"Nama kamu siapa, Nak? Kenapa kamu bisa pingsan di depan rumah Ibu?" tanya Bi Sumi pelan sambil membelai rambut Karmila.
"Nama saya Karmila, Bu ...," jawab Karmila lirih, tubuhnya masih terasa lemah dan kepalanya masih terasa pusing.
"Rosa, Sayang, ambilkan minum dan makanan buat Karmila, Nak." Rosa mengangguk patuh, kemudian beranjak pergi ke dapur.
"Kenapa badan kamu penuh luka Karmila?" tanya Pak Kardi pelan setelah Rosa pergi ke dapur. Pria itu sangat penasaran sekaligus iba melihat gadis kecil itu.
Saat dia mengompres Karmila tadi, Pak Kardi tidak sengaja melihat bekas luka-luka dan memar di seluruh bagian tubuh Karmila.
"Betul, Nak, sebenernya apa yang sudah terjadi sama kamu?" sambung Bi Sumi.
Tadi pagi saat ia mengganti baju Karmila, dirinya sangat terkejut melihat ada bekas luka hampir di sekujur tubuhnya, bahkan ada bekas luka yang masih terlihat baru. Bi Sumi seketika merasa iba. Ia tidak bisa membayangkan apa yang sudah dialami anak itu.
Karmila menangis mendengar pertanyaan dari Pak Kardi dan Bi Sumi. Kemudian ia menceritakan semuanya pada sepasang suami istri itu, dari awal sampai akhirnya ia bisa melarikan diri dari rumah.
Bi Sumi dan Pak Kardi menangis mendengar cerita Karmila, mereka tidak pernah menyangka, ada orang yang begitu tega menyiksa keponakannya sendiri sampai bertahun-tahun.
Rosa, anak dari Bi Sumi pun ikut menangis mendengar cerita Karmila. Sambil membawa makanan dan minuman di tangannya, ia langsung mendekati Karmila kemudian memeluknya.
"Mulai sekarang kamu tinggal di sini saja bersama kami," ucap Rosa sambil memandangi wajah kedua orang tuanya bergantian. Pak Kardi dan Bi Sumi mengangguk sambil tersenyum.
"Umur kamu berapa?" tanya Bi Sumi sambil menyuapi Karmila.
"Tiga belas tahun, Bu."
"Berarti kita seumuran dong?" seru Rosa dengan senang.
"Kamu sekarang sudah kelas berapa?"
"Aku nggak sekolah, paman dan bibi tidak mau menyekolahkan aku," jawab Karmila dengan nada sedih.
"Harusnya aku sudah masuk SMP tahun kemarin, tapi paman dan bibi melarang aku sekolah."
Rosa kembali memeluk Karmila seolah ikut merasakan kesedihan yang dialaminya.
"Bapak, Ibu ... maukah kalian menyekolahkan Karmila juga?"
"Tentu saja," jawab Pak Kardi dan Bi sumi bersamaan.
Semenjak itulah, Karmila akhirnya tinggal bersama keluarga Pak Kardi dan Bi Sumi juga Rosa.
Mereka bertiga sangat menyayangi Karmila, Bi Sumi dan Pak Kardi memperlakukan Karmila seperti anaknya sendiri.
Mereka tidak pernah membeda-bedakan dengan Rosa, sementara Rosa pun sangat menyayangi Karmila seperti saudaranya sendiri. ia tidak pernah merasa iri pada Karmila, Rosa malah ikut merasa senang karena kedua orang tuanya juga sangat menyayangi Karmila seperti mereka menyayangi dirinya.
Karmila tumbuh menjadi gadis yang baik di keluarga itu. Gadis itu sering membantu pekerjaan Bi Sumi berjualan kue, dia bahkan sesekali ikut ke ladang untuk membantu Pak Kardi.
Karmila dan Rosa bekerja keras dengan giat belajar, mereka ingin mewujudkan impian mereka, yaitu mendapatkan beasiswa dan bisa kuliah di universitas yang mereka inginkan.
Kehidupan mereka yang sederhana membuat Rosa dan Karmila bersemangat dan bertekad kuat kalau suatu saat mereka harus berhasil agar bisa merubah nasib mereka menjadi jauh lebih baik.
Hingga saat yang mereka tunggu akhirnya pun tiba. Rosa dan Karmila berhasil mendapatkan beasiswa di universitas ternama di ibukota.
*****
Rosa masih duduk di depan pintu, sementara Pak Kardi dan Bi Sumi sudah masuk ke dalam rumah untuk beristirahat.
Tiga hari yang lalu, Rosa berpamitan pada Karmila pergi ke kampung untuk menjemput Bapak dan Ibunya.
Berkat kerja keras Rosa dan Karmila, akhirnya mereka bisa menyewa sebuah rumah.
Walaupun tidak besar, tetapi rumah itu cukup bisa menampung mereka sekeluarga.
Mereka berdua sudah berjanji pada Pak Kardi dan Bi Sumi, kalau mereka sudah bisa menyewa rumah yang layak, mereka akan membawa Pak Kardi dan Bi sumi ikut bersama mereka.
Rosa dan Karmila kuliah sambil bekerja. Selama ini mereka hanya bisa menyewa satu kamar kost untuk mereka berdua, tetapi, seiring berjalannya waktu, kehidupan mereka membaik hingga sekarang mereka bisa tinggal di rumah yang lumayan besar, walaupun masih menyewa.
Suara dering ponsel membuyarkan lamunan Rosa, terlihat nama Karmila pada layar ponselnya.
"Halo, Mil, kamu di mana? Kenapa kamu nggak pulang-pulang? Kamu bikin aku khawatir tau nggak?"
"Halo." Terdengar suara pria di ujung sana, hingga membuat Rosa terkejut dan hampir saja menjatuhkan ponselnya.
"Halo," ucap Rosa memastikan pendengarannya.
"Halo." Jawaban di seberang sana.
"Halo, ini siapa? Kenapa ponsel Karmila ada sama kamu?" cecar Rosa. Perempuan itu panik seketika saat telinganya benar-benar mendengar suara pria dari ujung sana.
"Mm ... maaf! Apa aku bisa bicara?"
"Kita kan sedang bicara!" tukas Rosa.
"Di mana Karmila? Kenapa ponselnya ada sama kamu?" Rosa masih semakin penasaran sekaligus khawatir.
"Ceritanya panjang, kamu kasih alamat kamu, aku jemput sekarang."
"Halo! Halo! Sialan! Kenapa teleponnya dimatiin?" kesal Rosa bertambah panik.
Namun, akhirnya ia menuruti permintaan orang yang menelepon tadi. Rosa memberikan alamat rumahnya.
"Ibu!" teriak Rosa.
"Ada apa, Nak? Apa sudah ada kabar?" Bi Sumi menghampiri Rosa dengan diikuti Pak Kardi.
"Barusan Rosa coba telepon nomor Mila lagi, tapi yang angkat teleponnya suara laki-laki Bu,
terus dia nyuruh Rosa ngasih alamat rumah dan dia akan datang kesini jemput Rosa," jelas Rosa.
"Kamu nggak tanya Karmila di mana, Nak, kenapa ponselnya bisa sama dia?"cecar Bi Sumi khawatir.
"Rosa sudah tanya, tapi katanya nggak bisa lewat telepon jelasinnya."
Baru saja Rosa selesai berucap, ponselnya berdering.
"Halo." Suara pria di seberang sana.
"Aku udah sampai di alamat yang kamu kirim, kamu di mana?"
"Oh ... tunggu sebentar, aku segera keluar." Rosa mematikan teleponnya. Kemudian ia berjalan keluar rumah.
Sesampainya di luar, kepalanya menengok ke kanan dan ke kiri mencari seseorang yang tadi meneleponnya. Terlihat seseorang datang menghampirinya.
Rosa mengerutkan kening,
memastikan seseorang yang berjalan mendekatinya.
"Itu kan ...."
"Pak Bos!" seru Rosa pada seorang pria yang kini berdiri tepat di hadapannya.
*
*
Jangan lupa dukung Authornya dengan cara like, komen, dan votenya ya, teman-teman 🙏🙏
Terima kasih sudah membaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Sweet Girl
lha.... merdeka karyawan kafenya Arayyan.
2022-07-07
0
Aska
pak bos 🤔
2022-07-07
0
꧁༺Asyfa༻꧂
tambah penasaran 🤭
2022-05-05
0