? Memangnya kamu tidak senang?" tanya Caroline.
"Aku senang," balas Yuan singkat.
"Kalau begitu tersenyumlah! Jangan cemberut saja!" pinta Caroline sedikit memaksa.
Yuan menghembus nafas kasar. "Kenapa kau tidak kembali ke ruanganmu dan berhenti mengangguku karena aku sedang sibuk!"
Caroline menurunkan senyum indahnya dan mendengus kesal. "Kenapa sih kau selalu saja memarahiku, aku ini calon istrimu dan aku juga berhak dong berada disini? Memangnya apa salahku sih sampai kau selalu saja mengusirku dari sini?"
"Bukannya memarahimu Carol! Tapi lihatlah kondisiku saat ini, aku sedang sibuk bekerja. Lagi pula ini adalah kantor, tempat orang untuk bekerja bukannya pacaran atau menunjukkan status sosialmu!" sergah Yuan emosi. Ia pun lantas membawa Caroline hingga ke muka pintu dan memintanya untuk keluar dari ruangannya. Sehingga wanita itu berubah ngambek dan tidak henti-hentinya ngedumel.
"Lihat saja, aku akan adukan sikapmu ini kepada om Hendrik!" ancamnya.
Yuan seketika menulikan pendengarannya dan hanya bisa menghela nafas berkali-kali, jika bukan karena baktinya kepada sang ayah. Mungkin saja ia bisa melakukan hal yang lebih kasar dari apa yang sudah ia lakukan baru saja.
...~ Bersambung ~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Lee
mau brtindak jahat kok di doain sih Jeslyn 🤦
2024-07-18
0
Lee
gila, daniel mau jdiin mei chen koleksi..😤
2024-07-18
0
Dewi Payang
10 iklan buat kak author
2024-02-03
1