Pagi harinya
Keyra yang baru saja ter bangun, dia merasakan pusing di kepala nya, Dia melihat dirinya tanpa memakai sehelai benang.
"Aaaa, Siapa? Yang udah lakukan ini, ke gue?" tanya pada diri sendiri.
"Huwaa, siapa? Yang bermalam bersama gue?" ucapnya histeris saat sedikit mengingat kejadian semalam.
Keyra yang mendengar gemericik air dari arah kamar mandi, Mencoba turun dari atas ranjang.
"Asttt," pekiknya saat merasakan perih diarea sensitifnya.
"Gue harus pergi, gimana pun caranya, sebelum dia selesai mandi," ucapnya sambil menahan sakit.
Keyra melihat pakaiannya, yang sudah tak layak di pakai, menjadi frustasi.
"Gue harus pakai apa?" tanyanya saat berada di dekat lemari sambil mengacak-acak rambut.
Saat dia membuka lemari hanya ada kemeja yang besar. dia langsung mengambilnya.
Kemeja itu nampak kebesaran di badannya hingga menutupi tubuhnya.
Keyra berjalan ke arah keluar dari kamar, berjalan dengan sedikit kesusahan karena merasakan sakit.
Banyak tatapan aneh, dari pada pengujung hotel. Namun ia tak perduli dia ingin segera pulang pasti mom nya khawatir,
Keyra yang telah sampai di depan hotel langsung men stop, Taksi yang kebetulan lewat.
ππππππππ
Di kediaman keluarga Alger
Sedang gelisah, Khawatir, Karena anak perempuan satu-satunya, dari semalam tak kunjung pulang.
Semua anak buah Erlang sudah di kerahkan, untuk mencari Keyra namun belum ada kabar sama sekali.
"Kemana? Perginya adikmu, Van. Kenapa dia gak pulang-pulang." ucap Momnya.
Dengan mata sembab karena sedari semalam menangis.
Kondisi Kevan tak jauh berbeda, baju yang sedari kemarin belum di ganti.
"Aku tak tau mom," lirih Kevan.
Erlang yang sedari tadi bolak-balik, menunggu
kabar dari orang kepercayaannya
"Bersabarlah, Key kita pasti menemukannya." Erlang mencoba menenangkan istrinya.
Di sisi Keyra yang baru sampai di gerbang mansionnya,
"Pak Anas bukain," Satpam itu menoleh.
"Ini, beneran neng Keyra?" Tanyanya.
"Bukan, ini Arwahnya, iya ini, Keyralah! Pak masak siapa lagi," Ucap Keyra.
Sambil memutar bola mata malas.
"Maaf atuh, Neng semua orang di rumah khawatir, Neng sedari semalam gak pulang. Mereka pada nyariin, Neng," ucap Pak Anas.
"Neng sok atuh, temuin keluarga, Neng kasihan mereka. Kenapa? Malah diam aja disitu?" tanya pak Anas yang lupa kalau gerbangnya belum di buka.
"Gimana? Masuknya pak nanas! Kalau gerbangnya belum di buka?" tanya Keyra yang geram.
Pak anas yang melihat itu, tersenyum kikuk dan membuka gemboknya.
"Maaf ya, neng," ucapnya
"Gak mau," ucap Keyra sambil berjalan ke arah pintu masuk.
"Pak Anas lupa atuh, Neng" ucapnya dengan wajah memelas
Keyra yang melihat itu tak tega.
"Ehhh, pak nanas Rara, cuma bercanda tauk." ucapnya membuat binar di mata pak Anas.
"Serius, Neng jangan laporin ke Dadnya, Neng ya," ucapnya.
Dan di angguki Keyra, di sudah lelah ingin istirahat.
Dia segera membuka pintunya dan langsung masuk kedalam rumah, sampai di ruangan Keluarga, Keyra melihat keluarga yang sedang terpuruk karena kehilangan dirinya,
Keyra bukannya trauma akibat kejadian semalem, malah mengerjain kakaknya yang duduk di lantai sambil menunduk.
Keyra duduk di sebalah kakaknya.
"Gembel dari mana sih, kok ada di rumah gue?" tanyanya saat melihat baju Kevan yang acak-acakan.
"Diem deh, adik gue hilang gara-gara gue," ucapnya. tak menyadari kalau itu adiknya.
"Wah, parah masak adiknya, di tinggalin sendiri sampai hilang," ucap Keyra.
"Iya gue, emang abang yang buruk buat rara," ucap Kevan masih dengan posisinya.
"Kalau gue jadi Keyra, gue apain ya! Karena sudah berani-beraninya, ninggalin adik cantiknya," ucap Keyra dengan nada memuji diakhir kalimat.
"Gue rela, di pukul, dijambak atau seterah dia asal dia kembali."
Keyra yang mendengar pernyataan kakaknya bersemangat.
"Yess," ucapnya senang.
Kevan yang mendengar pekikan yang tak asing, mendongak melihat adiknya yang lagi berjoget-joget.
Sedang Mom dan Dadnya, juga sama melihat Ke arah Keyra.
"Dek, jadi sedari tadi yang aku ajak curhat itu, lo?" tanyanya
Keyra mengangguk.
Momnya langsung memeluk erat keyra.
"Kamu kemana aja, sayang. Mom jadi khawatir?" tanyanya.
Momnya melepas pelukannya, melihat anaknya dari atas sampai bawah.
"Kemana? baju kamu! Ini baju siapa, rara? apa yang sudah kamu perbuat?" tanya Momnya sambil menangis.
Keyra meneteskan air matanya.
"Maaf, mom aku tak bisa menjaga kehormatanku." ucapnya lirih.
Keisa langsung memeluk anaknya erat.
"Is't okey, sayang. Asal kamu bisa pulang dengan selamat." ucapnya.
Kevan dan Erlang mengepalkan tangannya, mendengar pernyataan Keyra.
"Siapa? yang melakukannya padamu, dek? Biar kakak bunuh dia!" tanya Kevan yang emosinya sudah tak tertahan.
"No, kak ini bukan salah dia, aku sendiri yang memintak bantuannya. ini ulah seseorang yang memberi obat kedalam minumanku." jelasnya.
Kevan mengingat video yang di dapat Sintia.
"Aku tau pelakunya." ucap Kevan.
Membuat semua anggota keluarga menoleh padanya.
"Siapa Kak?" tanya Keyra
Kevan hanya diam sambil tersenyum misterius.
"Biarkan ini menjadi urusan kak!"
ππππππ
Di sisi Arthur yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Melihat kearah tempat tidur, gadis kecil itu tidak ada di sana.
Arthur tersenyum menyeringai,
"Menarik," ucapnya dalam hati.
Dia mengambil handphonenya, yang ada di atas meja dan menelepon Alvian.
Panggilan terhubung,
"Apa bos?" tanya Alvian yang berada di seberang sana.
"Cari tau identitas, wanita yang bermalam dengan ku." ucapnya dingin dan datar.
"Mana saya tau, Bos. Bermalam bersama wanita mana, ciri-cirinya aja saya gak tau?" ucapnya
"CCTV, hotel aldrich0" ucap singkat.
"Ha! Apa bos?" tanyanya.
Membuat Arthur mendengkus malas.
"satu, du..." hitung Arthur terpotong.
"Iya-iya, bos jangan main ancam muluk," ucapnya.
Arthur langsung menutup sambungan teleponnya, tak peduli umpatan Alvian disapa.
Arthur berjalan menuju lemari, melihat kemeja kesayangannya. Dia bawa Keyra dia tersenyum tipis.
"Kau yang memulai masuk dalam hidup ku, jangan harap bisa keluar lagi!" ucapnya.
"Berlarilah! gadis kecil. Aku pasti akan menangkapmu!" ucapnya.
Sambil menekan tombol rahasia yang berada di dalam lemari itu. Dan keluarlah, pakaian berbagai merek, yang tertata rapi.
Dia mengambil kemeja asal.
Namun dia terhenti, ketika sebuah foto jatuh. Dia mengambilnya. Ternyata itu adalah foto mamanya.
"Andai, mama masih ada aku tak akan, hidup seperti ini. Kenapa aku harus merasakan hidup serumit ini, mah." ucapnya sambil mencium foto mamanya.
"Kau semangat hidupku, ma. semenjak kepergianmu aku tak seperti orang yang bernyawa. Hanya menuruti fikiranku," ucapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments