*
*
Semakin lama Liam mengalihkan perhatiannya, semakin dirinya terfokus pada masalah ledakan. Ia bahkan terbangun di malam hari dan memikirkan tentang mengecek lokasi ledakan karena semakin lama, ia juga merasa tidak nyaman, tidak aman.
Akhirnya, setelah banyak pertimbangan, ia mengemas tasnya, memasukkan barang alakadarnya yang pastinya diperlukan sepanjang jalan menuju tempat ledakan. Meninggalkan koper di tempat tersembunyi, di beberapa bagian rumah yang runtuh tapi masih ada space kosong yang bisa ia masuki barang.
Dengan pisau dan golok yang dibawanya, Liam pun mengisi perutnya dan pergi ketika langit sudah memutih. Tampilannya sudah seperti seorang petualang, sudah berubah lebih baik daripada ketika pertama kali ia datang ke pulau tersebut.
Dengan membawa kompas dan memperkirakan lokasi ledakan, Liam pun berjalan memasuki hutan. Perlahan, cahaya pun sedikit lebih gelap daripada di luar ketika ia mulai memasuki hutan dalam.
Tangannya tidak pernah melepaskan pisau, sedangkan golok ia simpan di pinggang. Pisau digunakan lebih fleksibel, karena sepanjang jalan Liam juga menembang daun-daun yang menghalangi jalannya.
Selama perjalanan, banyak suara hewan yang terdengar, tetapi Liam tidak berniat berhenti sama sekali karena takut akan menemui hewan buas. Meski ia bisa melawannya, tapi ia enggan. Lebih baik bertemu hewan jinak seperti rusa, bisa ia jadikan santapan untuk makan siang, siang ini.
Tapi yang ditemui Liam adalah beberapa kelinci, yang membuat Liam cukup senang. Ada daging untuk dirinya makan. Liam hanya menangkap dua ekor kelinci dan melepaskan sisanya. Membakar dua ekor kelincinya. Memakannya satu, dan menyimpannya satu untuk dimakan di malam hari.
Setelahnya, Liam kembali berjalan setelah memastikan arah dengan melihat kompas. Karena meski ia pemilik pulau, karena kesibukannya, ia belum pernah menjelajahi semua tempat di pulau tersebut.
Dan hal inilah yang memicu rasa penasaran tentang lokasi ledakan. Tiga kali ledakan besar, juga tidak terlalu jauh, seolah itu berada di sisi ujung pulau lainnya. Yang memicu ledakan besar, Liam lebih penasaran terhadap apa yang memicu ledakannya.
Karena setahu dirinya, tidak ada apa-apa di pulau miliknya ini. Kemudian ia berpikir, apa mungkin ada orang yang datang dan membuang bom di pulaunya? Tapi untuk apa? Kenapa ia melakukan hal ini?
Liam terus bertanya-tanya meski tidak pernah mendapat jawaban selama perjalanan menuju lokasi ledakan. Sampai malam tiba, Liam harus mencari tempat untuk beristirahat. Tapi karena ia tidak memiliki tenda, akhirnya ia hanya bisa tidur di atas pohon yang punya dahan besar.
Memastikan tidak ada hewan apapun di atas pohon, barulah ia dapat dengan nyaman mengisi perut dan mulai tertidur di atas pohon tersebut.
*
Keesokan harinya, Liam bangun dan lupa jika ia tidur di atas pohon, jika ia tidak dengan cepat menyeimbangkan tubuhnya, ia pasti sudah terjatuh sekarang.
Liam menghela nafas karena berhasil bertahan. Kemudian memindai seluruh hutan dari atas pohon, berjaga takut ada hewan buas yang mengawasinya. Jika tiba-tiba diterkam, kan, sangat tidak bagus.
Karena kelinci bakar kemarin habis, Liam akhirnya turun, ia menemukan pohon buah liar ketika ia memindai hutan barusan. Memetik beberapa untuk mengisi perutnya. Untuk membuat perut kenyang, ia akan mencari beberapa hewan kecil selama di perjalanan nanti.
Tapi kemudian, setelah beberapa saat berjalan, bukan hanya hewan kecil yang ia temui, tetapi harimau. Liam mendesah kesal. Betapa buruk keberuntungannya hari ini.
Liam melihat ukuran tubuh harimau, dan berspekulasi jika pertarungan kali ini akan memakan banyak waktu dan tenaganya. "Baiklah, ayo maju!" Pekik Liam seraya mengeluarkan golok dari tempatnya, yang mana menggantung di pinggangnya.
Liam dan harimau sama-sama menatap intens satu sama lain. Mata keduanya sangat tajam, dan raungan pelan dari harimau terdengar. Tapi Liam tidak takut, seolah mendengar raungan kucing, ia bahkan dengan berani maju lebih dulu.
Berlari maju dengan golok, tetapi ketika hampir mendekatinya, Harimau juga sama-sama mendekatinya. Berjaga agar ia tidak diterkam, akhirnya dengan cepat melemparkan pisau ke daerah lehernya.
ROARRGGH!
Auman keras pun terdengar, karena pisau berhasil menancap disana. Auman yang membuat telinga Liam sakit dan membuat hewan-hewan kecil di sekitar berlarian. Bahkan banyak buruk mengepakkan sayapnya pergi dari tempat kejadian.
"Sakit tidak?! Maka menyerah saja!" Pekik Liam pada Harimau yang kini mengucurkan darah dari luka yang tertancap pisau.
Harimau bersiap menyerang. Mendekat dan berlari, kemudian melompat dan membuatnya terbang sebelum menerkam Liam. Tetapi Liam pintar, ia berguling ke arah berlawanan ketika Harimau terbang. Membuat Harimau menubrukkan kepalanya dengan keras ke pohon besar yang ada di belakang Liam.
Liam terbahak melihat Harimau yang terduduk. Sudah pasti sedang meras pusing, suara tubrukkannya sangat keras. Dan tidak menunggu waktu lam, Liam langsung berlari dari belakang, menyerang Harimau selagi ia masih terdiam pusing.
"Huh! Kau yang menemuiku dan cari mati. Jangan salahkan aku karena akhirnya kau terbunuh." Ucap Liam tertawa senang. Meskipun memakan banyak waktu dan tenaga, ia cukup mudah menangani Harimau kali ini. Medan hutannya membuat dirinya beruntung bisa mengalahkannya dengan mudah.
"Asik sekali, makan siang kali ini sangat besar dan ugh, aku tidak sabar merasakan kelezatan daging hewan buas ini!" Pekik Liam senang. Yang langsung menangani Harimaunya. Mengulitinya dan membiarkan bulunya utuh, agar ia bisa membuat mantel untuk membuatnya tetap hangat nanti.
Tetapi karena tidak ada cukup ruang di tasnya, akhirnya Liam mengikat bulu harimau di atas pohon. Tidak akan ada yang mengambilnya karena tidak ada orang selain dirinya disini. Jadi ia merasa cukup aman meninggalkan barang, dan menjemputnya ketika hendak pulang nanti.
Setelah mengikat bulunya, Liam kemudian mengambil beberapa kayu dan mulai membuat api. Selagi menunggu api nyala lebih besar, Liam mulai memotong-motong daging Harimau tersebut. Menyisakan kepala dan keempat cakar serta isi perutnya.
Liam membuangnya agak jauh dari tempatnya karena takut mengundang hewan yang lebih besar. Barulah setelahnya ia membakar daging yang tersisa. Membakar semuanya dan memenuhi tas dengan daging tersebut. Agar beberapa hari perjalanan, ia tidak perlu pergi memburu hewan lainnya hanya untuk sekedar memenuhi keinginan perutnya.
Setelah kenyang, minum air kelapa dalam botol bambu, lalu kembali melanjutkan perjalanan. Dengan isi tas penuh dan agak berat, Liam tidak mengendur, tetap berjalan sesuai arah dan ritme sebelumnya.
Jadi dalam waktu 3 hari, Liam akhirnya sampai di sumber ledakan. Sudah lima hari, dan asap yang ada sudah menghilang. Menyisakan puing-puing tanah dan beberapa mayat hewan yang mulai membusuk. Ada juga beberapa mayat hewan yang sudah habis digerogoti.
Yang mana membuat Liam menjadi waspada. Banyak tulang hewan, artinya ada hewan buas lain yang tinggal disini.
*
*
- Karya ini merupakan karya jalur kreatif -
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
INdah🌹
55
2024-04-27
1
Armansyah HI Waleng
gass
2024-03-30
1
Permata_tanty
bntar" thor ini liam nyuci hewan" nya pake apaan yaaa
/Hey//Hey//Hey/
2024-03-20
1