*
*
Setelah tahu dirinya mempunyai kekuatan yang sama kuatnya dengan si wanita, meski ia pikir mungkin saja kekuatan si wanita akan lebih besar darinya, tapi setidaknya, ia merasa bisa menyainginya di permukaan.
Liam kembali melakukan tugasnya, menguliti beruang, dan mulai membuat api serta kayu yang diruncingkan. Setelahnya, ia mulai membakar hewan-hewan tersebut. Mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar, yakni beruang, karena Beruang sendiri memiliki hal-hal yang berharga dan paling rumit agar bukunya tetap utuh tanpa sobekan sekecil apapun.
Jadi, pada awalnya adalah si wanita yang Liam tugaskan untuk memanggang sementara dirinya tetap membersihkan beruang. Tentu setelah mengajarinya keahlian memanggang.
Barulah setelah Liam menyelesaikan beruangnya, Liam mengambil alih memanggang. Liam memanggang kambing, rusa dan terakhir adalah beruang.
Setelah semuanya dipanggang dan matang, Liam kemudian menyimpan beberapa daging untuk di makan pada siang dan malam hari. Agar si wanita tidak perlu berburu lagi ke hutan.
Si wanita sempat melayangkan tatapan protes pada Liam, tetapi Liam mengabaikannya. Membuat si wanita kesal, merasa karena Liam punya kekuatan ia menjadi lebih berani padanya.
Tapi ia juga tidak berbicara lagi dan menuruti pengaturan Liam pada akhirnya. Daripada ia tidak bisa makan lagi, lebih baik makan lebih sedikit pagi ini.
Liam juga puas melihat sifatnya. Ia seolah lebih berenergi dan segar karena tahu memiliki kekuatan. Ia bahkan kini berani memerintah dan mengatur si wanita.
"Kau, sudah beberapa hari tapi aku tidak tahu namamu? Siapa namamu?" Tanya Liam seraya mengigit paha kelinci. Ia kebagian satu kelinci utuh, dan Singa dapat dua, sedangkan si wanita dapat satu kambing utuh. Tentu saja, ia yang nafsu makannya paling besar disini.
Lagipula ia yang berburu, jadi biarkan saja ia makan lebih banyak, meski Liam takut perutnya meledak karena terlalu banyak makan, apalagi sudah makan 3 bungkus mie instan sebelumnya, tetapi ia benar-benar tidak sanggup melarangnya lebih jauh.
Si wanita terdiam sebentar sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya. Ia tidak ingat namanya, ia hanya memiliki ingatan tentang perilaku ilmuwan gila yang menyiksanya selama bertahun-tahun ini.
"Tidak ada nama? Kalau begitu, aku yang beri nama, mau tidak?" Tanya Liam seraya bercanda.
"Um!" Dengan jawab um, Liam akhirnya menjadi serius. Ia tidak mengira awalnya si wanita mau ia beri nama. Tapi jika begini, baiklah!
"Bagaimana dengan Leandra?" Tanya Liam.
Liam memilih nama Leandra karena nama tersebut berasal dari bahasa Latin, Leandra berarti singa betina. Sosok Leandra dianggap sebagai pemimpin yang tegas dan memiliki jiwa ksatria – karena kemampuan kepemimpinannya yang baik.
Meskipun mirip singa betina, tapi wanita di depannya lebih kuat dari hewan tersebut. Seperti asal-asalan, tetapi aslinya, namanya memiliki arti yang sangat baik. Jiwa ksatria dan pemimpin yang baik.
Liam melihat sifat dan tingkah lakunya dalam beberapa hari ini, jadi pilihan namanya jatuh pada nama Leandra.
"Um! Le..andra." Eja si wanita yang membuat Liam tersenyum lebar. Saran nama yang ia berikan ternyata diterima dengan baik, tentu saja ia senang.
"Baik, ke depannya, aku akan memanggilmu Leandra! Ingat namamu baik-baik, mengerti?" Ucap Liam, yang membuat Leandra mengangguk singkat. Tapi ia kemudian fokus lagi pada makanannya.
Sedangkan Liam, sudah selesai makan sejak ia memilihkan nama untuk Leandra. Setelah minum, ia beranjak dan berniat masuk kembali ke laboratorium ilegal di bawah tanah. Masih banyak hal yang akan ia jarah. Mengingat kekuatannya juga, ia menjadi bersemangat. Dan bertekad akan menyisir seluruh laboratorium hari ini juga. Jadi, besok pagi, ia akan pergi dari tempat tersebut. Kembali ke rumah runtuh kayunya dengan banyak perbekalan.
Liam berdiri, memasang kuda-kuda, kemudian tersenyum lebar. Mencoba mengikuti gerakan Leandra dalam beberapa hari ini yang mana membuat Liam iri. Tentu saja, ia melompat dan hilang dalam satu kali lompatan. Siapa yang tidak iri? Ia bahkan tidak butuh kendaraan sama sekali nantinya.
Wussh!
Brak!
"ARGH!" Teriak Liam. Ia berhasil melompat, tetapi ia menabrak pohon besar di sisi depan tempatnya. Jauh dan lompatannya terlalu cepat, tidak bisa dikontrol sama sekali.
Pohon yang ditabraknya bahkan tumbang saking kerasnya Liam melompat.
Singa yang melihat kebodohan Liam, tertawa dengan suara khasnya yang seperti raungan. Sedangkan Leandra hanya mendengus dan mengumpati Liam dengan kata bodoh lagi, untuk keempat kalinya.
"Sialan! Siapa yang menaruh pohon disini?!" Pekiknya kesal, ia kemudian menendang pohon tersebut sampai pohonnya terbang ke dalam. Kemudian ia kembali mencoba, melompat dengan kontrol yang lebih baik.
Alhasil, dalam percobaan kedua kali, Liam berhasil. Ia melompat dan langsung sampai di depan lubang masuk laboratorium bawah tanah.
Kemudian Liam masuk, dengan kecepatan yang meningkat, ia mulai memasuki satu persatu ruangan, dan akhirnya bisa mengumpulkan semua perbekalan di ruang terbuka di sebelah lubang masuk laboratorium.
"Sial! Banyak sekali?! Aku selamat, bisa hidup selama satu tahun tanpa perlu khawatir makan dan minum." Ucap Liam merasa bangga. "Maksudku, tidak perlu berburu hewan dan ikan setiap hari, haha." Lanjut Liam seraya tertawa senang.
Kini, ia hanya perlu memikirkan bagaimana cara mengangkut semua hal yang ia dapatkan dari sini. Lalu menghancurkan laboratorium bawah tanah sampai hancur seluruhnya. Tidak boleh sisakan apapun disini. Jangan sampai orang lain menemukan tempat ini lagi.
Ia akan bekerjasama dengan Leandra nantinya untuk menghancurkan laboratorium tersebut. Jadi, sekarang Liam mengambil satu persatu barang dan memindahkannya ke sisi pohon di mana Singa dan Leandra terbaring dengan santai. Menatap langit biru yang membuat tenang.
Sebanyak 5 kali balikan, dan Liam selesai memindahkan semuanya saat itu juga. Kemudian ia istirahat karena kelelahan, bolak-balik melompat juga ternyata membuatnya lelah. Mungkin karena belum terbiasa, dan ia memaksakan diri untuk pertama kalinya. Melebihi batas kekuatan tubuhnya.
"Leandra, kau akan tetap tinggal disini? Atau ikut denganku ke sisi lain pulau? Aku punya rumah disana." Ucap Liam, bertanya pada Leandra, seraya meminum air dari botol minum.
Leandra menoleh, tapi ia terdiam cukup lama membuat Liam mengerutkan dahinya. Karena Leandra tidak mengatakan apapun setelah menoleh kembali ke langit.
"Jika kau tidak ingin tinggal disini, maka ikut saja denganku, setidaknya kau bisa menyuruhku memasakkan makanan untukmu. Lalu, bantu aku dengan menghancurkan tempat ini sepenuhnya." Jelas Liam menatap Leandra yang masih tidak bergeming.
"Hancurkan tempat ini." Balas Leandra setelah beberapa saat. Terlihat kilatan marah dan benci di mata birunya. Matanya juga menajam, Liam jelas merasakannya.
"Baik, sudah disetujui. Setelah makan siang, kita akan menghancurkannya bersama." Ucap Liam lagi, seraya mengangguk dengan semangat.
*
*
- Karya ini merupakan karya jalur kreatif -
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Aprilia Queenzanara
semangat thor💪 tapi tetap jaga kesehatan😇
2024-02-20
2
RJ 💜🐑
semangat buat up nya yaa bagus ceritanya 😍😍😍👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻❤❤❤🙏🏻🙏🏻🙏🏻
2024-01-06
2