Rayyan masih asyik dengan lamunannya sampai tidak menyadari kedatangan Refan yang sudah berdiri di sampingnya. Pria itu bahkan tidak mendengar suara ketukan pintu saat Refan datang tadi.
"Rayyan!" seru Refan membuat Rayyan terlonjak kaget.
"Sialan lo! Ngagetin gue aja." Rayyan mendelik kesal. Pasalnya sedari tadi ia sedang asyik melamun sambil memandangi gadis cantik di depannya. Bahkan tangannya juga masih mengusap pelan punggung tangan gadis itu.
Refan cuma nyengir kuda sambil menyodorkan paper bag berisi makan siang untuk Rayyan.
"Lo makan dulu, jangan sampai lo ikutan sakit," ucap Refan mengingatkan.
"Thanks ya Ref, lo emang yang terbaik." Rayyan mengacungkan jempolnya, kemudian ia membuka paper bag dan mengeluarkan isinya.
Pria itu makan dengan begitu lahap. Refan memandangi sahabatnya itu sambil tersenyum tipis.
Selama dua hari di rumah sakit, Rayyan kehilangan nafsu makan, hingga Refan dan kedua sahabatnya seringkali memaksanya untuk makan. Akan tetapi, hari ini dia melihat Rayyan makan dengan begitu lahap. Dalam hati dia pun ikut senang.
"Lo udah makan, Ref?"
"Udah, tadi di kafe."
"Gimana keadaannya? Apa sudah ada perubahan?" Rayyan menggeleng dengan raut wajah sedih sambil menyuapkan makanan ke mulutnya.
Sebenarnya Rayyan malas makan, meskipun lapar. Namun, ia tidak mau mengecewakan sahabatnya yang sudah sangat perhatian membawakannya makanan.
"Apa setelah dia sadar, lo bakalan ngelanjutin rencana yang kita bahas kemaren?" tanya Refan lagi dengan serius sambil menunggu jawaban dari Rayyan.
Sementara Rayyan sudah menyelesaikan makannya dan meminum air putih dalam kemasan yang diberikan Refan padanya.
"Gue bakalan tetep nikahin dia, Ref," ucap Rayyan pelan, namun pasti.
"Gue harus bertanggung jawab atas perbuatan yang udah gue lakuin ke dia." Pandangan Rayyan lurus menatap raut wajah cantik itu dengan senyuman tipis di bibirnya.
"Kayaknya gue jatuh cinta pada pandangan pertama." Rayyan tersenyum tanpa mengalihkan pandangannya ke arah gadis itu, membuat Refan tersenyum simpul.
"Bisa jadi Ray, biar lo bisa cepat move-on dan melupakan Olivia."
"Meskipun berat, gue harus bisa lupain dia, Ref. Dia udah melukai hati gue terlalu dalam," ucap Rayyan sendu.
Melupakan seseorang yang sudah kita cintai bertahun-tahun memanglah tidak mudah.
Rayyan dan Olivia sudah berpacaran semenjak kuliah, sampai akhirnya memutuskan untuk bertunangan di tahun keempat hubungan mereka.
Selama itu Rayyan selalu setia, karena ia begitu mencintai Olivia. Namun, tak disangka kesetiaannya malah dibalas pengkhianatan oleh Olivia.
Wanita yang selama ini selalu dipujanya ternyata bukanlah wanita baik-baik. Dibalik wajah cantiknya, ternyata dia adalah wanita yang selalu memanfaatkan pria untuk memuaskan ambisinya dengan berbagai kemewahan.
Rayyan benar-benar telah tertipu. Selama ini, dia begitu bodoh karena terlalu mempercayai Olivia, padahal sudah ada beberapa orang yang sudah memperingatkannya. Termasuk Alvin, sahabatnya yang sudah terlebih dahulu mengetahui kebusukan Olivia.
Namun, saat itu Rayyan seolah menutup mata dan telinga. Sampai akhirnya, pada suatu malam tanpa sengaja dengan mata kepala sendiri dia memergoki Olivia di dalam kamar hotel bersama seorang pria.
Bukan hanya itu saja, malam itu Rayyan bahkan melihat langsung saat tunangannya itu sedang bercinta di dalam kamar itu.
***
Karena emosi, Rayyan meminta kunci cadangan kepada pemilik hotel yang tak lain adalah Alvin sahabatnya sendiri, sehingga malam itu ia bisa melihat dengan mata kepala sendiri kejadian luar biasa yang membuatnya membuka mata dan telinga lebar-lebar.
Biar dia tahu, siapa sebenarnya Olivia yang selama ini dicintainya. Kejadian di hotel itu telah menghancurkan hatinya hingga berkeping-keping tanpa sisa.
"Tapi kalau dia menolak nikah sama lo gimana, Ray?" ucap Refan mengalihkan pembicaraan, saat dilihatnya Rayyan langsung terdiam dengan wajah sendu penuh luka.
Refan sungguh menyesal kenapa tadi ia malah membahas tentang Olivia.
Dasar bodoh!
*****
Terdengar suara pintu, Rayyan dan Refan menoleh bersamaan.
"Rayyan, Refan!"
Radith dan Alvin berucap berbarengan. Refan tersenyum, begitu pun Rayyan. Mereka menyambut kedatangan kedua sahabatnya itu.
"Makasih yah, udah mau ke sini,
padahal gue tau banget kalau kalian berdua sangat sibuk." Rayyan merasa tidak enak.
"Santai aja bro, lo kan sahabat gue," sahut Alvin sambil menepuk bahu Rayyan, sementara Radith hanya menimpali dengan sebuah senyuman.
"Si cantik belum sadar juga?"
Rayyan menoleh kearah Radith sambil menggeleng pelan.
"Tapi kata dokter sih udah baik-baik saja, tinggal nunggu dia sadar."
"Dia seperti putri tidur, cantik sekali," ucap Alvin tak menyadari kalau ucapannya itu membuat Rayyan menatap tajam padanya.
"Tenang Ray, gue cuma becanda. Tapi dia emang beneran cantik kok! uktinya lo langsung suka sama dia kan?" Rayyan terdiam tak menyangkal dengan apa yang diucapkan oleh Alvin.
"Jadi, sekarang lo nyuruh kita-kita ngumpul di sini mau disuruh ngapain Ray?" Refan mengalihkan pembicaraan.
"Gue mau minta bantuan sama kalian, gue pengen bahas yang udah kita rencanain kemaren."
"Rencana lo nikahin dia maksudnya?" timpal Radith.
Rayyan mengangguk membenarkan.
.
.
terima kasih sudah membaca ....
jangan lupa like, komen, dan votenya ya 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Sri Widjiastuti
sdh cinta jd buta, klo pas seneng2 nya, mana mau ditunjukkan meski itu fakta??
2023-01-24
0
Kendarsih Keken
👍👍👍💜💜💜
2022-07-14
0
Sweet Girl
bahasa mah sama orang tua Rayy
2022-07-07
0