*
*
Pagi kembali menyapa, dan Liam bersama Leandra serta Leo mulai mengangkut barang-barang yang telah dibeli. Mula-mula adalah rak-rak besi yang masih belum dirangkai sebagai rak. Masih berupa potongan besi.
Semuanya dimasukkan, dan Liam mulai merangkainya menjadi rak setelah di ruang bawah tanah. Sementara Liam merangkainya, Leandra dan Leo bekerja sama untuk mengangkut semua barang ke ruang bawah tanah, menumpuknya di daerah yang agak jauh dari Liam yang sudah merangkai 3 rak besi. Masih ada 7 rak yang harus dirangkai.
Semuanya sengaja ia beli agar penyimpanan barang bisa lebih rapih dan lebih tertata. Sehingga nantinya Liam tidak akan pusing dan bingung sendiri jika ingin mencari barang. Semua rak berukuran sedang. Jadi 10 rak akan cukup untuk ruang bawah tanah.
Mungkin masih akan tersisa beberapa barang yang tidak perlu rak untuk menyimpannya, seperti batu bata yang dibelinya, hanya perlu ditumpuk di sudut ruangan.
Setelah dua jam, Liam selesai merangkai semuanya. Dan ia langsung memilah barang. Menyimpan barang sesuai dengan rak yang sudah dinamai olehnya. Berupa kebutuhan sehari-hari, sembako, makanan dan camilan, peralatan makan dan masak, perkakas, benda-benda berat, baju, dan sebagainya.
Semua tertata rapi di setiap rak, memenuhi 7 dari 10 rak yang dirangkai Liam. Membuat Lian mengangguk puas. Sisa rak bisa ia gunakan untuk penyimpanan barang-barang yang akan dijualnya dikemudian hari nantinya. Berupa bulu hewan, dan lain-lain.
"Semuanya sudah selesai. Selanjutnya, bantu aku membuat jembatan kayu, mari buat persis seperti dermaga untuk tempat pemberhentian kapal pesiar nantinya." Ucap Liam seraya tersenyum.
"Lapar, makan. " Balas Leandra datar.
Membuat Liam menepuk jidatnya. Terlalu lama di ruang bawah tanah, mengira jika hari masih pagi. Tapi nyatanya sudah begitu siang, sudah waktunya makan siang. "Aku lupa, ayo makan dulu, lalu kita bangun jembatan kayu!" Ucap Liam seraya beranjak pergi, meninggalkan Leandra dan Leo di belakang.
Berjalan menaiki tangga yang langsung mengarah ke dapur. Yah, ruangnya sudah terhubung dengan dapur, jadi meski pada awalnya ketiganya memasuki ruang bawah tanah dari halaman belakang karena barang yang akan dibawa lebih dekat kesana, kini karena praktis dan dekat, Liam naik lewat dapur.
Masih ada banyak bahan yang tersisa dari barang jarahannya di lab ilegal tempo hari. Jadi semua sembako yang dibeli Liam semuanya disimpan di ruang bawah tanah.
Liam mulai mengambil bahan-bahan yang dibutuhkan dan mulai membuat makanan. Leandra dan Leo yang terdiam beberapa saat di bawah, kini juga sudah naik dan melihat Liam dari jarak yang lumayan jauh. Leandra menunggunya di meja makan, dan Leo di lantai, tepat di samping kursi Leandra.
*
Selesai makan siang, sebelum membangun jembatan kayu untuk pemberhentian kapal ketika menurunkan tangga, Liam memasuki hutan lebih dulu. Menebang kayu dengan pilihan pohon yang dipilih dengan cermat.
Butuh banyak papan kayu yang akan digunakan nanti, jadi selain menebang pohon, Liam juga menjadikan kayu-kayu tersebut berbentuk papan panjang dengan lebar sedang, sama seperti ukuran jembatan kayu pada umumnya, yang jembatannya memanjang dari laut ke tepi pantai.
Kapal pesiar ini tidak akan bisa berhenti di tepi pantai, karena butuh banyak air yang bisa menopangnya agar tetap terjaga dan tetap mengambang, sehingga nanti akan lebih mudah dikemudikan.
Jadi, dalam waktu sekitar 3 hari, Liam bersibuk ria dengan pembangunan jembatan tersebut, sampai akhirnya di hari ke empat, semuanya telah selesai. Sesuai dengan keinginan dan bayangan Liam. Membuatnya mengangguk puas.
Barulah setelahnya, ia mengajak Leandra menyelam untuk menangkap beberapa hewan laut yang akan kembali dijual pada Kak Don. Meski Liam masih mempunyai banyak uang di rekeningnya, tetapi lama kelamaan akan habis, sebab masih banyak kebutuhan yang belum ia wujudkan untuk merenovasi pulau.
Seperti pemasangan tower listrik dan sinyal. Jadi meskipun di pulau terpencil yang jauh dari khalayak ramai, ia masih bisa menggunakan listrik dan internet nantinya.
Selain itu pembangunan rumah pohon juga masih belum dilaksanakan. Butuh banyak papan kayu nantinya. Tapi tidak mungkin semua papan akan ia ambil dari pohon di hutan, jika begini, maka daya tarik rumah pohon akan berkurang karena hutan mungkin akan terlihat lengang.
Untuk membuatnya menarik, pohon-pohon dihutan hanya akan ditebang beberapa untuk memantaskan jalan dan rumahnya. Pohon lebat akan menjadi ciri khas penginapannya nanti. Juga akan dibutuhkan kawat besi untuk sepanjang jalan ke rumah pohon, tentu untuk melindungi setiap orang dari beberapa hewan buas.
Karena meskipun Liam percaya jika dirinya bisa mengatasi para hewan dengan Leandra, tetapi jika orang awam yang menghadapi mungkin lain cerita. Jadi, keamanan dan kenyamanan adalah nomor satu yang dikedepankan.
Memikirkan hal ini, Liam menjadi benar-benar tidak sabar untuk membangun semuanya.
"Banyak sekali lobsternya?! Tapi dimana abalonnya?" Tanya Liam terkejut, tapi juga heran. Keduanya menyelam untuk mencari abalon untuk dijual, tapi Leandra malah membawa banyak Lobster tangkapannya.
Leandra tidak menjawab Liam. Memberikan karung berisi lobster tangkapannya, dan kemudian kembali menyelam tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Aish, benar-benar deh! Kalau tidak ada yasudah, untuk apa menyelam lagi. Nafasmu ini, memangnya kau bisa tidak lelah dan kehabisan nafas?" Gerutu Liam, sedikit khawatir.
Ia hanya menyelam sebentar sebelum akhirnya keluar air karena tidak kuat. Tapi Leandra bahkan berani menyelam lagi untuk mencari Abalon, padahal ia tidak memakai peralatan apapun di tubuhnya.
Meski ia tahu Leandra punya kekuatan, ia terlihat ajaib dimatanya, tapi tetap saja ia manusia. Punya masa lelahnya sendiri, kan?
"Abalon." Ucap Leandra tiba-tiba muncul dari air, dan menyodorkan sekarung abalon di tangannya pada Liam.
"Cepat naik, ganti baju dan istirahatlah. Aku akan memasak untukmu setelah ini." Ucap Liam, seraya menepuk kepala Leandra dua kali, membuat sang empu kepala melotot tajam padanya.
Liam terkekeh, kemudian beranjak pergi meninggalkannya di belakang. Membuat Leandra mendengus, kala Liam melambaikan tangannya dengan memunggungi dirinya.
"Oh, benar, aku hampir lupa. Ada baju baru untukmu di ruang tamu. Pakailah itu. Bajumu hanya ada dua, itupun dengan sepasang kaus dan celanaku yang aku berikan padamu. Ckckck, gadis mana yang tidak punya banyak baju sepertimu?" Ucap Liam.
Setelah membongkar muatan dari kapal, ia juga mengambil kotak yang berisi beberapa baju yang dibelinya untuk Leandra. Ada dua dress putih dan biru, baju tidur, dan lebih banyak setelan olahraga, mengingat Leandra lebih sering berburu dan melakukan hal-hal di luar nalar Liam.
Mungkin harusnya Liam membeli banyak setelan yang biasa dipakai orang-orang bertualang, tapi Liam merasa itu semua tidak perlu. Setelan olahraga mungkin akan membuat Leandra lebih nyaman karena bahannya. Lagipula ada setelan yang pendek dan panjang. Liam membelinya dengan merata mengingat cuaca di pulau tidak menentu.
*
*
-Karya ini merupakan Karya Jalur Kreatif-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Armansyah HI Waleng
lanjut
2024-03-30
1