*
*
Liam menatap sekeliling dengan waspada. Matanya menajam, enggan melewatkan satu tempat pun, tidak berani ceroboh di tempat yang jelas-jelas tidak aman. Tetapi setelah beberapa menit, ia tidak menemukan hewan apapun.
Akhirnya, Liam berjalan lebih dekat ke sumber ledakan yang sebenarnya, dimana ada lubang besar di tanah. Tapi begitu ia lebih dekat, ia terkejut dan langsung mengumpat. "Brengsek! Ternyata kalian semua disini! Sial, apa yang kalian kerubu-- Ah! Manusia?!" Teriak Liam refleks, yang membuat keempat hewan buas langsung berlari menatap ke arahnya.
"Sial! Tidak mungkin kalian akan berbalik memangsaku, ka---AH! BENAR-BENAR MENGEJARKU!" Teriak Liam lagi, ia dengan cepat berlari dan mencari pohon besar untuk mencari perlindungan. Dengan kata lain, naik ke atasnya untuk menghindari empat hewan buas yang tidak bisa memanjat tersebut.
Setidaknya, sementara, karena ada 4 hewan buas, Liam tidak yakin bisa mengalahkan keempatnya. Jika hanya satu, ia masih memiliki sedikit keyakinan, seperti halnya ia mengalahkan harimau kemarin. Tetapi jika 4? Habislah Liam dimakan keempatnya!
"Sial! Sial! Sial! Hampir saja aku mati!" Pekik Liam ketika ia berhasil naik ke atas pohon. Tetapi pohon yang ia naiki tidak sebesar pohon yang ia jadikan tempat tidur sebelumnya. Jadi, ia masih belum bisa tenang untuk saat ini.
Terlebih, di bawah, 2 serigala, 1 Singa, dan 1 Harimau, mengintainya dengan memutari pohon yang dinaikinya. "Sejak kapan kalian menjadi akur?!" Pekik Liam frustasi. Kemudian sadar, "Ah? Kenapa kalian tidak jadi memangsa manusia di bawah tapi malah mengejarku? Oh sial! Manusia itu ada dalam tabung kaca!" Lanjutnya, memekik emosi setelah melihat kembali ke tempat dimana sumber ledakan ada.
Roarrrgh! Raarrrgh!
Grrrrrrgg! Grrrrg!
Keempat hewan mulai mengeluarkan suara, membuat Liam mengacak rambutnya frustasi.
"Sekarang, aku harus apa?!" Tanyanya kesal. Tapi tidak diam, matanya terus menatap keempat hewan di bawah, sesekali menatap beberap pohon di samping pohon yang dinaikinya, dan berpikir bagaimana cara mengenyahkan keempat hewan buas tersebut.
Liam pada akhirnya bersandar, tidak dapat menemukan cara yang bagus. Tapi ketika bersandar, ia merasakan tas nya mengganjal. Kemudian kedua matanya berbinar.
"Bodoh! Aku masih punya daging di tas!" Ucap Liam seraya menepuk dahinya.
Ia meraih ranting panjang di atas kepalanya, membuat ujungnya runcing dengan pisau, baru kemudian memindahkan tas ke depan, menggendongnya di depan. Setelahnya ia mengeluarkan daging yang dibumbui. Menusukkannya ke ranting kayu tersebut, dan menjulurkannya ke bawah.
Ke empat hewan terlihat kebingungan dan meraung kecil, hidung keempatnya kemudian mulai bekerja, mengendus-endus daging harimau yang Liam sodorkan.
Tapi begitu keempatnya mau mulai menggigitnya, Liam pun menariknya lagi ke atas, mempermainkan ke empat hewan tersebut. Terbahak kecil diatas pohon, dan dibalas raungan marah dari empat hewan.
Liam akhirnya mengambil daging tersebut, dan melemparnya sejauh mungkin. Ke dalam hutan, tapi ke empat hewan tidak tertarik sama sekali. Membuat Liam mengumpat.
Tapi Liam tidak patah semangat. Ia melempar satu potong daging lebih dulu ke bawah untuk dicicipi keempat hewan buas tersebut. Sampai akhirnya keempatnya sudah memakannya, Liam pun tersenyum penuh arti.
"ENAK, KAN?! Tadi saja, tidak mau! Kalau aku tidak ingin mengusir kalian, aku mungkin tidak akan membuang-buang dagingku! Hmph! Menyebalkan sekali, aku harus berbagi dengan kalian." Ucap Liam mengejek, dan kesal. "Tapi tidak apa, ayo makan dan nikmati daging hewan sejenismu, hahaha." Lanjutnya, seraya melempar satu potong daging lagi.
Setelah semua daging yang dilemparkannya habis, Liam pun menganggukkan kepalanya, menjulurkan kembali daging besar yang ada di ranting, mendekatkan, kemudian menjauhkan. Setelah keempatnya meraung keras, Liam pun melemparkannya lagi ke dalam hutan.
Yang akhirnya, keempat hewan buas tersebut pun berlari mengejar daging yang dilempar Liam. Membuat Liam tertawa mengejek. "Hewan buas disini, bodoh juga?" Tanyanya pada dirinya sendiri.
Kemudian ia mulai turun setelah memastikan keempatnya pergi. Menginjakkan kakinya di tanah lagi, Liam pun menghela nafas lega.
Setelahnya, ia dengan cepat menghampiri sumber ledakan yang dimana ada tabung kaca yang diisi manusia didalamnya. Liam berlari, bergerak cepat karena takut keempat hewan buas datang lagi sebelum dirinya dapat mengecek tabung tersebut.
Kemudian Liam sampai ditempat yang dimaksud, dan melihat dengan cermat. "Seorang wanita?" Gumam Liam dengan dahi mengerut. "Cantik sekali." Lirihnya pelan. Kulitnya sangat putih, wajahnya tanpa cela. Dengan memakai baju putih, hampir menyamai warna kulit putih bersihnya. Ditambah, rambutnya berwarna silver.
Liam jadi berandai-andai, bagaimana jika ia membuka kedua matanya? Bukankah akan terlihat semakin cantik? "Tapi, kenapa dia bisa ada dalam tabung ini? Mungkinkah ia terjebak setelah melindungi diri sendiri dari ledakan? Ya, mungkin begitu." Ucap Liam seraya menganggukkan kepalanya. Ia memindai tabung tersebut dengan kedua matanya. Sampai akhirnya ia menemukan tombol hijau di sisi ujung bawah tabung.
"Tombol apa ini? Mungkinkah tombol yang bisa membuat tabungnya terbuka?" Gumam Liam. Ia menatap lama tombol tersebut sebelum akhirnya dengan ragu-ragu menekannya.
Bersamaan dengan itu, gemuruh kaki empat hewan terdengar, Liam tidak memperdulikan tabungnya lagi, dan dengan cepat naik.
Benar saja, empat hewan kembali, kelimanya saling menatap. Liam dengan gugup membuka resleting tas nya. Mengambil banyak daging dan melemparnya ke seberang lubang sumber ledakan.
Tapi karena gugup, dan langsung berlari ia tidak memerhatikan jika daging-daging yang ia lempar malah masuk ke lubang sumber ledakan.
Liam sadar ketika ia sudah menaiki pohon lainnya. Kedua matanya melebar dan merasa bersalah. Apalagi, ia sudah menekan tombol hijau, ia hanya berharap tombolnya rusak agar tabungnya tidak terbuka ketika empat hewan turun memburu dan berebut daging harimau yang dilemparnya.
Tapi sialnya, tabung mulai terbuka, dan empat hewan juga mulai turun berlari ke arah daging dilempar. Tidak jauh dari tempat tabung tersebut.
"Oh tidak! Oh tidak! Aku yang membukanya, aku mencelakainya! Bagaimana ini?!" Ucap Liam dengan raut cemas dan gelisah. Ia ingin turun, tetapi ia takut.
Tapi jika ia tidak turun, maka orang lain yang akan menjadi santapan ke empat hewan buas tersebut.
"Tidak ada pilihan lain! Aku yang membuatnya dalam masalah, jadi aku harus bertanggung jawab!" Ucap Liam seraya menggertakkan giginya, sampai terdengar suara gemeletuk.
Kemudian ia turun, bertepatan dengan keempat hewan yang sudah menghabiskan daging harimaunya. DmYang kini hendak beralih pada wanita yang ada di dalam tabung yang sudah setengah terbuka, dalam proses pembukaan penuh.
"KEMARILAH! AKU PUNYA DAGING!" Teriak Liam yang membuat ke empat hewan tidak jadi mendekati tabung, dan beralih pada Liam dengan wajah ganas masing-masing.
Liam berdiri dengan golok yang diacungkan. Di depannya ada daging yang sudah ia keluarkan semua dari tas, sengaja ia simpan di depannya sebagai umpan.
Tapi belum sempat ke empat hewan bergegas menghampirinya, suara keras terdengar lagi.
BANG! BANG!
Tabung hancur, dan ke empat hewan terbang ke arah berbeda-beda. Liam berdiri dengan tubuh gemetar di tempatnya.
*
*
- Karya ini merupakan karya jalur kreatif -
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Deny Densy
jangan pakai kata lubang besar di tanah tetapi pakai kata kawah
2024-03-19
1