bab 20

Tak terasa waktu sudah malam, saking asiknya anin menghabiskan waktu bersama sang jelita. Bahkan anin sudah berhasil membuat jelita tertidur tanpa banyak drama seperti malam-malam biasanya.

" Wah anin pandai sekali kamu mengurus jelita, dari makan, belajar dan tidur saja dengan mudah kamu taklukan. " Kekeh astri saat anin tengah memakaikan selimut ketubuh mungil sang jelita.

" Ah tante bisa saja, mungkin kebetulan tan. Memangnya biasanya jelita itu bagaimana tante? " Tanya anin penasaran.

Kemudian astri menceritakan tentang kebiasaan jelita yang tak mau mengerjakan PR dengan berbgai alasan, selalu tidur larut malam sampai menghabiskan banyak buku cerita untuk dibacakan oleh astri, belum lagi jelita yang susah jika harus makan sayur Tapi bersama anin jelita melakukan semuanya tanpa drama dan dengan suka cita.

Anin dibuat terkejut mendengar cerita astri mengenai si jelita kecil.

" Ya begitulah anin, mungkin karna jelita tak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu sejak dia lahir dan sekarang dipertemukan dengan kamu yang berkarakter sama seprti dia, kamu bisa mengimbangi dia dan membuat dia nyaman. Mungkin bersama kamu jelita merasakan kasih sayang dan perhatian seorang ibu. " Ujar astri dengan sedih.

" Sudah tante jangan sedih lagi nanti anin akan sering main kesini buat nemenin jelita. Sekarang udah malam anin pulang dulu ya tan! " ucap anin.

" Yah, ko cepet banget mainnya. Tapi ya sudah kamu juga butuh istirahat dan mungkin masih ada yang harus kamu kerjakan. Kamu hati-hati dijalan ya anin, makasih banget udah mau main kesini. Tante harap kamu tepati janji kamu ya, sering-sering main kesni. " Astri kemudian memeluk anin dengan penuh kasih sayang.

" Beberapa jam disni saja kamu sudah memiliki tempat khusus dihati ibu dan putriku anin. " lirih vian saat melihat ibunya memeluk anin.

Karna waktu sudah semakin larut ahirnya vian memutuskan untuk mengantar anin. Sepanjang jalan anin termenung, rsanya berat berpisah dengan orang-orang yang begitu menghargainya. Bersama keluarga vian membuat anin teringat akan keluarganya dikampung.

Tak terasa air mata anin menetes karna tanpa sadar sudah sangat lama anin tak bertemu dan bertukar kabar dengan keluarganya.

" Nin kenapa kamu menangis? " tanya vian saat tak sengaja melihat anin mengusap airmatanya.

" Tidak apa-apa mas, hanya saja saya rindu keluarga saya dikampung. Loh ini kenapa mas vian berhenti disni? Rumah saya masih jauh, rumah sakit juga masih jauh didepan sana. " Ujar anin sambil melihat kesana kemari karna vian berhenti dipinggir jalan yang sedikit sepi.

" Jangan takut nin, aku hanya ingin tau kenapa kamu sampai menangis jika hanya merindukan keluarga kamu? " Ucap vian, tatapan matanya tak berhenti menatap anin.

" Hiks hiks "

Bukannya menjawab anin malah sekain terisak.

Flashback

" Nin tolong bapak nin, bapak butuh biaya buat berobat bapak. Asam urat bapak kambuh dan bapak harus menebus obat, bilang suamimu bapak pinjam 500 ribu saja nin bapak mohon! " Ucap ayah anin kala itu.

Sore itu ayahnya anin yang tengah sakit terpaksa meminta bantuan anin karna bingung harus meminta bantuan siapa lagi. Bahkan sebelum memutuskan meminta bantuan putrinya ayah anin sudah mengupayakan mencari pinjaman kesodara dan tetangga namun tak ada satupun yang mau membantu.

" Ya Tuhan, bapak sakit lagi. Sabar ya pak nanti anin coba pinjam ke mas aji barang kali mas aji ada simpanan. " Bersamaan dengan itu aji yang baru saja pulang dari kantor mendengar pembicaraan anin dengan ayahnya itu.

" Simpanan apa? " Ujar aji dengan wajah datar.

" Em itu mas, bapak butuh biaya untuk berobat. Bapak sakit apa mas bisa kasih bapak pinjaman uang 500 ribu. Nanti diganti saja dengan uang bulananku. " Ujar anin dengan kepala tertunduk.

Jika menyangkut soal uang anin memang selalu takut untuk membicarakannya apa lagi itu untuk keluarganya.

" Aku akan memberikan lima juta tapi dengan satu syarat. " Ucap aji .

" Apa syaratnya nak? " tanya ayahnya anin,karna kini sambungan telfonnya sudah diatur dengan pengeras suara hingga ayahnya anin bisa berbicar dengan aji meskipun aji hanya berdiri didekat anin.

" Uang sudah saya transfer 5 juta untuk berobat daj 5 juta untuk modal usaha atau apa terserah anda dengan satu syarat. Setelah itu jangan lagi menghubungi anin dan anggap saja anda tidak memiliki anak disni. " Ucap aji tanpa memikirkan bagaimana perasaan anin dah ayahnya.

Bahkan aji sama sekali tak menatap anin saat mengatakan itu.

" Jangan-jangan begitu nak, bapak lebih baik tidak jadi berobat dari pada bapak harus melupakan putri bapak. Tolong jangan seprti itu, maaf jika bapak sudah merepotkan kamu. Nanti bapak transfer balik uangnya. Bapak tidak jadi pinjam bapak lebih baik tetap sakit saja. "

Tapi nyatanya aji sama sekali tak memiliki rasa iba atau penyesalan aji justru mengambil ponsel anin dan membantingnya hingga hancur namun sebelum itu aji sempat mengatakan sesuatu terlebih dahulu pada ayahnya anin.

" Uang sudah masuk saya tidak akan mau menerimanya lagi. Terserah kamu mau kamu apakan uang itu saya tidak perduli. Jangan sekalipun coba hubungi anin atau menjenguknya kemari kalau anda tidak ingin anin saya bawa keluar negri dan tidak akan pernah kembali lagi. "

Brak prang

" Mas! "

Teriak anin

" Jangan coba melawan saya nin, sekali saja saya tau kamu menghubungi mereka lagi maka saya pastikan keluarga kamu disana hancur. Saya sudah cukup repot terjebak pernikahan ini dengan kamu dan saya tak mau semakin terjebak lagi dengan harus selalu terlibat dengan masalah dan derita keluarga kamu itu! " Bentak aji.

Setelah mengatakan itu aji lantas pergi dari kamar dan meninggalkan anin begitu saja.

Sementara anin terisak sendrian didalam Kamar meratapi penderitaannya.

Anin memungut pagi puing-puing dari ponselnya.

" Bapak mafiin anin pak, hiks hiks. Anin tersiksa sekali disini pak. hiks hiks. " lirih anin.

Flashback off

" Semenjak hari itu saya gak tau lagi bagimana keadaan bapak dan adik saya dikampung. Hiks saya rindu bapak mas! " Lirih anin.

Vian mengulurkan tangannya dan mengusap air mata anin dengan sapu tangannya.

Melihat air mata anin membuat tekat vian semakin bulat. Vian semakin mantap ingin merebut anin dan menyelamatkan anin dari kekejaman aji.

" Jangan membuatku terluka dengan harus meliat airmata kamu anin. Sudah, saya janji nanti akan cari waktu yang tepat kita pergi kekampung kamu dan bertemu dengan bapak kamu dan keluargannya. Jangan takut tentang aji, dia takan bisa melawan saya anin. Jika aji melawan maka dia akan tau akibatnya. Kamu dalam perlindunganku sekarang ." ucap vian sambil terus mengusap air mata anin.

" Aku janji nin jika kamu aku dapatkan nanti aku takan membiarkan airmata kamu menetes lagi. " gumam vian dalam hati

Terpopuler

Comments

Dian Rahmi

Dian Rahmi

kenapa ga diceraikan saja,.kalau memang tidak suka, pakai alasan menjebak

2024-01-14

0

kalea rizuky

kalea rizuky

lanjut donk bkin cerai trs ma vian aja

2024-01-07

2

Gemini

Gemini

lanjut thor

2024-01-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!