Bab 3. Makan bersama.

Kampus.

Disisi lain, selama jam pelajaran Mei Chen selalu saja tidak fokus mendengarkan materi yang disampaikan oleh dosen karena rasa kesalnya pada Yuan.

Akan tetapi ia hanya bisa pasrah dan tidak bisa kemana-kemana, karena didalam kampusnya itu terdapat mata-mata, teman Yuan sendiri saat satu kelas dahulu.

Sehingga mau tidak mau, gadis cantik itu pun harus duduk diam dan mengikuti semua pelajaran agar tidak diadukan.

"Ini semua gara-gara dia, aku jadi terjebak di kelas bersama dosen membosankan ini!" ketus Mei Chen dalam hati.

Kekesalannya bertambah ketika Nicole selalu saja mencoba menghubungi dan mengajaknya untuk pergi dari kelas, padahal ia sendiri sudah memberitahu kalau dirinya tidak bisa diganggu barang sesaat.

"Ck! Nicole, berhentilah menghubungiku!" geram Mei Chen mematikan ponsel pada akhirnya. "Kenapa semua lelaki selalu saja bertingkah seenaknya!" gerutunya kemudian.

Mei Chen berdecak kesal dan ingin sekali rasanya kabur dari tempat tersebut, agar bisa menenangkan diri sejenak. Namun lagi-lagi ia gagal karena cctv hidup selalu memantau gerak geriknya.

...***...

Beberapa jam kemudian, semua mata pelajaran telah habis dibahas untuk hari ini dan Mei Chen bergegas membuka kembali ponselnya yang telah ia matikan.

Seketika ia merutuk dalam hati, karena kesal ketika mendapat pesan dari seseorang yang sudah ia kenal sejak masih kecil.

Setelah selesai kuliah, jangan pergi kemana-mana, karena aku akan menjemputmu dan kita akan pulang bersama. Jangan menemui Nicole atau coba-coba pergi bersamanya!

"Argh Yuan! Kau memang pria menyebalkan!" gemas Mei Chen sambil terus melangkah maju ke depan.

Dan seketika langkah kakinya terhenti, saat kedua netranya tidak sengaja menangkap sesosok pria yang sedang berdiri di depan pintu gerbang kampus dari kejauhan.

Mei Chen sontak tertegun dan berdiri mematung cukup lama memandangi saudara tirinya itu, ada perasaan kagum saat melihat pria tersebut nampak tampan dalam balutan kemeja berlengan panjang dan tergulung sampai ke sikut.

Akan tetapi, rasa kagumnya itu masih kalah besar daripada rasa kesalnya terhadap Yuan.

"Memangnya aku anak kecil harus dijemput segala," gerutu Mei Chen setibanya disebelah Yuan.

"Kau memang seperti anak kecil," balas Yuan.

Mei Chen mendengus. "Daripada kau yang sok dewasa!" cibirnya sengit.

Yuan menghela nafas panjang, tidak ingin melanjutkan perdebatan itu ia pun akhirnya mengalah. "Ayo cepat masuklah ke dalam, kita harus segera pulang!"

"Tidak perlu disuruh, aku sudah tahu!" ketus Mei Chen lalu masuk ke dalam mobil.

Setelah Mei Chen masuk duduk tenang didalam, Yuan bergegas melajukan kendaraannya menuju rumah. Dan selama perjalanan pulang, Yuan selalu saja mencuri pandangan kearah wanita cantik disebelahnya itu, yang sedang asyik memandangi ruas jalan.

Kemudian ia berpikir, ingin mentraktir saudari tirinya itu makan bersama dan berharap agar hubungan mereka sedikit membaik.

"Bagaimana kalau kita makan dulu sebelum pulang ke rumah?" ucap Yuan berinisiatif.

"Tidak perlu, aku ingin pulang saja!" balas Mei Chen menolak.

"Apa kau yakin? Padahal aku ingin mentraktirmu makan sepuasnya," balas Yuan menyayangkan.

Mei Chen terdiam dan berpikir ulang, "Apa salahnya kalau aku menerima ajakan itu? Lagipula dia sudah punya banyak uang sekarang," batinya menimbang-nimbang.

"Baiklah," balas Mei Chen setuju.

Yuan menarik senyumnya, lalu memutar kemudi untuk menuju rumah makan terdekat yang berada disekitar mereka.

...***...

Setibanya di rumah makan, Yuan segera memesan beberapa menu. Ia juga mempersilahkan Mei Chen agar memilih menu makanan yang disukai.

"Pilih saja, aku yang bayar!" ucapnya serius.

Mei Chen berdecih. "Sombong sekali," balasnya. "Baiklah, kalau begitu aku mau pesen kelapa kopyor sama steaknya 1," pesannya kemudian. Lalu mencari tempat duduk yang kosong tanpa menunggu Yuan selesai memesan makanan.

"Samakan pesananku dengan dia," ucap Yuan pada sang pelayan rumah makan. Lalu menyusul Mei Chen dan duduk bersama.

"Bagaimana dengan pelajaranmu hari ini? Apa ada tugas sulit?" tanya Yuan mencoba mencairkan suasana.

Mei Chen menggeleng. "Tidak ada tugas yang sulit, yang sulit adalah menjauhkanmu dariku!"

"Jangan berkata seperti itu, aku hanya sedang menjalankan perintah daddy saja. Jadi kuharap kamu mengerti," balas Yuan.

"Kenapa kau selalu saja menuruti perintah daddy? Apa kau tidak bosan dengan semua peraturan yang ia buat untuk mengekangku?" tanya Mei Chen.

"Menuruti perintah orang tua itu termasuk tindakan terpuji, jadi kenapa aku harus keberatan dan merasa bosan?" balas Yuan.

"Kau sangat aneh, dia bukan ayah kandungmu, tapi kau selalu saja menganggap dia sebagai ayah kandungmu sendiri," cibir Mei Chen.

"Kenapa? Apa yang salah dari semua itu? Bukankah itu bagus kalau aku bersikap berbakti kepada ayah tiriku sendiri, daripada anak kandungnya sendiri yang tidak mau menuruti bahkan enggan mematuhi perintah ayah kandungnya," balas Yuan mencibir balik.

Mei Chen tersedak ludahnya sendiri ketika mendapat balasan menohok dari Yuan, namun ia terus berusaha menghasut pria itu agar berhenti menuruti perintah sang ayah yang selalu saja melarangnya.

"Itu karena aku sangat berbeda denganmu, aku menyukai kebebasan, hidup tanpa aturan, tanpa perintah maupun larangan. Tidak seperti dirimu yang selalu saja patuh, bahkan kau sudi menjalankan bisnis Daddy padahal kau sendiri sudah tahu kalau perusahaan itu akan diwariskan kepada Michael," ucap Mei Chen tidak mengerti.

"Hidup bebas tanpa aturan hanya akan membuat orang menjadi hilang arah, seperti hidup tanpa tujuan yang tidak jelas ingin menjadi apa nantinya. Aku sudah jelas ingin membahagiakan kedua orang tuaku dan aku selalu siap melakukan apapun saat mereka membutuhkanku."

"Dan mengenai bisnis, daddy belum bisa mengandalkan Michael, karena Michael masih terlalu kecil dan dia juga masih sekolah. Jadi daddy membutuhkanku untuk membantunya dan setelah itu aku akan membantu daddy mengajari Michael jika ia sudah siap," tutur Yuan menjelaskan.

Mei Chen seketika terkesiap, ia tidak menyangka jika pria yang bukan anak kandung dari ayahnya sendiri itu lebih berbakti daripada dirinya. Ia berubah malu dan merasa tidak enak hati jika membahas masalah keluarga lagi.

"Sudahlah jangan dibahas lagi, lebih baik kita makan saja. Setelah itu aku ingin kita pulang," ucap Mei Chen menyantap menu yang baeu saja datang. Sesekali melirik kearah Yuan yang sedang tersenyum kepadanya.

"Oh iya Mei, daddy dan mommy akan tiba di rumah nanti malam. Jadi aku harap kita bisa menyambutnya dengan baik," ucap Yuan memberitahu.

"Hem, baiklah." Mei Chen mengangguk patuh dan terdiam setelahnya.

Dalam pikiran gadis itu entah bagaimana jika sudah malam nanti, karena ia sudah terlanjur membuat janji dengan Nicole ingin jalan-jalan bersama ke suatu tempat.

"Kenapa diam saja? Apa kau merencanakan sesuatu?" tanya Yuan curiga.

Mei Chen menggeleng. "T-tidak, aku tidak merencanakan apapun," balasnya berdusta.

"Mei, jangan bohong padaku. Sekarang jawab pertanyaanku ini, apa kau akan pergi dengan Nicole nanti malam?" cecar Yuan menuntut.

"Aku tidak bohong Yuan!" jawab Mei Chen dengan nada penekanan.

"Baiklah, anggap saja aku percaya padamu. Tapi ingatlah satu hal ini Mei, Daddy tidak akan memaafkanmu jika kau sampai ketahuan masih berhubungan dengan Nicole dan daddy sudah memberi peringatan untukmu melalui diriku. Daddy akan menikahkanmu dengan pria pilihannya apabila kau masih tidak menurut padanya!" kecam Yuan menekankan. Lalu menyantap lauk sisa di piring hingga habis.

Mei Chen meneguk ludahnya kasar, mendengar kecaman tersebut membuat hatinya gelisah. Akan tetapi bagaimana kalau ia sampai menolak ajakan Nicole?

Nicole pasti tidak akan melepaskannya.

...~ Bersambung ~...

Terpopuler

Comments

mama Al

mama Al

di China ada kopyor juga

2024-02-16

0

mama Al

mama Al

hai mei anggun dikit dong.
marah-marah terus nanti hilang cantiknya

2024-02-16

0

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Kak Novi, aku hadir lagi. Bunga sudah mndrat ya🤭

2024-01-14

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Mengantar ke kampus.
2 Bab 2. Beban pikiran.
3 Bab 3. Makan bersama.
4 Bab 4. Kabur.
5 Bab 5. Ditipu.
6 Bab 6. Keinginan Nicolas.
7 Bab 7. Hukuman untuk Mei.
8 Bab 8. Perasaan aneh.
9 Bab 9. Keluarga Caroline.
10 Bab 10.
11 Bab 11. Ngobrol bersama.
12 Bab 12. Perjodohan untuk Mei Chen.
13 Bab 13. Menelepon seseorang
14 Bab 14. Pertemuan Daniel dan Mei
15 Bab 15. Saling mengejek.
16 Bab 16.
17 Bab 17.
18 Bab 18. Tertekan.
19 Bab 19. Datang mendadak.
20 Bab 20.
21 Bab 21. nonton bersama
22 Bab 22.
23 Bab 23. Air mata buaya.
24 Bab 24. Antara cinta dan saudara.
25 Bab 25. Debat Wanda dan Alin.
26 Bab 26. Mencari Yuan.
27 Bab 27.
28 Bab 28. Cleaning Service baru.
29 Bab 29. Datang terlambat
30 Bab 30.
31 Bab 31.
32 Bab 32. Bertabrakan.
33 Bab 33.
34 Bab 34. Mencari model tambahan.
35 Bab 35.
36 Bab 36. Didandani ulang.
37 Bab 37.
38 Bab 38.
39 Bab 39. Rindu
40 Bab 40. Keluhan
41 Bab 41.
42 Bab 42.
43 Bab 43. Mencari informasi.
44 Bab 44. Terbongkar.
45 Bab 45.
46 Bab 46. Bertemu.
47 Bab 47.
48 Bab 48.
49 Bab 49.
50 Bab 50. Di tangkap.
51 Bab 51. Maaf.
52 Bab 52. Bertemu kembali.
53 Bab 53.
54 Bab 54.
55 Bab 55. Memutuskan pertunangan.
56 Bab 56.
57 Bab 57.
58 Bab 58.
59 Bab 59.
60 Bab 60.
61 Bab 61.
62 Bab 62.
63 Bab 63.
64 Bab 64.
65 Bab 65.
66 Bab 66.
67 Bab 67.
68 Bab 68.
69 Bab 69.
70 Bab 70.
71 Bab 71.
72 Bab 72.
73 Bab 73.
74 Bab 74.
75 Bab 75.
76 Bab 76.
77 Bab 77.
78 Bab 78.
79 Bab 79.
80 Bab 80.
81 Bab 81.
82 Bab 82.
83 Bab 83.
84 Bab 84.
85 Bab 85.
86 Bab 86.
87 Bab 87.
88 Bab 88.
89 Bab 89.
90 Bab 90.
91 Bab 91.
92 Bab 92.
93 Bab 93.
94 Bab 94.
95 Bab 95.
96 Bab 96.
97 Bab 97.
98 Bab 98.
99 Bab 99.
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102.
103 Bab 103.
104 Bab 104.
105 Bab 105.
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1. Mengantar ke kampus.
2
Bab 2. Beban pikiran.
3
Bab 3. Makan bersama.
4
Bab 4. Kabur.
5
Bab 5. Ditipu.
6
Bab 6. Keinginan Nicolas.
7
Bab 7. Hukuman untuk Mei.
8
Bab 8. Perasaan aneh.
9
Bab 9. Keluarga Caroline.
10
Bab 10.
11
Bab 11. Ngobrol bersama.
12
Bab 12. Perjodohan untuk Mei Chen.
13
Bab 13. Menelepon seseorang
14
Bab 14. Pertemuan Daniel dan Mei
15
Bab 15. Saling mengejek.
16
Bab 16.
17
Bab 17.
18
Bab 18. Tertekan.
19
Bab 19. Datang mendadak.
20
Bab 20.
21
Bab 21. nonton bersama
22
Bab 22.
23
Bab 23. Air mata buaya.
24
Bab 24. Antara cinta dan saudara.
25
Bab 25. Debat Wanda dan Alin.
26
Bab 26. Mencari Yuan.
27
Bab 27.
28
Bab 28. Cleaning Service baru.
29
Bab 29. Datang terlambat
30
Bab 30.
31
Bab 31.
32
Bab 32. Bertabrakan.
33
Bab 33.
34
Bab 34. Mencari model tambahan.
35
Bab 35.
36
Bab 36. Didandani ulang.
37
Bab 37.
38
Bab 38.
39
Bab 39. Rindu
40
Bab 40. Keluhan
41
Bab 41.
42
Bab 42.
43
Bab 43. Mencari informasi.
44
Bab 44. Terbongkar.
45
Bab 45.
46
Bab 46. Bertemu.
47
Bab 47.
48
Bab 48.
49
Bab 49.
50
Bab 50. Di tangkap.
51
Bab 51. Maaf.
52
Bab 52. Bertemu kembali.
53
Bab 53.
54
Bab 54.
55
Bab 55. Memutuskan pertunangan.
56
Bab 56.
57
Bab 57.
58
Bab 58.
59
Bab 59.
60
Bab 60.
61
Bab 61.
62
Bab 62.
63
Bab 63.
64
Bab 64.
65
Bab 65.
66
Bab 66.
67
Bab 67.
68
Bab 68.
69
Bab 69.
70
Bab 70.
71
Bab 71.
72
Bab 72.
73
Bab 73.
74
Bab 74.
75
Bab 75.
76
Bab 76.
77
Bab 77.
78
Bab 78.
79
Bab 79.
80
Bab 80.
81
Bab 81.
82
Bab 82.
83
Bab 83.
84
Bab 84.
85
Bab 85.
86
Bab 86.
87
Bab 87.
88
Bab 88.
89
Bab 89.
90
Bab 90.
91
Bab 91.
92
Bab 92.
93
Bab 93.
94
Bab 94.
95
Bab 95.
96
Bab 96.
97
Bab 97.
98
Bab 98.
99
Bab 99.
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102.
103
Bab 103.
104
Bab 104.
105
Bab 105.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!