"Tinggalkan dia, menikahlah denganku." Noah kembali mengulang perkataannya. Karmila terdiam, dalam hatinya yang paling dalam ia pun punya keinginan yang sama. Namun, sekarang keadaannya sudah berbeda. Sekarang ia bahkan sudah berstatus sebagai istri orang.
Noah masih menggenggam erat tangan Karmila dan menatap wajah Karmila dengan penuh harap. Noah benar-benar mencintai gadis itu dengan sepenuh jiwa dan raganya. Ia bahkan rela meninggalkan kuliahnya di luar negeri hanya karena ingin bertemu dengan gadis di depannya ini.
Sudah hampir satu setengah tahun Noah menjalin kasih dengan Karmila. Gadis itu bukan hanya cantik, sosok Karmila yang sederhana, pekerja keras, membuat Noah tak butuh waktu lama untuk jatuh cinta padanya dan ingin memilikinya seumur hidup.
Ia bahkan sudah menceritakan kepada orang tuanya tentang keinginannya untuk segera menikahi Karmila. Namun, ternyata takdir berkata lain. Seminggu setelah kepergiannya keluar negeri, ternyata bencana datang dan menghancurkan semua impiannya.
"Aku mencintaimu .... " lirih Noah, kemudian mencium kening gadis itu dan kembali memeluknya.
Sementara, tidak jauh dari tempat Karmila dan Noah, ada sepasang mata yang sedari tadi tidak melepaskan pandangannya ke arah mereka berdua.
****
Rayyan meraih ponselnya, kemudian ia langsung menghubungi nomor Rosa. Sore ini ia sudah sampai di jakarta, lebih cepat satu hari dari jadwal yang sudah ditentukan.
Pekerjaan yang seharusnya selesai dalam tiga hari, ia percepat menjadi dua hari.
Refan saja sampai kewalahan menghadapi bos, sekaligus sahabatnya itu. Rayyan sengaja mempercepat pekerjaannya agar ia bisa cepat pulang ke rumah, karena ia sangat merindukan istrinya.
"Assalamu'alaikum .... "
"Wa'alaikumsalam ...."
"Kamu lagi di mana, Ros?"
"Aku lagi di taman nemenin Mila ketemu sama Noah."
Deg!
Wajah Rayyan yang tadinya tersenyum senang langsung berubah seketika.
"Kamu kasih tau tempatnya sekarang, aku akan segera kesana!"
Sementara di seberang sana Rosa sedang merutuki dirinya sambil menepuk-nepuk mulutnya dengan tangan.
"Kenapa gue malah keceplosan sih, gawat!" batin Rosa
"Ros!"
"I -iya Kak, aku kirim lokasinya sekarang."
"Jangan kemana-mana sebelum aku datang, dan jangan kasih tau Karmila kalau aku mau datang."
Belum sempat Rosa menjawab Rayyan sudah mematikan ponselnya.
"Ya ampun, sial banget gue hari ini," gerutu Rosa kesal.
"Kak Rayyan pasti marah besar."
Rayyan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, berharap bisa segera sampai di tempat di mana istrinya berada. Hingga tak berapa lama kemudian sampailah ia di taman.
Rayyan meraih ponsel di dalam saku bajunya, berniat menelepon Rosa, tetapi langkahnya tiba-tiba terhenti. Netranya menyorot tajam ke arah dua orang yang sedang berpelukan tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Sejenak pria itu meyakinkan diri, kalau yang dilihatnya itu salah. Namun, sedetik kemudian keyakinan itu langsung menghilang, setelah ia melihat perempuan itu mengurai pelukannya dan wajahnya terlihat dengan jelas.
Rayyan mengepalkan tangannya kuat, rahangnya pun mengeras, matanya berkilat penuh amarah. Tepat di depan matanya ia melihat perempuan yang sudah dua hari ini sangat dirindukannya sedang berpelukan dengan pria lain.
Rayyan menghembuskan napas panjang, mencoba menahan gejolak amarahnya, tetapi netranya masih terus mengawasi gerak-gerik istrinya dengan pria itu.
"David ...."
Rayyan mencoba memperjelas pandangannya ke arah pria yang sedang bersama Karmila.
"Bukankah itu David? Tapi kenapa Rosa bilang kalau Karmila akan bertemu dengan Noah?" batin Rayyan.
Akan tetapi, kalau dia beneran David yang dia kenal, sungguh dunia ini ternyata begitu sempit, pikirnya.
Rayyan terlonjak kaget saat tiba-tiba ada yang menepuk bahunya. Terlihat Rosa yang ternyata sudah berdiri tepat di belakangnya dengan wajah memelas penuh rasa bersalah.
"Kak Rayyan."
"Kamu bilang akan menjaga Cinta dengan baik, tapi kamu malah mempertemukan dia dengan pria lain?" ucap Rayyan dingin.
"Maafkan aku, Kak ...." Rosa menundukkan wajahnya penuh sesal.
Rayyan kembali menatap ke arah di mana istrinya berada. Hatinya benar-benar dibakar cemburu. Rayyan sadar, Karmila memang belum bisa menerimanya sebagai suami, selama menikah hampir dua bulan ini Karmila bahkan tidak pernah mau berbicara dengannya.
Saat ini keadaan Karmila memang sudah agak membaik, karena terapi yang dia jalani.
Semenjak Karmila rutin ke psikiater, perempuan itu tidak lagi ketakutan saat melihat Rayyan. Karmila juga sudah tidak lagi berteriak histeris ataupun melempari Rayyan dengan barang setiap pagi seperti sebelumnya.
Namun, perempuan itu sampai saat ini belum mau berbicara dengannya. Bahkan sekarang, Karmila malah sengaja menggunakan media kertas dan pulpen untuk berbicara dengannya. Dengan kata lain, saat Rayyan bicara dengan Karmila, Karmila akan menulis beberapa kata untuk menjawab pertanyaan Rayyan. Seperti orang bisu!
Sebegitu bencinya Karmila terhadapnya sampai berbicara dengannya saja tidak mau, tetapi lihatlah sekarang, di depan matanya, Karmila bahkan tanpa ragu memeluk pria lain, dia bahkan tampak menikmati saat pria itu menciumnya.
Rayyan menggeleng pelan, melihat kenyataan yang ada di depannya, perasaannya campur aduk, terselip rasa nyeri di sudut hatinya yang paling dalam.
"Aku tunggu di mobil, suruh dia cepat pulang!" ucap Rayyan datar, sebelum akhirnya melangkah pergi meninggalkan tempat itu. Rosa mengangguk sambil menatap kepergian Rayyan dengan rasa bersalah. Kemudian langsung buru-buru menelepon Karmila, menyuruhnya untuk segera pulang.
Karmila dan Noah melangkah mendekati Rosa. Setelah mendapat telepon dari Rosa, Karmila langsung memutuskan untuk pulang, meskipun sebenarnya ia masih ingin berlama-lama dengan Noah.
Karmila masih sangat merindukan pria itu. Begitupun Noah, yang terlihat masih enggan untuk melepaskan Karmila.
"Aku akan mengantar kalian pulang," ucap Noah, tangan kanannya masih menggenggam tangan Karmila erat.
"Tidak usah, Kak Noah kan capek baru pulang dan belum beristirahat bukan?"
Karmila membelai wajah Noah dengan lembut, sementara Noah menatap Karmila dengan penuh cinta.
"Pulanglah! Aku pulang naik taksi, kamu nggak usah khawatir, ada Rosa bersamaku." Noah mengangguk pelan, karena jujur tubuhnya memang lelah, ia baru saja sampai di Indonesia dan sama sekali belum beristirahat, karena langsung menemui Karmila.
"Jangan lupa kabari aku kalau sudah sampai rumah," ucap Noah setelah sampai di depan mobilnya.
Karmila memaksa Noah untuk pulang duluan, baru dirinya nanti menyusul dengan taksi. Meskipun dengan sedikit perdebatan, akhirnya Noah kembali mengalah dan memutuskan pulang duluan tanpa menunggu Karmila terlebih dahulu.
"Aku pasti merindukanmu."
Noah memeluk Karmila sebentar dan mencium keningnya sekilas, sebelum akhirnya masuk ke dalam mobilnya.
"Hati-hati!"
Noah membalas dengan membunyikan klakson mobilnya, sebelum akhirnya mobil itu pergi meninggalkan Karmila .
Karmila mengulas senyum di bibirnya, hari ini ia benar-benar bahagia. Sementara Rosa yang berdiri di belakangnya berdiri tanpa semangat.
Pandangannya bahkan tidak beralih ke arah mobil di seberang jalan, mobil itu adalah mobil Rayyan yang sejak tadi menunggu Karmila dan dirinya.
Sementara di dalam mobil, Rayyan kembali dengan jelas menyaksikan pemandangan yang menyesakkan dadanya.
*
*
Jangan lupa like, komen, dan votenya ya, teman-teman ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Sweet Girl
sabar Rayy ... itu bagian dari perjuangan.
2022-07-07
0
Aska
rasa cemburu memang menyiksa diri ya
2022-07-07
0
vhieh
lanjut ...
2022-06-18
0