Arthur yang sedari semalam tak bisa tidur dengan tenang. Dia mengingat cinta satu malam dengan gadis kecil aneh itu.
Yang sayang nya mampu membuat dia tak bisa lupa, apa karena di yang pertama memakainya. Karena gadis kecil itu masih perawan saat di sentuh.
Arthur gelisah karena dia sama sekali tidak memakai pengaman saat bersama dengan gadis itu.
"Shitt," umpatnya.
"Memikirkan saja hasratku sudah bangkit, apa lagi melakukannya. Sial siapa gadis aneh itu?" ucapnya segera berlari ke arah kamar mandi untuk menutaskan hajatnya.
Sekitar 1 jam Arthur baru selesai, masih memakai handuk di pinggangnya. Dia menelfon Alvian.
Telepon terhubung
"Ada apa bos? Pagi-pagi sudah telefon?"suara khas bangun tidur terdengar.
"kau sudah menemukannya?" tanya Arthur dingin dan datar.
Sedangkan Alvian yang berada di sebrang sana yang masih belum sadar, terbengong.
"Apa kau mendengarku!" nada tegas Arthur membuatnya tersadar.
"Ha! Apa bos?" tanya lagi.
"Apa kau sudah menemukannya? Sekali lagi kau tanya! Tunggu aku di ring siang nanti!" ucap Arthur geram.
"Ahhh, iya bos aku segera kesana semuanya sudah aku temukan, tapi..." ucapnya terpotong karena Arthur mematikannya sambil sepihak.
"ck, Menyebalkan." ucapnya dan masuk ke dalam ruangan penuh dengan baju yang berjejer rapi.
Arthur mengenakan kemeja warna putih dan di gulung lengannya hingga siku, menambah kesan tampannya.
Siapa yang bisa menolak pesona sayang CEO ALDRICH COPERATION dan seorang pemimpin dunia bawah.
Bahkan banyak wanita yang rela merangkak ke ranjangnya cuma-cuma.
Namun Arthur, tak mau berhubungan dengan seorang lebih dari sekali. Namun entah magnet apa yang membuat Arthur dengan seorang gadis kecil aneh, yang mampu mengobrak abrik, fikirannya setelah malah panjang itu.
Alvian berlari dari kamarnya menuju kamar sang bos yang berada di markas, ya mereka tinggal di markas. Arthur yang malas pulang ke rumah karena selalu mengingat kejadian itu. Padahal dia memiliki rumah lain namun dia tak mau menempati sendiri.
Sedangkan yang lain, katanya hemat. Lagi pula dirumah bosen gak rame kata mereka.
Sesampainya di depan kamar Arthur mengatur nafasnya
"Hah hah," sambil memegang lututnya.
Tik tok
"Bos," panggilnya.
Cek lek
Dan pintu terbuka sendiri, ya Arthur telah mendisein markas untuk keamanan seluruh anggota mafianya,
Alvian berjalan masuk, sampai dihadapan Arthur yang duduk angkuh di kursi singel miliknya.
"Ini, bos semua ada di sini." ucapnya.
Sambil menyerahkan map di tangannya.
Arthur tidak mengambilnya, malah mendorongnya balik.
"Bacakan!" perintahnya.
"Ais, Boskan bisa baca sendiri! Saya sudah capek-capek mencarinya." ucapnya dengan kesal.
"Kau membantahku, vian!" dengan nada dingin nan menusuk.
Membuat nyali Alvian menciut.
"Ah, iya bos. Ini saya bacakan!" Ucapnya takut.
Dengan sedikit tak ikhlas Alvian membuka map itu.
Arthur yang melihat itu.
"Apa kau tak mau, Via?" tanyanya.
"Nama saya, Alvian bos. Jangan panggil, Via!" ucapnya tak terima.
Arthur menaikkan satu alisnya.
"Seterah saya cepat baca!"
"Ya deh Seterah." ucapnya Pasrah.
Alvian mulai membacanya, sampai selesai. Arthur yang mendengar biodata Keyra tersenyum menyeringai.
"Keyra Anjani Alger, Menarik." ucapnya.
"Satu lagi bos." ucapnya.
Membuat Arthur heran.
"Perusahan Ayahnya, mengajukan kerjasama untuk pembangunan Mall." jelasnya sambil membaca Ipad di tangannya.
Arthur tersenyum misterius.
"Atur pertemuan dan berkasnya, vian. kalau bisa hari ini, kita bisa lakukan kerja sama." ucapnya.
"Tapi bos, kita belum tau standart perusahaan mereka? Apa memenuhi kulifikasi." ucap Alvian.
"Aku tak perduli, turuti apa kataku! Aku bosnya disini!" ucapnya dengan sombong.
Alvian hanya mampu menelan slavinanya susah payah, berdekat dengan Arthur membuatnya. Sulit bernafas karena tatapan tajam dan perintah yang tak di duga-duga.
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
Di sisi Keyra baru saja turun.
Di bawah hanya ada Om Leon.
"Hey, Om singa sendirian aja, nih." sapanya.
Leon yang mendengar itu mendengkus malas.
"Bisa tidak jangan memangil, Om singa!" geramnya.
"Kenapa gitu, sama aja padahal." ucapnya santai sambil memakan roti.
"Beda, Rara!" ucapnya mencoba sabar.
"Sekarang Keyra tanya kalau, Om pintar?"
"Apa?" jawabnya dengan malas, karena pasti pertanyaan bikin darah tinggi.
"Singa bahasa inggrisnya, apa?" tanyanya
"Leo." jawab Leon dengan cepat.
Membuat Keyra mengangguk.
"Terus nama, Om siapa?"tanyanya lagi.
"Leon," jawabnya cepat dengan tersenyum puas. Tanpa tau kelanjutannya.
"Kan, sama tinggal nambah huruf N doang. ribet banget alah." ucapnya.
Leon yang masih menerka-nerka ucapan keyra terdiam,
"Om, yuk ke kebun bintang." ajaknya.
Leon tersadar dari lamunannya.
"Buat apa? ke kebun binatang, Terus kamu gak sekolah?" tanyanya.
Keyra cengengesan. "Kesiangan, Om hehe,"
"Ayok, ke kebun binatang, ya." ucapnya sambil mengeluarkan puppy eyesnya.
Membuat Leon tak tega.
"Ya, udah ayok tapi nurut sama, Om. Jangan misah!"
Keyra yang mendengar ucapan Om Leon mendengkus malas.
"Emang Keyra anak kecil, Om?"
"Bukan masalah kecil atau besar tapi tanggung jawab, Om di pertanyakan seandainya kamu hilang, Rara." ucap Leon mencoba memberi penjelasan ke Keyra.
Keyra pasrah. "Baiklah, Om. yukk berangkat!" ucapnya sambil menyeret Leon keluar rumah.
Di perjalanan Keyra yang berceloteh tiada henti membuat telinga Leon terasa panas.
"Apa? Kau tak bisa diam, Ra?" tanyanya.
"Gak bisa, Om." jawabnya dengan enteng.
Sampai di tempat tujuan, Keyra yang sudah berlari seperti anak kecil.
"Tunggu, Ra!" ucapnya sambil berlari mengejar Keyra yang aktif.
Keyra berhenti di loket masuk.
"Hoss hoss, Cepet banget larinya." ucapnya
"Om, aja yang lambat kayak siput." ejeknya.
Setelah membeli tiket Keyra sudah berlari lagi, menuju kadang hewan satu ke yang lainnya.
Leon dibuat pusing akan tingkah Keyra yang super aktif seperti anak usia 4 tahun
Hingga terhenti di kandang singa.
"Ra, Om capek kenapa kamu lari terus?" tanya sambil mengatur nafasnya yang tersengal -sengal.
"Gitu aja lemah." ejeknya.
"Om, lihat deh kembaran, Om. pemalas persis, Om, makanya kejar Keyra aja gak bisa." Ejek nya sambil menujuk singa yang sedang bermalas-malasan di dalam kadang.
"Meski begitu, dia tetep raja hutan." ucapnya bangga.
"Iya, tetap aja malas!" cibirnya.
Leon pasrah.
"Ya, deh seterah," ucapnya.
"Om, beli singanya, yukk?" ajaknya.
Leon yang mendengar itu heran.
"Buat apa?"
"Buat temen tidur, Om kasihan jomblo." ucapnya santai.
Leon yang mendengar, ucapan Keyra tersenyum masam.
"Masak, Om. Tidurnya sama singa, kalau pas Om tidur di terkam mati gimana?" tanyanya.
"Ya, gak papa dong, Om. Lagian juga gak ada yang nangisin, Om kalau mati." ucapnya tanpa beban.
Leon ternistakan. "Gak, Om masih jomlo gak mau mati. Gara-gara tidur sama singa." tolaknya.
"Ayok lah, Om!" rengek Keyra.
Membuat pengunjung melihat ke arah mereka. Leon gelagapan sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
kartika wayankartika
bener tu biar nggak bosen
2024-03-28
0
4U2C
𝗴𝗶𝗻𝗶 𝗮𝗺𝗮𝘁 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗻𝘆𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗴𝘂𝗻𝗱𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗮𝘄𝗮 𝘀𝗲𝗻𝗱𝗶𝗿𝗶,,𝗯𝗮𝗴𝘂𝘀 𝘆𝗮 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮𝗺𝘂 𝘁𝗵𝗼𝗿,,𝘁𝗲𝗿𝘂𝘀𝗸𝗮𝗻 𝗷𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘀𝗮𝗺𝗽𝗮𝗶 𝗮𝗱𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗲𝗱𝗶𝗵 𝘀𝗲𝗱𝗶𝗵,,𝗯𝗶𝗮𝗿 𝗮𝗱𝗮 𝗺𝗮𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗵𝗮𝗿𝘂𝘀 𝗵𝗮𝗱𝗮𝗽𝗶 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗵𝗮𝘁𝗶 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗰𝗲𝗿𝗶𝗮 𝗯𝘂𝗮𝘁 𝗸𝗲𝘆𝗿𝗮
2024-02-21
3
Arum Sekar
lanjut kak
2024-01-02
0