Leo adalah Korban

*

*

Liam berdiri menatap hutan di depannya. Matanya dengan cermat melihat jejeran pohon sebelum memasuki hutan, menganalisisnya untuk membuat jalan lebih dulu sebelum membuat rumah pohonnya.

Lantas, setelah beberapa saat terdiam dengan tatapan serius, ia kembali menaiki Leo dan Leo mulai berjalan sesuai dengan arahan dari Liam yang menunjuk satu persatu pohon, yang kemudian di tandai dengan spidol putih yang dibawanya.

Di atas pohon ditandai X besar, dengan maksud pohon tersebut akan dicabut nantinya. Untuk pencabutan, tentu saja Leandra yang akan mengerjakannya. Kalau dia mau membantu.

Liam menandai banyak pohon untuk dicabut, karena berencana akan membuat pohon-pohon ini terlihat sejajar, jadi sepanjang jalan menuju setiap rumah pohon, akan disediakan jalanan dengan kayu yang disejajarkan seperti jembatan.

Jalan akan terlihat sangat asri. Selain itu, pemandangan alam dan kesejukannya akan membuat orang-orang yang sudah pusing dengan hiruk pikuk permasalahan di kota, akan merasa tenang dan nyaman.

Ditambah, mungkin nantinya akan ada beberapa hewan yang membuat semua orang yang menginap di tempatnya, bisa merasakan perasaan berpetualang sungguhan, meski penghalang di utamakan, untuk keselamatan semua orang.

Akan terlihat seperti taman safari yang dilengkapi penginapan di beberapa pohon tinggi. Di sepanjang jalan akan dibuat satu persegi panjang, yang nantinya akan ada satu rumah pohon disana, dengan tangga di luar kawat besi penghalang untuk para hewan.

Jadi, ketika pohon dan jalan sudah rapih, lalu rumah juga sudah dibangun, jendela yang ditambahkan di rumah pohon, bisa menampilkan pemandangan hutan lebat yang memperlihatkan banyak hewan.

Hutan akan dibuat sedikit lengang, dari rumput dan tanaman liar, agar hewan-hewan yang ada di hutan dapat terlihat dengan jelas.

"Bagus, bantu aku mencabut pohon yang sudah ditandai, oke?" Ucap Liam seraya tersenyum, menepuk kepala Leandra dua kali.

"Jangan sentuh kepalaku!" Desis Leandra menatap Liam dengan tajam.

"Oke, oke, aku mengerti." Balas Liam terkekeh kecil.

Kemudian Leandra dan Liam mulai mencabut satu persatu pohon yang sudah ditandai. Sedangkan Leo bagian mengangkut pohon-pohon tersebut ke tempat terbuka, setelah Liam bagi menjadi beberapa bagian serta ditambahi tali, agar Leo bisa lebih mudah mengangkutnya.

Ketiganya bekerja sama dengan baik. Tidak ada keluhan, kecepatan juga sangat stabil. Terlebih, kekuatan dua orang ini di atas rata-rata, malah terkesan lebih cepat, sebab Leandra dalam satu tarikan bisa menarik pohonnya. Sedangkan Liam lebih banyak tarikan ketika menemui pohon yang lumayan besar.

*

Di sisi lain, remaja laki-laki yang baru saja ditinggalkan oleh Liam, menatap nampan yang ada di atas meja. Berisi mangkuk bubur, obat, dan air.

Tanpa sadar, ia menelan ludah, apalagi harum bubur yang dicampur dengan telur dan suwir ayam tampak sangat menggoda.

Ia sudah terjatuh ke laut dan terombang-ambing di atas kayu selama dua hari sebelum akhirnya menemukan pantai. Perutnya kosong, disuguhi makanan sederhana seperti bubur, tentu saja ia merasa sangat lapar.

Jadi pada akhirnya, setelah pertimbangan beberapa saat, ia mengambil mangkuk dan mulai memakannya dengan lahap. Sampai habis tidak bersisa, mangkuk benar-benar bersih.

Bersendawa, remaja tersebut kemudian mengambil obat yang dikenalnya dengan baik. Obat penurun demam yang paling umum, jadi ia jelas mengetahuinya. Meminumnya, kemudian mengangguk puas dengan tangan berada di perut.

"Terimakasih." Gumamnya kecil.

Setelah makan, ia mulai merasa bosan. Dengan kompresan di dahi yang masih menempel, beranjak dan keluar dari kamar tamu dengan pelan. Rumahnya kosong, jadi remaja ini melihat ke kiri dan ke kanan, memindai tempat yang bisa dikatakan adalah hal baru baginya.

Interiornya memang seperti pada umumnya, tetapi semuanya dari kayu, kokoh dan terlihat segar karena ada ornamen-ornamen yang hijau. Ada sedikit kesan elegan juga.

Setelah puas melihat ruangan di lantai pertama, ia akhirnya memutuskan keluar dari rumah. Matanya melebar, ternyata hanya ada satu bangunan disini. Dan yang lainnya hanya hamparan pasir.

Di sisi kanan laut, dan sisi kiri adalah hutan dengan banyak pohon tinggi. Karena tidak melihat orang satupun di sana, akhirnya ia berjalan ke arah hutan. Lebih penasaran pada daerah tersebut daripada laut yang sebelumnya ia tinggali selama dua hari.

"ARGH!"

"Aung?"

Remaja itu berteriak kencang kala ia melihat Leo berlari cepat dengan tali dimulutnya. Selain itu, ada kayu di belakang yang ditariknya.

Tapi karena remaja ini ketakutan, dan shock saat melihat Leo, ia tidak sadar akan keanehan Leo yang sangat jarang terjadi pada hewan buas tersebut.

Leo sendiri menghentikan larinya seketika, hampir bertabrakan dengan remaja, dan seketika mengeluarkan suara auman kecil karena sama-sama terkejut.

"LEO! APA YANG TERJADI? SIAPA YANG BERTERIAK? OH SIAL! REMAJA TADI MUNGKIN SUDAH BANGUN, KAN?!"

Teriakan Liam menggema dari arah hutan. Tapi terdengar sedikit kecil pada posisi Leo dan Remaja yang saat ini masih terduduk dengan badan gemetar dan wajah yang sangat pucat.

"ROAARRGH!" Raung Leo ke arah dimana Liam berada, membelakangi remaja, tapi mendengar raungan tersebut, remaja ini tetap ketakutan, sampai akhirnya tidak sadarkan diri lagi.

"Leo! Apa yang kau lakukan?! Kenapa dia pingsan lagi?" Tanya Liam begitu ia sampai, mengomel dan memelototi Leo.

"Aung aung!" Leo mengaum kecil, dengan raut memelas karena dituduh. Tidak terima dengan tuduhan yang dilontarkan Liam.

Liam mendengus, kemudian mendekati remaja yang pingsan, dan mendudukkannya, menyandarkan tubuhnya ke kayu yang dibawa Leo sebelumnya. Karena dibelakang remaja ini, merupakan tempat Leo menyimpan kayu2 yang dibawanya dari hutan.

Liam berlari ke rumah, laku kembali lagi dengan tangan yang memegang minyak beraroma, agar remaja ini segera sadar. Mendekatkan minyak tersebut ke hidungnya, sampai akhirnya ia perlahan-lahan membuka mata.

Hal pertama yang dilihatnya adalah wajah Liam yang tersenyum padanya. Dan segera, ia menegakkan badannya. "Ada singa! Cepat, cepat, kita harus pergi dari sini." Ucapnya dengan panik. Tangannya mengguncang Liam tanpa sadar.

Liam tidak tahu ingin menangis atau tertawa, tetapi ini benar-benar lucu dilihat. Wajah paniknya, seolah mencerminkan dirinya dulu ketika ia bertemu Leo dan 3 hewan buas lain.

"Maksudmu, Leo?" Tanya Liam seraya tersenyum, menyingkirkan badannya ke samping sehingga Leo terlihat oleh si remaja. Membuat si remaja memegang bahu Liam dengan erat. "Tenang, Leo adalah peliharaanku, dia sangat jinak. Lihat ini." Ucap Liam, yang kemudian mencabut satu kumis Leo dengan cepat.

"AUNG!" Auman kecil nyaring keluar, tapi ia tetap dengan patuh diam di tempat. Diam-diam dalam hati tentu saja meringis, mengutuk sikap Liam yang kekanakan. Memangnya tidak bisa menggunakan cara lain?

"Lihat, kan? Dia benar-benar baik dan penurut. Kau lihat ini, dia sedang membantuku mengangkut kayu." Ucap Liam lagi seraya tertawa, menunjuk tali dan kayu yang ada di belakang Leo. Membuat si Remaja menatap Liam dan Leo dengan tatapan tidak percaya.

*

*

-Karya ini merupakan Karya Jalur Kreatif-

Terpopuler

Comments

RJ 💜🐑

RJ 💜🐑

Keren banget ceritanya 👍🏻👍🏻👍🏻😍😍😍❤

2024-02-25

3

lihat semua
Episodes
1 Pulau Terpencil
2 Membersihkan Kekacauan
3 Menemukan Sumber Ledakan
4 Tabungnya Terbuka
5 Bukan Manusia
6 Laboratorium Ilegal
7 Mengkremasi
8 Mie dan Serigala
9 Keterkejutan Liam
10 Leandra
11 Kembali ke reruntuhan Rumah
12 Hiu yang Kasihan
13 Menjual Semuanya
14 Belanja Besar-besaran
15 Uang Keamanan?
16 Menggali ruang bawah tanah
17 Membangun Jembatan
18 Terdampar?
19 Leo adalah Korban
20 Lazio
21 Pergi Ke kota
22 Antusiasme Kak Don
23 Selebriti Internet
24 Bertemu Teman Lama
25 Merekrut Pekerja
26 Terlambat Pulang
27 Keterkejutan Para Pekerja
28 Datang lebih Awal
29 Sherin yang Aktif
30 Kebersamaan
31 Syuting
32 Foto Bersama
33 Banyak Ide
34 Publikasi Vlog
35 Menarik Perhatian Orang Besar
36 Tamu tak diundang
37 Diledakkan
38 Ketengilan Liam
39 Buka lahan Baru
40 Bertemu Keluarga
41 Adik Zafran Yang Hilang
42 Banyak yang Datang
43 Resmi Dibuka
44 Memperkuat Keyakinan
45 Spectre Corporate, Kebenaran
46 Pulih Ingatan
47 Menunggu semuanya Membaik
48 Ide baru
49 Tidak ada Kabar
50 Ternyata Salah Paham
51 Siaran Langsung
52 Mencuri Kesempatan
53 Dibenahi
54 ADR's Construction
55 Ibukota Negara
56 Pengumuman
57 Peretasan
58 Laboratorium lainnya?
59 Orang Tua Zafysa
60 Melarikan Diri
61 Perlawanan
62 Diselamatkan
63 Trending Topic
64 Konferensi Pers
65 Berbahagialah
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Pulau Terpencil
2
Membersihkan Kekacauan
3
Menemukan Sumber Ledakan
4
Tabungnya Terbuka
5
Bukan Manusia
6
Laboratorium Ilegal
7
Mengkremasi
8
Mie dan Serigala
9
Keterkejutan Liam
10
Leandra
11
Kembali ke reruntuhan Rumah
12
Hiu yang Kasihan
13
Menjual Semuanya
14
Belanja Besar-besaran
15
Uang Keamanan?
16
Menggali ruang bawah tanah
17
Membangun Jembatan
18
Terdampar?
19
Leo adalah Korban
20
Lazio
21
Pergi Ke kota
22
Antusiasme Kak Don
23
Selebriti Internet
24
Bertemu Teman Lama
25
Merekrut Pekerja
26
Terlambat Pulang
27
Keterkejutan Para Pekerja
28
Datang lebih Awal
29
Sherin yang Aktif
30
Kebersamaan
31
Syuting
32
Foto Bersama
33
Banyak Ide
34
Publikasi Vlog
35
Menarik Perhatian Orang Besar
36
Tamu tak diundang
37
Diledakkan
38
Ketengilan Liam
39
Buka lahan Baru
40
Bertemu Keluarga
41
Adik Zafran Yang Hilang
42
Banyak yang Datang
43
Resmi Dibuka
44
Memperkuat Keyakinan
45
Spectre Corporate, Kebenaran
46
Pulih Ingatan
47
Menunggu semuanya Membaik
48
Ide baru
49
Tidak ada Kabar
50
Ternyata Salah Paham
51
Siaran Langsung
52
Mencuri Kesempatan
53
Dibenahi
54
ADR's Construction
55
Ibukota Negara
56
Pengumuman
57
Peretasan
58
Laboratorium lainnya?
59
Orang Tua Zafysa
60
Melarikan Diri
61
Perlawanan
62
Diselamatkan
63
Trending Topic
64
Konferensi Pers
65
Berbahagialah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!