Senja Siuman

"Eeuuuggghhh,"

Sebuah lenguhan lemah yang berasal dari senja mengejutkan semua orang yang ada di ruangan itu. Langit bahkan sampai meninggalkan pekerjaan nya dan bergegas menghampiri ranjang dimana Senja berada.

"Dek, kamu bangun? Kamu dengan Kakak kan Dek?" tanya langit saat melihat pergerakan di tubuh Senja meski mata wanita itu masih tetap tertutup.

"Eeuuugggghhhhhh,"

Lagi, hanya lenguhan yang keluar dari mulut Senja. Melihat hal itu Langit pun segera memencet tombol yang biasa di peruntukan untuk memanggil dokter dan tenaga medis lain nya.

"Masya Allah, Nak. Kamu bangun sayang? Ini Mama Nak, bangun lah sayang," lirih Mama Elda yang terharu karena akhirnya Senja menunjukan sebuah reaksi di tubuhnya.

Kreekkkkk

"Bagaimana? Apa yang terjadi?" tanya Bumi dengan nafas yang ngos ngosan.

Sepertinya pria yang berstatus seorang dokter itu berlari untuk tiba di kamar rawat Senja saat mendapatkan panggilan dari kamar itu.

"Senja bergerak Mi, dia juga mengeluarkan lenguhan, tapi mata nya masih terpejam," jelas Langit yang entah harus sedih atau bahagia saat mendapati sang adik bergerak.

"Ok, coba aku periksa dulu." lanjut Bumi yang segera mengeluarkan alat alat untuk memeriksa keadaan Senja saat ini.

Bumi pun tampak begitu serius menangani pasien spesialnya itu. Sudah satu minggu berlalu sejak Bumi mengambil alih penanganan Senja dan kini, setelah satu minggu berlalu Senja pun mulai menunjukan sebuah reaksi.

"Ada sedikit kemajuan, tapi kita masih harus tunggu perkembangan selanjutnya. Semoga Senja bisa secepatnya bangun dan segera kembali pada kita," lanjut Bumi.

Helaan nafas panjang pun terdengar secara bersamaan dari mulut Langit dan juga Mama Elda. Keduanya tidak menyangka jika Senja akan mengalami hal seburuk ini dan di masa sama sulitnya ini.

Orang yang harusnya menjadi orang pertama yang menjaga dan melindungi Senja malah menghilang entah kemana rimbanya.

Adam Setiawan, pria yang Senja kenal selama masa kuliah dulu dan berhasil menjadi suami nya itu pergi menghilang entah kemana.

Sejak Senja di temukan terluka parah di pinggir jalan dengan kondisi mobil yang rusak parah. Adam juga menghilang di hari yang sama.

Menurut informasi terakhir yang Langit terima. Adam melakukan perjalanan ke luar pulau, tapi kemana perginya pria itu tidak ada yang tahu.

Semua orang suruhan Langit kehilangan jejaknya di bandara dan sampai saat ini Langit belum berhasil menemukan informasi apapun tentang adik iparnya itu.

*

*

Malam harinya.

"Aku kembali Senja, tapi kenapa kamu menyambut ku dengan keadaan yang seperti ini?" lirih Bumi saat menyambangi kamar rawat Senja setelah jam kerja nya selesai.

Pria itu mendapat amanat dari Langit dan juga Mama Elda untuk menjaga Senja sebentar sementara keduanya pulang ke rumah sebentar untuk berganti pakaian.

"Bangunlah Senja. Kamu, memiliki janji yang harus kamu bayar padaku." lanjut Bumi, menggenggam erat tangan wanita yang masih setia memejamkan matanya.

Sementara itu, ditempat lain. Langit tampak memasuki rumah nya dengan langkah gontai. Sudah hampir satu minggu pria itu tidak pulang ke rumah dan memilih menginap di rumah sakit.

"Assalamualaikum," ucap pria itu saat memasuki rumahnya.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Mas Langit, kamu pulang, Mas?" jawab Selia sembari menghampiri Langit lalu menyalami nya dengan takzim.

"Iya, aku mau mengganti baju kotor dengan yang bersih," jawab Langit datar.

"Mengganti baju? Memang nya Mas tidak akan menginap di sini?"

"Iya, aku harus kembali menjaga Senja,"

"Tidak bisakah malam ini kamu tidur di rumah, Mas? Sudah satu minggu kamu tidak pulang. Kasihan Liona, dia pasti merindukan Ayahnya," ucap Selia mencoba membujuk Langit yang akhir akhir ini lebih memilih tinggal di rumah sakit dari pada di rumah.

"Aku sudah bicara dengannya dan Liona, sama sekali tidak keberatan. Sekarang, tolong bantu aku siapkan pakaian yang bersih untuk aku bawa ke rumah sakit," jawab Langit mengabaikan rengekan Selia yang merasa keberatan jika suaminya itu terus berada di rumah sakit.

"Tidak, aku tidak mau. Pokoknya, malam ini Mas tidak boleh pergi." jawab Selia yang mulai merajuk pada suaminya.

Langit tampak menghela nafas panjang sebelum akhirnya beranjak menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Melihat suaminya masuk ke kamar mandi, Selia pun tersenyum penuh kemenangan. Karena lagi dan lagi, Langit luluh hanya dengan rengekan nya.

Dengan memasang senyum di wajahnya, Selia pun mulai menyiapkan satu set piyama untuk Langit. Dengan penuh semangat, wanita itu pun berganti pakaian dengan pakaian tidur yang cukup seksi.

Tidak lupa Selia juga memoles wajahnya dengan sedikit make up agar lebih terlihat segar dan cantik. Wanita itu juga menyemprotkan parfum beraroma seksi dan menggoda untuk menyambut malam ini bersama suaminya.

Deg

Langit dibuat tertegun saat melihat penampilan istrinya. Jika saja Langit melewatkan percakapan antara istrinya dan sahabatnya. Mungkin saat ini Langit akan sangat bersemangat menghabiskan malam panas bersama istrinya.

Sayang nya, Langit terlanjur mendengar ucapan istrinya yang begitu tega nya mengakui perasaan nya pada pria lain. Sakit, itulah yang Langit rasakan saat ini.

Meski sejal awal menikahi Selia Langit tahu betul siapa yang wanita itu cintai. Namun, Langit tidak menyangka jika waktu 8 tahun mereka bersama tidak juga membuat Selia mencintainya.

Wanita itu bahkan dengan lantang nya mengutarakan perasaan nya pada pria lain. Padahal yang selama ini ada untuk Selia adalah Langit.

Dengan helaan nafas yang panjang dan berat, Langit pun berlalu melewati Selia begitu saja. Bahkan Langit mengabaikan baju piyama yang sudah di sediakan oleh Selia.

Langit bergegas membuka lemari pakaiannya lalu memakai setelan celana kain dan juga kemeja hitam polos dengan dilengkapi oleh jaket bomber menjadi pilihan Langit untuk melengkapi penampilannya malam ini.

"Loh, Mas mau kemana?" tanya Selia saat melihat suaminya berpakaian cukup rapih.

"Rumah sakit," jawab Langit singkat.

"Kok ke sana? Mas, aku kan sudah bilang kalau malam aku tidak mau Mas pergi ke rumah sakit," jawab Selia setengah berteriak saat Langit mengabaikan permintaan nya untuk tetap tinggal.

"Aku tidak butuh persetujuan mu, Sel. Lagi pula, saat ini Senja lebih membutuhkan aku dari pada kamu," lanjut Langit yang langsung beranjak pergi setelah memasukan beberapa pakaian bersih dari dalam lemari nya ke dalam tas ransel yang dia bawa.

Tidak lupa pria itu juga membawa alat shalat yang akan dia gunakan selama menginap di rumah sakit. Setelah kepergian sang ayah, Langit lah yang berperan sebagai penjaga dan pelindung kedua wanita yang sangat dia cintai dan sangat dia sayangi, yaitu Mama Elda dan juga adiknya Senja.

Hingga, Langit pun tidak bisa mengabaikan Senja begitu saja. Sebenarnya Langit juga tidak tega selalu meninggalkan Selia dan Liona. Namun, setelah mendengar ucapan Selia pada Bumi. Langit pun tidak bisa lagi mentolerir sikap dan perbuatan istrinya yang sudah mencoreng harga diri Langit di depan sahabatnya, Bumi.

Terpopuler

Comments

Esther Lestari

Esther Lestari

8 tahun menikah dan sudah punya anak tapi gagal move on dari Bumi.
jangan salahkan Langit kalo bersikap cuek sama kamu Selia karena kamu sendiri tidak bisa menghargai suamimu

2024-01-03

5

Piet Mayong

Piet Mayong

asal kamu jgn overthingking sama bumi aj ya langit...

2023-12-31

0

Fahriza Iyasa

Fahriza Iyasa

lanjut kak, bagus critanya

2023-12-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!