Masih di pelabuhan
"Cih, aku tak mau barang bekas!" ucapnya dingin dan datar.
Zayn tertawa. " Baik lah, terima kasih saya suka barangnya, see you next time brother," ucapnya sambil berjalan menuju kapalnya.
Para anak buah Zayn mengikutinya, membawa peti-peti itu masuk ke dalam kapal.
Sedangkan wanita itu, berjalan ke arah Arthur mencoba merayunya.karena sedari tadi wanita itu tertarik kepadanya.
"Walau pun bekas, aku masih enak, lo." rayunya saat ingin memegang dada bidangnya.
Arthur langsung mundur, membuat wanita itu limbung dan jatuh.
"Jangan pernah menyentuhku! dengan tangan kotormu itu!" ucapanya.
Arthur berjalan pergi meninggalkan wanita itu, di ikuti para anak buahnya.
"Bos, kita mau kemana?" tanyanya.
"Kalian kembalilah ke markas, aku mau pergi ke suatu tempat," ucapnya dingin.
Mereka mengangguk dan pergi dengan kendaraan masing-masing.
"Lo, pasti mau ke makam, mamamu?" tanya Alvian yang berada dekat dengan Arthur.
Arthur hanya mengangguk.
Dia masuk kedalam mobil nya.
"Mau gue temenin?" tanya Alvian.
"No, lo kembali ke perusahaan. Gue bisa sendiri." setelah berbicara seperti itu.
Arthur langsung menancapkan gasnya, pergi menjauh dari pelabuhan.
Arthur mengendari mobilnya menuju sebuah pemakaman umum, ia berhenti sejenak di toko bunga, membeli bunga sedap malam kesukaan mamanya.
Sesampainya di pemakaman Arthur langsung turun berjalan. Melewati kuburan-kuburan yang ada.
Hingga terhenti tepat di salah satu makam bertulisan "Clarissa belia Aldrich" Dia langsung terduduk di tepi malam.
"Ma, Theo kembali kesini lagi, mau Theo kangen sama, Mama," ucapnya sambil menangis.
"Kenapa harus mamanya meninggal, kenapa bukan dia saja, ma. Arthur lelah hidup dalam kesendirian tanpa ada, mama." ucapnya.
"Lihat, Ma. Arthur membawa bunga kesukaan mama pasti mama suka," ucapnya sambil meletakan bunga nya.
Arthur mafia yang di kenal dingin dan kejam saat di dunia bawah dan di kehidupannya. Namun dia akan rapuh saat mengenang kenangannya bersama sang mama yang telah pergi jauh karena sebuah tragedi.
Flashback on
Arthur yang baru saja pulang dari kuliah, berpapasan dengan mamanya, yang baru saja pulang dari perusahaan.
"Mau, tumben jam segini pulang?" tanyanya heran karena biasanya mamanya akan pulang hingga larut.
"Mama, capek sayang makanya pulang cepat. Kamu sendiri kok sudah pulang bisanya jalan dulu sama pacar kamu?" tanya mamanya.
Mereka berjalan menuju rumahnya, karena jarak antara gerbang dan rumah sangat jauh.
"Dosen nya gak masuk, ma kalau dia ada jadwal pemotretan katanya." ucap Arthur.
"Ya, sudah ayuk masuk, nanti mama masakan yang enak." ucapnya.
Arthur hanya menganggukan kepala mengikuti mamanya, memasuki rumah bergaya Eropa klasik.
"Tumben sepi, dimana si benalu itu?" celetuk Arthur. Saat tak melihat sang papa yang biasanya duduk santai di depan TV.
"Hus, kamu ini, ya. Ini juga papa kamu kalau kamu lupa!"
"hmmm." Arthur yang malas mamanya selalu membela papanya, yang hanya malas-malasan dirumah tanpa mau kerja itu.
"Ya udah, ayok ganti baju dulu, Theo."
Panggilan mamanya, dari nama tengah Arthur.
Arthur menuruti ucapan mamanya, mereka berjalan ke atas.
Saat mereka berada di depan pintu mamanya mendengar suara-suara dari dalam.
Arthur ikut terhenti karena kamarnya paling ujung harus melewati kamar mamanya dulu.
Di dalam kamar seorang pria dan wanita sedang bercinta.
"Ahhh, kalau mereka tau kita lagi begini, bagaimana, mas?" tanya wanita itu.
"Mereka tak akan tau, sayang nikmati saja permainan ini, ahhh." ucap pria itu.
Sedangkan Arthur dan mamanya yang mendengar itu mengepalkan tangan.
"Tidak, itu tidak mungkin kamu, kan." ucap Arthur dalam hati. Mendengar suara yang familiar.
Sementara mama Arthur sudah menangis.
Brak
Arthur yang sudah tak tahan mendobrak pintu itu, hingga terbuka lebar.
Terlihatlah seorang pria paruh bayah dan seorang wanita yang sedang kuda-kudaan.
Mama Arthur yang melihat itu tak kuasa, dia bekerja siang malam malah suaminya bermain gila di belakangnya.
Sedangkan pasangan itu terkagetkan, saat pintu di buka paksa. Mereka menghentikan sejenak aktivitas mereka.
Dan menoleh melihat siapa yang membuka wajah pias mereka berdua terlihat.
Arthur yang sudah geram, mendekati pasangan itu. Dia langsung menarik papa nya hingga tautan mereka terlepas.
Bugh
Arthur memukul wajah papanya hingga mengeluarkan darah di sudut bibirnya.
"Kau pria tau diri!" murka Arthur
Sedangkan wanita yang tak memakai sehelai benang itu, turun mendekat ke arah Arthur.
Ingin memegang tangan Arthur, namun dengan cepat iya menghidari.
"Maaf, Arthur aku khilaf, papa mu selalu mengodaku." belanya.
Sambil mencoba meraih tangan Arthur.
"Jangan pernah menyentuh! tangan ku aku jijik." ucapnya dingin.
"Dasar wanita bodoh, kau sendiri yang menawarkan dirimu. Jangan pernah menuduhku!" ucapnya.
"Kau yang memancing ku duluan." teriaknya tak terima.
Mereka berdua berdebat tanpa memakai sehelai benang, tanpa rasa malu di lihat para penjaga dan maid di rumah mewah itu.
"Stop, kalian berdua sama tak ada beda nya, kalian lebih baik dari pada binatang. Kalian berdua menjijikan." ucap Arthur dengan pandangan remeh.
"Theo, " panggil mamanya lirih.
Arthur yang merasa ada yang memangilnya, menoleh dia melihat mamanya yang terduduk sambil memegang dadanya.
Arthur dan papanya berlari menghampirnya, Arthur yang melihat papanya dulu yang sampai geram.
"Risa, kau kenapa?" ucapnya sambil ingin menyentuhnya.
Namun dengan cepat Risa mendorongnya.
"Jangan menyetuhku, Mas!" ucapnya sambil memegang dadanya yang terasa sakit.
"Maaf, Risa aku benar-benar khilaf." ucapnya.
"Kau memang pria tak di untung! Menyesal akau mengangkatmu dari jalanan. Dan memberimu tempat yang sederajat denganku."
"Dan ini balasan yang kau berikan padaku." ucap Risa
Pria paruh bayah itu tak terima mendorong risa hingga terjatuh ke belakang, membentur Vas bunga yang besar hingga pecah. Pecahan mengenainya hingga kepalanya berdarah.
"Dasar wanita sok berkuasa, rasakan itu!" ucapnya.
Tanpa rasa salah
Arthur yang melihat itu segera berlari.
Ke arah mamanya dan memangkunya.
"Ma, bangun, Ma." Arthur sambil menepuk pipi mamanya pelan.
Mamanya tersenyum. "Theo, jangan menangis sayang! "ucapnya sambil mengusap air mata anaknya.
"Kalau mama gak ada, kamu jadi anak yang kuat ya. Dan ingat pesan mama, Apa yang sebenarnya terlihat itu bukanlah kebenarannya." ucap mama nya langsung pingsan.
Arthur melihat mamanya pingsan panik, dia mengendong mamanya.
Namun saat sampai di depan pintu dia berbalik, menghadap para mereka.
"Campakan! Ini baik-baik, sampai mamaku kenapa-kenapa, kalian berdua orang yang pertamaku cari, meski kalian bersembunyi di ujung dunia bakal aku kejar!" ucapnya.
Saat Arthur ingin berjalan, suara pria paruh bayah itu menghentikannya.
"Kau bisa apa bocah tengik, mamamu saja tak berani pada ku. Karena suatu rahasia yang ada pada diriku." ucapnya.
Sambil tertawa melihat wajah binggung Arthur.
Namun Arthur menepisnya dia dengan Segera membawa mamanya, ke rumah sakit.
Sesampainya di sana mamanya di vonis koma, karena serangan jantung.
Selama berbulan-bulan mamanya, tak sadar-sadarkan namun kondisinya stabil.
Saat dia sedang pelatihan bersama paman nya. Dia mendapat kabar mamanya sadar.
Namun saat sampai di rumah sakit mamanya sudah tak bernyawa.
Dokter menyatakan penyakit jantung kronis yang di derita nya menyebabkan kematian. Namun saat dia memeluk mamanya untuk terakhir kali nya dia melihat bekas tangan di leher mamanya.
Membuatnya curiga akan kematian mamanya.
Sejak kepergian mamanya dan tragedi itu.
Arthur menjadi seorang mafia yang dingin dan datar dan suka ber gonta-ganti pasangan.
Flashback off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments