*
*
Sejak makan siang selesai dilakukan, Liam langsung mengajak Leandra menghancurkan laboratorium ilegal tersebut. Tidak ada basa basi, dan keduanya segera menghancurkan laboratorium dengan kekuatan keduanya.
Ditambah ada 2 barel bensin, dan keduanya langsung menumpahkan semuanya ke area laboratorium, setelah ia menghancurkan benda-benda yang tidak terpakai didalamnya, termasuk ruangan-ruangan para ilmuwan.
Tetapi sebelumnya, Liam telah mengambil yang menurutnya penting selain perbekalan. Yakni, meja, kursi, pintu, ranjang besi dan bukan kayu, juga ada yang dua tingkat, kaca yang bisa ia buat menjadi jendela, lemari, hal-hal lainnya yang masih berguna yang bisa ia gunakan nantinya di rumah kayu miliknya.
Hal-hal ini, tidak akan memengaruhi apa-apa kan? Pikir Liam iya, itulah mengapa ia mengambil barang tersebut. Selain itu, paku dan perkakas yang berguna juga ia ambil, jadi ketika ia membangun rumah lagi, semuanya sudah siap. Ia tinggal membangun tanpa pusing lagi mencari barang-barang yang tidak ada.
Setelah menjauhkan semua barang ke dalam hutan yang lebih dalam, agar terjauh dari kobaran api yang pastinya akan meledak-ledak, Liam pun langsung membuang api ke dalam lubang masuk laboratorium.
Seketika api berkobar tinggi dari lubang. Mulai membakar semua hal yang telah hancur di dalam. Melahap habis semua hal-hal tersebut.
Liam menunggu, sampai api benar-benar padam keesokan paginya. Dan Liam kembali melihat keadaan laboratorium yang kini sepenuhnya hancur. Liam menganggukkan kepalanya dengan puas. Kemudian bersama-sama dengan Leandra, Liam mengubur bekas-bekas pembakaran tersebut dengan tanah. Selain itu, Liam juga mencabut beberapa pohon dan menanamnya kembali di atas tanah tersebut.
Barulah, pada siang hari, setelah Liam dan Leandra menghabiskan makan siang, Keduanya naik ke punggung Singa yang kini sudah menjadi bagian dari keduanya. Pulang dengan banyak barang yang dimasukkan ke atas gerobak yang dibuatnya, disela-sela menunggu api padam kemarin.
Meski begitu, meski keduanya naik di atas singa dan dibawa oleh singa, keduanya tetap bergantian menarik gerobak besar yang berisi banyak barang. Kemudian ketika jalannya susah dilewati, Liam akan turun dan membuat jalan untuk gerobak sendiri agar tidak kesulitan menariknya.
Selain dari menarik gerobak, Liam juga banyak menemui buah segar di jalan, ia turun dan memetiknya, tak lupa mengambil bulu dan kulit harimau yang ia tinggalkan dulu. Menempatkannya dengan yang lain di atas gerobak.
Barulah, setelah 5 hari perjalanan karena terhambat gerobak besar, semuanya tiba di reruntuhan rumah Liam. Singa tercengang melihatnya, karena ia mengira Liam punya rumah ditempatnya. Tetapi ternyata hanya ada reruntuhan saja. Begitupun Leandra, ia kira Liam ada tempat tinggal, tapi begitu melihat aslinya, ia mendadak cemberut.
Ia tidak banyak bicara, tapi ketika terlihat cemberut, Liam tahu, Leandra jelas tidak puas dengan apa yang dilihatnya.
"Tenanglah, rumahnya masih bisa diperbaiki. Tapi aku memilih membangun yang baru dan menghancurkan rumah ini sepenuhnya. Untuk tidur, aku akan membuat kemah sederhana di dekat pantai nanti. Jangan khawatir, ada selimut dan penyangga kepala." Jelas Liam meski Leandra tidak meminta penjelasan.
"Hm." Gumam Leandra asal. Kemudian ia pergi meninggalkan Liam dengan singa sendirian. Ia pergi ke arah dimana kemah sederhana Liam dibangun.
"Bodoh!" Umpat Leandra ketika melihat kemah jelek yang dibangun Liam terlihat oleh kedua mata cantiknya. Tetapi kemudian ia beralih melihat pantai dengan air biru yang terlihat indah. Langitnya juga biru sekali, Leandra mendadak tersenyum kecil.
Sudah lama sejak ia melihat pemandangan indah, biasanya ia hanya melihat ruangan putih dengan berbagai macam alat yang menyiksa tubuhnya. Tapi kini, ia merasa sangat nyaman. Berdiri di bibir pantai dengan mata terpejam dan kedua tangan direntangkan.
Di belakang, Liam melihatnya merasa nyaman dengan situasi di tempatnya, mendadak menghela nafas lega. Ia takut jika ia semakin tidak suka dan berakhir melawan Liam. Ia masih belum siap melihat kekuatannya. Takut jika kekuatannya lebih kuat darinya yang baru saja mendapat kekuatan juga.
Maka habislah Liam.
"Baiklah, mari bersihkan reruntuhan hari ini. Lalu mulai membangun rumah sesungguhnya!" Pekik Liam dengan semangat.
Kemudian ia mulai mengangkut satu-persatu kayu dan reruntuhan kayu bekas rumahnya dengan mudah. Mengangkat 6-7 reruntuhan kayu sekaligus, dan menyisihkannya ke samping, lebih jauh dari rumahnya.
Selain dirinya, Liam juga menyuruh Singa membantunya. Dengan mulut besarnya, ia hanya bisa mengangku satu persatu kayu. Jadi hanya bisa bolak balik mengigit kayunya.
Liam berhenti setelah menyisakan beberapa kayu di reruntuhan rumah. "Kau lanjutkan! Aku akan menebang banyak pohon dulu untuk rumah baru. Jangan macam-macam dan bekerjalah dengan baik! Jika tidak, maka aku tidak akan memberimu makan! Mengerti?!" Pekik Liam, memperingati singa.
"Aung!" Raung Singa tersebut, seolah menjawab ia mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Liam.
Setelahnya, Liam pergi ke hutan di pulau dan mulai memilah pohon-pohon besar dengan kualitas kayu yang baik.
Liam hendak membangun rumah lebih besar dari sebelumnya. Karena akan ada tambahan orang di rumah. Jadi, ia memiliki impian punya rumah kayu tiga lantai kali ini. Ia akan membuat dirinya menjadi sangat nyaman kali ini karena ia akan tinggal lama di pulau miliknya ini.
Setelah mendapat banyak pohon yang sesuai dengan kualifikasinya, Liam pun mulai menebang pohon dengan kapak yang ia pegang. Ditambah kekuatan yang ia miliki, hanya butuh 3 kali pukulan, pohon besar yang ia tebang akhirnya tumbang.
Selama dua jam, ia berhasil menebang puluhan pohon besar. Dan mengangkatnya dengan mudah, satu persatu ke tempat dimana reruntuhan rumah berada. Tetapi agak jauh, karena masih harus dipotong-potong agar bisa digunakan sebagai pondasi rumahnya.
Melompat dari tempat penebang dan reruntuhan rumah bolak-balik, sampai akhirnya ia selesai. Liam mengusap keringat yang menetes deras dari dahinya, berhenti sejenak dan minum seraya mengawasi area pantai, melihat keberadaan Leandra, tetapi Liam tidak menemukannya.
Jadi Liam mengerutkan dahi dan berjalan ke area pantai. Sampai ia melihat Leandra di kemah sederhana miliknya. Tertidur dengan nyaman di bawah kemah.
"Aku kira kau kabur dengan berenang, haha." Ucap Liam pelan, seraya tertawa, menertawakan pikiran bodohnya.
Liam mendengus dan tersenyum , setelah menatap wajah cantiknya beberapa saat, akhirnya ia kembali, untuk melanjutkan pekerjaannya. Memotong kayu besar untuk pembangunan rumah.
"Kerja bagus! Minumlah dulu, sebentar lagi kita akan makan siang bersama." Ucap Liam seraya menepuk kepala Singa, membuat Singa mengaum pelan, menandakan ia setuju dengan pengaturannya.
Liam juga tidak melanjutkan memotong kayu, karena ia bicara akan makan siang, jadi ia beralih pada makanan. Mulai memasak beberapa hidangan untuk di santap. Karena sudah sampai di tempat, jadi ia bisa masak dengan nyaman kali ini.
*
*
- Karya ini merupakan Karya Jalur Kreatif -
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
_cloetffny
kapan up lagi?
2024-01-13
1
RJ 💜🐑
semangat ya buat up nya ❤❤❤💪🏻💪🏻💪🏻
2024-01-08
1