*
*
Setelah kejadian hiu yang ditangkap oleh Leandra, keesokan harinya, Liam dibantu Leandra membangun rumah, membuat waktu pembuatannya menjadi lebih cepat. Terlebih Leandra kuat, ia bisa dengan mudah membawa pohon yang telah di potong-potong, selain itu, dalam sekali pukulan, paku-paku yang dipakai juga langsung hilang, tidak perlu beberapa kali pukulan.
Tetapi dengan ini, makanan tidak pernah bisa terlewat. Leandra seolah alarm jam makan. Akan ingat makan setiap kali waktunya makan. Sarapan, makan siang, dan makan malam, dilakukan tepat waktu dengan adanya Leandra.
Di sela-sela membangun rumah, Leandra, Liam dan Leo yakni Singa peliharaan keduanya juga masih sering memburu hewan baik di darat maupun di laut. Sampai akhirnya dua bulan berlalu begitu saja. Rumah dua lantai yang dibangun akhirnya selesai.
Liam dengan senang bersorak, karena akhirnya kerja kerasnya selesai. Tetapi disisi lain, makanan dan semua bumbu habis. Akhirnya Liam dan Leandra beralih haluan membuat perahu yang lumayan besar dari kayu, agar Liam bisa mengunjungi dermaga untuk membeli kebutuhannya di pulau.
Mengingat banyak kulit hewan-hewan buas, serigala, singa, beruang, bahkan hiu dan makanan laut langka yang dijual mahal di dermaga, Liam berniat menjual semuanya dan membelanjakan uangnya untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Selain itu, ia akan membeli beberapa perkakas dan kebutuhan pembangunan lainnya.
Tentu saja, Liam akan mulai membuat banyak rumah pohon di pulau tersebut. Anggap saja rumah pohon ini sebagai hostel untuk tempat menginap orang-orang yang berlibur ke pulaunya, dengan rumah dua lantai miliknya sebagai pusat.
Selain itu, Liam akan menanam banyak tanaman dan pohon buah agar para pengunjung yang datang nanti, bisa mengalami pengalaman yang nyaman. Meski hidup di pulau, tetapi makanan tidak akan pernah habis nantinya.
Tapi rencana ini kemungkinan besar akan hadir dalam beberapa tahun ke depan. Pembuatan rumah dua lantai saja memakan cukup banyak waktu. Apalagi rumah pohon? Selain harus memilih pohon yang layak untuk dibuat rumah, struktur dan lokasi pemilihannya juga harus bagus.
Selain itu, pulaunya masih banyak hewan buas yang belum ditemui. Meski banyak hewan yang mulai takut pada dirinya dan Leandra karena keduanya lebih ganas, tetapi keduanya tidak benar-benar pernah mengelilingi pulau, sehingga belum tahu banyak.
Jadi, selain rumah pohon, Liam akan memagari bagian-bagian dimana hewan-hewan berbahaya ini tinggal. Bisa dianggap sebagai kebun binatang alami nantinya.
Yah, pulau pun ke depannya akan menjadi tempat wisata yang terencana, terorganisir yang menyenangkan. Anggap sebagai ajang Liam dalam memulai karirnya dari nol. Entah sejak kapan, tapi Liam mulai berpikiran tentang pembalasan dendam dan kembali ke puncak jayanya sama seperti dahulu.
Ia sudah pernah mengalaminya dulu, mengalaminya lagi sekali, tidak akan menjadi masalah. Terlebih, ada Leandra dan kekuatan baru yang dimilikinya sekarang. Dan kepercayaan dirinya kembali naik sejak saat itu.
Dua minggu berlalu, perahu kayu yang lumayan besar akhirnya jadi. Liam kemudian membawa semua hasil buruannya ke perahu dan menumpuknya disana dengan penyimpanan yang Liam rasa cukup aman.
"Makan siangmu ada di rumah, kau diam saja disana dengan Leo. Ingat, jangan merusak apapun, rumah baru jangan sampai rusak!" Ucap Liam, memperingati. Tangannya terulur dan mengacak rambut Leandra.
Leandra memelototi Liam dan berniat memukulnya, tetapi Liam menghindar dengan cepat. Beberapa bulan hidup bersama, Liam cukup paham dengan sifat dan kebiasaannya. Keberaniannya pada Leandra juga semakin tinggi. Menjahilinya sesekali, sekarang menjadi kegemarannya.
"Pergi." Dengus Leandra.
"Ya, ya, aku akan pergi sekarang. Kau jaga diri baik-baik!" Ucap Liam, sebelum akhirnya menyalakan mesin perahu yang di dapatnya dari laboratorium.
*
Sampai di dermaga, Liam akhirnya menghela nafas lega. Perasaan senang dan bersemangat mulai terasa. Terlebih, sudah lama sejak ia tidak mengunjungi tempat dimana banyak orang berada.
Membuka kotak penyimpanan besar di perahu, Liam kemudian mengambil dua koper dan satu tas dari sana. Kemudian turun dan berjalan ke arah dimana barang-barang laut biasa di jual. Ia tahu betul tempat penjualannya, sebab dulu pernah beberapa kali menjualnya disana ketika pulang dari mengunjungi pulau.
Tapi kini, ia sengaja datang dan mulai mencari uang lagi dengan menjual beberapa barang hasil buruan. Jelas hatinya merasa berdebar, dalam artian semangat.
Tapi sebelum kesana, ia ikut mencharge ponsel yang sudah lama sekali tidak ia pakai. Hanya untuk mengaktifkan kembali rekening bank digitalnya. Tentu saja, tersisa satu rekening yang tidak diblokir siapapun. Meski saldonya tidak ada, tapi kini akan terisi kembali, sekaligus banyak.
Satu jam men-charge ponsel, Liam membayar sebanyak 20.000 disana. Sebetulnya masih ada sisa waktu yang bisa dipakai, tetapi Liam tidak punya waktu, jadi meski baterai ponselnya baru terisi setengah, Liam langsung pergi ke tempat penjualan hasil buruannya.
20.000 adalah satu-satunya uang yang tersisa yang ada ditangannya. Tapi ia tidak khawatir karena akan mendapat uang setelahnya.
"Bos! Apa kau masih menerima kulit binatang hasil buruan?" Tanya Liam begitu sampai.
"Kau? Oh! Oh! Sudah lama sekali, kau datang lagi. Masih, kulit ala yang kau bawa hari ini? Berikan padaku!" Ucap Bos pemilik toko, bos Diu namanya.
"Ada beberapa, kau menerima semuanya?" Tanya Liam, seraya menunjukkan dua koper dan satu tas gandong. Membuat bos Diu mengerutkan dahinya.
"Kau tidak mencoba menipuku, kan?" Tanyanya.
"Kau bisa melihat dan memastikan keasliannya, aku tidak sedang menipu siapapun. Aku berburu selama dua bulan, jadi dapat lebih dari dua." Ucap Liam.
Bos Diu akhirnya terlihat bersemangat. "Baiklah, ayo buka dan perlihatkan dulu semuanya." Ucapnya seraya membawa satu tikar di belakang meja konter pembayaran. Menghampiri Liam dan menghamparkan tikar tersebut di depan Liam, membuat Liam langsung jongkok dan membuka koper serta tas nya.
Beberapa orang yang memang kebetulan sedang ada di dalam untuk melihat-lihat dan melakukan transaksi, seketika juga berhenti dan ikut melihat, mengerubungi Tikar. Berbaris melingkar.
Koper pertama, koper kedua dan tas,l terbuka, Liam kemudian mengambil satu persatu kulit hewan buas dan menyimpannya di atas tikar tersebut.
"WOW!"
"APA INI?! SIRIP HIU? SIAL!"
"KULIT DAN BULU BERUANG?!"
"INI HARIMAU KAN?!"
"JANGAN BILANG INI SERIGALA?!"
"SIAL! BANYAK SEKALI?!"
Teriakan para penonton membuat suasana ricuh seketika. Bahkan bos Diu ternganga dan tertegun di tempat melihat banyaknya kulit-kulit yang dibawa Liam. Masalahnya, masing-masing jenis ada yang dua dan lebih dari dua.
"Kau memburu semuanya sendirian?!" Tanya Bos Diu tidak percaya, matanya masih melotot.
Liam menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ada satu teman, hanya saja tidak ikut kemari." Ucap Liam.
"Gila! Benar-benar Gila! Aku ingin semuanya!" Balas Bos Diu tegas.
"BOS! BERIKAN SIRIP HIU INI PADAKU!"
"ANAK MUDA AKU INGIN BULU HARIMAU INI!"
Perebutan pun dimulai.
*
*
- Karya Ini Merupakan Karya Jalur Kreatif -
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
RJ 💜🐑
keren banget ceritanya 👍🏻👍🏻👍🏻😍😍😍❤❤
2024-01-31
2