My Best Friend

Flora sibuk menekuri handphone dalam genggamannya, mengetikkan kalimat permintaan maaf ke nomor Jingga yang hanya dibaca tanpa dibalas. Jelas-jelas ia sedang diabaikan dan itu tandanya Jingga masih marah padanya sampai sekarang ini akibat peristiwa tadi pagi.

Setelah menangis pagi itu, ia meninggalkan apartemen Jingga dan memasuki apartemennya untuk melanjutkan acara menangisnya. Berharap kalau Jingga akan datang dan meminta maaf. Tetapi ternyata, sampai sekarang pria itu masih mengabaikannya. Jadi, demi persahabatan mereka, Flora yang harus turun tangan dan meminta maaf.

“Jadi, aku diabaikan?”

Flora berjengit kaget hingga ponselnya hampir terjatuh kalau ia tidak punya pengendalian diri lebih. Dia mendongak dan melihat Rana–sahabatnya–tertawa dan duduk di depannya sambil menyeruput jus yang sudah dipesannya terlebih dahulu.

“Tumben, minta ketemu?”

Tanpa basa-basi, Flora langsung mengutarakan niatnya. “Aku butuh kerjaan. Cariin dong!”

Rana di depannya tampak kaget. “Jadi Jingga sudah membuang kamu?” Dengan cepat menggeleng keras, mengoreksi kembali kalimatnya. “Bukan ... bukan—atau jangan-jangan dia bangkrut? Itu nggak mungkin 'kan, Flo?”

Flora tertawa keras dengan asumsi konyol dari seorang Rana. “Persepsi kamu salah semua. Jingga sama sekali tidak membuangku dan perusahaannya masih baik-baik saja, belum bangkrut seperti katamu.”

Rana mengerutkan dahinya, menatap Flora dengan seksama. “Lalu apa masalahnya? Maksudku kalau aku jadi kamu, aku akan menjadi wanita beruntung yang menempati tempat mewah dengan segala isinya, tanpa memikirkan besoknya aku harus makan apa. Kamu wanita beruntung, harusnya kamu tidak perlu memusingkan hal seperti mencari pekerjaan.”

“Ini tidak sesimpel yang kamu pikirkan, Rana," balas Flora seraya memasukkan waffle ke mulutnya yang baru saja pelayan hidangkan ke atas meja mereka. “Aku tidak bisa terus-terusan menjadi parasit dalam kehidupan Jingga. Aku tahu dia ikhlas melakukannya, tetapi sampai kapan? Sampai Jingga menikah dan istrinya itu akan datang dan mengamuk karena ternyata suaminya punya tanggungan lain. Aku nggak mau itu sampai terjadi.”

Tetapi sepertinya Rana punya pemikiran lain. “Dan kenapa nggak kalian menikah saja? Bukankah kalian cocok satu sama lain. Dan ketakutan kamu itu nggak akan terjadi, karena istrinya adalah kamu sendiri.”

Flora menggeleng, kemudian menghela napas berat. “Itu mustahil, nggak mungkin terjadi. Ada sesuatu hal yang membuat kita tidak mungkin bersama.”

“Oke ... aku mengerti dengan apa yang kamu maksud,” potong Rana cepat. Rana memang tahu segala masa lalu dari Flora dengan Jingga.

Flora tersenyum. “Makasih, karena sudah mengerti!" suara tawa yang dibalas dengan dengkusan kesal oleh Rana. “Jadi bagaimana, mau bantu nggak? Pekerjaan apa pun itu tidak masalah.”

Rana mengaduk-aduk jusnya yang sudah berkurang setengahnya. “Sebenarnya kamu salah minta tolong sama aku." Wanita di depannya tampak tidak bersemangat, terdengar nada lesu dalam suaranya.

“Kenapa?”

“Karena aku juga pengangguran. Dan mencari pekerjaan sulit sekali.”

“Bercanda kamu! Bukankah satu minggu yang lalu kamu pamer kalau sudah dapat pekerjaan dengan gaji tinggi. Lalu kamu sebut itu dengan keberuntungan karena bisa bekerja dengan artis terkenal.” Flora menyipit curiga ke arah Rana. “Jadi, apa yang membuatmu melepaskan keberuntungan yang kamu maksud itu?”

“Itu bukan keberuntungan, melainkan mimpi buruk, Flo!” teriaknya kelepasan, lalu kembali berbisik saat menyadari beberapa orang menoleh ke arah meja mereka. “Dia itu iblis, Flo. Orang-orang sudah tertipu dengan wajah cantik perempuan itu, pada kenyataannya keburukannya bersembunyi di balik tampilannya. Wanita iblis itu benar-benar buruk,” desisnya dengan emosi memuncak.

Flora mengerutkan dahinya. “Masa sih? Seburuk itu, ya?”

Rana mengangguk antusias. “Kamu tahu nggak dia hampir saja membunuhku?” Flora menggeleng, dia sudah ikutan antusias untuk mendengar cerita dari Rana. “Kamu tahu sendiri 'kan kalau aku nggak bisa berenang, tetapi dia memaksaku terjung langsung ke kolam renang untuk mencari kalungnya yang terjatuh. Untung saja, banyak kru di tempat kejadian yang melihat kejadian itu, kalau nggak mungkin saja aku sudah meninggal dan menjadi hantu untuk membalaskan dendamku pada wanita sialan itu.”

Flora bergidik ngeri. “Astaga separah itu, Na? Ini nggak bisa dibiarkan, harusnya kamu melaporkan hal itu ke pihak berwajib.”

Rana menggeleng keras. “Jangan, Flo. Nggak usah. Pak Nathan juga sudah memberikan kompensasi untuk kerugian, tetapi aku tahu sih kalau itu uang tutup mulut.” Rana tersenyum menerawang, mengingat sesuatu yang sangat lucu. “Dan kamu tahu nggak, Xeraina datang dan minta maaf secara langsung. Aku masih mengingat wanita sombong itu menangis dan menurunkan harga dirinya untuk meminta maaf. Harusnya aku buat video saja tentang kejadian itu, agar kamu bisa lihat wajah menyesalnya dan mungkin saja aku bisa mengviralkan kejadian itu.” Rana kembali terbahak-bahak. Sepertinya kejadian itu memang sangat lucu menurut versi seorang Rana.

“Aku nggak nyangka kalau harga diri kamu bisa dibeli dengan uang. Ini itu antara hidup dan mati kamu. Kalau kamu benar-benar tenggelam dan mati pada hari itu, kamu harus bagaimana?” Flora berdecak kesal.

Hening.

Sepertinya Rana tersinggung dengan perkataannya. Tetapi memang benar 'kan kata-katanya tadi? Ucapannya tidak salah 'kan?

“Harga diriku memang hanya sebatas itu, Flo.” Rana mencicit, lalu kembali melanjutkan kalimatnya. “Karena orang sepertiku tidak punya hak untuk melawan mereka. Orang berkuasa seperti mereka melakukan segalanya dengan uang, sama seperti aku yang menginginkan uang untuk hidup dan mereka menyediakannya. Jadi katakanlah kalau harga diriku memang hanya sebatas itu, aku memang mengakuinya. Aku butuh uang untuk terus hidup.”

Jadi benar. Flora sudah menyakiti hati wanita di depannya. “Na, maafkan kata-kataku tadi, ya!"

“Nggak apa-apa, Flo. Harusnya kamu bahagia karena ada Jingga dalam hidup kamu. Dia orang pertama yang akan menjadi tameng kalau ada yang berani nyakitin kamu. Nggak seperti aku, yang berusaha sendiri untuk terus hidup.”

“Na, maafkan kata-kataku tadi! Mulutku ini memang terkadang tidak tahu diri dan mengeluarkan kata-kata tidak pantas untuk sahabat cantikku ini.” Flora lalu memukul keras bibirnya beberapa kali.

Rana yang menyaksikan hal itu tersentak kaget dengan kelakuan Flora. Dia mengambil tangan Flora yang terus memukuli bibirnya sendiri. “Apaan sih, bodoh banget. Kalau seperti itu terus, kamu bakal melukai bibir kamu sendiri.”

“Biarin. Bibir ini memang harus diberi pelajaran.” Lalu tangan kirinya kembali bermaksud memukuli bibirnya.

Childish memang. Tapi ia hanya mencoba menghibur sahabatnya. Melakukan hal itu bukanlah apa-apa, walaupun ada rasa perih di bibirnya yang sepertinya lecet kena tamparan dari tangannya sendiri.

“Sudah ... sudah, Flo. Kalau nggak, aku pergi nih.” Ancam Rana, dengan pura-pura akan berdiri meninggalkan kursi.

“Tetapi aku dimaafin, 'kan?” tanyanya sambil memasang puppy eyes andalannya.

Rana tersenyum. “Mana mungkin aku nggak maafin kalau kamu memasang wajah jelek seperti itu?”

Flora berdiri dari kursinya dan maju memeluk tubuh Rana. “Makasih, Na. Kamu memang sahabat terbaikku.”

Setelah kepergian Jingga waktu itu. Saat ia mengira kalau hidupnya sia-sia dan hampa. Rana datang, yang juga punya kisah hidup tidak kalah tragis dengan hidupnya, mungkin suatu saat nanti ia akan menceritakan kisah hidup sahabatnya ini. Pada saat itu, ia selalu bersama membagi keluh kesah mereka. Sampai mereka menjadi sahabat yang saling menyayangi.

“Oh iya ... bagaimana kalau kamu bekerja di perusahaan Jingga?” usul Flora tiba-tiba.

“Memang bisa? Kamu tahu sendirikan kalau aku hanya tamatan SMA?” tanya Rana.

“Pasti bisa, nanti aku bicarakan dengan Jingga.” Flora tampak menimbang. “Tetapi, bantu aku juga untuk bekerja di tempat Xeraina. Pasti dia belum punya asisten baru, aku yakin kalau seorang artis tidak bisa tanpa seorang asisten.”

Rana membelalak tidak percaya. “Kamu bercanda?”

Flora menggeleng. “Aku butuh pekerjaan, Na. Dan seperti katamu tadi pekerjaan sangat susah bagi kita yang hanya tamatan SMA. Jadi asisten artis juga nggak apa-apa.”

“Itu semua karena kamu yang bodoh, Flo.” Flora melotot ke arahnya, tampak kesal karena di sebut bodoh. Tapi Rana tetap melanjutkan ucapannya, “Jingga bahkan ingin menguliahkan kamu dan memaksa kamu kerja di perusahannya. Tapi kamu menolak, bodoh banget ya kamu.”

Flora menyeruput jusnya, sejak tadi tenggorokannya serak karena terus berbicara. “Aku nggak mau terus-terusan bergantung sama Jingga. Aku ingin mandiri.”

Rana mengangguk-angguk di depannya. Jengah dengan pembicaraan yang seperti ini, ujung-ujungnya juga larinya ke tidak enakan dan blabla. Rana sudah tahu betul bagaimana tabiat Flora jika menyangkut Jingga.

“Jadi bagaimana, mau bantu nggak?” tanya Flora kembali.

“Tetapi kamu serius?” Diberi anggukan oleh Flora. “Bahkan setelah kamu tahu sifat jelek wanita itu?”

Flora kembali mengangguk antusias.

“Baiklah." Rana merogoh ke dalam tasnya, seperti mencari sesuatu. “Tetapi awas aja kalau sampai satu minggu kemudian kamu menngadu mengundurkan diri karena nggak sanggup dengan sifat semena-mena wanita itu.”

“Nggak mungkin!” jawab Flora percaya diri.

Jeda. Rana tampak sibuk dengan ponselnya yang baru saja dia ambil dalam tas. Menggeser layar touch itu, lalu berseru dengan senang.

“Kebetulan Flo, Xera memang lagi butuh asisten baru.” Wanita itu memperlihatkan ponselnya ke arah Flora. “Kamu bisa datang langsung ke alamat itu, besok.”

Flora tersenyum bahagia. “Aduh ... makasih banget ya, Rana," seru Flora kelewat bahagia.

“Eits ... jangan senang dulu. Kamu juga ada janji sama aku, jangan sampai lupa.”

“Besok kamu juga akan mendengar kabar bahagianya,” ucap Flora masih dengan senyuman manisnya.

“Senang bekerja sama denganmu!” balas Rana.

Lalu mereka saling bersitatap. Dan tawa mereka lepas membahana dalam cafe itu.

Episodes
1 Jatuh dan Terhempas
2 Seindah Pagi
3 Seandainya
4 My Best Friend
5 Segampang Itu?
6 Sedikit Tertarik
7 Awal Kerjasama
8 Label Sahabat
9 Fotografer dan Model
10 Histeris
11 Self Injury
12 My Prince and My Queen
13 Godaan Penyatuan
14 Hancur Lebur
15 Trauma Mendalam
16 Satu Kebahagiaan
17 Alasan Rasa Takut
18 Rasa Kesal
19 Janji Untuk Bahagia
20 Tebal Muka
21 Akui Perasaanmu!
22 Konseling
23 Gadis Lugu
24 Ego yang Terluka
25 Fakta yang Mengerikan
26 Refleks yang Aneh
27 Itu Bukan Kesalahanmu
28 Penyatuan
29 Sekali Lagi Dilecehkan
30 Dia Hanya Gadis Lemah
31 Bukan Siapa-Siapa
32 Sumber Rasa Sakit
33 Mencoba Berdamai Dengan Masa Lalu
34 Tempat Kenangan Pahit Itu Berasal
35 Melompat Mundur
36 Kenangan Masa Lalu
37 Ini Aneh
38 Kau Wanita Hebat
39 Pernah Jatuh Cinta
40 My First Kiss
41 Kau Bukan Wanita Kotor
42 Pria Brengsek itu Kembali
43 Blushing
44 Sekat Penghalang
45 Kita Berjarak
46 Demi Cinta
47 Malam Kelam
48 Luka Lama
49 Hanya Perasaan Kasihan
50 Maafkan Aku!
51 Dia Pemerkosa!
52 Menikah Adalah Hadiah, Bukan Hukuman
53 Kembali Bersahabat
54 Aku Hanya Tidak Ingin Kembali Melukainya
55 Penyesalan
56 Keluarga Sesungguhnya
57 Pregnant?
58 Prioritas Utama
59 Siapa yang Hamil?
60 Aku Akan Menggugurkannya!
61 Sama-Sama Hancur
62 Calon Ayah yang Baik
63 Aku Baik-Baik Saja
64 Awal yang Baik
65 Aku Malu
66 Apa Dia Memang Korban Pemerkosaan?
67 I Love You
68 Kesedihan yang Mendalam
69 Dia Anakku!
70 Kalian Harus Menikah
71 Keputusan
72 l Miss You, Baby
73 Bergelut di Atas Ranjang
74 Banyaknya Jemputan
75 Tiga Lelaki
76 Merasa Dilema
77 Mengambil Keputusan
78 Sefrekuensi
79 Stop Memberiku Pilihan!
80 Mereka Begitu Baik
81 Layaknya Kehilangan Harga Diri
82 Mencintaimu Adalah Sebuah Kesalahan
83 Flashback Awal Perkenalan Kita
84 Terimakasih, Nath!
85 Nathan yang Baik
86 Hubungan Kita Tidak Salah
87 Hubungan yang Tak Akan Berubah
88 Apa Aku Pernah Menyakitimu?
89 Xeraina Terkena Masalah
90 Tidak Tahu Apa-apa
91 Jangan Menangis
92 Hitam Putih
93 Jatuh dan Hancur
94 Dia Masih Hidup
95 Penasaran Dengan Rasanya
96 Anak Kita
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Jatuh dan Terhempas
2
Seindah Pagi
3
Seandainya
4
My Best Friend
5
Segampang Itu?
6
Sedikit Tertarik
7
Awal Kerjasama
8
Label Sahabat
9
Fotografer dan Model
10
Histeris
11
Self Injury
12
My Prince and My Queen
13
Godaan Penyatuan
14
Hancur Lebur
15
Trauma Mendalam
16
Satu Kebahagiaan
17
Alasan Rasa Takut
18
Rasa Kesal
19
Janji Untuk Bahagia
20
Tebal Muka
21
Akui Perasaanmu!
22
Konseling
23
Gadis Lugu
24
Ego yang Terluka
25
Fakta yang Mengerikan
26
Refleks yang Aneh
27
Itu Bukan Kesalahanmu
28
Penyatuan
29
Sekali Lagi Dilecehkan
30
Dia Hanya Gadis Lemah
31
Bukan Siapa-Siapa
32
Sumber Rasa Sakit
33
Mencoba Berdamai Dengan Masa Lalu
34
Tempat Kenangan Pahit Itu Berasal
35
Melompat Mundur
36
Kenangan Masa Lalu
37
Ini Aneh
38
Kau Wanita Hebat
39
Pernah Jatuh Cinta
40
My First Kiss
41
Kau Bukan Wanita Kotor
42
Pria Brengsek itu Kembali
43
Blushing
44
Sekat Penghalang
45
Kita Berjarak
46
Demi Cinta
47
Malam Kelam
48
Luka Lama
49
Hanya Perasaan Kasihan
50
Maafkan Aku!
51
Dia Pemerkosa!
52
Menikah Adalah Hadiah, Bukan Hukuman
53
Kembali Bersahabat
54
Aku Hanya Tidak Ingin Kembali Melukainya
55
Penyesalan
56
Keluarga Sesungguhnya
57
Pregnant?
58
Prioritas Utama
59
Siapa yang Hamil?
60
Aku Akan Menggugurkannya!
61
Sama-Sama Hancur
62
Calon Ayah yang Baik
63
Aku Baik-Baik Saja
64
Awal yang Baik
65
Aku Malu
66
Apa Dia Memang Korban Pemerkosaan?
67
I Love You
68
Kesedihan yang Mendalam
69
Dia Anakku!
70
Kalian Harus Menikah
71
Keputusan
72
l Miss You, Baby
73
Bergelut di Atas Ranjang
74
Banyaknya Jemputan
75
Tiga Lelaki
76
Merasa Dilema
77
Mengambil Keputusan
78
Sefrekuensi
79
Stop Memberiku Pilihan!
80
Mereka Begitu Baik
81
Layaknya Kehilangan Harga Diri
82
Mencintaimu Adalah Sebuah Kesalahan
83
Flashback Awal Perkenalan Kita
84
Terimakasih, Nath!
85
Nathan yang Baik
86
Hubungan Kita Tidak Salah
87
Hubungan yang Tak Akan Berubah
88
Apa Aku Pernah Menyakitimu?
89
Xeraina Terkena Masalah
90
Tidak Tahu Apa-apa
91
Jangan Menangis
92
Hitam Putih
93
Jatuh dan Hancur
94
Dia Masih Hidup
95
Penasaran Dengan Rasanya
96
Anak Kita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!