Kring kring
Bel istirahat berbunyi, membuat semua murid berhamburan keluar kelas, untuk mengisi perutnya, Tak terkecuali kelas Keyra.
Keyra, Sintia dan Vina berjalan menuju kantin, sambil menyebarkan undangan pesta ulang tahun Sintia.
Kepada murid yang berpapasan dengan mereka, hingga sampai kantin.
"HEY GAES, JANGAN LUPA NANTI MALAM DATANG YA! KE ACARA ULANG TAHUN GUE, DI CLUB XXX." teriak Sintia.
Saat berada di kantin, setelah memberi pengumunan itu mereka duduk di meja paling pojok, untuk menikmati makanannya, yang sudah di pesen tadi.
BRAKK
Saat lagi asyik menikmat makannya, dobrakan keras di mejanya, Membuat makan mereka terjatuh sangking kagetnya.
"Bisa gak sih? jangan asal gebrak aja." ujar Vina yang geram melihat siapa yang mengajak ribut.
"Tau nih, makanan kita terbuang sia-sia karena kalian," ucap Keyra.
"Semiskin itu lo, sampai gak bisa beli makanan lagi!" sarkas Zakia
"Dia kan cuma wanita miskin, yang ngaku-ngaku saudara Kevan.
Padahal aslinya mah, cuma numpang tenar aja." ungkap Lavender orang yang mengebrak meja.
Dia orang yang gak percaya kalau Keyra saudara kembar Kevan, karena wajah mereka tidak sama mereka kembar tak indentik.
"Tau apa Lo, soal gue?" tanya Keyra.
"Lo," ucapnya sambil menujuk wajah Keyra.
"Hanya anak seorang wanita malam, jadi jangan sok keras!" ucap Lavender.
"Emang kenapa? kalau, Mom gue dulunya wanita malam, ada masalah sama situ?" tanya balik Keyra.
"Ha haha, Ngaku juga kan, lo." ucap Lavender dengan tertawa.
"Emang buah jatuh tak jauh dari pohonnya," sindir Lia teman Lavender.
"Sekali murahan tetap murahan," ucap Lavender.
Pernyataan Keyra membuat semua yang ada di kantin saling berbisik, membuat Lavender tersenyum kemenangan dia berhasil mempermalukan Keyra.
Kevan dan temanya yang baru memasuki kantin.
Mendengar keributan itu sontak mendekat.
Keyra malah malah tertawa.
"Lo, ngehina orang tapi lo, gak sadar diri!"
"Lihat penampilan lo, siapa yang lebih pantas di sebut wanita murahan," ucap Keyra sambil menekan kata murahan.
Semua murid yang ada di kantin melihat ke arah Lavender, melihat penampilannya dari atas sampai bawah.
Membuat mereka saling berbisik.
"Iya juga, ya. penampilan Keyra malah kayak badgirl, sedangkan mereka udah kayak jablay." ucap salah satu murid
"Ho'o, pasti dah pada di obral sana sini!"
"Iya gak sadar diri, Malah menghina orang," ucapnya.
Itu lah beberapa obrolan mereka.
Membuat Lavender dkk, malu mereka pergi meninggalkan Keyra dan para sahabatnya.
"Nyindir orang tapi enggak ngaca, buat kenak mental sendiri," Ucap Vina
"Jangan lupa bawa harga diri kalian," ucap Keyra saat melihat Lavender keluar dari kantin.
Membuat Lavender mengepalkan tangannya, dia semakin benci dan dendam pada Keyra.
"Awas lo! akan ku buat hancur hidup lo! Hingga lo gak berani lagi memperlihatkan wajah lo!" Ucap Lavender dalam hati sambil tangan terkepal dengan kilatan dendam terpancar.
Setelah kepergian Lavender kantin jadi hening.
"Ahh, sumpah keren banget lo dedek gemes," Ucap Ozan sahabat Kevan dengan gemesnya mencubit pipi Keyra, namun segera di tepis oleh Keyra.
"Lepas! Jangan lebay bisa hujan," ucap Keyra
"Nama gue Ozan ya bukan hujan,"
"Emang salah gitu? Perasaan sama aja,"
"Gak ya beda, hujan itu air, kalau gue itu manusia," ucapnya tak terima
"Ohh, kirain monyet," ucap Keyra santai. Membuat Ozan mendengkus malas.
Mereka yang melihat itu tertawa melihat wajah ternistakan Ozan.
"Udah, jangan ribut-ribut! cepat makan keburu masuk!" lerai sintia.
Membuat mereka mengehentikan tawanya, dan melanjukan makannya.
"Ra, lo nanti malam datangkan?" tanya Sintia
"Entah, kenapa lo buat acaranya di Club sih, gak di Hotel atau dimana gitu?" tanya Keyra.
"Ais, biar beda gitu, Lagian sama hotel Aldrich dekat, Kalau lo mau istirahat," Ucap Sintia
"Bukan masalah istirahatnya, masalahnya tempatnya, Mom gue pasti gak boleh," ucap Keyra.
"Kan ada kakak lo, masak gak boleh?"
"Entah, Lihat saja nanti, ya," ucap Keyra Lesu.
Kevan yang melihat adiknya yang tak semangat menghampirinya.
"Tenang dek, nanti kak yang mintak izin. Pasti di boleh in, kak akan jaga kamu disana," ucapnya sambil merangkul pundak adiknya.
Keyra menoleh.
"Beneran ya kak?" tanyanya dengan mata berbinar.
Kevan menganggukan kepalanya.
Kring kringg
Bel masuk telah berbunyi.
Membuat mereka segera masuk ke Kelas. Namun saat di pertengahan jalan, si kembar di hentikan oleh Bu Sri selaku guru BK.
"Berhenti! kalian Kevan Keyra,"ucap Bu Sri.
Membuat mereka menghentikan langkahnya.
Bu Sri langsung menyodorkan surat panggilan kepada mereka.
"Ibuk, sudah lelah menghadapi kalian yang selalu tidak pernah mematuhi peraturan sekolah ini."
"Jadi ini surat panggilan buat orang tua kalian, besok harus datang!" ucapnya tegas.
"Kenapa? Kalian ini sulit sekali mematuhi mematuhi peraturan yang ada?" tanya Bu Sri
Kevan mengorek telinganya.
"Karena menurut kita, Larangan ada untuk di langgar buk," ucapnya.
Membuat Bu Sri geram.
"Siapa? yang mengajari kalian seperti ini?"
"Kata, Dad ya, Bu nakal boleh bodoh jangan. Jadi kita ikutin deh ucapan Dad," jawab Keyra dengan wajah polosnya.
Bu Sri frustasi mengahadapi murid seperti ini.
"Sudah sana masuk kelas, awas saja kalau kalian bolos lagi!"
"Iya buk," ucap mereka sambil menyalimi tangan bu Sri.
Setelah kepergian si kembar bu sri menghela nafas kasar.
"Sebenarnya kalian ini, anak yang baik kenapa? malah menutupi dengan kelakuan nakal kalian," ucap Bu Sri dengan tatapan heran.
Si kembar mengikuti pelajaran sampai Bel pulang berbunyi.
Kring kring
Para murid berhamburan ke parkiran untuk pulang,
"Jangan lupa datang nanti malam, Ra!" ucap Sintia sambil melambaikan tangan.
Keyra yang berada di mobil juga melambaikan tangannya.
"Lihat nanti, ya,"
"Awas kalau gak datang, gue ngambek sama lo!" ancam nya.
Membuat Keyra gelagapan.
"Gue usahain deh, TAPI GUE GAK JANJI," teriaknya di akhir ucapnya, saat mobilnya melaju.
Mobil si kembar melaju dengan kecepatan sedang, didalam perjalanan hanya hening. Kevan yang fokus menyetir sedang Keyra hanya melihat kendaraan yang melintas.
Hingga mobil mereka memasuki rumah.
Mereka turun, Langsung mendobrak pintu masuk mansion.
Brakkk
"MOM DAD, KEYRA YANG CANTIK SUDAH PULANG MEMBAWA MONYET," teriaknya sambil mengandeng tangan kakaknya
Sampai di ruang keluarga, mereka melihat orang tuanya lagi bersantai.
"Rara, kalau masuk salam jangan teriak-teriak, ini mansion bukan hutan," ucap Momnya.
"Ohh ya, Rara. mana monyetnya?" tanya Dadnya.
Keyra menenteng tangan kakaknya, yang di gandeng tadi.
"Nih, monyetnya," ucap Keyra.
Dan mendapat pelototan kakaknya.
"Enak aja, ganteng-ganteng gini di katain monyet!" ucapnya tak terima sambil menyugar rambutnya.
"Iya in deh, si paling ganteng kayak pantat sapi," ucap lirih yang terakhir.
"Apa lo bilang!" ucap Kevan.
"Apan sih kak, gue gak ngomong apa-apa ya," elaknya.
"Gue denger ya,"
"Bodo wlek," ejeknya, sambil menjulurkan lidahnya dan berlari.
Saat Kevan ingin mengejarnya, Mom menegurnya.
"Udah-udah, kalian ribut muluk. Ganti baju sana terus makan siang!" Tegur Momnya.
"Tunggu Mom! ini ada surat dari guru Bk," ucap Kevan sambil menyerahkan suratnya.
Keisa mengambil suratnya sambil membolak balik suratnya.
"Kalian membuat masalah apa lagi? " tanyanya.
"He he, kita rusak in gerbang, Mom," ucap si kembar.
Erlang dan Keisa hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya.
"Oh, ya Mom, kita mau mintak izin," ucap Kevan
Keisa menaikan alisnya.
"Mau kemana? Tumben izin?" tanyanya heran.
"Kita mau hadirin pesta ultah, Sintia," ucap Keyra
Mom nya semakin heran, karena mereka biasanya langsung berangkat tanpa izin.
"Acara nya di Club mom, makanya kita mintak izin," ucap Keyra
"Di Club xxx, Mom." ucap Kevan
Deg
Keisa mengingat bayangan masalalunya.
"Tidak, kau tidak boleh ikut Keyra!" ucap Mom nya.
"Plis, Mom kita janji gak macem-macem,"
"Kevan, janji jaga adik Mom ya!" memohon Kevan.
Erlang yang mengerti situasi mengelus punggung Keisa, membuat nya tenang.
Keisa menghela nafas berat. "Baiklah, Mom izin kan. Asal kalian janji jaga diri baik-baik, itu bukan tempat yang baik buat kalian!"
Membuat mereka mengangguk patuh.
"Udah sana, kalian istirahat dulu!" titah momnya.
Mereke segera naik ke atas, setelah kepergian si kembar.
"Kenapa? tempat yang sangat ku hindari untuk anak-anakku, harus mereka kunjungi," ucapnya
Erlang memeluk istrinya.
"Tenang Kei, semua akan baik-baik saja.
Mungkin sudah takdir mereka harus masuk ke dalam sana, walau kau melarangnya," ucap Erlang
Membuat Keisa menangis di dalam pelukan suaminya, mengingat kenangan masa kelamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments