Rahasia di balik kisah

"Bagaimana keadaan nya?" tanya seorang pria bertubuh kekar berparas tampan dengan jas putih kebanggaan para dokter membalut tubuhnya.

Bima berdiri di samping ranjang pasien yang di tempati oleh seorang korban kecelakaan tunggal bernama Senja Mahalini.

"Selama satu bulan ini pasien sama sekali tidak menunjukan reaksi apapun. Segala cara sudah kami coba, tapi tetap saja belum ada kemajuan," jawab dokter yang merawat Senja selama satu bulan ini.

"Bagaimana Bumi? Apa adikku bisa disembuhkan?" tanya Langit yang kebetulan ada di sana.

"Butuh beberapa tes dan pemeriksaan lanjutan. Aku akan cari tahu, apa yang membuat Senja masih belum bangun dari koma nya. Berdoalah, semoga Senja bisa kembali pada kita. Ah, maaf. Maksudku, pada keluarga mu," lanjut Bumi yang membuat dahi Langit mengerut.

Tetapi, detik kemudian mereka pun kembali fokus pada Senja. Sementara itu, Bumi sendiri kembali pada berkas yang berisikan rekap medis milik Senja selama satu bulan ini.

Pria dengan gelar dokter terbaik itu pun memeriksa dengan sangat teliti dan mencari apa yang sebenarnya terjadi pada Senja.

Hingga menjelang siang, Bumi pun akhirnya selesai dengan pemeriksaan nya dan keluar dari ruangan rawat inap Senja.

"Aku akan mencoba melakukan yang terbaik dan apa yang aku bisa. Semoga kali ini, Senja bisa segera bangun dari koma nya. Aku pamit dulu, nanti aku akan kembali saat jam pemeriksaan," ucap Bumi saat akan keluar dari ruangan rawat inap Senja.

"Baiklah, terima kasih," jawab Langit menatap penuh rasa haru.

"Ini sudah kewajibanku sebagai seorang dokter. Jadi, jangan sungkan,"

"Tidak, aku tetap harus berterima kasih karena kamu. Akhirnya mau kembali dan menolong Senja,"

"Cieee, yang panggil aku kamu. Belok loe berdua? Ckckckck,"

Seketika, suasana haru antara Bumi dan Langit pun ambyar dengan kedatangan Awan. Pria tengil itu memang paling tidak bisa di ajak serius.

Sikapnya yang konyol dan tengil selalu membuat suasana menjadi ramai. Meski begitu, Awan juga kerap menjadi sasaran kejahilan Bumi.

Baik Bumi maupun Langit sama sama mendelik ke arah Awan yang baru saja masuk ke ruangan rawat Senja.

"Woy, woy, santai bro. Kaya lihat musuh aja kalian ini. Btw, gimana keadaan Senja? Gue harap, loe bisa sembuhin Senja Mi. Sudah satu bulan ini kita kehilangan keceriaan dia dan gue, ga mau kehilangan adek gue yang satu ini," lanjut Awan yang sudah menganggap Senja seperti adiknya sendiri berhubung dia adalah anak tunggal.

Berkat Senja, Awan akhirnya bisa merasakan bagaimana rasanya memiliki seorang adik yang selama ini dia inginkan. Hidup sebagai satu satunya anak di dalam keluarganya membuat pria berusia 30 tahun itu selalu merasa kesepian. Namun, Awan juga masih enggan membangun keluarga nya sendiri karena trauma dari perceraian dari kedua orang tuanya.

Hingga akhirnya, Awan pun lebih memilih sendiri meski usia nya sudah memasuki kepala tiga. Tidak jauh dengan Awan, Bumi yang masih gamon dari cinta pertama pun masih enggan membuka hati pada wanita lain.

Di usia nya yang ke 30 tahun pria itu malah semakin sibuk dengan pekerjaan. Berbeda dengan mereka berdua. Langit sudahlah lebih dulu menikah dan memiliki seorang putri yang cantik berusia 7 tahun yang bernama Liona Malika Mahadirga.

"Akan gue lakukan apapun itu, agar Senja kembali pada kita," jawab Bumi menatap tubuh yang masih terbaring diatas ranjang pasien.

"Dan akan aku pastikan. Kali ini, Senja akan jadi milikku." lanjut Bumi yang dia ucapkan di dalam hatinya.

*

*

"Bumi,"

Seketika, langkah Bumi yang baru saja keluar dari ruang rawat inap Senja terhenti saat mendengar seseorang memanggil namanya.

Bumi pun membalik tubuhnya dan melihat seorang wanita cantik berdiri tidak jauh darinya. Perlahan wanita cantik itu berjalan mendekati dirinya.

"Hai, apa kabar?" tanya wanita itu dengan binar bahagia karena kembali bertemu dengan Bumi.

"Baik, kamu sendiri?" jawab Bumi dingin dan datar.

"Seperti yang kamu lihat. Meski tidak pernah baik baik saja setelah kamu pergi, tapi aku harus tetap terlihat baik baik saja," lanjutnya sendu.

"Cukup, jangan pernah lagi membahas masa lalu. Di antara aku dan kamu, tidak pernah ada kata 'kita' jadi stop. Jangan membahas apapun itu,"

"Tapi Bumi, aku merasa bersalah sudah menuduh mu dan meminta pertanggung jawaban atas perbuatan yang tidak kamu lakukan, tapi kamu tahu sendiri kan? Aku melakukan itu karen aku sangat menci___,"

"Stop Selia. Aku bilang stop, jangan bahas apapun lagi. Hargai pernikahanmu dengan Langit karena dia adalah suami yang terbaik untukmu,"

"Tapi Bumi,"

Tanpa mau mendengar apapun lagi dari wanita bernama Selia itu. Bumi pun segera pergi meninggalkan nya yang masih terdiam terpaku di tempat. Menatap sendu punggung Bumi yang semakin lama semakin menjauh lalu menghilang di ujung lorong rumah sakit.

Tanpa Selia sadari, jika sejak awal dirinya memanggil Bumi. Ada sosok pria yang berdiri di balik tembok dan mendengar percakapan nya dengan Bumi. Dengan kedua tangan yang terkepal kuat, pria itu langsung beranjak meninggalkan tempat itu.

*

*

Tok

Tok

"Masuklah,"

Kreekkkkk

"Assalamualaikum, Ma. Bagaimana keadaan Senja sekarang? Apa sudah ada perubahan?"

"Waalaikumsalam warahmatullaah, masih belum ada perkembangan apapun Lia. Kamu, kesini sendirian? Liona kemana?" tanya Mama Elda pada menantunya.

"Liona di rumah. Kebetulan dia sedikit demam makanya nggak Lia bawa. Oh iya, ini Lia sekalian bawa makanan untuk Mama dan Mas Langit," jawab Selia.

"Oh iya, Mas Langit kemana? Bukan nya dia di sini?" tanya Selia saat tidak melihat suaminya di sana.

"Tadi dia keluar. Mau beli kopi katanya, memangnya kamu tidak bertemu dengan nya tadi?"

"Tidak Ma, Lia tidak melihat Mas Langit,"

Kreekkkk

"Nah, itu dia orang nya." ucap Mama Elda saat melihat kearah pintu yang di buka dari arah luar dan memunculkan sosok Langit di sana.

Dengan membawa paper bag berisi kopi dan makanan lain nya. Langit berjalan menuju sofa dan mengabaikan sang istri yang menatap heran padanya.

Dingin dan datar, itulah sikap Langit saat ini. Tidak seperti biasanya, dan hal itu membuat Selia merasa heran dengan perubahan sikap Langit.

Jika biasanya Langit akan menyambut penuh dengan senyuman dan pelukan hangat kehadiran nya. Namun, kini jangan kan pelukan hangat. Melirik ke arah Selia pun tidak. Pria itu malah terlihat sibuk dengan laptopnya setelah mengeluarkan isi paper bag yang tadi dia bawa.

"Mas, makan dulu. Ini aku bawakan makanan untuk kamu," ucap Selia setelah berada di samping Langit.

"Simpan saja dulu. Aku masih sibuk," jawab Langit dingin dan datar.

Sungguh, hal itu semakin membuat Selia kebingungan akan perubahan sikap dari suaminya.

Terpopuler

Comments

Ketawang

Ketawang

awal baca...
kisah cinta sedikit ruwet,tp sgt menarik...
lanjuuuttttt💪🏻💪🏻

2024-11-22

0

Anisatul Azizah

Anisatul Azizah

hmmm, cukup runyam

2024-04-20

0

Alanna Th

Alanna Th

langit denger tuh prckpn lia dg bumi!

2024-04-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!