Di pagi harinya
Keyra turun dari pegangan tangga meluncur ke Bawah, Keysa yang melihat itu, terpekik karena aksi Keyra.
"Astagfirullah, Rara kamu bikin Mom jantungan aja, ngapain turun lewat situ?" tanya Momnya yang kaget.
Keyra berjalan kearah ruang keluarga, karena hari ini hari minggu. Jadi dia ingin rebahan saja.
Ketika sudah duduk di dekat Momnya, dia cengengesan sambil memperlihatkan deretan gigi putihnya.
"He he, seru sih mom! Mau coba mom?" tanyanya.
Tuk
Mom nya menjitak kening Keyra.
"Itu bahaya, ra! Gak boleh gitu lagi oke," ucapnya dan diangguki Keyra.
"Kemana? Kakak dan dad mom?" tanyanya saat tak melihat kakak dan Dadnya.
Baru saja Keyra ber bicara, mereka datang dengan baju yang sudah basah karena keringat.
"Tuh, mereka," tunjuk Momnya, saat mereka sudah berjalan ke arah.
Mereka langsung men lonjorkan kaki mereka, di lantai.
"Habis dari mana Kakak?" tanyanya.
"Habis jogging, dek," Jawabnya sambil mengatur nafas.
"Lo udah keluar aja, dek?" tanyanya.
Keyra menaikan alisnya, heran dengan pertanyaan kakaknya.
Kevan menghela nafas. "Kan, kemarin elo habis di unboxing! Bisanyakan kalau habis itu mereka trauma dan mengurung diri di kamar?" ucap Kevan.
Plakk
Keyra memukul kakaknya pelan.
"S!alan lo, lo gak mau gitu gue baik-baik saja," ucapnya.
Kevan yang mendengar ucapan adiknya tertawa.
"He he, kan kalau di novel-novel gitu, dek." ucap Kevan.
"Lo, samain gue sama cewek fiksi yang menye-menye itu? Ya jelas beda dong Keyra kan anaknya strong," ucapnya.
Sambil mengangkat lengannya ingin, memperlihat kan ototnya, namun tidak ada..
"haha, dasar kerempeng, gak ada ototnya, sok-sokan pamer," Ejek Kevan.
Membuat Keyra mendengkus malas.
Leon yang baru datang, membawa nampan susu dan kopi luwak untuk mereka.
"Sudah, kalian kenapa gak pernah akur? Ini minum dulu." ucapnya sambil memberikan susu dan kopi.
Keyra mengambil segelas susu dari tangan Leon, sambil melihatnya dari berbagai sisi.
"Ini apa, om?" tanyanya.
"Itu susu sapi, biasanya juga minum, pakai tanya lagi." jawabnya dengan malas.
"Terus yang di minum, om itu apa?" tanya lagi.
"Ini kopi luwak, gitu aja gak tau. Lo hidup di jaman apa sih, Rara?" tanyanya
"Ya, zaman sekaranglah, gitu aja pakai tanya." jawabnya.
Saat Leon ingin meminum kopinya, malah terhenti.
"Om, boleh tanya gak?" sambil menatap Leon dengan antusias.
"Emangnya, tanya apa sih bocil?" Leon terheran.
"Om, ini kan susu dari sapi ya?" sambil menujuk segelas susu. Leon menganggukan kepalanya tanda iya.
"Terus orang yang pertama nemuin susu ini. Di apain, ya sama sapinya? " tanya Keyra sambil mengetuk-ngetuk dagu nya.
Leon dan Kevan yang mendengar itu, ikut terbengong memikirkan jawabannya.
"Terus nih ya, om. Ini kan kopi luwak dari yang Keyra dengar ini di proses dari tai Luwak." ucapnya terjeda.
Leon mengangguk, mau tau pertanyaan. macam apa lagi yang di lontarkan Keyra,
"Orang pertama yang nemuin kopi ini, diapain ya sama luwaknya. Sampai dikasih tainya?"
Kevan dan Leon sampai menjatuhkan rahangnya, mendengar pertanyaan aneh, dari adiknya.
"Dek, lo kayaknya harus di periksa in deh.
Ini sih bukan trauma lagi tapi tahap gila." ucap Kevan.
Leon mengangguk setuju.
"he'em, Pertanyaan kamu bikin orang sakit kepala," ucap Leon
Keyra mendengkus malas.
"Rara, masih waras ya, kaliannya aja yang bodoh! Gak bisa jawab pertanyaan, Keyra." ucapnya.
"Enak, aja kakak selalu peringat satunya." ucapnya
"Iya, dari belakang," jawabnya dengan malas.
Padahal kenyataannya dia selalu jadi juara kelas.
"Enak aja lo, dek," ucap Kevan.
"Apa? Emang gitu kan."
bugh
Kevan menimpuk kepala adiknya mengunakan bantal, sangking kesalnya.
Dan langsung berlari takut adiknya mengamuk.
Keyra mengelus kepalanya
"Awas lo kak!" sambil berlari mengejar Kevan.
Mereka saling kejaran, membuat ruangan itu berantakan, bantal yang di lempar kesana kemari. Ada juga vas bunga yang pecah karena ulah mereka.
Erlang dan Keisa yang baru saja turun, melihat rumahnya berantakan. Mengelus dada sabar.
"KEVAN, KEYRA. BERHENTI KALIAN!" teriak Momnya.
Membuat si kembar berhenti.
"Mom bisa tidak jangan teriak?"
Keisa mendekati kedua anaknya, langsung menjewer telinga mereka.
"Bagus, ya udah bikin berantakan rumah. Apa lagi vas kesayangan, Mom di buat pecah," ucapnya frustasi.
Mereka cengengesan. "Habis kak, duluan sih yang mulai."
"Gak ada ya, kamunya aja yang tanya aneh-aneh bikin emosi!" bela Kevan.
"Udah kalian Berdua sama-sama salah sekarang, bersihkan! Semuanya sampek bersih!" titahnya.
"Tapi Mom, kan ada bi.." ucapan Kevan terpotong.
"Kalian yang membersihkan, gak ada menyuruh bibik, awas aja!" ucapnya.
Mereka dengan ogah-ogahan, mengambil sapu dan alat pembersih lainnya.
πππππ¤¤
Di lain tempat, di sebuah pelabuhan terdapat banyak pria berpakaian serba hitam.
Mereka membawa peti-peti besar, berisikan senjata dan beberapa obat-obatan terlarang.
Tak lama semuh kapal besar datang.
Dan turun lah pria tampan sepantaran dengan Arthur, dia Zian Leonard seorang pemimpin mafia kartel Rusia, bersama para bawahan nya mengikutinya dari belakang.
Dia memesan senjata dan beberapa obat-obatan.
Mereka mendekat Ke arah Arthur.
"Hallo, Mr. Aldrich." sapanya saat sampai di depan Arthur.
"Hmmm," hanya di balas deheman.
"Wow, memang gak salah berita di luar sana, pemimpin mafia kartel Underground Eropa ini. Terkenal akan dingin dan suka wanita." ucapnya.
Arthur hanya diam, malas meladeni kliennya ini. Menurutnya terlalu berisik. Dia mengkode Alvian.
"Hmmm, maaf! Kita to the point aja." ucap Alvian mewakili bosnya.
Zayn menaikan satu alisnya.
"Sombong." ucap Zayn dalam hati sambil melihat Arthur menatapnya tanpa minat.
Alvian menuntun Zayn menuju peti-peti itu, dan menjelaskan dengan detail. Soal senjata buatan mereka. Zayn menganggukan kepala tanda mengerti.
"Baiklah! Mr. Al saya membeli semuanya, saya puas akan barangnya," ucapnya.
Sambil mengkode bawahannya, mereka datang membawa beberapa koper untuk membeli barang-barang tersebut.
Mereka meletak kan nya, tepat di bawah kaki Arthur.
"Periksa!" ucapnya dingin dan datar.
Mereka segera melakukan tugasnya, Mereka membuka kopernya dan memeriksa semuanya.
Mereka menatap Arthur sambil menganguk kan kepalanya, tanpa semua aman.
Seorang wanita dengan gaun yang sedikit terbuka, menghampiri Zayn.
"Kenapa lama sekali?" tanyanya
"Bersabarlah! Ini sudah beres, tinggal..." ucap Zayn di jeda.
Dia mendorong wanita itu ke arah Arthur, bukannya menangkap Arthur malah menghidari. Alhasil Max yang berada di belakang Arthur tertimpa wanita itu.
"Sebagai bonus, kau kan suka dengan para wanita," ucap Zayn.
Max mendorong tubuh wanita itu dan segera bangkit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments