"Maafkan saya Pak ...."
Tiba-tiba Rayyan berlutut di hadapan Pak Kardi.
Pak Kardi terkejut, dan langsung menyuruh Rayyan berdiri. Namun, Rayyan bergeming, masih memeluk kaki Pak Kardi.
"Ampuni saya, Pak, saya benar-benar tidak sengaja melakukannya," ucap Rayyan, tanpa sadar ia menangis.
"Melakukan apa maksudnya, Nak? Sebenarnya apa yang terjadi? Tolong ceritakan sama Bapak."
Pak Kardi membungkuk dan membantu Rayyan berdiri. Kemudian mereka sama-sama duduk di sofa dalam ruangan itu. Sementara, Dokter Ferdi dan Refan memperhatikan mereka, begitupun Bi Sumi dan Rosa yang merasa penasaran.
Rayyan terdiam sebentar sambil menghembuskan napas panjang.
Dia kemudian mulai menceritakan dari awal kejadian sampai akhirnya Karmila berakhir di rumah sakit ini. Pak Kardi, Bi Sumi, dan Rosa terkejut bukan main .
Plakk!
Satu tamparan keras melayang di pipi Rayyan. Pak Kardi dengan begitu emosi langsung meluapkan kemarahannya dengan menampar wajah Rayyan.
"Kurang ajar!" teriak Pak Kardi penuh amarah.
Plakk! Plakk!
Kali ini tamparan Pak Kardi lebih keras lagi, terlihat darah mengalir dari sudut bibir Rayyan yang robek.
"Kau ...!" Mulut Pak Kardi bergetar, ia tidak menyangka dengan apa yang sudah terjadi. Saat ia kembali ingin menyerang Rayyan, Bi Sumi dan Rosa mencegah dengan memegangi kedua lengannya.
"Sabar, Pak, sabar!" teriak Bi Sumi menenangkan suaminya.
Setelah pak Kardi agak tenang, sekarang gantian Rosa yang sejak dari tadi menahan amarahnya.
"Dasar laki-laki brengsek!" umpat Rosa emosi.
Plakk!
Rayyan hanya terdiam tanpa ingin membela diri. Ia tahu dirinya bersalah, sehingga ia merasa pantas mendapatkan kemarahan bahkan pukulan sekalipun. Tamparan yang ia dapat tidaklah sebanding dengan apa yang sudah dirasakan Karmila.
"Selama ini kami merawatnya dengan baik, berharap suatu hari nanti dia bisa mendapatkan kebahagiaannya, tapi ...."
Bi Sumi tidak kuasa melanjutkan ucapannya, raut kesedihan dan air mata terlihat di wajah tuanya.
"Dari kecil Karmila sudah hidup menderita dan sekarang ...." Pak Kardi memeluk istrinya.
Karmila, gadis itu walaupun dia bukanlah anak kandung dari Bi Sumi dan Pak Kardi, tetapi mereka berdua sangat menyayangi Karmila seperti anak mereka sendiri.
Sementara Rosa hanya bisa menangis sambil memandangi wajah Karmila yang tertidur pulas.
Dokter Ferdi dan Refan pun terdiam. Hening sesaat, mereka seolah tenggelam dalam pikirannya masing-masing.
"Saya akan bertanggung jawab!" ucap Rayyan.
Pak Kardi dan Bi Sumi menoleh ke arah Rayyan.
"Saya akan menikahinya."
Pak Kardi dan Bi Sumi serta Rosa menatap tajam ke arah Rayyan.
"Setelah dia sadar dan sedikit tenang, saya akan langsung menikahinya," lanjut Rayyan.
"Tapi saya tidak akan pernah menyerahkan Karmila pada laki-laki brengsek seperti kamu!" tegas pak Kardi.
"Saya minta maaf, Pak. Saya benar-benar tidak sadar malam itu."
"Justru karena itu, saya tidak akan memberikan anak saya pada pemabuk seperti kamu!" tukas Pak Kardi.
"Paling tidak, pikirkan masa depan gadis itu, Pak." Dokter Ferdi yang dari tadi terdiam akhirnya angkat bicara.
"Gadis itu mengalami trauma berat, kita semua harus mendukung dia saat ini," jelas Dokter Ferdi.
Pak Kardi yang masih emosi kemudian mendekati Dokter Ferdi.
"Memangnya Dokter ini siapa?" Pak Kardi mencengkeram kerah baju sang dokter.
"Kenapa Dokter ikut campur?"
"Saya Dokter Ferdi, Rayyan ini adalah keponakan saya," jawab Dokter Ferdi tenang.
"Saya atas nama keluarga Rayyan, kami mohon maaf sebesar-besarnya terhadap Bapak dan Ibu atas kesalahan Rayyan. Ini adalah musibah, Rayyan pun tidak pernah menginginkan hal ini terjadi, saya sangat mengenal Rayyan, dia adalah anak yang baik."
"Itu karena dia adalah keponakanmu, makanya kamu membelanya!" seru Pak Kardi dengan geram. Ia masih tidak terima dengan apa yang sudah terjadi pada karmila.
Pak Kardi melepaskan cengkraman tangannya dengan kasar. Namun, sang dokter masih terlihat tenang, tidak tampak sama sekali amarah di wajahnya.
Dokter Ferdi menghela napas panjang. Percuma saja bicara dengan orang yang sedang emosi, begitu pikirnya.
"Saya sudah mempersiapkan semuanya, Pak," ucap Rayyan.
"Mempersiapkan apa?!" seru Pak Kardi garang.
"Mempersiapkan pernikahan ini."
"Apapun yang terjadi saya akan tetap menikahinya, Pak. Saya akan bertanggung jawab dengan apa yang sudah saya perbuat, karena saya tidak ingin menyesal seumur hidup. Saya mohon ... izinkan saya menikah dengannya." Rayyan mengatupkan kedua tangannya, memohon pada Pak Kardi.
Pak Kardi semakin geram mendengar ucapan Rayyan.
"Kamu pikir dia mau menikah denganmu setelah apa yang kamu lakukan padanya?" Tangan Pak Kardi sudah mengepal erat, rahangnya mengeras menahan emosi.
"Tapi saya akan tetap menikahinya Pak, walaupun dia akan menolaknya!" tegas Rayyan.
"Kau ...! Karmila tidak pantas bersanding denganmu, dia gadis baik-baik, dia tidak pantas untuk lelaki brengsek seperti kamu!" seru pak Kardi penuh amarah.
"Bagaimana kalau dia sampai hamil Pak?" Ucapan Rayyan bak petir yang menyambar.
Pak Kardi, Bi sumi, dan Rosa langsung terdiam. Kata-kata Rayyan membuat mereka membeku. Mereka bertiga saling berpandangan dengan kedua mata berkaca-kaca, terselip nyeri di hati mereka.
Bi Sumi menangis tersedu begitupun Rosa. Sementara Pak Kardi tak kuasa menahan kesedihannya, tubuhnya merosot ke bawah terduduk di lantai.
Mereka masih tidak menyangka, Karmila gadis yang mereka sayangi dan mereka jaga selama ini harus mengalami nasib buruk seperti ini.
"Kamu memang brengsek! Kamu bukan hanya menghancurkan Karmila tapi kamu juga sudah menghancurkan hati kami semua!" teriak Rosa dengan sorot mata yang penuh amarah.
Rayyan terdiam, tanpa terasa air matanya pun ikut mengalir. Ia benar-benar menyesal, melihat ketiga orang itu menangis. Seketika hati Rayyan ikut berdenyut sakit. Akibat perbuatannya, satu keluarga telah hancur di depan matanya.
Mungkin bagi sebagian orang kehilangan keperawanan adalah hal biasa, apalagi di jaman sekarang. Tetapi tidak bagi sebagian orang yang masih tetap memegang prinsip, bahwa keperawanan adalah kehormatan bagi seorang wanita yang harus dijaga, meski dengan nyawanya taruhannya.
Seperti Karmila, dirinya hancur saat kesuciannya direnggut paksa sampai akhirnya ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Beruntung, Tuhan belum mengabulkan permintaannya, sehingga ia masih bisa bernapas sampai detik ini.
Rayyan tak kuasa melihat ketiga orang di depannya menangis sedih. Rayyan bersimpuh di depan Pak Kardi yang masih terduduk di lantai.
"Saya akan terima resiko apapun, Pak, walaupun saya sadar Karmila pasti akan sangat membenci saya, termasuk Bapak sekeluarga." Rayyan masih belum menyerah.
Sementara Refan dan Dokter Ferdi masih terdiam, Refan bahkan tidak menyangka dengan keberanian Rayyan.
"Lo bener-bener hebat, Ray ...."
"Saya hanya takut kalau dia sampai hamil, apa Bapak tidak kasihan padanya nanti? Bukankah itu akan membuat dia lebih menderita?" Rayyan kembali berucap.
Sementara tanpa mereka sadari Karmila yang tadinya tertidur karena pengaruh obat perlahan-lahan membuka matanya ....
.
.
Terima kasih sudah membaca ....
Jangan lupa dukung Authornya dengan cara like, komen, dan votenya ya, teman-teman 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Sweet Girl
ndak apa wes pak Kar.... dari pada hamail nanti Karmila tambah stress.
2022-07-07
0
Aska
gak terasa aq juga 😭😭😭😭😭😭😭
2022-07-07
0
vhieh
Sedih thor, kenapa rayyan mau tanggung jawab malah di tolak😢
2022-06-15
0