Di bandara Internasional London
Seorang Pria paruh bayah dengan wanita berusia 24 tahun, dengan tampilan modisnya, dengan body bak gitar spanyol turun dari pesawat.
"Kita tinggal di mana, Mas?" tanya wanita muda itu sambil bergelayut manja di lengan sang suami. Dia Mesika Putri Arkansas.
"Kita ke rumah mewah itu, mau kemana lagi," ucapnya.
Seorang pria paruh baya berusia 55 tahun, namun masih terlihat tampan nan gagah dengan bekas luka yang berada di pipi nya, menambah kesan sangar dia Af Sean Dimtri.
"Tapi jika Arthur di sana bagaimana?" tanya takut melihat sisi iblis Arthur.
"Tenang saja sayang, menurut anak buahku, Arthur sudah lama tak kesana," ucapnya sambil menuntun wanita itu masuk ke mobil.
"Baiklah, kita bisa leluasa menguasai rumah itu," ucapnya sambil tersenyum miring.
Pria tua itu meremas buah dada wanita itu.
"Ahhh," desahan lolos dari mulutnya.
Sean tersenyum menyeringai. "Bersiaplah! Setelah sampai kau, habisku makan." ucapnya sambil mengemudikan mobilnya.
"Apa kau tak kasihan denganku? aku lelah perjalanan," mencoba merayunya dengan tatapan memelas.
Namun pria itu enggan menurutinya. "Kau, sudah terlalu lama di paris dan aku ingin merasakan lepet legitmu itu!" sarkasnya.
Membuat wanita itu tersentak, mau tak mau dia harus menurutinya.
"Kalau kau tak mau..." ucapnya di jeda sambil menatap ke arah wanita itu.
"Aku jajan diluar saja," lanjutnya dengan enteng.
Membuat wanita itu ketar-ketir, jika suami nya jajan diluar pasti dia akan di buangnya.
"Ahh jangan, Mas! Baiklah, nanti kita lakukan sampai kau puas," ucapnya sambil mendesah agar suaminya tak jadi jajan di luar.
Sean tersenyum nakal, Mesika jika di ancam sedikit pasti menurutinya.
"Baiklah, Puaskan aku kali ini!"
Sambil menancap kan gasnya, dengan kecepatan di atas rata-rata.
Mesika sampai ketakutan. "Mas pelan, aku takut," lirihnya sambil gemetaran.
Sean tersenyum menyeringai tanpa mengurangi gasnya,
"Rasakan saja, ini sangat seru," ucapnya.
20 menit mereka berputar-putar, hingga mereka sampai di sebuah mansion besar nan megah.
TIT TIT
Sean mengklakson mobil nya membuat satpam mendekat.
"T---tuan Se---Sean," ucap nya sambil terbata - bata saat melihat siapa yang berada di dalam mobil.
"Buka pintunya! atau saya tabrak!" peringat nya. Membuat Pak Budi selaku penjaga mau tak mau harus membukanya, takut terjadi apa-apa.
Setelah gerbang di buka mobil itu melesat masuk hingga berhenti di pintu utama, mereka berdua turun.
Dan meninggalkan mobilnya begitu saja, para Penjaga hanya berdecak kesal.
Pak Budi langsung menghubungi Arthur, bahwa ayahnya dan Ibuknya telah tiba.
call tersambung
"Tuan Al," panggilnya dengan sedikit bergetar.
Sementara di seberang sana Arthur berdecak,
"Bicarakan! atau ku mati kan!" tegas Arthur.
"Tuan Sean dan nona Mesika datang tuan," ucapnya takut tuannya marah.
Prang
Bunyi sesuatu yang di banting terdengar di telpon, membuat pak Budi ketakutan.
Tak lama setelah itu telponnya di matikan.
ππππππππππππ
Arthur yang berada di markas mendapat kabar itu, semua gelas berisi wine di lempar begitu saja.
Membuat mereka terjingkat kaget, Alvian mendekati Arthur.
"Kenapa brother?" tanyanya saat melihat kobaran amarah dalam diri Arthur.
"Dia kembali," ucapnya dingin dengan aura membunuh yang sangat kental.
Alvian yang mengetahui itu, ikut geram.
"Kau butuh bantuan?" tawanya dengan menyeringai.
Arthur berjalan ke arah pintu keluar markas, namun berbalik,
"Aku masih mampu, atur semua pengiriman hari ini dan kau, Vian kembali lah, ke kantor!" titahnya yang tak bisa di bantah siapa pun.
Mereka melakukan apa yang di perintah sang bos, takut mendapat kan amukan dari Arthur.
Setelah berucap Arthur segera pergi dengan mobil rolls royce hitam miliknya.
Dengan kecepatan tinggi Arthur mengendarai mobil itu, membelah jalanan kota Britania Raya,
Mobil hitam itu memasuki Mansion mewah nan megah, dia memarkirkan mobilnya di samping rumah.
Dia turun dari mobilnya dengan amarah yang menyala tatapan dingin dan datar.
Membuat para penjaga memunduk takut, aura mengintimidasi Arthur membuat mereka merasakan sesak, jika lama-lama bersitatap.
"PAK BUDI," Teriaknya
Orang yang di panggil segera berlari, tergopoh-gopoh.
"Iya, Tuan." dia menunduk takut melihat mata tajam.
Jika pisau sudah di pastikan tubuhnya sudah ber lubang semua.
Arthur menghela nafas dan berkata, "Bakar saja mobil ini!" ucapnya saat berada di dekat mobil yang di kedarai Sean dan Mesika yang terpakir sebarangan.
Sedangkan para penjaga yang mendengar perintah Arthur, ternganga sempurna. Dengan enteng tuannya menyuruh membakar mobil.
"Kenapa pada diam?" tanyanya dengan sedikir menekan auranya yang semakin mengelap.
Mereka semakin bergetar ketakutan,
" Baik, tuan sesuai perintah!" ucap mereka tegas.
Arthur menganggukan kepalanya.
"Kemana, kedua medusa itu?" tanya Arthur.
"Mereka berada di dalam tuan," ucap nya. Tanpa membalas ucapan bawahnya, Arthur bergegas masuk kedalam rumah yang sudah beberapa tahun ini.
Tak pernah ia kunjungi.
¤¤¤¤¤¤¤¤
Di dalam rumah megah itu.
Seorang pria paruh bayah dan wanita sedang melakukan hubungan suami istri di atas sofa.
"Ahhh, lepetmu makin mengigit sayang," sambil mengplak pantat mulus itu.
Pria itu menaik turunkan badannya, setelah itu dia menarik senjatanya.
Dan memasukan lagi dengan kasar tanpa perduli pekikan wanita yang telah menjadi istrinya.
"Ahhh, Mas pelan," pekiknya saat merasakan miliknya berasa sakit semua.
Tapi pria tua itu seakan tuli, dia malah semakin menekan masuk miliknya.
Arthur yang baru saja masuk melihat pemandangan yang menjijikan di hadapannya membuang muka.
"Cih, dasar pasangan tak tau diri," ucapnya.
Membuat pasangan suami istri itu, menoleh.
Arthur menatap mereka jijik.
"Apa kau tak punya uang? hingga kau berzina di rumah ku?" Tanya dingin dengan aura yang mencengkam yang di keluarkan oleh Arthur.
Pria tua itu tak perduli dia malah semakin bergerak dengan liar di hadapan Arthur, seakan Arthur hanya radio rusak.
Arthur yang geram ucapannya tak di hiraukan, mengeluarkan pistolnya di balik saku jasnya, dan menembakan pistol itu ke udara.
DOR
Reflek mereka berdua terlepas dari tautan.
"Mau mati bersama-sama," ucapnya dengan seringai terpatri di wajahnya.
Mereka berdua yang melihat itu bergidik ngeri, mereka membangunkan iblis yang sedang tidur.
Mereka bergegas memunguti pakaian yang tercecer di lantai.
Arthur berjalan mendekat.
"Tetep di situ!" peringat Sean karena dia tak membawa senjata apa pun. Takut Arthur menembaknya sembarangan.
Arthur tersenyum menyeringai.
"Sudah lama aku nantikan hari ini, kau sendiri yang datang!" Arthur mengarahkan pistolnya ke arah Sean.
Sean yang melihat itu,
"Tembak lah! Jika kau berani menambak ayah mu!" ejeknya.
Arthur melepas tembakannya.
DOR
Tembakan itu mengenai paha milik sean, membuatnya terpekik kesakitan.
"Dasar anak sialan," teriaknya sambil memegang kakinya yang tertembak.
Arthur terkekeh sinis. "Masih untuk aku menembak pahamu, bukan burung kurang ajarmu!" seringainya sambil mengarah kan pistolnya kembali.
Mereka berdua berlarian keluar dari mansion itu, tanpa memakai sehelai benang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
kartika wayankartika
mantal bos quh
2024-03-28
0