*
*
Liam menatap mie dan si wanita secara bergantian. Melihat tatapan matanya dan wajah cantik yang sedikit hitam tertutup oleh debu, Liam dengan sakit hati kemudian memberikan panci yang berisi 3 mie kepadanya.
Di permukaan tampak luas, tetapi di dalam hati sebenarnya meringis kesakitan. Apalagi ketika melihat 3 bungkus mie yang dimasaknya, habis dimakan dalam beberapa suapan.
'Nafsu makannya benar-benar!' Pekik Liam dalam hatinya. Dengan kedua mata menyipit.
"Lapar." Ucapnya lagi, seraya menyodorkan panci kosong. Bahkan airnya habis diminum! Dan ia masih mengatakan jika dirinya masih lapar?!
Liam lagi-lagi meringis dalam hatinya. Perbekalan yang baru dtemukannya, mungkinkah akan habis dalam satu hari oleh wanita di depannya.
Selain itu, kenapa ia datang padanya dan bersikap baik padanya hanya ketika ia lapar? Liam ini, sedang dimanfaatkan bukan?
'Tidak bisa! Aku mengumpulkannya untuk digunakan di rumah baru nanti, jika begini, aku tidak akan kebagian nanti!' Pekiknya dalam hati, memerotes pada dirinya sendiri.
Jadi pada akhirnya, Liam dengan berani menatap wanita didepannya. "Anu, bisakah kau mencari beberapa hewan kecil untuk aku bakar? Makanannya tidak akan cukup, aku juga i-ingin makan." Ucap Liam.
Tetapi si wanita kemudian menatap Singa yang ada di samping Liam, membuat si singa mengeram kecil ketakutan, ia beranjak dan bersembunyi di belakang Liam, karena takut dirinya akan dijadikan makanan olehnya.
"Jangan dia, oke? Aku akan menggunakannya sebagai tunggangan untuk pergi ke sisi lain pulau nanti. Bisakah kau mencari hewan lain dan bukan dia?" Ucap Liam seraya tersenyum, terpaksa.
Si wanita berubah cemberut. Tetapi ia tetap beranjak dan melompat pergi ke kegelapan hutan. Membuat Singa dan Liam yang tidak sadar menahan nafa, akhirnya menghembuskan nafasnya segera.
Liam menepuk kepala singa, "Tenang, kau tidak akan aku biarkan mati, kau masih akan berguna nantinya." Ucap Liam.
Bang!
"Astaga!" Pekik Liam setelahnya. "Kamu! Bisakah kembali dengan baik-baik?! Tidak perlu tiba-tiba pergi dan muncul tanpa sepengetahuan, bukan?! Aku bisa saja... Mati k-karena t-terkejut." Ucap Liam, berawalan marah, dan berakhiran kembali gugup.
Apalagi ketika melihat wanita di depannya kembali dengan dua ekor serigala berwarna abu-abu. Semakin gugup Liam dibuatnya.
"K-kau kembali, bantu aku mengulitinya dan membersihkan isi perutnya. Aku akan membuat api dulu." Ucap Liam ketika melihat si wanita menyodorkan kembali dua serigala di tangannya.
Api yang dibuatnya untuk memasak mie tidak akan cukup membuat dua serigala matang karena apinya kecil. Jadi, Liam beranjak dan mengumpulkan kayu lagi untuk kemudian memperbesar apinya. Selain itu, Liam juga menyiapkan kayu yang dibuat runcing untuk menusuk serigalanya nanti. Agar bisa dijadikan pegangan ketika serigalanya dibakar.
Tapi Liam bahkan masih membuat kayu runcing, dan si wanita sudah menyelesaikan tugasnya dengan sangat cepat! Dua serigala sudah dikuliti dan dibersihkan isian perutnya. Membuat Liam lagi-lagi meringis dalam hatinya.
"Ambil ini, dan tusuk serigalanya. Kau bakar dulu satu, aku masih harus membuat satu kayu lagi sebagai pegangannya." Ucap Liam seraya menyodorkan kayu kepadanya.
Si wanita tidak banyak bicara, dengan mengerutkan dahi, ia tetap mengambil kayu runcing dan mulai menusuknya secara asal, membuat Liam terbatuk.
Jika Liam yang berada di posisi serigala, habislah ia tersiksa dengan begitu kejam! Ia menusuk serigala mati saja memakai kekuatan, betapa mengerikannya.
Malam tersebut, diakhiri dengan Liam yang tertidur duluan setelah merasa kenyang karena memakan daging serigala. Begitupun dengan singa di sampingnya. Kini, Liam dengan berani tertidur di antara singa tersebut, menghangatkan dirinya lebih dalam.
Liam bahkan sudah tidak takut padanya, karena ada si wanita yang tentunya mengawasi. Ia duduk di depan api dengan serigala utuh. Masih memakannya perlahan. Seolah menikmati makanan yang dibuat oleh Liam.
Liam tidak peduli dan mulai terlelap.
*
"Sshhh, sakit, sakit sekali, apa ini?!" Gumam Liam, dengan kedua mata yang masih terpejam. Ia tertidur, tetapi ia menggeliat kesakitan.
Membuat si wanita terkesiap dengan pergerakan Liam. Ia sedang duduk menatap api dalam-dalam, ia bahkan tidak bisa tidur. Tetapi kemudian ada pergerakan di sampingnya, yang membuatnya terkejut.
Menatap lamat-lamat Liam yang bergerak kesakitan. Kemudian kedua matanya berkilat tajam ketika ia melihat ada cahaya hijau yang bersinar dari lengannya.
Si wanita menatap tajam lengan Liam, dan setelah beberapa saat mengawasi, akhirnya ia mengambil pisau Liam yang ia simpan di sisinya. Mengambil lengannya dan memotongnya tipis, mengeluarkan cairan hijau dari lengannya yang masih belum menyerap ke tubuhnya.
Menekan lengannya, Liam tentu saja kesakitan, sangat, tetapi ia tidak bangun. Kedua matanya tetap tertutup rapat. Singa lah yang terbangun dan melihat semuanya dalam diam. Ia takut, tapi ia tidak banyak bergerak saking takutnya.
Setelah beberapa saat, Cairan hijau keluar setelah ditekan oleh si wanita. Ia tumpahkan ke dalam api, yang seketika membuat api menjadi hijau sebelum akhirnya kembali ke warna merah oranye lagi.
Setelahnya, ia kembali menatap Liam yang menggigil kedinginan. Si wanita akhirnya menguret kulit jarinya sedikit, meneteskannya pada luka bekas cairan hijau dikeluarkan.
Sebanyak tiga tetesan dan luka di tangan Liam mengering, lengannya pun kembali seperti semula. Luka sayatannya hilang seketika dengan ajaib. Dan singa pun menghela nafas diam-diam, karena ternyata si wanita hanya ingin menyelamatkan Liam dan bukan membunuhnya.
Ia was-was karena ia takut jika ia giliran selanjutnya ketika Liam tewas dibunuh olehnya. Tapi kini, pemikiran kecilnya salah. Dan menjadi tenang.
"Bodoh!" Umpatnya menatap Liam dengan tajam. Adalah umpatan kedua yang ia keluarkan untuk Liam yang lagi-lagi ceroboh terhadap dirinya sendiri.
Tetapi setelah beberapa saat, Liam menjadi tenang, dan suasana kembali sepi. Singa juga sudah tidak peduli dan mulai memejamkan matanya lagi.
Sampai lagi esoknya, Liam terbangun karena sinar matahari yang menyinarinya. Begitu bangun, ia merasa sangat segar? Tapi menghiraukannya begitu saja, berpikir mungkin karena semalam makan daging dan mie.
"Ah!" Pekiknya terkejut, kemudian menutup mulutnya dengan cepat. "Apa ini?! Kenapa dia tidur di sampingku? Seperti gadis kecil?!" Bisiknya pada dirinya sendiri. Ia baru sadar setelah ia menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.
Singa yang sudah terbangun juga mengaum kecil, seolah ikut berbisik. Tapi Liam tidak mengerti apa yang dibicarakannya, jadi menghiraukannya dan tetap diam dengan gugup. Sampai jantungnya berdebar, yang secara tidak sadar membuat berisik, karena telinga si wanita sensitive, terlebih kepalanya dekat dengan keberadaan jantung Liam.
Alhasil si wanita terbangun dengan raut datar dan tatapan mata dingin. Yang membuat lega adalah, tatapan tajamnya tidak ada, jadi Liam menghilangkan banyak kegugupan pada dirinya.
*
*
- Karya ini merupakan karya jalur kreatif -
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
V-hans🌺
ayo thor aku baru mampir ni di karya selanjutmu dulu sempat mampir karya yg pertama, yg ini hrs selesai ya thorr jan berhenti ....🤣🤣
2024-03-15
3