Dokter Ferdi menarik napas panjang sambil memijit kepalanya setelah mendengar cerita dari Rayyan.
"Kamu tau siapa nama gadis itu?" Rayyan menggeleng pelan sebagai jawaban.
"Aku bahkan baru melihat jelas wajahnya pagi ini, karena semalam yang terlintas di pikiranku, dia itu adalah Olivia." Rayyan mengehembuskan napas panjang, mengusir rasa gelisah di hatinya.
"Baiklah ... kalau begitu sekarang kita doakan saja, mudah-mudahan dia bisa melewati masa kritisnya." Dokter Ferdi menepuk pelan bahu Rayyan. Merasa prihatin dengan apa yang sudah terjadi pada keponakannya itu.
"Setelah dia sadar nanti, baru kita pikirkan langkah selanjutnya," sambungnya lagi.
Rayyan mengangguk pelan, kemudian mengikuti langkah Dokter Ferdi yang sudah terlebih dahulu keluar dari ruangannya.
*****
Rayyan menatap dalam gadis cantik yang terbaring lemah di depannya, tangan kirinya terbalut perban sedangkan tangan kanannya terdapat selang infus.
Perlahan Rayyan mengusap jemarinya, sementara bola matanya tak lepas memandangi raut wajah gadis itu. Wajahnya yang terlihat pucat itu bahkan tidak bisa menutupi kecantikannya.
"Dia bahkan lebih cantik dari Olivia," gumam Rayyan tanpa sadar, seolah sedang membandingkan gadis di depannya itu dengan sang mantan kekasih.
"Kalau Olivia terlihat cantik karena dia bisa berdandan sedangkan dia, dengan wajah polos tanpa make-up begini saja sudah terlihat sangat cantik."
Bergumam lirih sampai tidak menyadari kalau tangan kanannya sekarang sudah membelai wajah gadis di depannya itu dengan lembut.
Mengusap dahinya, kemudian kedua matanya, hidungnya, bahkan jari-jarinya sekarang sedang mengusap pelan bibir gadis itu.
Rayyan menyunggingkan senyum tipis.
"Kamu benar-benar sangat cantik. Maafkan aku karena telah merusakmu dan menghancurkan hidupmu, maaf! Aku sungguh-sungguh tidak sadar dengan apa yang sudah aku lakukan," ucap Rayyan pelan. Dia sungguh menyesali semua perbuatannya.
Seandainya waktu bisa di ulang, tentu saja Rayyan tidak ingin peristiwa ini terjadi. Kesalahan fatal yang membuatnya merasa bersalah dan mungkin akan ia sesali seumur hidup.
Bahkan dalam mimpi pun, dia tidak pernah berpikir untuk melakukan perbuatan bejat seperti itu. Perbuatan tidak bermoral seperti penjahat.
Pria itu memejamkan mata. Tanpa sadar air matanya menetes. Ia teringat pada kakak perempuannya Sherly dan juga adik perempuannya Sharla.
Seandainya gadis di depannya ini adalah adiknya atau kakaknya yang mengalami nasib yang sama, sudah pasti Rayyan akan menghabisi laki-laki brengsek yang telah berani menodai dan menghancurkan keluarganya.
Namun, saat ini posisi laki-laki brengsek itu ada pada dirinya, yang begitu tega merenggut kesucian gadis itu dengan cara memperkosanya.
"Pasien akan di pindahkan ke ruang rawat inap." Seorang perawat tiba-tiba muncul di sebelahnya.
Rayyan mengusap air matanya, tersenyum tipis pada sang perawat sebelum akhirnya melangkah keluar ruangan.
****
Rayyan masih duduk di tepi ranjang pasien, di depannya masih terbaring lemah gadis cantik yang sudah dua hari ini belum sadarkan diri.
"Ini sudah hari kedua dan kamu belum sadar juga Cinta," ucap Rayyan sambil mengusap jari jemari gadis itu. Dia memanggil gadis itu dengan panggilan Cinta, Cinta Karmila, nama yang ia karang sendiri saat dokter dan pihak rumah sakit menanyakan identitas gadis itu.
Rayyan tidak mau menanggung malu saat dokter lain selain dokter Ferdi menanyakan nama gadis itu, tidak mungkin dia menjawab tidak tahu nama gadis itu bukan? Makanya dengan asal nama Cinta Karmila langsung meluncur dari bibirnya.
Rayyan menarik napas panjang. Sudah dua hari ini ia menginap di rumah sakit. Pria itu bahkan melimpahkan semua pekerjaannya sebagai pemilik kafe pada Refan, tangan kanan, sekaligus sahabat baiknya.
Refan adalah sahabat Rayyan dari semenjak SMA, mereka juga melanjutkan kuliah di tempat yang sama.
Saat pertama kali ke rumah sakit, Rayyan langsung menghubungi Refan untuk segera menyusulnya ke rumah sakit.
Akan tetapi, berhubung saat itu kafe sedang ramai, Refan agak terlambat datang ke rumah sakit. Kedua sahabatnya yang lain, Alvin dan Radith juga sudah ia hubungi dan hari itu juga mereka langsung datang ke rumah sakit.
Namun, sampai sekarang Rayyan belum memberitahukan masalah ini pada keluarganya, karena kebetulan kedua orang tuanya sedang melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri. Sementara kakak dan adik perempuannya sedang liburan ke Surabaya.
.
.
Terima kasih sudah membaca.
Jangan lupa dukung Authornya dengan cara like, komen, dan votenya ya, giftnya juga boleh kalau berkenan 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
si cantik
sumpah ceritanya bagus banget Thor
2023-07-10
1
nawa riza
Good story. Good luck author.
2022-10-25
1
Kendarsih Keken
syukak
2022-07-14
1